TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas klien
Nama : Tn. F
Tanggal lahir : 20 Maret 1995
Jenis kelamin : Laki-laki
Klien ke : 1 dari 2 bersaudara
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Batak-Indonesia
Tanggal masuk : 23 Nonvember 2010
No RM : 00.45.26.40
Alamat : Rantau Prapat
Ruang rawat : Ruang RB 3 kamar 1 RSUP HAM
3.1.4 Genogram
B. Psikologis
- Persepsi klien, klien percaya penyakitnya akan segera sembuh
- Konsep Diri, Klien menerima keadaannya dan kondisinya sekarang.
- Emosi, kondisi emosi klen stabil, mampu mem
- Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di rumah sakit
- Mekanisma Pertahan Diri, Klien berdoa kepada ALLAH SWT agar penyakit yang
dideritanya cepat sembuh
C. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan saudara kandungnya
menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.Dalam klien memperhatikan pada saat
berbicara dengan lawan bicaranya (koheren). Dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa
daerah (batak)
D. Spiritual
Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan gerak klien,
dan klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh.
3.1.6 Pemeriksaan Fisik
A. Tanda-Tanda Vital.
1. Keadaan Umum Klien : Klien tampak lemah dan pucat
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Suhu Tubuh : 37 ºC
4. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
5. Nadi/Denyut Jantung : 82 x/i
6. Pernafasan : 22 x/i
( √ ) Normal ( ) Dangkal
7. Tinggi Badan/Berat Badan : 163 cm/50 kg.
8. Penampilan : Klien tampak lemas dan kurang rapi.
Ciri-Ciri Tubuh : Klien berbadan kurus tinggi
B. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Kepala berbentuk bulat, ukurannya normal, posisinya Simetris dan kulit kepala beersih tidak ada
ketombe
2. Rambut
Klien berambut lurus pendek, hitam dan rambut kurang tetata rapi
3. Mata/ Penglihatan
Posisi bola mata simetris, fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca dengan jarak 30 cm,
pupil normal, refleks cahaya baik dan klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan
4.Hidung /Penciuman
Bentuk dan posisi hidung simetris, Sekret tidak ada, fungsi penciuman bagus, dapat
membedakan bau obat dan balsam , tidak terdapat perdarahan dan peradangan mukosa dan
klien tidak menggunakan alat Bantu penciuman
5. Telinga/Pendengaran
Bentuk dan posisi telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen atau cairan
apapun, tidak terdapat perdarahan dan peradangan pada telinga klien dan klien tidak
mengunakan alata bantu pendengaran.
6. Mulut
Rongga mulut bersih, bentuk bibir simetris, tidak ada bau, kebersihan gigi baik tidak terdapat
cries pada gigi klien, peradangan pada tonsil tidak ada, fungsi pengecapan kurang baik, mulut
klien terasa pahit.
7. Leher
Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening
maupun tiroid, tekanan vena jugularis 16 cm H2O
8. Neurosensori
No Nervus Nama saraf Keterangan
1. Nervus I Olfaktorius (+)Baik, Dapat Membedakan Bau
Dan Aroma
2. Nervus II Optikus (+)baik, tidak ada kelainan
3. Nervus III Okulomotorius (+)Baik, Dapat Menggerakkan Bola
Mata
4. Nervus IV Troklearis (+)Baik, dapat menggerakkan
kelopak mata
5. Nervus V Trigeminus
Nervus (+)Baik, dapat menggerakkan
oftalmikus kelopak mata atas
(+)Baik, dapat mengangkat rahang
Nervus Maxilaris atas, palatum
(+)Baik, dapat mengangkat rahang
Nervus bawah dan lidah
Mandibularis
(+)Baik, dalam menggoyangkan sisi
6. Nervus VI mata
Abdusen (+)Baik, dalam menggerakkan lidah
7. Nervus VII dan rongga mulut
Fasialis (-)Kurang baik, dalam rangsangan
8. Nervus VIII pendengaran
Auditoris (-)Rangsangan cita rasa kurang
9. Nervus IX baik, lidah, terasa pahit
Glasofarigeus (+)Baik, faring, laring, paru-paru
10. Nervus X dan esofagus
Vagus (+)Baik, dalam menggerakkan leher
11. Nervus XI (+) Kurang Baik, dalam rangsangan
Asesorius atau rasa, lidah terasa pahit
12. Nervus XII
Hipoglosus
3.1.9 Therapi
Tanggal : 24, 25 dan 26 November 2010
IVFD RL/ NaCl 0.9%/ dekstro 5% : 20 tts/i
Ceftriaxon : 1 gr / 12 jam
Gentamisin 80 mg/ 12 jam
Ketorolak 30 mg/12 jam
Ranitidin 50 mg/ 12 jam
Transfusi 2 bag/ hari selama 2 hari
Diet MB
3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data subjek: Penekanan pembuluh Gangguan rasa
Klien mengatakan nyeri pada saraf nyaman nyeri
kaki kiri (puntungnya)
Data objek:
Klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.
