Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun di lain pihak menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri
maupun orang-orang di sekitarnya.
Merokok dapat membuat seseorang beresiko untuk terkena berbagai
penyakit. Dalam satu batang rokok terdapat 4000 bahan kimia beracun dan 69 di
antaranya bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Setiap perokok telah
meracuni dirinya sendiri dan orang lain setiap menghisap rokok.
Rumah sakit sebagai tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat harus dapat menjamin lingkungannya bebas dari asap rokok. Oleh
karena itu perlu disusun suatu panduan yang berkaitan dengan upaya-upaya
penegakan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan rumah sakit.
B. Tujuan
1. Memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok
2. Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat, dan
3. Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dan dampak buruk merokok
baik langsung maupun tidak langsung
4. Menciptakan area bebas asap rokok di lingkungan Rumah Sakit Intan Medika
C. Pengertian
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya
baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok merupakan benda
yang sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang
sangat umum dan meluas di masyarakat tetapi kebiasaan merokok sulit dihilangkan
dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Sementara, alasan utama
merokok adalah cara untuk bisa diterima secara sosial, melihat orang tuanya
merokok, menghilangkan rasa jenuh, ketagihan, dan untuk menghilangkan stress.

1
1. Sejarah Rokok
Awal mula perkenalan dunia pada tembakau dan kebiasaan merokok
tak bisa dilepaskan dari peristiwa penemuan benua Amerika oleh para pelaut
Spanyol di bawah pimpinan Christopher Columbus, melihat bangsa Indian
mempergunakan daun kering dengan berbagai cara, salah satu diantaranya
dengan membakarnya sebagai rokok yang mendatangkan kenikmatan pada
tubuh mereka, menciptakan rasa nyaman dan mengurangi kelelahan.
Sejarah rokok daun tembakau dipopulerkan pada abad XVI di Eropa,
jumlah perokok terus meningkat. Bangsa Spanyol dan Portugis bersama
menanam tembakau di Hindia Barat dan Brasil. Perancis mengenal tembakau
lewat Jean Nicot dijumpai istilah Nicotine untuk menyebut jenis tanaman obat
(tembakau) yang dimaksud. Pada abad XVIII orang Rusia mengenal cara baru
menikmati tembakau dengan menggunakan pipa air, yang sebelumnya telah
popular di kalangan orang Turki. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul
di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang
merokok untuk keperluan ritual dan pengobatan, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata.
2. Bahaya Asap Rokok
Merokok yang semula bertujuan untuk pengobatan akhirnya menjadi
penyebab banyak kelainan dan penyakit. Salah satu berhubungan dengan
system kardiovaskuler, merokok juga berhubungan dengan jaringan lunak dan
keras di rongga mulut karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil
pembakaran rokok.
Dari aspek kesehatan, rokok mengandung 4000 zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin yang bersifat adiktif dan Tar yang
bersifat karsinogenik. Ada 25 jenis penyakit yang ditimbulkan karena
kebiasaan merokok seperti Emfisema, Kanker Paru, Bronkhitis Kronis dan
Penyakit Paru lainnya. Dampak lain adalah terjadinya penyakit jantung
koroner, peningkatan kolesterol darah, berat bayi lahir rendah (BBLR) pada
bayi ibu perokok, keguguran dan bayi lahir mati.

2
Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok sangat
banyak jenisnya, dan berikut ini adalah beberapa zat-zat berbahaya beserta
dampak yang bisa timbul dari kebiasaan merokok.
2.1. ACROLEIN, zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh dengan
mengambil cairan dan glyseril atau dengan mengeringkannya. Pada
dasarnya zat ini mengandung alcohol yang pasti sangat mengganggu
kesehatan
2.2. KARBON MONOKSIDA, gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat karbon. Karbon
monoksida ini masuk ke dalam tubuh dan dibawa oleh hemoglobin ke
dalam otot-otot tubuh. Satu molekul hemoglobin dapat membawa empat
molekul oksigen, apabila didalam hemoglobin terdapat
karbonmonoksida, maka berakibat seseorang akan kekurangan oksigen
2.3. NIKOTIN, cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat
rasa lapar jadi menyebabkan seseorang merasa tidak lapar setelah
menghisap rokok
2.4. AMMONIA, gas yang tidak berwarna, terdiri dari nitrogem dan
hydrogen. Memiliki bau yang sangat tajam dan merangsang. Zat ini
sangat cepat memasuki sel-sel tubuh dan kalau disuntikkan sedikit saja
pada aliran darah akan mengakibatkan pingsan atau koma
2.5. FORMIC ACID, cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak
bebas dan dapat membuat lepuh
2.6. HYDROGEN CYANIDE, gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada
rasa. Zat ini paling ringan dan mudah terbakar. Cyanide mengandung
racun berbahaya dan jika dimasukkan langsung ke dalam tubuh akan
berakibat kematian
2.7. NITROUS OXIDE, gas tidak berwarna dan jika diisap dapat
menyebabkan hilangnya keseimbangan dan membuang rasa sakit. Zat ini
awalnya adalah untuk zat pembius pada saat operasi
2.8. FORMALDEHYDE, gas tidak berwarna dan berbau tajam. Gas ini
bersifat pengawet dan pembasmi hama

