Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah, karena berkat rahmat-Nya


kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Perkumpulan Petani Pemakai
Air. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Kebencanaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua

Palu, Mei 2016


Penulis

Kelompok Ganjil

Kelompok Ganjil_P3A 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................... 1


Daftar Isi ............................................................................................... 2
BAB 1. Pendahuluan ............................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 3
1.2. Tujuan ..................................................................................... 4
BAB 2 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5
2.1. Pengertian P3A .................................................................... 5
2.2. Tujuan P3A .............................................................................. 5
2.3. Masalah Yang Sering Terjadi Dalam P3A ................................... 7
2.4. Upaya Mitigasi Masalah dalam P3A ............................................ 9
BAB 3 Penutup ................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 13
3.2. Saran ....................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................... 14

Kelompok Ganjil_P3A 2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,
dan air merupakan salah satu input pertanian yang sangat penting. Air
merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar yang dibutuhkan manusia
terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard air dipermukaan bumi, dan ini terbagi
lagi menjadi 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di
daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001%
berbentuk uap di udara. Air di bumi ini mengalami siklus, Air menguap ke udara
dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui
beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut
atau daratan dan ini disebut siklus hidrologi.
Semakin tua umur bumi, ketersediaan sumberdaya air dan lahan pertanian
potensial semakin langka dan terbatas. Kondisi sumberdaya air yang terbatas,
sementara kebutuhan akan air untuk berbagai kepentingan terus meningkat,
menyebabkan permintaan terhadap air semakin kompetitif. Ketersediaan
sumberdaya air yang semakin terbatas dan kompetitif tidak hanya akan
berpengaruh negatif terhadap kehidupan sosial ekonomi maupun antar pengguna
dalam suatu sektor. Tingkat kebutuhan air di luar sektor pertanian yang dominan
adalah untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan industri yang cenderung
meningkat sejalan dengan kemajuan ekonomi.
Menurut Rahman (1999), Pengelolaan irigasi merupakan upaya untuk
mendistribusikan air secara adil dan merata, namun dalam mekanismenya
sering dihadapkan pada beberapa permasalahan mendasar, yaitu : 1) jumlah
daerah golongan air bertambah tanpa terkendali, 2) letak petakan sawah relatif
dari saluran tidak diperhitungkan dalam distribusi air dan anjuran teknologi yang
berada dibagian hilir (tail end), 3) penyadapan air secara liar diperjalanan
berlanjut tanpa sanksi, dan 5) produktivitas padi sangat beragam antara bagian
hulu dan hilir. Kalau kita lihat persoalan ini tidak terlepas dari unsur kelembagaan

Kelompok Ganjil_P3A 3
dan perangkat kebijakan yang belum berfungsi secara efektif dalam upaya
menyadarkan masyarakat akan pentingnya pengelolaan air.
Pengembangan pedesaan menjadi prioritas utama dalam pembangunan.
Untuk menurunkan kemiskinan di pedesaan menitikberatkan pada pertumbuhan
pertanian. Untuk mewujudkannya perlu perbaikan kinerja irigasi, pemeliharaan
jaringan irigasi dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik. Dalam
pengelolaan jaringan irigasi, petani harus terhimpun dalam organisasi, sehingga
kebutuhan yang sama dan keinginan yang berbeda dapat ditangani. Kebutuhan
kerja sama yang sistematis merupakan hal yang fundamental dalam irigasi
karena ada saling ketergantungan antar pemakai jaringan yang sama.
Keadaan ini memerlukan organisasi dimana petani dapat menyampaikan
kebutuhannya dan melaksanakan kesepakatan bersama. Organisasi yang
dibentuk petani tersebut dinamakan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang
tahap demi tahap berkembang menjadi suatu unit yang secara organisasitoris,
teknis dan finansial mampu melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi serta
bangunan pelengkapnya.
Perkumpulan Petani Pemakai Air merupakan kelompok yang anggotanya
adalah petani yang memanfaatkan air sebagai sarana pengairan sawah mereka.
P3A dibentuk untuk memfasilitasi dan mengatur pembagian air yang didasarkan
pada luas areal sawah di daerah irigasi setempat.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa Fungsi dari P3A?
2. Bagaimana upaya P3A untuk mengatasi masalah yang timbul dalam
anggota P3A?

Kelompok Ganjil_P3A 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


Perkumpulan Petani Pemakai Air merupakan kelompok yang
anggotanya adalah petani yang memanfaatkan air sebagai sarana
pengairan sawah mereka. P3A dibentuk untuk memfasilitasi dan mengatur
pembagian air yang didasarkan pada luas areal sawah di daerah irigasi
setempat (Dessy; 3).

