Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No.

4 Desember 2011: 203-211

Korelasi-Regresi Antarparameter Petrofisika Batuan Beku


dan Batugamping dari Daerah Pegunungan Kulonprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta

Regression-Correlation of Petrophysical Inter-Parameter


of Igneous Rocks and Limestone from Kulonprogo Mountain Region,
Yogyakarta Special Region

S. Maryanto dan R. Hasan

Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Jln. Diponegoro No. 57 Bandung 40122

Sari
Pengujian laboratorium petrofisika lengkap yang meliputi parameter-parameter penyerapan air, kekuatan
tekan, ketahanan geser Los Angeles, ketahanan hancur Rudellof, ketahanan aus gesekan, dan kekekalan bentuk
dengan Na2SO4 telah dilakukan terhadap batuan beku dan karbonat yang diambil dari daerah Pegunungan
Kulonprogo. Verifikasi dengan metode statistik terhadap seluruh data pengujian tersebut memperlihatkan
bahwa antarparameter saling berhubungan dengan tingkat keeratan hubungan sedang hingga sangat kuat.
Nilai hasil pengujian parameter petrofisika tersebut sangat ditentukan oleh jenis batuan yang diuji. Keadaan
ini sangat berguna untuk pendugaan hasil ketelitian pengujian petrofisika di Laboratorium Pusat Survei
Geologi berdasarkan formula regresi yang mewakili masing-masing hubungan.
Kata kunci: jenis batuan, laboratorium, verifikasi, petrofisika

Abstract
Laboratory test of complete petrophysic parameters encompasing water absorption, compressive strength,
Los Angeles abrasive strength, Rudellof abrasive strength, and wear resistance with Na2SO4 has been carried
out for igneous and carbonate rocks taken from Kulonprogo Mountains region. Statistical verification of
the data exhibits variation of correlation coefficients among parameters ranging from medium to very high
value. The values of petrophysic test results are determined by the rock types. The result of this study is useful
to estimate the accuracy of values of each parameter test result in Geological Survey Institute Laboratory
using regression formula representing each relationship.
Keywords: rock type, laboratory, verified, petrophysic

Pendahuluan giatan uji profisiensi atau uji banding, serta menja-


min konsistensinya dalam memenuhi persyaratan
Latar Belakang standar sesuai dengan ISO/IEC 17025: 2005
Sebagian lingkup pengujian petrofisika batuan (Anonim, 2005). Kegiatan ini merupakan suatu tahap­
di lingkungan Laboratorium Pusat Survei Geologi, an persiapan dalam rangka persiapan penambahan
pada saat ini telah terakreditasi oleh Komite Akre- lingkup akreditasi.
ditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional Panduan mutu Laboratorium Pusat Survei Geo­
(KAN-BSN). Tentunya, Laboratorium Pusat Survei logi, pada bagian jaminan mutu hasil uji dan kali-
Geologi secara rutin wajib menyelenggarakan ke­ brasi mempunyai prosedur pengendalian mutu untuk

Naskah diterima: 30 Juli 2010, revisi kesatu: 12 oktober 2010, revisi kedua: 25 Mei 2011, revisi terakhir: 17 Oktober 2011