3
2.9. PHENOL, zat ini terdiri dari campuran kristal yang dihasilkan dari
distalasi zat-zat organic misalnya kayu dan arang. Phenol bisa terikat di
dalam protein dan menghalangi kerja enzim
2.10. ACETOL, zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap
dengan alcohol
2.11. HYDROGEN SULFIDE, gas yang mudah terbakar dan berbau keras. Zat
ini menghalangi oksidasi enzim
2.12. PYRIDINE, cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Zat ini mampu
mengubah alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama
2.13. METHYL CHLORIDE, merupakan zat yang sangat beracun dan uapnya
bersifat pembius
2.14. METHANOL, cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Jika
diminum dan diisap dapat berakibat pada kebutaan dan kematian
2.15. TAR, cairan kental berwarna coklat tua atau hitam, didapatkan dengan
cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru
3. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi,
menjual, mengiklankan, dan atau mempromosiakn produk tembakau.
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 115
dan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/
Menkes/PB/I/2011 – No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok menetapkan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan area Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Peraturan tersebut dubuat bukan tanpa alas an, melainkan peraturan
tersebut dibuat untukmelindungi para perokok dan bukan perokok dari dampak
zat adiktif rokok.
Larangan merokok di tempat kerja justru bermanfaat pada perokok
dan non perokok, yaitu :
3.1. Dapat mengurangi paparan asap rokok pada non perokok

4
3.2. Mengurangi konsumsi rokok pada para perokok
3.3. Menghemat uang untuk pembelian rokok sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan lainnya
3.4. Dapat menghemat biaya untuk kebersihan, mengurangi resiko kebakaran,
absensi kerja, dan lain-lain
Adapun kendala dalam mewujudkan KTR yakni masih belum adanya
kesadaran masyarakat terhadap dampak negatifnya, dan juga niat untuk
berhenti merokok yang masih kurang. Sanksi yang masih kurang tegas juga
menjadi hambatan dalam mewujudkan KTR.

5
BAB II
TATALAKSANA

A. Rumah Sakit Intan Medika Dalam Upayanya Menegakkan Kawasan Tanpa


Rokok (KTR) Di Lingkungan Rumah Sakit Menetapkan Bahwa :
1. Menjadikan Rumah Sakit Intan Medika sebagai Kawasan Tanpa Rokok
2. Rumah Sakit Intan Medika tidak menyediakan tempat atau ruangan khusus
untuk merokok
3. Tidak diperkenankan bagi setiap karyawan, tamu, pasien, keluarga pasien, dan
pengunjung, merokok di dalam lingkungan Rumah Sakit Intan Medika
B. Upaya lain dalam rangka penegakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) tersebut
adalah :
1. Mencantumkan larangan merokok di dalam tata tertib tiap kamar pasien
2. memasang tanda atau symbol Kawasan Tanpa Rokok di pintu masuk Rumah
Sakit
3. Memasang tanda atau symbol Kawasan Tanpa Rokok di area-area yang
dianggap rawan pelanggaran KTR di lingkungan Rumah Sakit
4. Melakukan teguran langsung terhadap keluarga pasien atau pengunjung yang
merokok di dalam lingkungan Rumah Sakit
5. Menyiapkan form pencatatan temuan kejadian merokok
6. Memberi Surat Peringatan (SP) kepada karyawan yang merokok di lingkungan
Rumah Sakit
C. Data Unit yang dipasang tulisan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai
berikut :
Gedung Darul Firdaus 1
No Area/ Lokasi Jumlah
1 Di depan R. Tunggu IGD 2
2 Di dalam ruang IGD 2
3 Di depan R. Tunggu Apotek 3
3 Di depan Informasi 1
4 Didepan R. Tunggu TPPRJ 2
5 Di depan R. Tunggu Rawat Jalan 3

Gedung Darul Firdaus 2

6
No Area/ Lokasi Jumlah
1 Depan Poli Gigi 1
2 Depan Spesialis Anak 1
3 Dekat Tangga / Pintu keluar 1
4 Depan Spesialis Paru dan alergi 1
5 Depan spesialis Fisioterapi 1
4 Depan Kamar Mandi 1

Gedung Darul Firdaus 3


No Area/ Lokasi Jumlah
1 Depan Kabag Keuangan 1
2 Depan Direksi 1
3 Depan BPM NU 1
4 Depan Kamar Mandi 1
5 Di dalam Musollah 1

