Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas klien
Nama : Tn. F
Tanggal lahir : 20 Maret 1995
Jenis kelamin : Laki-laki
Klien ke : 1 dari 2 bersaudara
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Batak-Indonesia
Tanggal masuk : 23 Nonvember 2010
No RM : 00.45.26.40
Alamat : Rantau Prapat
Ruang rawat : Ruang RB 3 kamar 1 RSUP HAM

Identitas Orang Tua/Penanggung jawab


Nama : Tn. B
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Pegawai negri
Suku bangsa : Batak-Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Rantau Prapat

3.1.2 Alasan Masuk Ke Rumah Sakit.


Kaki kiri sulit digerakkan hal ini dialami klien sejak tiga hari ini, sebelum masuk rumah sakit
awalnya klien mengalami kecelakaan lalu lintas, riwayat trauma tidak jelas, riwayat muntah (-),
pingsan (-).

3.1.3 Riwayat Kesehatan


Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang, klien sedang menjalani perawatan post operasi amputasi yang
dilakukan pada tanggal 24 November 2010.klien merasakan nyeri pada kaki kiri diatas lutut tepat
pada lokasi yang diamputasi, nyerinya timbul sering sehingga mengganggu ketenangan klien.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa lalu, klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti asma,
dan penyakit menular lainnya, klien tidak pernah di rawat di rumah sakit.

3.1.4 Genogram

3.1.5 kebiasaan Sehari-hari.


A. Biologis
1. Nutrisi
a. Sebelum masuk rumah sakit
Sebelum masuk rumah sakit pola makan klien 3 x sehari, makanan yang di sukai adalah nasi
goreng dan klien tidak mempunyai pantangan makanan.
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
Pola makan klien 3 x sehari, nafsu makan menurun,klien hanya makan ¾ dari satu porsi yang di
sajikan
2. Minum
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien minum 5-6 gelas perhari dengan jumlah 1500-2000
cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai adalah teh manis.
b. Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien minum 3-4 gelas perhari dengan jumlah ± 1500 cc/hari,
dengan jenis air putih.
3. Tidur
a. Sebelum masuk Rumah Sakit
klien jarang tidur siang, tidur malam 6-7 jam/hari, tidak ada kesulitan untuk tidur
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
klien tidur siang 1-2 jam/hari, tidur malam 4 - 5 jam/hari dan klien mengalami kesulitan waktu
tidur akibat nyeri pada kaki kiri dan cara mengatasinya dengan minum obat dan mengubah posisi
menyandar (semi fowler)
4. Eliminasi (BAK DAN BAB)
BAK
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit
frekuensi BAK klien adalah 5-6 x/hari dengan jumlah urine ± 1200 cc/hari, warna kuning jernih
tidak ada kelainan dan baunya khas.
b. Sesudah masuk Rumah Sakit
frekuensi BAK klien 4 - 5x/hari dengan jumlah urine ± 1200-1300 cc/hari, warna kuning jernih
tidak ada kelainan dan baunya khas.
BAB
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit, frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan warna kuning
kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada kelainan.
b. Sesudah masuk ke RS, frekuensi BAB klien adalah 2x sehari, warna kuning kecoklatan, bau
khas dengan konsistensi lembek. Tidak ada kelainan dan bau khas
5. Aktivitas
Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, seluruh kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan
perawat, hal ini dikarenakan terputusnya kontinuitas jaringan kaki kirinya yang diamputasi.
6. Personal Hygiene
a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit
klien mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, cuci rambut 3 x/minggu, potong kuku 1x/minggu
b. Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien mandi hanya di lap 1x sehari, gosok gigi 1x/hari, cuci
rambut 1x/minggu, potong kuku 1x/minggu
Klien tidak ada mengalami kesulitan dalam personal hygiene
7. Rekreasi
Klien sering menonton TV dan mendengarkan musik, klien jarang berolah raga karena klien
beranggapan bahwa pekerjaanya sudah menyerupai olah raga dan klien jika ada kesempatan pergi
ke tempat hiburan

B. Psikologis
- Persepsi klien, klien percaya penyakitnya akan segera sembuh
- Konsep Diri, Klien menerima keadaannya dan kondisinya sekarang.
- Emosi, kondisi emosi klen stabil, mampu mem
- Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di rumah sakit
- Mekanisma Pertahan Diri, Klien berdoa kepada ALLAH SWT agar penyakit yang
dideritanya cepat sembuh

C. Sosial
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan saudara kandungnya
menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.Dalam klien memperhatikan pada saat
berbicara dengan lawan bicaranya (koheren). Dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa
daerah (batak)