203
204 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 203-211

memantau keabsahan pengujian dan kalibrasi, yang 6. kekekalan bentuk (soundness) dengan Na2SO4,
mencakup antara lain: bagian hancur maksimum.
a. keteraturan penggunaan bahan acuan bersertifikat Keenam parameter tersebut merupakan sifat fisika
dan/atau pengendalian mutu internal menggu- utama batuan yang pada dasarnya saling terkait satu
nakan bahan acuan sekunder; sama lain.
b. partisipasi dalam uji banding antarlaboratorium Setelah pengujian petrofisika percontoh terpilih
atau program uji profisiensi yang dilakukan dilakukan, hasil pengujian tersebut diverifikasi de­
oleh beberapa laboratorium dan dibandingkan ng­an metode statistik dan dibahas sejauh mana
hasilnya; hubung­an antarparameter petrofisika yang ada,
c. replika pengujian atau kalibrasi menggunakan dengan menggunakan uji regresi-korelasi.
metode yang sama atau berbeda;
d. pengujian ulang pada barang yang masih ada;
e. korelasi hasil untuk karakteristik suatu barang Hasil dan Pengujian
yang berbeda.
Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah pe-
Tujuan milihan percontoh batuan untuk dipakai sebagai
Kegiatan ini bermaksud untuk mengukur bahan uji. Dari sekian banyak jenis batuan yang telah
hubungan antarparameter pengujian dengan metode dikoleksi oleh Laboratorium Pusat Survei Geologi,
petrofisika terhadap percontoh batuan yang berbeda dipilih jenis batuan beku seperti basal, andesit, diorit,
jenisnya, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dan dasit, serta batugamping untuk dipakai sebagai
standar guna kajian atau penelitian petrofisika. objek pengujian. Percontoh batuan tersebut meru-
Tujuan kegiatan ini agar ada proses pembelajaran pakan hasil kegiatan laboratorium tahun berjalan dan
langsung, sehingga pada masa mendatang proses semuanya diambil dari daerah sekitar Kulonprogo,
pengujian di laboratorium dapat lebih baik sesuai Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1;
standar, acuan, dan metode baku, guna memperoleh Hasan drr., 2008; Maryanto drr., 2008; Subandrio
hasil uji yang akurat dan bermutu sesuai dengan drr., 2008). Keadaan geologi daerah pengambilan
standar ISO/IEC 17025: 2005. percontoh batuan yang berada di wilayah Kabupaten
Kulonprogo tersebut dipetakan oleh Rahardjo drr.
(1995), dan dikatakan bahwa cukup banyak batuan
Metodologi beku dan batugamping yang tersingkap cukup dekat
dengan jalan raya. Dengan demikian maka jenis
Metode kegiatan ini dilakukan dengan melak- batuan beku dan batugamping tersebut telah diambil
sanakan beberapa pekerjaan, meliputi persiapan, percontohnya untuk diuji di laboratorium dengan
preparasi percontoh, pengujian, dan pembahasan metode petrofisika.
pengujian. Pada tahapan persiapan dilakukan pe- Proses preparasi percontoh dilakukan berdasar-
milihan jenis percontoh yang tepat untuk dilakukan kan prosedur standar yang dikeluarkan dari pabrik
pengujian. Tahapan preparasi dilakukan dengan peralatan dan standar umum yang disepakati pada
pembuatan beberapa percontoh dengan perlakuan pengujian petrofisika. Proses preparasi percontoh
baku dan standar. Tahapan pengujian dilakukan diawali dengan memotong batuan hingga berben-
dengan pengukuran karakter petrofisika percontoh tuk balok yang berukuran lebih sedikit daripada
batuan terpilih, yang meliputi parameter-parameter: 5x5x5 cm3. Semua permukaan percontoh secara
1. penyerapan air maksimum; berturut-turut dihaluskan dengan menggunakan
2. kekuatan tekan minimum; bubuk karborundum mesh 120, 320, dan 600. Ke-
3. ketahanan geser Los Angeles bagian tembus 1,7 mudian percontoh dicuci dengan pencuci ultrasonik
mm maksimum; dan kemudian dikeringkan. Preparat kemudian di­
4. ketahanan hancur Rudellof, bagian tembus 2 mm haluskan dengan karborundum mesh 1.200. Selama
maksimum; dilakukan penipisan dan penghalusan, harus tetap
5. ketahanan aus gesekan dengan Bauschinger dijaga agar bentuk preparat benar-benar kubus
maksimum; sama luas, yaitu berukuran 5x5x5 cm3. Pekerjaan
Korelasi-Regresi Antarparameter Petrofisika Batuan Beku dan Batugamping 205
dari Daerah Pegunungan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (S. Maryanto dan R. Hasan)

110 14’ 15’ BT


0
1100 00’ BT
7 40’ LS
0

K. Je a Tmj 70 40’ LS
08 JK 75
Kraguman bol
Tmj
Selur lor Wunggan weton
Plakjurang

. . . . .

