Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI

KACANG OVEN UNTUK


INDUSTRI SKALA MENENGAH
(Studi Kasus di CV TDS Mitra Garuda Panti Kabupaten Jember)

Dwi Satriya Wirabrata

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas


Jember

Abstract

Peanut (Arachis hypogaea L.) is one of the leading commodities and also as a
source of vegetable protein which is important in Indonesia. Roasted peanut is
obtained as a result of processing without the use of peanut oil. This study aims to
analyze the financial feasibility roasted peanut industry with methods of Net
Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B / C Ratio), Internal Rate of
Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP) and find out the
sensitivity of company to increase operating costs, declining revenues, and a
combination of both methods Sensitivity Analysis. The results showed that the
CV TDS Garuda Partner financially viable, with NPV Rp. 350,394,111.00; Net B
/ C ratio equal to 2.15 and IRR of 49.36%, and Payback Period within a period of
2.002 years. Sensitivity increase in operating expenses respectively by 10%, 15%
and 20% and the decrease in revenue of 10% and 15% is still worth the effort. The
critical point for the NPV obtained at 30% operational increase of Rp.
5,813,718.00 and a decrease in revenue of 18% of Rp.18.420.615, 00.

Keywords: Feasibility, Sensitivity Analysis, Industrial roasted peanut.


PENDAHULUAN

Komoditi palawija merupakan produk yang prospektif, baik untuk


memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi palawija unggulan dan juga
sebagai sumber protein nabati yang cukup penting di Indonesia. Kacang oven
diperoleh sebagai hasil dari pengolahan kacang tanah tanpa menggunakan minyak
goreng. CV TDS Mitra Garuda merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pangan yakni berupa kacang tanah. Perusahaan tersebut baru berjalan
sekitar lima tahun dalam memproduksi kacang oven, dan dalam pengaturan
keuangan atau manajemen keuangannya dikelola sendiri oleh owner dan bukan
oleh ahli keuangan (akuntan). Untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan
finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha tersebut untuk
dikelola serta menganalisis kepekaan/ sensitivitas perusahaan terhadap perubahan
biaya operasional, penurunan pendapatan serta gabungan antara keduanya.Kajian
atau studi kelayakan usaha dalam suatu perusahaan akan memberikan peluang dan
gambaran mengenai layak atau tidaknya suatu usaha tersebut dijalankan (Husnan
dan Suwarsono, 2000).
Penelitian ini bertujuan menganalisa kelayakan finansial dari industri
pengolahan kacang oven untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha tersebut
dijalankan dan mengetahui kepekaan perusahaan terhadap kenaikan biaya
operasional dan penurunan pendapatan serta perubahan harga produk dengan
metode Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio),
Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP), Payback Period (PP)
serta Analisis Sensitivitas.
Informasi tentang kelayakan finansial yang diperoleh dari penelitian ini
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan usaha
kacang oven di CV TDS Mitra Garuda. Selain itu mahasiswa memperoleh
gambaran secara langsung tentang analisis kelayakan finansial usaha. Bagi
pemerintah hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat kebijakan untuk industri kacang oven agar lebih berkembang.
METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari
2011. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di pabrik kacang oven CV TDS
Mitra Garuda, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember dan pengolahan data
dilakukan di Laboratorium Manajemen Sistem Industri Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

Alat dan Bahan


Alat : software microsoft words, microsoft excel dan software cash.
Bahan : Data finansial mengenai hasil pengamatan pada CV TDS Mitra Garuda.

Metode Pengumpulan data


1. Wawancara dan Pengisian Kuisioner
2. Kepustakaan
3. Observasi

Metode Analisa Data


1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antar benefit
(manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Net Present Value
menunjukkan kelebihan benefit dibanding dengan cost (Soeharto, 1999).
n
Bt − Ct
NPV = ∑
t =0 (1 + i )t
Keterangan.
Bt = penerimaan (benefit social bruto) pada tahun ke-t
Ct = biaya (cost) pada tahun ke-t
n = umur ekonomis proyek (10 tahun)
i = tingkat suku bunga yang berlaku (16%)
t = tahun ke-t
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net B/C merupakan perbandingan antara present value dengan total biaya
bersih dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih
dari benefit kotor (Soekartawi, 1986).
n
Bt − Ct

t=1 (1 + i)
t
Net B / C = n
Ct − Bt

t=1 (1 + i)
t

Kriteria Pengambilan Keputusan.


a. Net B/C Ratio > 1, maka industri pengolahan kacang oven secara finansial
layak untuk dilanjutkan.
b. Net B/C Ratio < 1, maka industri pengolahan kacang oven secara finansial
tidak layak untuk dilanjutkan.