D. Spiritual
Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan gerak klien,
dan klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh.
3.1.6 Pemeriksaan Fisik
A. Tanda-Tanda Vital.
1. Keadaan Umum Klien : Klien tampak lemah dan pucat
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Suhu Tubuh : 37 ºC
4. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
5. Nadi/Denyut Jantung : 82 x/i
6. Pernafasan : 22 x/i
( √ ) Normal ( ) Dangkal
7. Tinggi Badan/Berat Badan : 163 cm/50 kg.
8. Penampilan : Klien tampak lemas dan kurang rapi.
Ciri-Ciri Tubuh : Klien berbadan kurus tinggi
B. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Kepala berbentuk bulat, ukurannya normal, posisinya Simetris dan kulit kepala beersih tidak ada
ketombe
2. Rambut
Klien berambut lurus pendek, hitam dan rambut kurang tetata rapi
3. Mata/ Penglihatan
Posisi bola mata simetris, fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca dengan jarak 30 cm,
pupil normal, refleks cahaya baik dan klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan
4.Hidung /Penciuman
Bentuk dan posisi hidung simetris, Sekret tidak ada, fungsi penciuman bagus, dapat
membedakan bau obat dan balsam , tidak terdapat perdarahan dan peradangan mukosa dan
klien tidak menggunakan alat Bantu penciuman
5. Telinga/Pendengaran
Bentuk dan posisi telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen atau cairan
apapun, tidak terdapat perdarahan dan peradangan pada telinga klien dan klien tidak
mengunakan alata bantu pendengaran.
6. Mulut
Rongga mulut bersih, bentuk bibir simetris, tidak ada bau, kebersihan gigi baik tidak terdapat
cries pada gigi klien, peradangan pada tonsil tidak ada, fungsi pengecapan kurang baik, mulut
klien terasa pahit.
7. Leher
Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening
maupun tiroid, tekanan vena jugularis 16 cm H2O
8. Neurosensori
No Nervus Nama saraf Keterangan
1. Nervus I Olfaktorius (+)Baik, Dapat Membedakan Bau
Dan Aroma
2. Nervus II Optikus (+)baik, tidak ada kelainan
3. Nervus III Okulomotorius (+)Baik, Dapat Menggerakkan Bola
Mata
4. Nervus IV Troklearis (+)Baik, dapat menggerakkan
kelopak mata
5. Nervus V Trigeminus
 Nervus (+)Baik, dapat menggerakkan
oftalmikus kelopak mata atas
(+)Baik, dapat mengangkat rahang
 Nervus Maxilaris atas, palatum
(+)Baik, dapat mengangkat rahang
 Nervus bawah dan lidah
Mandibularis
(+)Baik, dalam menggoyangkan sisi
6. Nervus VI mata
Abdusen (+)Baik, dalam menggerakkan lidah
7. Nervus VII dan rongga mulut
Fasialis (-)Kurang baik, dalam rangsangan
8. Nervus VIII pendengaran
Auditoris (-)Rangsangan cita rasa kurang
9. Nervus IX baik, lidah, terasa pahit
Glasofarigeus (+)Baik, faring, laring, paru-paru
10. Nervus X dan esofagus
Vagus (+)Baik, dalam menggerakkan leher
11. Nervus XI (+) Kurang Baik, dalam rangsangan
Asesorius atau rasa, lidah terasa pahit
12. Nervus XII
Hipoglosus

9. Thorax dan fungsi pernafasan


Bentuk thorax simetris, frekuensi 22x/I, bunyi nafas vesikuler, irama teratur (regular), tidak
ditemukan adanya sputum
10.Jantung
Tidak adanya pembesaran jantung, tidak terdapat sianosis dan nyeri dada, bunyi jantung normal
tidak ada bunyi jantung tambahan, Capila Refill 1 x/i
11. Abdomen
Turgor kulit baik, jika diambil elastis, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan limfe, peristaltik usus 20x/i
12.Reproduksi/alat kelamin
Tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran/pembengkakan didaerah penis.Dan tidk terpasang
kateter.
13.Ekstremitas
Pada ekstremitas bawah luka post amputasi atas lutut sebelah kiri yang menyebabkan klien
kesakitan skala nyeri 5 sedang, dan disekitar luka terjadi odema.