. . . . .
. . . .
Kauman Qa
Tmps Gabahan Tmj
Qa Tmok
Kalinongko Tmok Karangjati
Gejlik
a Tmok
Jumblangano
Tmj
Krembeng
G. JAMBU G. Bujel
Klepu Qc
398 Sudimoro Tmj
TO

Tmj
ON

Babakan Arah
Qc
W
GO

Tmok Tmj Banjarum


Baledono G. PENCU
BO

08 JK 32 Tmj
K.

G. Jonggol D
Sidorejo Ngalan
Qmi
Qa a
Kliwonan Mangli
08 RH 51
Brenggong 08 RH 50
Wonorejo Tegalsari
Cangkip-kidul 08 RH 59 08 RH 62
Kalikotak
Blumbang
Tmj 08 RH 61 Teon
Borokulon a
08 RH 58 08 RH
dr
48 Tenganan
da
da
N Tmok
. . . . .. . . . .
. . . . . . . .
. . . . .. . . . .

SA
. . . . . .. .. .. .. ..
.. .. .. ..
. ... .
. ... .
....

. . . .
. . . . . .. .. .. .. ..
.....
.....
....

RE 08 RH 60 Junggrangan Tmok
G O
Semawung K . JO Gunungbutak Kalilo
Ngapak Qmi
522 a
Tmok Kenteng
D Tmj
Kemanukan G. SALAM
U 08 RH 66
D 08 RH 53 Tmok Bendungan
Qc
NTO

U
G. PAJUTELU
D 08 RH 54 08 RH 55
U
WO

Talunambo
D Gandon 08 RH 26 Nanggulan
. .. . ... ...... .
.. . .. . . . . .
....... .. ... ... . .

Seimo
.

308
O GO

Piji G. KEPAK
U Sedayang
G. KEMLAHAN
K. B

D 859 Qmi
Gondang U 08 JK 03
Kebonkuning Kembang
08 RH 57
D
a Tmj
U Tmps
Parak-wetan Patran
Clapar
Tmok K.
SE
. . . . . . . . .
. . . . .
. . . . . . . . .
. .. . .
. . .. .
....

RA Tmps
. . . . .

Pantaran NG
D Tmj
Qa U Sokoagung Crangah 08 RH 63
Qa
Tawang
D Qa
Bageleh U Tmps
D Jambon
U Tmok
dr
Hargorejo Banaran
Teon
D a
U
Klepu Tmps
Purwadadi a Qa
D Teon Paingan
08 RH 14 Teon K. SERA
NG
SumurejoU G. KUKUSAN 08 SM 60/61
D 08 RH 16 08 SM 36/37 08 SM 56
G

G. AGUNGD
N

U 08 SM 58
08 RH 18
PA

Joho G. BUTAK U 08 SM 57
Kokap D
g
AM

214 314 U Tmps


gun

423
08 RH 19 Gebongan
PL

eng

G. ROTO 08 SM 38/39
K.

Qa
08 RH 20 Qa
K. P

Sentolo
K. 285
BO Tmok
G. JERUK 08 SM 32 Kembang
G OW U G. BODAG D W A T E S Kemiri
ON
350 U 08 SM 30 Tmps
D 167 G. KAMAD
TO
Tapen
G. WATUSGLIK 08 SM 07/08 08 SM 29
Keponggok U 147 08 SM 11/12
Karangsari Tmok
10
08 SM 28 Qa
D Pripih 08 SM 13/14/15 Ngulakan 08 SM 27 ng Qa
Qa
Bletok era
U Selakarang S
Girigondo Tmps 10 K. Gadingan 10
Kebonrejo 08 SM 17/18 Kalimenur
Jogoresan
10
Gedangan
n

Plempukan
K. Banjara

Temon
Jombokan
Kosokan-kidul Tmps Gejayan
Krembanga
Toyan
Qa Sogan Bendungan
Samedera Hindia Qa Qa Tmps
Kragon
70 54’ LS 70 54’ LS
Digam. Ulang By: Herwin.S dari Peta Geo. (Wartono. R, drr,1995)