2.2. Tujuan P3A


Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) betujuan (Dessy; 4):
1. Untuk menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan
dengan air,
2. Wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran dan pendapat
serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan masalah yang
dihadapi bersama, baik yang dapat dipecahkan sendiri maupun yang
memerlukan bantuan dari luar,
3. Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama memenuhi
kebutuhan air irigasi untuk usaha taninya dan juga berperan dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

P3A disebut berfungsi apabila (Modul,2006;2):


1. Masing-masing pengurusnya aktif bekerja sesuai dengan fungsinya;
2. Kegiatan-kegiatan P3A dirasakan manfaatnya oleh petani, misalnya
ditandai
3. dengan kepuasan anggota terhadap pelayanan air irigasi;
4. Kegiatan-kegiatan P3A mendapat dukungan dari anggotanya;
5. Kegiatan-kegiatan P3A dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana;
6. Kegiatan-kegiatan P3A dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan

Kelompok Ganjil_P3A 5
7. yang dihadapi anggotanya;
8. Keberadaan P3A dapat meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga
akan
9. meningkatkan kesejahteraan petani; dan
10. luran pelayanan air irigasi dapat terkumpul dan dapat digunakan seperti
11. yang direncanakan agar fasilitas irigasi terpelihara dengan baik.

Gambar 1. P3A yang berfungsi dengan baik (Modul, 2006;2)

Gambar 2. P3A yang tidak berfungsi dengan baik (Modul, 2006;3)

Kelompok Ganjil_P3A 6
2.3. Masalah Yang Sering Terjadi Dalam P3A
Berdasarkan sumber jurnal yang kami kumpulkan ada berbagai macam
masalah yang sering terjadi dalam P3A, baik hubungan dengan lemabga
maupun hubungan antar anggota itu sendiri. Berikut adalah sebagian kecil
masalah itu, yaitu:
1. Jurnal SIKAP PETANI TERHADAP PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR (P3A) (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan
Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara) Oleh : Dessy Suminta Uli
Sitompul, Meneth Ginting, Emalisa.
a. Kualitas bendungan dan kualitas air yang kurang baik Kualitas
bendungan yang kurang baik diakibatkan kurangnya perhatian pihak
pemerintah (PU Pengairan) terhadap kerusakan bendungan. Kualitas
air yang kurang baik disebabkan oleh pencemaran dari limbah rumah
tangga, penggundulan hutan sehingga jumlah air semakin berkurang.
b. Konflik antara petani hulu dengan petani hilir Hal ini disebabkan tidak
adanya kesepakatan pendistribusian air pada saat musin hujan dan
musim kemarau. Pada saat musim hujan dapat menyebabkan sawah
petani di hilir dapat terendam air. Sedangkan pada saat musim
kemarau, petani hilir mengalami kekurangan air karena petani hulu
lebih banyak menggunakan air. Dan adanya sebagian petani yang
beranggapan bahwa pengaturan pembagian air yang selama ini
dilakukan kurang merata.
c. Sistem pembukuan Sebagian besar petani tidak mengetahui sistem
pembukuan dalam organisasi. Hal ini membuat petani anggota
kadang-kadang tidak melaksanakan atau menunda melaksanakan
proses administrasi dalam organisasi sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sehingga pengurus mengalami kesulitan dalam menyusun
secara terperinci biaya yang masuk atau iuran petani anggota.
d. Kurangnya wawasan anggota dan pengurus tentang organisasi dan
pengembangan usaha tani Kesadaran pentingnya panca usaha tani
terutama kesadaran efisiensi penggunaan air irigasi masih kurang.

Kelompok Ganjil_P3A 7
Petani juga sering menyalahkan pengurus, baik dalam hal pengaturan
pembagian air yang kurang merata maupun dalam pengelolaan iuran.
Sedangkan pengurus juga masih banyak yang kurang
mensosialisasikan diri dengan anggota sehingga kurang dalam berbagi
masalah yang dihadapi oleh anggota.