3.1.7 Pemeriksaan Penunjang


A. Diagnosa Medis : Above Knee Amputasi
B. Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal : 24 November 2010
Pemeriksaan Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 6,10 gr/dL 13-16 gr/dL
Eritrosit 2,40 /mm3 4,5-6,5 juta/mm3
Leukosit 3,00/mm3 4000-10000/mm3
Ht 18.60 % 37-47 %
Tombosit 119 mg/dL  200
MCV 77.50 fL 82 – 92 fL
MCH 25,40 pg 27 – 31 pg
MCHC 32,80 g% 32 – 36 g/dl
Limfosit 17,70 % 20,0 – 40,0
Monosit 1,00 % 2,0 – 8,0
Eosinofil 0,30 % 1,0 – 3,0
Basofil 0,000% 0,0 – 1,0%

3.1.9 Therapi
Tanggal : 24, 25 dan 26 November 2010
IVFD RL/ NaCl 0.9%/ dekstro 5% : 20 tts/i
Ceftriaxon : 1 gr / 12 jam
Gentamisin 80 mg/ 12 jam
Ketorolak 30 mg/12 jam
Ranitidin 50 mg/ 12 jam
Transfusi 2 bag/ hari selama 2 hari
Diet MB
3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data subjek: Penekanan pembuluh Gangguan rasa
Klien mengatakan nyeri pada saraf nyaman nyeri
kaki kiri (puntungnya)
Data objek:
Klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.
Skala nyeri 5(sedang)
TD; 130/80 mmHg, HR: 82 x/i,
RR: 22 x/i

2 Data subjek: Terputusnya Gangguan


Klien mengatakan tidak dapat kontiniunitas jaringan mobilitas fisik
berjalan dan kehilangan kaki
kirinya dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-
hari
Data objek:
- Terpasang infuse dengan
cairan NaCl 0.9%/20 tts/i
- Ada perban elastis dikaki
kiri klien
- Kaki kirinya sudah
diamputasi
- Seluruh aktivitas klien di
bantu oleh keluarga dan
perawat (skala otot 2 pada
ekstremitas kanan bawah)
3 Data subjek: Salah interpretasi Kurang
Klien mengatakan kurang informasi pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya tentang kondisi
Data objek: prognosis dan
Klien tampak bingung, dan kebutuhan
sering bertanya tentang pengobatan
penyakit yang dideritanya

3.3 Prioritas Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. F
Umur : 15 tahun
Diagnosa: Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


1 Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan: - Tinggikan dan - meningkatkan aliran balik
ber hubungan dengan - Menyatakan nyeri dukung ekstremitas vena, menurunkan edema
Penekanan pembuluh saraf di hilang Rasa nyaman yang terkena dan menurunkan nyeri.
tandai dengan Klien tampak nyeri terpenuhi - Evaluasi keluhan
meringis kesakitan, lemas dan Kriteria Hasil : nyeri/ketidak - mempengaruhi
gelisah. Skala nyeri 5 (sedang) - menunjukkan nyamanan pilihan/pengawasan
tindakan santai, - Dorong klien keefektifan intervensie
mampu berpartisipasi untuk - membantu menghilangkan
dalam mendiskusikan ansietas, klein dapat
aktivitas/tidur/istiraha masalah dengan merasakan kebutuhan
t dengan tepat cedera untuk menghilangkan
- menunjukkan - Berikan obat pengalaman kecelakaan
penggunaan sesuai dengan - Diberikan untuk
keterampilan relaksasi indikasi ; antibiotic menurunkan nyeri atau
dan aktivitas dan analgesik non spasme otot
terapeutik sesuai narkotik
indikasi untuk situasi
individual
2 Gangguan mobilitas fisik Tujuan : - Kaji derajat - Klien mungkin dibatasi
berhungan dengan kerusakan - imobilitas yang di oleh pandangan diri/
rangka neuromuskular Meningkatkan/memper hasilkan oleh persepsi diri tentang
ditandai dengan Seluruh tahankan mobilitas cedera/ pengobatan keterbatasan fisik aktual,
aktivitas klien di bantu oleh pada tingkat paling dan perhatikan memerlukan informasi/
keluarga dan perawat tinggi yang mungkin persepsi klien intervensi untuk
Terpasang infus dengan cairan terhadap imobilitas meningkatkan kemajuan
NaCl 0.9%/20 tts/I, Kriteria : - Intruksikan klien kesehatan
- Memepertahankan untuk bantu dalam
posisi fungsional. rentang gerak klien - Meningkatkan aliran
- Meningkatkan aktif pada darah ke otot dan tulang
kekeuatan/ fungsi yang ekstremitas yang untuk meningkatkan tonus
sakit dan sakit dan yang tidak otot, memepertahankan
mengkompensasi sakit gerak sendi, mencegah
- Menunjukan teknik kontraktur/ atrofi dan
yang memampukan - Bantu / dorong reabsorbsi kalsium karena
aktivitas peran diri/ tidak di gunakan
kebersihan - Meningkatkan kekuatan
(contoh :mandi, otot dan sirkulasi,
mencukur) meningkatkan kontrol klien
dalam situasi dan
- Beri bantu dalam meningkatkan kesehatan
mobillitas dengan diri langsung
kursi roda, kruk, - Mobilisasi dini
tongkat, sesegera menurunkan komlikasi tira
mungkin baringa(flebitis)dan
meningkatkan penyembuhan
- Awasi TD dengan dan nomalisasi fungsi organ
melakukan aktifitas - Hipotensi posturak adalah
masalah umum menyertai
tirah baring lama dan dapat
memerlukan intervensi
khusus.
3 Kurang pengetahuan tentang Tujuan : - Beri penguatan - Banyak amputasi
kondisi prognosis dan - Menyatakan metode mobilitas memerlukan pergantian
pengobatan berhubungan pemahaman kondisi, dan ambulasi sesuai perban selama proses
dengan salah interpretasi dan pengobatan. intruksi dengan penyembuhan
informasi ditandai dengan Kriteria : terapi fisik bila
klien mengatakan kurang Melakukan dengan diindikasikan
mengerti tentang penyakit yang benar prosedur yang di - Buat daftar - penyusunan aktivitas
dideritanya, klien tampak lakukan dan aktivitas dimana sekitar kebutuhan dan yang
bingung dan sering bertanya menjelaskan alasan klien dapat memerlukan bantuan
tentang penyakit yang tindakan. melakukan secara
dideritanya. mandiri dan yang
memerlukan
bantuan
- Identifikasi - memeberi bantuan untuk
tersedianya sumber memudahkan perawatan diri
pelayanan di dan mendukung
masyarakat kemandirian