0
110 00’ BT 1100 14’ 15’ BT

Keterangan U
Qa Aluvium

Qmi Endapan Gunungapi Merapi Muda 0 10 Km


da Terobosan Dasit

a Terobosan Andesit

Tmps Formasi Sentolo

Tmj Formasi Jonggrangan

Tmok Formasi Kebobutak

Teon Formasi Nanggulan

SAM
UDRA
HIND
08 RH 45 Lokasi Pengambilan Percontoh IA

Gambar 1. Peta geologi daerah Kulonprogo dan sekitarnya (Rahardjo drr., 1995) dan lokasi pengambilan percontoh batuan
(Hasan drr., 2008; Maryanto drr., 2008; Subandrio drr., 2008).
206 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 203-211

ini dilakukan untuk pengujian kekuatan tekan. minimum, ketahanan geser Los Angeles bagian tem-
Pengujian petrofisika lainnya tidak memerlukan bus 1,7 mm maksimum, ketahanan hancur Rudel-
perlakuan khusus, akan tetapi harus tetap dijaga lof, bagian tembus 2 mm maksimum, ketahanan
agar batuan bebas dari pelapukan dan kotor saat aus gesekan dengan Bauschinger maksimum, dan
dipreparasi. kekekalan bentuk (soundness) dengan Na2SO4, yaitu
Kegiatan pengujian dilakukan di laboratorium bagian hancur maksimum (Tabel 1). Data hasil uji
internal Pusat Survei Geologi. Data hasil pengujian ini perlu diverifikasi dengan metode statistik untuk
laboratorium dengan metode petrofisika tersebut membuktikan kenormalan data dan bagaimana
meliputi penyerapan air maksimum, kekuatan tekan hubungan antarparameter pengukuran.

Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium dengan Metode Pengujian Petrofisika

No. Kode Jenis Variabel Pengukuran


Urut Percontoh Batuan 1 2 3 4 5 6
1. 08RH14 1-d 1,44 1.545 12,5 12,8 0,10 4,33
2. 08RH16 1-d 1,87 1.655 12,0 12,2 0,05 4,06
3. 08RH18 1-b 1,24 1.750 9,8 10,0 0,05 1,32
4. 08RH19 1-d 1,26 1.580 10,5 11,0 0,13 3,64
5. 08RH20 1-d 1,04 1.580 10,0 10,5 0,05 2,54
6. 08RH26 1-d 1,42 1.780 8,90 9,20 0,02 1,52
7. 08RH48A 1-b 1,58 1.525 14,5 14,8 0,14 4,82
8. 08RH50A 1-d 1,80 1.605 10,8 11,0 0,08 3,52
9. 08RH51 1-b 1,22 1.820 7,40 7,60 0,04 1,22
10. 08RH53A 1-b 1,06 1.750 7,60 7,80 0,04 1,44
11. 08RH54 1-c 1,16 1.720 8,50 8,60 0,04 1,42
12. 08RH55A 1-c 1,36 1.640 8,60 8,80 0,06 1,85
13. 08RH57 1-b 1,80 1.580 10,20 10,60 0,12 2,20
14. 08RH58A 1-b 1,06 1.680 8,20 8,40 0,08 1,82
15. 08RH59 1-b 0,84 1.780 6,90 9,15 0,04 0,88
16. 08RH60A 1-b 1,09 1.710 8,65 8,75 0,06 1,06
17. 08RH61A 1-d 1,84 1.520 12,50 13,10 0,12 2,82
18. 08RH62 1-b 1,66 1.620 10,40 10,60 0,08 1,90
19. 08RH63 1-b 1,84 1.580 8,20 8,40 0,07 1,82
20. 08RH66A 1-c 1,80 1.560 9,50 10,20 0,11 2,20
21. 08JK03B 1-a 0,81 1.760 6,60 6,60 0,02 0,80
22. 08JK32B 1-a 1,20 1.730 7,40 7,60 0,02 1,06
23. 08JK48B 1-b 0,65 1.725 6,20 6,60 0,02 0,62
24. 08JK50B 1-b 0,68 1.740 5,50 5,70 0,03 0,64
25. 08JK51 1-b 0,88 1.730 6,90 7,70 0,03 0,92
26. 08JK54 1-b 0,64 1.780 4,40 4,50 0,02 0,46
27. 08JK55A 1-b 1,10 1.740 7,55 7,60 0,02 0,62
28. 08JK57 1-a 0,88 1.760 7,20 7,30 0,02 0,48
29. 08JK58A 1-b 0,62 1.810 4,60 4,60 0,02 0,44
30. 08JK59 1-b 0,86 1.740 7,70 7,80 0,02 0,62
Korelasi-Regresi Antarparameter Petrofisika Batuan Beku dan Batugamping 207
dari Daerah Pegunungan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (S. Maryanto dan R. Hasan)

Sambungan......