2. Jurnal: Kajian Proses Penguatan Pengelolaan Kelembagaan


Irigasi yang Berwawasan Lingkungan. Oleh: Rita T.Lopa dan
Farouk Maricar.
Masalah pengelolaan irigasi:
a. Jumlah daerah golongan air bertambah tanpa terkendali.
b. Letak petakan sawah relatif dari saluran tidak diperhitungkan dalam
distribusi air dan anjuran teknologi yangberada di bagian hilir (“Tail
End”).
c. Penyadapan air secara liar dengan pompa berlanjut tanpa sanksi.
d. Pemeliharaan sarana yang tidak maksimal.
e. Tanggung jawab pengelolaan kelembagaan untuk berbagai tingkatan
tidak berjalan maksimal.
f. Data inventarisasi berbagai sarana irigasi belum jelas.
g. Implementasi Peraturan yang tidak merata di seluruh wilayah
Indonesia.
Metode yang digunakan pada jurnal ini yaitu Metode Focus Group
Discussion (FGD) dan Workshop. Metode ini bertujuan untuk
mendapatkan data dan informasi tentang kendala dan permasalahan
penerapan kebijakan pengelolaan irigasi.
1. Pembagian air di bagian hilir belum mencukupi, disebabkan :
1) Infratruktur jaringan irigasi belum / kurang memadai sehingga
tingkat kehilangan air mencapai 30 %.
2) Borosnya penggunaan air ditingkat petani.
3) Masih ada / sering terjadi miss-koordinasi sehingga belum
terlaksana dengan baik.

Kelompok Ganjil_P3A 8
2. Pembagian kewenangan daerah irigasi membuat kurangnya koordinasi
dan sosialisasi mempengaruhi pemberdayaan P3A
3. Sangsi terhadap pelanggaran belum ada
4. Dana OP belum mencukupi
5. Kurang koordinasinya LPI di berbagai tingkatan mengakibatkan :
1) Belum ada kesamaan pemahaman
2) Belum tersosialisasikannya peraturan tentang irigasi
3) Inventarisasi irigasi belum lengkap
6. Iuran petani/partisipasi masih rendah

3. Jurnal: Dinamika Kelembagaan Pengelolaan Air Irigasi. Oleh:


Benny Rachman Dan Ketut Kariyasa.
Terjadi pencurian air, pengerusakan saluran, pelanggaran jadwal tanam
dan pola tanam, dan lain sebagainya.

4. Jurnal: SIKAP DAN PERILAKU PETANI TERHADAP KINERJA


PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) CITRA MANDIRI DI
KELURAHAN TUALANG (Kasus : P3A Citra Mandiri Kelurahan Tualang,
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Oleh: Fandy S.
Sembiring, Yusak Maryunianta, Sinar Indra Kusuma.
Pembagian air yang tidak merata

2.4. Upaya Mitigasi Masalah dalam P3A


Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi masalah dalam P3A
antara lain, yaitu:
1. Jurnal SIKAP PETANI TERHADAP PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR (P3A) (Studi Kasus: Desa Simanampang, Kecamatan
Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara) Oleh : Dessy Suminta Uli
Sitompul, Meneth Ginting, Emalisa.

Kelompok Ganjil_P3A 9
Kepada Pemerintah
a. Agar pemerintah membimbing pengurus melalui pelatihan tentang
bagaimana menjalankan organisasi yang baik serta memfasilitasinya
dalam pelatihan tersebut, dan lebih lagi mengaktifkan anggota dalam
mengikuti rapat dan gotong royong.
b. Agar pemerintah melalui lembaga yang berwenang seperti Dinas PU
Pengairan melakukan pengawasan saluran secara intensif dan
terprogram
Kepada Petani Anggota dan Pengurus
a. Hendaknya petani sebagai anggota P3A lebih meningkatkan
partisipasinya dalam mengikuti setiap kegiatan-kegiatan yang telah
ditentukan demi kemajuan organisasi P3A dan pengembangan usaha
tani petani,
b. Supaya petani menumbuhkan kesadaran pada diri petani itu sendiri
akan pentingnya kerjasama yang baik antara anggota dan pengurus
serta kesadaran dalam hal pembagian saluran air irigasi yang telah
dibuat,
c. Pengurus sebaiknya mengajukan proposal bantuan kepada Dinas PU
Pengairan untuk melakukan perbaikan jaringan irigasi,
d. Agar pengurus memberikan pengertian kepada masyarakat tentang
dampak-dampak dari penebangan hutan dan pembuangan limbah
rumah tangga yang sembarangan dilakukan,
e. Hendaknya pengurus dan anggota bermusyawarah untuk
mengaktifkan kembali uluulu untuk mengkoordinasi pembagian air
irigasi ke setiap lahan petani,
f. Pengurus meminta pengertian kepada petani yang berada di hulu
maupun di hilir untuk tetap melaksanakan kesepakatan mengenai
pendistribusian air.