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis merencanakan dan melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Tn. F Dengan Post
Op Amputasi ; Atas Lutut Sinistra Ruang Rindu B-3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan yang dimulai tanggal 25-27 November 2010, maka dalam BAB ini penulis akan
membahas mengenai kesenjangan antara teoritis dan kasus. Pembahasan ini sesuai dengan tahap
proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi.

4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan landasan asuhan keperawatan
untuk menimbulkan/menemukan data yang merupakan sebagai dasar untuk mengetahui
kebutuhan keperawatan yang diberikan.
Pengkajian yang penulis lakukan pada Tn. F mulai tanggal 25-27 November 2010, selama
tahap pengkajian penulis tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data, karena klien
dalam tingkat kesadaran yang baik dan tidak ada gangguan bicara. Selain itu, penulis juga
mendapatkan informasi dari keluarga dan perawat yang memberikan respon baik dan aktif
dalam mememberikan informasi.
Dalam pengkajian penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu :
1. Aktivitas/istirahat
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena.
2. Integritas Ego.
Antara teori dan kasus ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis yaitu
Ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan semu.. Sedangkan pada kasus tidak
terjadi hal-hal demikian karena klien menerima keadaannya.
3. Seksualitas
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu Masalah tentang keintiman.
4. Integritas Sosial.
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan karena data yang ada pada teoritis
ada juga pada kasus yaitu Masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, Masalah tentang
peran fungsi.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis terdiri dari 6
diagnosa, yaitu :
1. Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor bio
fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/ reaksi
orang lain.
2. Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak psikologi
terhadap kehilangan bagian tubuh.
3. Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/
arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
4. Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan
traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status
nutrisi.
5. Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan kehilangan tungkai (terutama ekstremitas
bawah) ; nyeri/ ketidaknyamanan, gangguan perceptual ( perubahan rasa keseimbangan.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingat, salah interpretasi informasi.

Sedangkan Diagnosa Keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus yaitu :


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori dan juga terdapat pada kasus yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.

Adapun Diagnosa Keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak terdapat pada
tinjauan kasus yaitu :
1. Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor bio
fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/ reaksi
orang lain.
2. Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/
arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
3. Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan
traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status
nutrisi.

4.3 Perencanaan
Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Intervensi:
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)
Semua tindakan ini dilakukan sesuai dengan teoritis dan sesuai dengan kondisi klien serta sarana
yang ada rumah sakit.
Adapun perencanaan yang tidak penulis lakukan pada Tn. F dan perencanaan tersebut
terdapat pada teori adalah :
a. Beri penguatan informasi pasca operasi termasuk tipe/lokasi amputasi, tipe prospese bila
tepat ( segera, lambat), harapan tindakan pasca operasi, termasuk control nyeri dan rehabilitasi
b. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan bagaimana
pasien melihat dirinya dalam pola/ peran fungsi yang biasanya.
c. Dorong partisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Berikan kesempatan untuk memandang/
merawat puntung menggunakan waktu untuk menunjukan tanda positif penyembuhan.
d. Dorong/berikan kunjungan orang-orang yang telah diamputasi, khususnya seorang yang telah
diamputasi.
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Intervensi:
- Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila
diindikasikan
- Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
Semua tindakan ini dilakukan sesuai dengan kondisi klien dan sarana yang ada rumah sakit