No. Kode Jenis Variabel Pengukuran


Urut Percontoh Batuan 1 2 3 4 5 6
31. 08JK60B 1-b 0,74 1.750 5,60 5,60 0,02 0,46
32. 08JK61B 1-b 0,68 1.760 4,60 4,60 0,02 0,48
33. 08JK63 1-b 0,80 1.720 7,40 7,60 0,02 0,72
34. 08JK66B 1-b 1,12 1.680 7,60 7,80 0,05 0,82
35. 08JK75A 1-a 4,85 1.755 6,40 6,60 0,02 0,45
36. 08SM05 2 2,80 880 24,60 28,80 0,14 4,60
37. 08SM07A 2 2,80 880 24,60 28,80 0,14 4,60
38. 08SM08 2 2,60 890 16,40 18,40 0,12 6,60
39. 08SM11 2 1,40 820 19,40 20,40 0,10 6,60
40. 08SM12 2 2,80 780 22,40 22,60 0,14 4,80
41. 08SM13A 2 1,20 840 18,40 18,80 0,12 2,80
42. 08SM14 2 3,40 640 27,80 28,40 0,16 4,60
43. 08SM15A 2 1,40 740 22,40 22,80 0,12 5,60
44. 08SM17 2 1,50 760 20,40 22,40 0,16 7,80
45. 08SM18A 2 1,40 750 14,80 15,60 0,10 3,60
46. 08SM27 2 1,20 820 17,40 18,80 0,12 4,40
47. 08SM28B 2 1,80 830 16,60 16,40 0,10 3,80
48. 08SM29A 2 1,60 860 12,70 14,60 0,08 3,60
49. 08SM29B 2 4,20 640 28,40 30,60 0,20 6,60
50. 08SM30A 2 3,20 755 22,40 23,40 0,13 4,20
51. 08SM32A 2 2,30 820 18,40 18,60 0,18 6,40
52. 08SM36A 2 2,40 780 24,60 24,80 0,16 6,60
53. 08SM37C 2 2,60 820 20,20 22,80 0,14 5,60
54. 08SM38 2 1,60 840 18,00 18,40 0,12 6,40
55. 08SM39 2 2,20 820 22,20 22,60 0,14 3,80
56. 08SM56 2 1,60 830 20,30 20,50 0,12 4,00
57. 08SM57 2 1,60 870 23,00 23,80 0,12 3,40
58. 08SM58 2 1,70 850 24,00 24,20 0,14 4,20
59. 08SM60 2 1,50 830 24,60 26,00 0,14 5,80
60. 08SM61A 2 3,20 680 24,00 28,40 0,14 7,20

Keterangan jenis batuan: Keterangan variabel pengukuran:


1-a : Batuan beku basal 1. Penyerapan air maks. (%)
1-b : Batuan beku andesit 2. Kekuatan tekan min. (kg/cm2)
1-c : Batuan beku diorit 3. Ketahanan geser LA bagian tembus 1,7 mm maks. (%)
1-d : Batuan beku dasit 4. Ketahanan hancur Rudellof, bag. tembus 2 mm maks. (%)
2 : Batugamping 5. Ketahanan aus gesekan Bauschinger maks. (mm/menit)
6. Kekekalan bentuk dengan Na2SO4, bag. hancur maks. (%)
208 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 203-211

Pembahasan lanjutnya diverifikasi dengan metode statistik, yang


diawali dengan uji kenormalan data.
Data hasil pengujian petrofisika yang telah Hasil pengujian kenormalan data, seperti yang
dilakukan terhadap batuan beku dan batugamping terlihat pada Gambar 2 dan Tabel 2, memperlihatkan
dari daerah Kulonprogo dan sekitarnya tersebut se- bahwa data tersebut terdistribusi normal. Secara

a 2,8
Half-Normal P-Plot: Penyerapan Air
b 2,8
Half-Normal P-Plot: Ketahanan Geser