Skala nyeri 5(sedang)
TD; 130/80 mmHg, HR: 82 x/i,
RR: 22 x/i
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Umur : 15 tahun
Diagnosa: Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis merencanakan dan melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Tn. F Dengan Post
Op Amputasi ; Atas Lutut Sinistra Ruang Rindu B-3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan yang dimulai tanggal 25-27 November 2010, maka dalam BAB ini penulis akan
membahas mengenai kesenjangan antara teoritis dan kasus. Pembahasan ini sesuai dengan tahap
proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi.
4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan landasan asuhan keperawatan
untuk menimbulkan/menemukan data yang merupakan sebagai dasar untuk mengetahui
kebutuhan keperawatan yang diberikan.
Pengkajian yang penulis lakukan pada Tn. F mulai tanggal 25-27 November 2010, selama
tahap pengkajian penulis tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data, karena klien
dalam tingkat kesadaran yang baik dan tidak ada gangguan bicara. Selain itu, penulis juga
mendapatkan informasi dari keluarga dan perawat yang memberikan respon baik dan aktif
dalam mememberikan informasi.
Dalam pengkajian penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu :
1. Aktivitas/istirahat
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
2. Integritas Ego.
Antara teori dan kasus ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis yaitu
Ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan semu.. Sedangkan pada kasus tidak
terjadi hal-hal demikian karena klien menerima keadaannya.
3. Seksualitas
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu Masalah tentang keintiman.
4. Integritas Sosial.
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu Masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, Masalah tentang
peran fungsi.
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori dan juga terdapat pada kasus yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Adapun Diagnosa Keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak terdapat pada
tinjauan kasus yaitu :
1. Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor bio
fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/ reaksi
orang lain.
2. Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/
arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
3. Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan
traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status
nutrisi.
4.3 Perencanaan
Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Intervensi:
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)
Semua tindakan ini dilakukan sesuai dengan teoritis dan sesuai dengan kondisi klien serta sarana
yang ada rumah sakit.
Adapun perencanaan yang tidak penulis lakukan pada Tn. F dan perencanaan tersebut
terdapat pada teori adalah :
a. Beri penguatan informasi pasca operasi termasuk tipe/lokasi amputasi, tipe prospese bila
tepat ( segera, lambat), harapan tindakan pasca operasi, termasuk control nyeri dan rehabilitasi
b. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan bagaimana
pasien melihat dirinya dalam pola/ peran fungsi yang biasanya.
c. Dorong partisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Berikan kesempatan untuk memandang/
merawat puntung menggunakan waktu untuk menunjukan tanda positif penyembuhan.
d. Dorong/berikan kunjungan orang-orang yang telah diamputasi, khususnya seorang yang telah
diamputasi.
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Intervensi:
- Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila
diindikasikan
- Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
Semua tindakan ini dilakukan sesuai dengan kondisi klien dan sarana yang ada rumah sakit
Adapun perencanaan yang tidak penulis lakukan pada Tn. F dan perencanaan tersebut
terdapat pada teori adalah :
4.4 Pelaksanaan
Adapun perencanaan yang dilakukan pada Tn. F dengan diagnosa keperawatan yang
dijumpai pada kasus adalah :
Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Implementasi:
- meniggikan dan menyokong puntung dengan menggunakan bantal
- mengkaji skala nyeri klien dengan cara memberikan pilihan tingkatan derajat nyeri skala nyeri 5
(sedang)
- Membantu klien untuk diskusi dengan masalah yang di alaminya dengan cara bertanya kepada
klien akan keadaannya.
- Memberi obat analgesic non narkotik sesuai indikasi(tramadol 50 mg/ 5 jam)
Dianosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
Implementasi:
- Mengkaji derajat imobilitas dengan cara menyarankan klien untuk menggerak puntungnya
- Membantu klien untuk melakukan personal hygnie dengan cara menjelaskan manfaat dari
personal hygine
- Menganjurkan dan membantu klien menggerakkan kaki yang sakit maupun yang tidak sakit
dengan cara membuat jadwal latihan.
- Memberi bantuan dalam mobilitas dengan kursi roda dengan cara menjelaskan teknik kerja
kursi roda..
- Mengkaji vital sign,TD:130/80mmHg,HR:82 x/I,RR:22 x/I,Themp:37 oC
- Melatih klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan bawah
4.5 Evaluasi
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah :
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan
klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
Evalasi:
S: klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya sudah mulai berkurang.
O: klien tampak sudah mulai tenang skala nyeri 5 (sedang)
A: Masalah sebagian teratasi.
P: Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)
Diagnosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
Evaluasi:
S:Klien mengatakan hanya mampu sedikit menggerakkan puntungnya.
O:Kondisi baik dan mampu sedikit menggarakkan puntungnya.
A:Masalah sebagian teratasi.
P:Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan.
- Kaji derajat imobilitas yang di hasilkan oleh cedera/ pengobatan dan perhatikan persepsi klien
terhadap imobilitas
- Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas yang sakit dan
yang tidak sakit
- Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)
- Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin
- Awasi TD dengan melakukan aktifitas
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah :
Diagnosa keperawatan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Evaluasi:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post op amputasi di perlukan
proses perawatan yang komprehensif yang meliputi aspei hio, psiko, sosial, spiritual dengan
mengikutkan klien dan keluarga klien di dalamnya.