Adapun perencanaan yang tidak penulis lakukan pada Tn. F dan perencanaan tersebut
terdapat pada teori adalah :

a. Intruksikan perawatan balutan/luka, inspeksi puntung menggunakan cermin untuk semua


semua area, pijat kulit, dan tutup puntung dengan tepat.
b. Tunjukkan perawatan alat prostesi. Tekankan pentingnya pemeliharaan rutin/ pemasangan
ulang periodic.
c. tekankan pentingnya diet seimbang dan pemasukan cairan adekuat.
d. Anjurkan penghentian merokok.

4.4 Pelaksanaan
Adapun perencanaan yang dilakukan pada Tn. F dengan diagnosa keperawatan yang
dijumpai pada kasus adalah :

Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan klien tampak meringis
kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Implementasi:
- meniggikan dan menyokong puntung dengan menggunakan bantal
- mengkaji skala nyeri klien dengan cara memberikan pilihan tingkatan derajat nyeri skala nyeri 5
(sedang)
- Membantu klien untuk diskusi dengan masalah yang di alaminya dengan cara bertanya kepada
klien akan keadaannya.
- Memberi obat analgesic non narkotik sesuai indikasi(tramadol 50 mg/ 5 jam)

Dianosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
Implementasi:
- Mengkaji derajat imobilitas dengan cara menyarankan klien untuk menggerak puntungnya
- Membantu klien untuk melakukan personal hygnie dengan cara menjelaskan manfaat dari
personal hygine
- Menganjurkan dan membantu klien menggerakkan kaki yang sakit maupun yang tidak sakit
dengan cara membuat jadwal latihan.
- Memberi bantuan dalam mobilitas dengan kursi roda dengan cara menjelaskan teknik kerja
kursi roda..
- Mengkaji vital sign,TD:130/80mmHg,HR:82 x/I,RR:22 x/I,Themp:37 oC

Diagnosa keperawaratan III


Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Implementasi:
- Mengkaji ulang patologi dan harapan yang akan datang
- Memberi penjelasan metode mobilitas dan ambulasi sesuai dengan terapi yang di berikan
- Membuat daftar aktifitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang
memerlukan bantuan dengan cara membuat jadwal aktivitas klien.
- Mengindentifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat dengan cara bertanya
kepada klien dan keluarga

- Melatih klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan bawah
4.5 Evaluasi
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah :
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan
klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
Evalasi:
S: klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya sudah mulai berkurang.
O: klien tampak sudah mulai tenang skala nyeri 5 (sedang)
A: Masalah sebagian teratasi.
P: Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)

Diagnosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
Evaluasi:
S:Klien mengatakan hanya mampu sedikit menggerakkan puntungnya.
O:Kondisi baik dan mampu sedikit menggarakkan puntungnya.
A:Masalah sebagian teratasi.
P:Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan.
- Kaji derajat imobilitas yang di hasilkan oleh cedera/ pengobatan dan perhatikan persepsi klien
terhadap imobilitas
- Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas yang sakit dan
yang tidak sakit
- Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)
- Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin
- Awasi TD dengan melakukan aktifitas
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah :
Diagnosa keperawatan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Evaluasi:

-Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang


- Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila
diindikasikan
- Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
- Dorong klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan di bawah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post op amputasi di perlukan
proses perawatan yang komprehensif yang meliputi aspei hio, psiko, sosial, spiritual dengan
mengikutkan klien dan keluarga klien di dalamnya.
5.1.1 Pengkajian
Setelah melakukan pengkajian mulai tanggal 25-27 November 2010 pada Tn. F diRuang
Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan, penulis menemukan masalah mengenai :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan


Setelah melakukan pengkajian mulai tanggal 25-27 November 2010 pada Tn. F diRuang Rindu B-3
RSUP H. Adam Malik Medan, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai
dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah
kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.