2,6 2,6
2,4 2,4
2,2 2,2
2,0 2,0
1,8 1,8

Expe cte d Norm al Value


Expe cte d Norm al Value

1,6 1,6
1,4 1,4
1,2 1,2
1,0 1,0
0,8 0,8
0,6 0,6
0,4 0,4
0,2 0,2
0,0 0,0
-0,2 -0,2
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Value Value

c 2,8
Half-Normal P-Plot: Ketahanan Hancur
d 2,8
Half-Normal P-Plot: Ketahanan Aus

2,6 2,6
2,4 2,4
2,2 2,2
2,0
2,0
1,8
Expe cte d Norm al Value

Expe cte d Normal Value

1,8
1,6
1,6
1,4
1,4
1,2
1,2
1,0
1,0
0,8
0,8
0,6
0,4 0,6

0,2 0,4

0,0 0,2

-0,2 0,0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20 0,22
Value Value

e 2,8
Half-Normal P-Plot: Kekekalan Bentuk

2,6
2,4
2,2
2,0
1,8
Expe cte d Norm al Value

1,6
1,4
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Value

Gambar 2. Visualisasi uji kenormalan data pengukuran parameter petrofisika: a. penyerapan air; b. ketahanan geser; c. ketahan­
an hancur; d. ketahanan aus; dan e. kekekalan bentuk yang memperlihatkan data yang normal.
Korelasi-Regresi Antarparameter Petrofisika Batuan Beku dan Batugamping 209
dari Daerah Pegunungan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (S. Maryanto dan R. Hasan)

Tabel 2. Hasil Pengujian Statistik Parameter Petrofisika yang memperlihatkan Jumlah Percontoh dan Rerata Pengukuran

Valid N Mean Minimum Maximum Std.Dev.


Penyerapan Air 60 1,64 0,62 4,85 0,87
Ketahanan Geser 60 13,63 4,40 28,40 7,08
Ketahanan Hancur 60 14,34 4,50 30,00 7,64
Ketahanan Aus 60 0,08 0,02 0,20 0,05
Kekekalan Bentuk 60 3,05 0,44 7,80 2,15

umum, ada dua pengelompokan data (binomial dis- masing parameter pengujian petrofisika mempunyai
tribution; Dowdy drr., 2004), yaitu pada: 1) batuan hubung­an antarsesamanya dengan tingkat hubungan
beku dan 2) batugamping untuk pengelompokan sedang hingga sangat kuat, baik yang positif maupun
populasi utama. Selanjutnya, populasi tersebut dapat negatif (Gambar 3).
dibagi lagi menjadi subpopulasi: 1.a) basal, 1.b) Berdasarkan nilai korelasi antarparameter pe­
andesit, 1.c) diorit, 1.d) dasit, dan 2) batugamping. ngujian petrofisika tersebut, selanjutnya dicari ben-
Pengelompokan variabel pengukuran dilakukan tuk dan besaran hubungan antarparameter pengujian.
berdasarkan jenis pengujian, meliputi: 1) untuk pa- Bentuk dan besaran hubungan antarparameter ini
rameter penyerapan air maksimum dalam satuan %, dilakukan dengan asumsi bahwa semua hubungan
2) untuk parameter kekuatan tekan minimum dalam tersebut berupa persamaan linier (Weisberg, 2005).
satuan kg/cm2, 3) untuk parameter ketahanan geser Dengan menggunakan perhitungan manual dari
Los Angeles, yaitu bagian tembus 1,7 mm maksi- Johnson dan Bhattacharyya (1987) dengan rumus:
mum dalam satuan %, 4) untuk parameter ketahanan thitung = r ˅ (n-2)/(1-r2) diperoleh nilai seperti tampak
hancur Rudellof, yaitu bagian tembus 2 mm maksi- pada Tabel 4.
mum dalam satuan %, 5) untuk parameter ketahanan Rumusan hubungan tersebut di atas merupakan
aus gesekan dengan Bauschinger maksimum dalam rumusan sederhana yang dapat dipergunakan se­
satuan mm/menit, dan 6) untuk parameter kekekalan bagai acuan untuk mendeteksi kebenaran pengujian
bentuk (soundness) dengan Na2SO4, yaitu bagian petrofisika di masa mendatang. Dengan demikian,
hancur maksimum dalam satuan %. Pengelompok­ rumusan ini merupakan kunci pengujian parameter
an ini diperlukan guna penentuan bentuk dan nilai petrofisika yang sudah baku.
hubungan antarparameter pengujian petrofisika. Di pihak lain, jenis batuan menentukan nilai hasil
Setelah diketahui bahwa data hasil pengujian pengujian petrofisika. Data statistik uji T-F-P memper-
petrofisika tersebut terdistribusi normal, kecuali lihatkan perbedaan nilai berdasarkan jenis batuan ter-
pada parameter kekuatan tekan batuan yang mem- sebut. Urutan jenis batuan yang diperlihatkan adalah
bentuk dua populasi batuan, selanjutnya dilaku- basal, diorit, andesit, dasit, dan batugamping. Namun
kan pengujian korelasi statistik antarparameter demikian, karena jumlah percontoh yang terbatas,
pengujian. Berdasarkan uji korelasi statistik yang maka hasil uji T-F-P kurang mendukung hasil korelasi
telah dilakukan (Tabel 3) tampak bahwa masing- parameter petrofisika pada masing-masing batuan.