5.1.1 Pengkajian
Setelah melakukan pengkajian mulai tanggal 25-27 November 2010 pada Tn. F diRuang
Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan, penulis menemukan masalah mengenai :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
5.1.3 Perencanaan
Setelah melakukan pengkajian pada Tn. F diRuang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik
Medan yang dimulai tanggal 25-27 November 2010 penulis melakukan intervensi keperawatan
sesuai dengan masalah yang dihadapi klien yaitu:
Diagnosa keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf yaitu:
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)
Diagnosa Keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri yaitu:
- Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas yang sakit dan
yang tidak sakit
- Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)
- Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin
Awasi TD dengan melakukan aktifitas
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi
- Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila
diindikasikan
- Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
- Dorong klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan di bawah
5.1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan penulis pada Tn. F diruang rindu B-3 RSUP H. Adam Malik
Medan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan
sarana dan fasilitas Rumah sakit RSUP H. Adam Malik Medan adalah :
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Implementasi:
- meniggikan dan menyokong puntung dengan menggunakan bantal
- mengkaji skala nyeri klien dengan cara memberikan pilihan tingkatan derajat nyeri skala nyeri 5
(sedang)
- Membantu klien untuk diskusi dengan masalah yang di alaminya dengan cara bertanya kepada
klien akan keadaannya.
- Memberi obat analgesic non narkotik sesuai indikasi(tramadol 50 mg/ 5 jam)
Dianosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
Implementasi:
- Mengkaji derajat imobilitas dengan cara menyarankan klien untuk menggerak puntungnya.
- Membantu klien untuk melakukan personal hygnie dengan cara menjelaskan manfaat dari
personal hygine
- Menganjurkan dan membantu klien menggerakkan kaki yang sakit maupun yang tidak sakit
dengan cara membuat jadwal latihan.
- Memberi bantuan dalam mobilitas dengan kursi roda dengan cara menjelaskan teknik kerja
kursi roda..
- Mengkaji vital sign,TD:130/80mmHg,HR:82 x/I,RR:22 x/I,Themp:37 oC
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Implementasi:
- Melatih klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan bawah dengan cara
menjadwal waktu latihan
- Mengkaji ulang patologi dan harapan yang akan datang
- Memberi penjelasan metode mobilitas dan ambulasi sesuai dengan terapi yang di berikan
- Membuat daftar aktifitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang
memerlukan bantuan dengan cara membuat jadwal aktivitas klien.
- Mengindentifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat dengan cara bertanya
kepada klien dan keluarga
5.1.5 Evaluasi
Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data Tn. F dengan post op
amputasi atas lutut sinistra diruang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan mulai tanggal 25-27
november 2010.
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah :
(Gangguan rasa nyaman nyeri, Gangguan mobilitas fisik)
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah :
(Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan)
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan post op amputasi atas lutut sinistra.
19.00
18.00
Diagnosa 15.00 - Membantu klien S:klien mengatakan
Keperawatan dalam metode sudah lebih
III mobilitas dan mengetahui tentang
ambulasi dengan cara penyakitnya
menggerakkan O:klien tampak
puntung klien secara tenang, dan
pasif frekuensi bertanya
- Melatih klien untuk berkurang
melanjutkan latihan A:masalah sebagian
aktif untuk sendi di teratasi
atas dan bawah P: rencana tindakan
dengan gerakan dilanjutkan
15.15 rotasi dan konraksi - Beri penguatan
metode mobilitas
dan ambulasi sesuai
intruksi dengan
terapi fisik bila
diindikasikan
- Dorong klien
untuk melanjutkan
latihan aktif untuk
sendi di atas dan di
bawah
CATATAN PERKEMBANGAN
- Memberi obat
18.00 analgesic non
narkotik sesuai
indikasi (tramadol 50
mg/ 5 jam)
18.15
20.00
17.45
Diagnosa 15.00 - Menghitung S:klien mengatakan
Keperawatan metode mobilitas dan sudah lebih
III ambulasi dengan cara mengetahui tentang
membantu klien penyakitnya
untuk pergerakan O:klien tampak
pasif (kontraksi dan tenang, dan
relaksasi) frekuensi bertanya
- Melatih klien berkurang
untuk melanjutkan A:masalah teratasi
latihan aktif untuk P: rencana tindakan
sendi di atas dan dihentikan
bawah dengan
gerakan rotasi dan
relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddath, 2002, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3, Jakarta: EGC
Doengoes E Marlyin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan.
Yakarta: EGC
Jakart Laksmana, 2005, Kamus Kedokteran, djambatan, Jakarta:EGC
Mansjoer Arief,2000. Kapita selekta kedokteran, jakarta: Media Aesculapius
Pearce, C Evelyn,2000. Anatomi Fisiologi untuk Para Medis, Jakarta: EGC
Priharjo, Roberto,2000.Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC
Syaifudin,2000. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC
Wikinson, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7
Diposting oleh Eko praz di 08.46