5.1.3 Perencanaan
Setelah melakukan pengkajian pada Tn. F diRuang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik
Medan yang dimulai tanggal 25-27 November 2010 penulis melakukan intervensi keperawatan
sesuai dengan masalah yang dihadapi klien yaitu:
Diagnosa keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf yaitu:
- Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
- Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan
- Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera
- Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)
Diagnosa Keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri yaitu:
- Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas yang sakit dan
yang tidak sakit
- Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)
- Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin
Awasi TD dengan melakukan aktifitas
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi
- Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila
diindikasikan
- Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan
bantuan
- Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat
- Dorong klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan di bawah

5.1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan penulis pada Tn. F diruang rindu B-3 RSUP H. Adam Malik
Medan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan
sarana dan fasilitas Rumah sakit RSUP H. Adam Malik Medan adalah :
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah.Skala nyeri 5 (sedang).
Implementasi:
- meniggikan dan menyokong puntung dengan menggunakan bantal
- mengkaji skala nyeri klien dengan cara memberikan pilihan tingkatan derajat nyeri skala nyeri 5
(sedang)
- Membantu klien untuk diskusi dengan masalah yang di alaminya dengan cara bertanya kepada
klien akan keadaannya.
- Memberi obat analgesic non narkotik sesuai indikasi(tramadol 50 mg/ 5 jam)
Dianosa keperawatan II
Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan
Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki
kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat.

Implementasi:
- Mengkaji derajat imobilitas dengan cara menyarankan klien untuk menggerak puntungnya.
- Membantu klien untuk melakukan personal hygnie dengan cara menjelaskan manfaat dari
personal hygine
- Menganjurkan dan membantu klien menggerakkan kaki yang sakit maupun yang tidak sakit
dengan cara membuat jadwal latihan.
- Memberi bantuan dalam mobilitas dengan kursi roda dengan cara menjelaskan teknik kerja
kursi roda..
- Mengkaji vital sign,TD:130/80mmHg,HR:82 x/I,RR:22 x/I,Themp:37 oC
Diagnosa keperawaratan III
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang
penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang
dideritanya.
Implementasi:
- Melatih klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan bawah dengan cara
menjadwal waktu latihan
- Mengkaji ulang patologi dan harapan yang akan datang
- Memberi penjelasan metode mobilitas dan ambulasi sesuai dengan terapi yang di berikan
- Membuat daftar aktifitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang
memerlukan bantuan dengan cara membuat jadwal aktivitas klien.
- Mengindentifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat dengan cara bertanya
kepada klien dan keluarga

5.1.5 Evaluasi
Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data Tn. F dengan post op
amputasi atas lutut sinistra diruang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan mulai tanggal 25-27
november 2010.
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah :
(Gangguan rasa nyaman nyeri, Gangguan mobilitas fisik)
Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah :
(Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan)

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan post op amputasi atas lutut sinistra.

5.2.2 Bagi Institusi


Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama di Akademi Keperawatan, dan
menjadi bahan tambahan bacaan dan pengetahuan bagi mahasiswa/i Akademi Keperawatan.

5.2.3 Bagi Perawat


Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang.Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.Perawat
kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan.
Perawat hendaknya perlu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna
mengembangkan hubungan interpersonal yang akrab dan terbuka antara perawat, klien dan
keluarga khususnya di ruang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan dan diharapkan
kepada perawat memberikan health education kepada klien dan keluarga tentang amputasi atas
lutut sinistra.

5.2.4 Bagi Klien


Di harapkan pada Tn.F bisa melaksanakan semua intruksi dan anjuran dokter dan
perawat untuk kesembuhan penyakitnya
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. F Diagnosa : Post op Amputasi


Umur : 15 Tahun AL Sinistra
Ruangan : Rindu B-3
Hari Pertama : Kamis, 25 nov 2010

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Keperawatan
Jumat, Diagnosa 14.20 - Meniggikan dan S: klien mengatakan
25 nov Keperawatan menyokong puntung nyeri pada puntungnya
2010 I dengan menggunakan sudah mulai berkurang
14.35 satu bantal setelah di suntik anti
- Mengkaji skala nyeri nyeri
klien dengan cara O: klien tampak
14.50 memberikan pilihan meringis kesakitan,
tingkatan derajat nyeri skala nyeri 5 (sedang)
skala nyeri 5 (sedang) - Injek yang di berikan
- Membantu klien (tramadol 50 mg) satu
untuk diskusi dengan jam yang lalu
18.00 masalah yang di A: Masalah belum
alaminya dengan cara teratasi.
bertanya kepada klien P: Rencana tindakan
akan keadaannya. dilanjutkan
18.15 - Memberi obat - Tinggikan dan
analgesic non narkotik dukung ekstremitas
sesuai indikasi yang terkena
(tramadol 50 mg/ 5jam) - Evaluasi keluahan
dan Antibiotik nyeri/ketidak nyamanan
(cefotaxim 1gr/ 12 jam) Berikan obat sesuai
asam mefenamat 250 dengan indikasi
mg/ 3xsehari
Diagnosa 14.20 - Mengkaji derajat S:Klien mengatakan
Keperawatan imobilitas dengan cara badan terasa lemas.
II menyarankan O:Kondisi badan lemah
14.35 klien untuk menggerak dan tampak lesu.
puntungnya Aktifitas klien di
- Menganjurkan dan bantu oleh perawat
membantu klien A:Masalah belum
menggerakkan kaki teratasi.
yang sakit maupun yang P:Rencana tindakan
16.35 tidak sakit dilanjutkan
- Memeriksa TD 130/80 - Kaji derajat
mmHg setelah imobilitas yang di
menggerakkan puntung hasilkan oleh cedera/
- Membantu klien pengobatan.
untuk melakukan - Intruksikan klien
personal hygnie dengan untuk bantu dalam
17.30 cara menjelaskan rentang gerak klien
manfaat dari personal aktif dan pasif
hygine - Bantu / dorong peran
- Memeriksa TD diri/ kebersihan klien
130/70 mmHg setelah - Beri bantu dalam
personal hygine mobillitas klien
- Memberi bantuan - Awasi TD dengan
dalam mobilitas dengan melakukan aktifitas
kursi roda dengan cara
menjelaskan teknik
kerja kursi roda..
- Memeriksa TD 130/90
mmHg setelah dari
kursi roda