Tabel 3. Korelasi Statistik Antarparameter Pengujian Petrofisika

Penyerapan Ketahanan Ketahanan Ketahanan Kekekalan


Air Geser Hancur Aus Bentuk
Penyerapan Air 1 0,63 0,64 0,60 0,53
Ketahanan Geser 0,63 1 0,99 0,89 0,86
Ketahanan Hancur 0,64 0,99 1 0,88 0,86
Ketahanan Aus 0,60 0,89 0,88 1 0,88
Kekekalan Bentuk 0,53 0,86 0,86 0,88 1
210 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 203-211

Boxplot by Group Boxplot by Group


Variable: Penyerapan Air Variable: Kekuatan Tekan
4,5 2000

4,0
1800
3,5

3,0 1600
P e n ye ra p a n Air

Ke ku a ta n Te ka n
2,5
1400
2,0

1200
1,5

1,0
1000

0,5
800
0,0
Mean Mean
-0,5 Mean+SE
1 2 3 4 5 600 Mean+SE
Mean+SD 1 2 3 4 5 Mean+SD
Jenis Batuan Jenis Batuan

Boxplot by Group Boxplot by Group


Variable: Ketahanan Geser Variable: Ketahanan Hancur
26 28

24 26

24
22
22
20
20
18
Ke ta h a n a n Ha n c u r
Ke ta h a n a n Ge s e r

18
16
16
14
14
12
12
10
10
8
8
6
6
Mean
4 Mean
Mean+SE 4
1 2 3 4 5 Mean+SE
Mean+SD 1 2 3 4 5 Mean+SD
Jenis Batuan Jenis Batuan

Boxplot by Group Boxplot by Group


Variable: Ketahanan Aus Variable: Kekekalan Bentuk
0,18 7

0,16 6

0,14
5

0,12
4
Ke ke ka la n Be n tu k
Ke ta h a n a n Au s

0,10
3
0,08
2
0,06

1
0,04

0,02 0

Mean Mean
0,00 Mean+SE -1 Mean+SE
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Mean+SD Mean+SD
Jenis Batuan Jenis Batuan

Gambar 3. Visualisasi parameter petrofisika yang memperlihatkan nilai rerata, simpangan, dan kesalahan pada masing-masing
kelompok jenis batuan.