Kelompok Ganjil_P3A 10
2. Jurnal: Kajian Proses Penguatan Pengelolaan Kelembagaan
Irigasi yang Berwawasan Lingkungan. Oleh: Rita T.Lopa dan
Farouk Maricar.
a. Sosialisasi ditingkatkan, dari kecamatan sampai tingkat desa
b. Sosialisasi masing-masing lintas sektor sesuai program, pemahaman,
dan fungsi
c. Penegasan aturan sesuai kewenangan dan sosialisasi aturan ditingkat
pengguna (petani)
d. Maksimalisasi tanggung jawab dan sistem pemeliharaan
e. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, baik primer, sekunder,
maupun tersier.
f. Gerakan masal hemat air.
g. Pemberdayaan P3A secara berkesinambungan
h. Struktur organisasi perlu diselaraskan
i. Pengelolaan OP, sarana, prasarana, dan pemberdayaan P3A dikelola
oleh Kabupaten terdiri dari kelompokpemerhati, LSM, dan Komisi
Irigasi
j. Koordinasi di berbagai tingkatan
k. Adanya sistem informasi atau data base sarana prasarana irigasi.

3. Jurnal: Dinamika Kelembagaan Pengelolaan Air Irigasi. Oleh:


Benny Rachman Dan Ketut Kariyasa.
Untuk menjamin adanya keseimbangan antara pelayanan air yang
diterima petani dengan jumlah yang telah dikorbankan maka perlu
dibuatkan aturan dengan penerapan sangsi yang jelas dan konsisten.
Penerapan sangsi yang memadai bagi petani yang menunggak/tidak
membayar iuran akan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab petani
dalam berorganisasi.

Kelompok Ganjil_P3A 11
4. Jurnal: SIKAP DAN PERILAKU PETANI TERHADAP KINERJA
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) CITRA MANDIRI DI
KELURAHAN TUALANG (Kasus : P3A Citra Mandiri Kelurahan Tualang,
Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Oleh: Fandy S.
Sembiring, Yusak Maryunianta, Sinar Indra Kusuma.
Diperlukan peran pemerintah untuk pengembangan sumber daya air
yang ada dalam pembangunan jaringan irigasi agar pembagian air dapat
merata dan dinikmati oleh semua masyarakat.

5. Jurnal: Evaluating planning and delivery performance of


Water User Associations (WUAs) in Osh Province,
Kyrgyzstan. Oleh: Jusipbek Kazbekov, Iskandar Abdullaev,
Herath Manthrithilake, Asad Qureshi , Kakhramon Jumaboev.
a. Konsep kepemimpinan WUA/P3A, misalnya kemampuan manajerial
(komukasi efektif pengurus dengan pengguna), dan memberikan
pelatihan kepada pemimpin P3a/WUA.
b. Meningkatkan kapasitas pengurus air melalui pelatihan teknis.
c. Transparansi pengelolaan air yang penting untuk perencanaan dan
distribusi air.
d. Perlunya inovasi kelembagaan , seperti membuat jadwal rotasi
pimpinan yang dipilih oleh pengguna air
e. Memberikan fasilitas perbaikan infrastruktur secara kolektif.
f. Mencanangkan insentif hemat air dengan pembayaran air volumetric
berdasarkan wilayah (instalasi penguku air dan perangkat pengatur
kanal tersier).
a. Perlunya evaluasi perencanaan dan distribusi sumber DAya Air dalam
P3A/WUA, untuk dapat memprediksi kebutuhan air dalam rencana
irigasi untuk musim tanam.

Kelompok Ganjil_P3A 12
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1.
3.2. Saran

Kelompok Ganjil_P3A 13
DAFTAR PUSTAKA

Benny Rachman Dan Ketut Kariyasa. Dinamika Kelembagaan Pengelolaan


Air Irigasi. Jurnal

Dessy Suminta Uli Sitompul, Meneth Ginting, Emalisa. SIKAP PETANI


TERHADAP PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A). Universitas
Sumatera Utara

Fandy S. Sembiring, Yusak Maryunianta, Sinar Indra Kusuma. SIKAP DAN


PERILAKU PETANI TERHADAP KINERJA PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR (P3A) CITRA MANDIRI DI KELURAHAN TUALANG
(Kasus : P3A Citra Mandiri Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai). Universitas Sumatera Utara

Jusipbek Kazbekov, Iskandar Abdullaev, Herath Manthrithilake, Asad


Qureshi , Kakhramon Jumaboev. Evaluating planning and
delivery performance of Water User Associations (WUAs)
in Osh Province, Kyrgyzstan. Journal

Rita T.Lopa dan Farouk Maricar. 2013. Kajian Proses Penguatan


Pengelolaan Kelembagaan Irigasi yang Berwawasan Lingkungan.
Universitas Hasanuddin

Kelompok Ganjil_P3A 14

Anda mungkin juga menyukai