Diagnosa 15.00 - Memberi S:klien mengatakan


Keperawatan penjelasan metode kurang mengetahui
III mobilitas dan ambulasi tentang penyakitnya
dengan cara O:klien tampak selalu
mengajarkan latihan bertanya tentang
rentang gerak pasif dan penyakitnya kepada
aktif perawat
- Membuat daftar A:masalah belum
aktifitas ringan dimana teratasi
17.20 klien dapat melakukan P: rencana tindakan
secara mandiri yaitu dilanjutkan
(menggosok gigi di atas - Beri penguatan
tempat tidur, memakai metode mobilitas dan
baju diatas tempat ambulasi
tidur) - Buat daftar aktivitas
- Melatih klien dimana klien dapat
untuk melanjutkan melakukan secara
latihan untuk sendi di mandiri dan yang
atas dan bawah memerlukan bantuan
dengan cara membantu - Identifikasi
puntung klien untuk tersedianya sumber
menggerakkan dengan pelayanan di
pasif yaitu masyarakat
17.30 (kontraksi,reflleksi) - Dorong klien untuk
melanjutkan latihan
aktif untuk sendi di
atas dan di bawah
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. F Diagnosa : Post op Amputasi


Umur : 15 Tahun AL Sinistra
Ruangan : Rindu B-3
Hari Kedua : Jumat, 26 nov 2010

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Keperawatan
Jumat, Diagnosa 14.20 - Meniggikan dan S: klien mengatakan
26 nov Keperawatan menyokong puntung nyeri pada
2010 I dengan menggunakan puntungnya sudah
satu bantal mulai berkurang
- mengkaji skala nyeri setelah di suntik
klien dengan cara O: klien tampak
memberikan pilihan sudah mulai tenang
tingkatan derajat skala nyeri 5 (sedang)
nyeri skala nyeri 5 A: Masalah sebagian
14.35 (sedang) teratasi.
- Memberi obat P: Rencana tindakan
antibiotic (cefotaxim dilanjutkan
1mg / 12 jam) - Tinggikan dan
- Memberi obat dukung ekstremitas
analgesic asam yang terkena
mefenamat 250 mg / - Evaluasi keluahan
3xsehari nyeri/ketidak
- Memberi obat nyamanan
18.00 analgesic non - Berikan obat
narkotik sesuai sesuai dengan
indikasi (tramadol ) 50 indikasi ; narkotik
mg / 5jam dan analgesik non
narkotik
18.15

19.00

Diagnosa 14.20 - Memeriksa derajat S:Klien mengatakan


Keperawatan imobilitas klien tidak bisa
II dengan cara memindahkan
menggerakkan kaki puntungnya.
yang sakit O:Kondisi badan
- Menganjurkan dan lemah dan tampak
membantu klien lesu.
menggerakkan kaki - Perawat membantu
14.35 yang sakit maupun Klien untuk
yang tidak sakit memenuhi mobilitas
dengan gerakan yang
sederhana (refleksi A:Masalah belum
dan kontraksi) teratasi.
- Memeriksa TD P:Rencana tindakan
130/90 mmHg setelah dilanjutkan
melakukan - Kaji derajat
pergerakan imobilitas yang di
- Membantu klien hasilkan oleh cedera/
untuk melakukan pengobatan.
personal hygnie - Intruksikan klien
- Memeriksa TD untuk bantu dalam
130/90 mmHg setelah rentang gerak klien
klien personal hygine aktif dan pasif
- Memberi bantuan - Bantu / dorong
kepada klien dalam peran diri/
mobilitas dengan kebersihan
menggunakan kursi - Beri bantu dalam
16.35 roda tuk menghirup mobillitas
udara segar keluar - Awasi TD dengan
ruangan melakukan aktifitas
- Memerksa TD
130/90 mmHg setelah
klien pindah tempat
dari kursi roda ke
tempat tidur