Berdasarkan pengujian statistik yang telah dila- itu, jenis batuan juga sangat berpengaruh terhadap nilai
kukan, terlihat dengan jelas bahwa memang ada hu- pengujian yang dilakukan. Asumsi ini dibuat dengan
bungan antarparameter pengujian petrofisika dengan mengabaikan faktor ubahan atau pelapukan serta in-
tingkat hubungan sedang hingga sangat kuat. Selain tensitas kekar dan retakan yang hadir di dalam batuan.
Korelasi-Regresi Antarparameter Petrofisika Batuan Beku dan Batugamping 211
dari Daerah Pegunungan Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (S. Maryanto dan R. Hasan)

Tabel 4. Formula Regresi Antarparameter Petrofisika dan Koefisien Korelasi serta Taraf Signifikansinya

Persamaan n r thitung Hasil


Y2 = 5,3303 + 5,0509 Y1 60 0,63 6,178 **
Y3 = 5,1811 + 5,5793 Y1 60 0,64 6,346 **
Y4 = 0,0279 + 0,0352 Y1 60 0,60 5,712 **
Y5 = 0,8903 + 1,3161 Y1 60 0,53 4,760 **
Y3 = -0,3085 + 1,0754 Y2 60 0,99 53,442 **
Y4 = -0,0031 + 0,0065 Y2 60 0,89 14,865 **
Y5 = -0,5117 + 0,2615 Y2 60 0,86 12,835 **
Y4 = 0,0007 + 0,0060 Y3 60 0,88 14,110 **
Y5 = -0,4200 + 0,2422 Y3 60 0,86 12,835 **
Y5 = -0,0835 + 36,546 Y4 60 0,60 5,712 **
Keterangan:
Y1 = Penyerapan ttabel dengan α = 0,05 adalah 1,671
Y2 = Ketahanan Geser ttabel dengan α = 0,01 adalah 2,390
Y3 = Ketahanan Hancur ns = tak nyata pada taraf α = 0,05
Y4 = Ketahanan Aus * = nyata pada taraf α = 0,05
Y5 = Kekekalan Bentuk ** = nyata pada taraf α = 0,01

Kesimpulan Hasan, R., Amar, Wikanda, dan Heriyanto, 2008. Uji Coba
Peralatan ASD untuk Studi Mineral Lempung di Daerah
Data pengujian petrofisika yang telah dilakukan Kulonprogo dan Sekitarnya, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakara. Laporan teknis intern Pusat Survei Geologi.
memperlihatkan adanya hubungan pada seluruh Tidak terbit.
parameter pengujian petrofisika dengan tingkat Johnson, R.A. dan Bhattacharyya, G.K., 1987. Statistics,
sedang hingga sangat kuat. Bentuk dan besaran Principles and Methods. Third Edition. John Wiley &
hubungan antarparameter pengujian petrofisika yang Sons Publ, Inc., New York.
didapatkan dapat dipakai sebagai acuan di dalam Maryanto, S., Subagio, S., Syah, H., Rustami, I., dan
pengujian petrofisika selanjutnya. Jenis batuan sa­ Anjani, N.D., 2008. Persiapan Penyusunan Atlas
Petrografi Batugamping Indonesia: Pengambilan Sampel
ngat berpe­ngaruh terhadap hasil pengujian parameter Batugamping di Daerah Kulonprogo dan Sekitarnya,
petrofisika tersebut, yaitu antara batuan beku dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan teknis
batugamping. intern Pusat Survei Geologi. Tidak terbit.
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., 1995.
Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Jawa, Skala 1 :
Ucapan Terima Kasih---Penulis mengucapkan terima kasih 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
kepada Sdr. Amar, Sdr. Undang Sukandi, dan Sdr. Deni Bandung.
Supriyandi untuk pembuatan percontoh balok batuan serta Subandrio, J., Kawoco, P., Sukandi, U., Gunawan, W., dan
Sdr. Herwin Syah dan Sdr. Heriyanto untuk pengambilan Nawawi, O.W., 2008. Metode XRD untuk Identifikasi
data petrofisika. Mineralogi Bahan Non-Logam di Daerah Kulonprogo
dan Sekitarnya, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Laporan teknis intern Pusat Survei Geologi. Tidak terbit.
Acuan Weisberg, S., 2005. Applied Linear Regression. Third edition.
John Wiley & Sons Publ. Inc., Hoboken, New Jersey.
Anonim, 2005. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium
Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi ISO/IEC 17025.
Komite Akreditasi Nasional (Versi Bahasa Indonesia).
Dowdy, S., Weardon, S., dan Chilko, D., 2004. Statistics for
Research, Third edition. John Wiley & Sons Publ. Inc.,
Hoboken, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai