Anda di halaman 1dari 4

Summary Stratigrafi Daerah Penelitian

Stratigrafi menurut penulis :

Secara umum, batuan yang ada di daerah penelitian terdiri dari batuan sedimen klastik,

endapan vulkanik, dan batuan hasil intrusi. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwasanya satuan batuan yang ada di daerah penelitian dengan urut-urutan dari batuan tertua hingga

batuan termuda, yakni:

1. Satuan Batulempung

2. Porfiri Diorit

3. Satuan Konglomerat

4. Satuan Tuf

5. Alluvium

Satuan Batulempung adalah lokasi pengambilan sampel untuk analisis fosil

Satuan ini disusun oleh dominan batulempung dengan sisipan batupasir serta memiliki

struktur-struktur yang bekerja secara intensif pada satuan ini. Batulempung sisipan batupasir ;

batulempung dengan warna segar abu-abu, warna lapuk abu-abu kehitaman, besar butir lempung,

permeabilitas buruk, kepaduan batuan keras, karbonatan, menyerpih pada permukaannya. Batupasir

dengan warna segar putih, warna lapuk abu-abu kecoklatan, bentuk butir menyudut tanggung, ukuran

pasir halus-sedang, sedikit karbonatan, pemilahan sedang, permeabilitas sedang, terdapat kalsit. Tebal

batupasir 5 100 cm.


Singkapan batulempung sisipan batupasir pada stasiun F 92G (diambil di sungai Ci Kao)

Umur Relatif dan Zona Batimetri

Penentuan umur relatif dan lingkungan pengendapan pada satuan batulempung ini, penulis

melakukannya dengan melakukan analisis fosil foraminifera plangtonik. Kemudian digunakan zona

kisaran untu penentuan umurnya berdasaran Sandi Stratigrafi Indonesia BAB IV.

Sampel di ambil pada stasiun F 43C, F 24B, dan F 79F terdapat fosil foraminifera plangtonik

meliputi Globigerina praebulloides (BLOW), Globorotalia menardii (D'Orbigny), Globigerinoides

immaturus (Leroy), Hastigerina aequilateralis (Brady), Orbulina universa (D'Orbigny),dan

Globigerina cf. Venezuelana (Hedberg)


Kisaran Umur Relatif Satuan Batulempung menggunakan fosil foraminifera pada stasiun F 24B, F
79F, dan F 43C.

Berdasarkan kisaran umur menggunakan fosil foraminifera plangtonik di atas, dapat

disimpulkan bahwa umur relatif dari satuan batulempung di daerah penelitian adalah Miosen Tengah

Miosen Akhir.

Zona batimetri dari satu batulempung ini menggunakan analisis foraminifera bentonik pada

stasiun F 43C dan F 24B yang meliputi Amphycoryna hirsuta (BRADY) dengan kedalaman 390

fathoms atau 702 meter, Textulariella barrettii (Cushman and Todd) dengan kedalaman 390 fathoms

atau 702 meter, Tubinella funalis (BRADY) dengan kedalaman 73,12 meter, dan Dentalina farcimen (

SOLDANI) dengan kedalaman 75,29 m. Satuan ini terdapat pada zona neritik luar sampai zona batial.

Lingkungan pengendapan dianalisis menggunakan struktur sedimen yang ditemukan di satuan ini

yaitu paralel laminasi. Namun keterbatasan temuan struktur sedimen dilapangan, lalu digunakanlah

referensi menurut Martodjoyo (1983) satuan ini dapat disebandingkan dengan Formasi Cantayan

anggota lempung. Formasi ini terbentuk karena arus turbidit sehingga terbentuknya bouma sequence,

sedangan batulempungnya merupakan bagian atas dari sistem bouma sequence yang terendapkan di

lingkungan pengendapan tidal flat.


Zona batimetri foraminifera bentonik pada stasiun F 24B dan F 43C

Kesebandingan

Berdasarkan ciri litologi, umur dan lingkungan pengendapannya, satuan batulempung

ini dapat disebandingkan dengan Formasi Cantayan (mttc) (Sudjatmiko, 1972) yang berumur

Miosen Akhir.

Kesebandingan satuan batupasir dengan Formasi Cantayan anggota Batulempung (mttc)


(Sudjatmiko, 1972)
Aspek Formasi Cantayan anggota
Satuan Batulempung Batulempung (mttc) (Sudjatmiko,
Kesebandingan
1972)
Batulempung dengan sisipan Batulempung, serpih tufaan
batupasir serta memiliki struktur- mengandung belerang, lignit, dan
struktur yang bekerja secara kongkresi-kongkresi batulempung,
intensif pada satuan ini. sisipan-sisipan batugamping.
Batulempung sisipan batupasir ;
batulempung dengan warna segar
abu-abu, warna lapuk abu-abu
kehitaman, besar butir lempung,
permeabilitas buruk, kepaduan
Litologi batuan keras, karbonatan,
menyerpih pada permukaannya.
Batupasir dengan warna segar
putih, warna lapuk abu-abu
kecoklatan, bentuk butir
menyudut tanggung, ukuran pasir
halus-sedang, sedikit karbonatan,
pemilahan sedang, permeabilitas
sedang, terdapat kalsit. Tebal
batupasir 5 100 cm.

Umur Miosen Tengah - Akhir Miosen Akhir

Neritik Luar - Batial -


Zona Batimetri

Anda mungkin juga menyukai