Gedung Darul Royyan 1


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Tunggu Radiologi, R. CT Scan, USG, Rotgen, R. Foto 6
Dental
2 R. Kains Farmasi 1
3 R. Gudang Apotek 1
4 R. Administrasi 1
5 R. Depan Gudang Apotek 1
6 R. Proses laboratorium 2
7 R. Administrasi Laborat 2
8 R. Tunggu laboratorium 1
9 R. Kopkar 2
Gedung Darul Royyan 2
No Area/ Lokasi Jumlah
1 Di depan Rekam Medik 1
2 Di dalam Rekam Medik 3
3 Di dalam komite medik 1
4 Didepan R. Kls IIB. 2
6 Di masing – masing R. Rawat Inap Kls IIB 7
7 Di kantor Perawat 1
Gedung Darul Ma’wah 1
No Area/ Lokasi Jumlah
1 Di R. Perawat 1
2 Di depan R. Rawat Inap Pavilliun 4
7
3 Di masing- masing Rawat Inap Pavilliun 12
4 Depan Lift 1

Gedung Darul Ma’wah 2


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat Kls 1 1
2 R. masing – masing Rawat Inap Kls I 20
3 R. Depan Rawat Inap Kls 1 6
4 Depan Lift 1

Gedung Darul Ma’wah 3


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat Kls III 1
2 R. masing- masing rawat inap Kls III 20
3 R. Depan Rawat Inap Kls III 6
4 Depan lift 1

Gedung Darul Salam 1


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat Kls VVIP 2
2 R. masing- masing rawat inap VIP B 13
3 R. Depan Rawat Inap VIP B 3
4 Depan lift 1

Gedung Darul Salam 2


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat 1
2 R. VVIP 4
3 R. Super VVIP 4
2 R. masing- masing rawat inap VIP A 13
3 R. Depan Rawat Inap VIP A 3
4 Depan lift 1

Gedung Darul Salam 3


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat VK Bersalin 1

8
2 R. VK Bersalin 4
3 R. Tunggu VK 2
4 R. Perawat Neonatus 1
5 R. masing- masing rawat inap Neonatus 5
3 R. Tunggu Neonatus 2
4 Depan lift 1

Gedung Darul Salam 4


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat ICU 1
2 R. Rawat Inap ICU 2
3 R. Rawat Inap ICCU 1
4 R. Rawat Inap ECU 1
5 R. Rawat Inap PICU 1
6 R. Rawat Inap HCU 1
7 Depan lift 1

Gedung Darul Salam 5


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Perawat OK 1
2 R. OK 1 sampai 5 5
3 R. ICU 5
4 R. VK / Bersalin 7
5 R. VVIP A 15
6 R. VVIP B 15

Gedung Darun Na’im


No Area/ Lokasi Jumlah
1 R. Kantor Gizi 1
2 R. Produksi 2
3 R. Pemorsian 1
4 R. Penerimaan 1
5 Di depan R. Gizi 1
6 Di belakang R. Gizi 1
7 Di depan Laundry 2
8 R. Mesin dan proses linen kotor 1
9 R. Pendistribusian linen bersih 1
D. Pengawasan/ Pengamanan Lapangan
1. Pemantauan atau pengawasan lapangan untuk area merokok dilakukan oleh
petugas Security setiap hari dan setiap shift

9
2. Bila ditemukan ada perokok di area rumah sakit maka petugas Security
melakukan pendekatan atau teguran langsung secara perorangan/ kelompok
dan menyampaikan bahwa Rumah Sakit adalah Kawasan Tanpa Rokok
3. Petugas Security menunjukkan kepada perokok simbol “Kawasan Tanpa
Rokok” yang terpasang di area terdekat
4. Setiap ada temuan, petugas Security mencatat dalam format yang sudah
tersedia dan dilakukan setiap hari setiap shift

10
BAB III
DOKUMENTASI

Panduan Kawasan Tanpa Rokok dalam pelaksanannya didokumentasikan


1. Pencatatatan pelanggaran merokok di lingkungan rumah sakit dilakukan oleh
Security setiap ada kejadian merokok
2. Pelaporan dilakukan setiap bulan kepada tim K3RS dilanjutkan kepada Direktur
oleh Tim K3RS

11
BAB IV
PENUTUP

Buku panduan Kawasan Tanpa Rokok ini disusun sedemikian rupa disesuaikan
dengan kondisi di Rumah Sakit Islam Siti Hajar. Oleh karena itu diharapkan agar seluruh
keryawan, pasien, keluarga pasien, dan pengunjung yang berada di lingkungan rumah
sakit ini mengetahui dan mengerti akibat-akibat merokok, serta bisa
mengimplementasikannya sesuai dengan panduan yang sudah dibuat ini. Sehingga dapat
tercipta lingkungan yang sehat yang terbebas dari asap rokok di lingkungan Rumah Sakit
Islam Siti Hajar.
Penyusunan buku panduan ini masih terdapat banyak kekurangan. Saran dan
kritik sangat diharapkan demi kebaikan buku panduan Kawasan Tanpa Rokok.

12
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2011). Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri Bo. 188 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.

Republik Indonesia. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah


Sakit. Jakarta : Direktur Jenderal Layanan Medis.

13

Anda mungkin juga menyukai