18.00
Diagnosa 15.00 - Membantu klien S:klien mengatakan
Keperawatan dalam metode sudah lebih
III mobilitas dan mengetahui tentang
ambulasi dengan cara penyakitnya
menggerakkan O:klien tampak
puntung klien secara tenang, dan
pasif frekuensi bertanya
- Melatih klien untuk berkurang
melanjutkan latihan A:masalah sebagian
aktif untuk sendi di teratasi
atas dan bawah P: rencana tindakan
dengan gerakan dilanjutkan
15.15 rotasi dan konraksi - Beri penguatan
metode mobilitas
dan ambulasi sesuai
intruksi dengan
terapi fisik bila
diindikasikan
- Dorong klien
untuk melanjutkan
latihan aktif untuk
sendi di atas dan di
bawah

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. F Diagnosa : Post op Amputasi


Umur : 15 Tahun AL Sinistra
Ruangan : Rindu B-3
Hari Ketiga : sabtu, 27 nov 2010

Hari/ Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Keperawatan
sabtu, Diagnosa 14.20 - meniggikan dan S: klien mengatakan
27 nov Keperawatan menyokong puntung nyeri pada
2010 I klien dengan puntungnya sudah
menggunakan satu mulai berkurang
bantal setelah di beri
- mengkaji skala nyeri suntikan melalui
klien dengan cara infus.
memberikan pilihan O: klien tampak
tingkatan derajat sudah mulai tenang
14.35 nyeri skala nyeri 5 skala nyeri 5 (sedang)
(sedang) - Injeksi yang di
- Memberi obat berikan tramadol 50
analgesic non mg/ 5jam
narkotik sesuai A: Masalah sebagian
indikasi (tramadol 50 teratasi.
mg/ 5 jam) P: Rencana tindakan
- Memberi obat dilanjutkan oleh
antibiotik (cefotaxim perawat ruangan
15.00 1gr/ 12 jam)
- Memberi obat
analgesik non
narkotik asam
mefenamat 250 mg/
3x sehari

- Memberi obat
18.00 analgesic non
narkotik sesuai
indikasi (tramadol 50
mg/ 5 jam)
18.15

20.00

Diagnosa 14.20 - Mengkaji derajat S:Klien mengatakan


Keperawatan imobilitas dengan hanya mampu sedikit
II cara menggerak menggerakkan
puntungnya puntungnya.
- Menganjurkan dan O:Kondisi baik dan
membantu klien mampu sedikit
14.35 menggerakkan kaki menggarakkan
yang sakit dengan puntungnya.
cara mengangkat kaki A:Masalah sebagian
klien tuk mengatahui teratasi.
kekuatan maksimal - P:Rencana
- Membantu klien tindakan dilanjutkan
untuk melakukan oleh perawat
personal hygniene ruangan.
- Memeriksa TD
130/80 mmHg setelah
klien melakukan
personal hygine
16.35 - Memenuhi
kebutuhan klien
sehari-hari dengan
mengambilkan diet
17.30

17.45
Diagnosa 15.00 - Menghitung S:klien mengatakan
Keperawatan metode mobilitas dan sudah lebih
III ambulasi dengan cara mengetahui tentang
membantu klien penyakitnya
untuk pergerakan O:klien tampak
pasif (kontraksi dan tenang, dan
relaksasi) frekuensi bertanya
- Melatih klien berkurang
untuk melanjutkan A:masalah teratasi
latihan aktif untuk P: rencana tindakan
sendi di atas dan dihentikan
bawah dengan
gerakan rotasi dan
relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddath, 2002, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3, Jakarta: EGC
Doengoes E Marlyin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan.
Yakarta: EGC
Jakart Laksmana, 2005, Kamus Kedokteran, djambatan, Jakarta:EGC
Mansjoer Arief,2000. Kapita selekta kedokteran, jakarta: Media Aesculapius
Pearce, C Evelyn,2000. Anatomi Fisiologi untuk Para Medis, Jakarta: EGC
Priharjo, Roberto,2000.Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC
Syaifudin,2000. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC
Wikinson, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7
Diposting oleh Eko praz di 08.46

Anda mungkin juga menyukai