3. Internal Rate of Return (IRR)


Formulasi analisis IRR adalah sebagai berikut.

IRR = i1 +
NPV 1
(i2 − i1 )
NPV 1 − NPV 2
Keterangan:
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
i1 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai positif
i2 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai negatif

4. Break Even Point (BEP)


Untuk mengetahui titk impas yang harus dilampaui oleh hasil penjualan
produk, dapat dilakukan pendekatan dengan menggunakan analisis BEP.

BT
BEP =
BV
1−
R
Keterangan.
BT = biaya tetap total
BV = biaya variabel
R = total penerimaan (revenue)

5. Payback Period (PP)


Payback period (PP) merupakan jangka waktu/periode yang diperlukan
perusahaan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan
untuk berinvestasi kacang oven.

Investasi awal
PP =
Jumlah Net Benefit / n tahun

6. Analisis Sensitivitas
Suatu rencana proyek yang sudah diputuskan untuk dilaksanakan
berdasarkan pada perhitungan serta berdasarkan pada evaluasi (NPV, PP dan
IRR) namun dalam kenyataan tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan yang
disebabkan oleh kenaikan harga. Dengan adanya kemungkinan tersebut maka
harus diadakan analisis kembali untuk melakukan penyesuaian perubahan dari
kenaikan harga tersebut. (Djamin, 1993).
Tujuan dilakukan analisis kepekaan adalah untuk mengetahui kemungkinan
yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek bila ada suatu kesalahan atau
perubahan dalam dasar penghitungan.
Beberapa parameter yang dapat menyebabkan perubahan pada usaha kacang
oven, yaitu dengan menggunakan kenaikan biaya operasional dan penurunan
penerimaan sebesar 10%, 15% dan 20% serta gabungan antara kenaikan biaya
operasional 10% dan penurunan penerimaan sebesar 10% ; peningkatan biaya
operasional sebesar 20% dan penurunan penerimaan sebesar 20%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Cash flow


Biaya Investasi Awal
Total biaya investasi CV TDS Mitra Garuda kabupaten Jember sebesar
Rp. 304.895.000,00. Sumber biaya tersebut terdiri dari kredit (45%) sebesar
Rp. 137.202.750,00 dan dana sendiri (55%) sebesar Rp. 167.692.250,00.
Biaya Operasional
Biaya produksi merupakan semua jenis biaya yang harus dikeluarkan untuk
kebutuhan produksi kacang oven tiap tahunnya selama 10 tahun. Biaya produksi
yang dibutuhkan CV TDS Mitra Garuda rata-rata sebesar Rp. 344.491.143,00 per
tahun, yang terdiri dari Rp. 109.747.143,00 biaya tetap dan Rp. 234.744.000,00
biaya tidak tetap.
Penerimaan dan Pendapatan Perusahaan
Berikut adalah grafik hasil produksi yang dihasilkan selama lima tahun dan
untuk tahun ke enam sampai ke sepuluh disamaratakan dengan produksi terakhir
perusahaan.

Gambar 1. Grafik Hasil Produksi selama 10 tahun

2. Analisis Kelayakan Finansial


Hasil Analisis data, diperoleh NPV, Net B/C ratio, IRR serta PP dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 1. Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR dan PP pada industri kacang oven tahun
1-10 dengan tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Keputusan


NPV 350.394.111,00 Layak
Net B/C Ratio 2,15 Layak
IRR (%) 49,39 Layak
PP (tahun) 2,002
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
Penilaian kelayakan usaha industri kacang oven tidak hanya dilihat dari
salah satu analisis kriteria investasi saja, tetapi harus dilihat dari keseluruhan hasil
analisis kriteria investasi tersebut. Hasil analisis pada tabel 1 menunjukkan bahwa
nilai NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan nilai IRR > 16% sehingga dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa industri kacang oven CV TDS Mitra Garuda secara
finansial layak untuk diusahakan.

3. Analisis Sensitivitas
Sensitivitas Kelayakan Usaha Industri Kacang Oven terhadap Kenaikan
Biaya Operasional.
Dalam menganalisis sensitivitas industri kacang oven ini, diasumsikan
bahwa perubahan hanya terjadi pada biaya produksi yaitu dengan kenaikan
sebesar 10%, 15%, dan 20%. Sedangkan kondisi lain-lain dianggap tetap (Ceteris
paribus). Sehingga kenaikan biaya produksi dianggap tidak mening katkan jumlah
produksi kacang oven.
Tabel 2. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap kenaikan
biaya operasional (10%) pada tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Kenaikan 10% Persentase Keputusan


Perubahan
NPV 350.394.111,00 235.556.400,00 (-)32,8% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,77 (-)17,7% Layak
IRR (%) 49,39 39,08 (-)20,9% Layak
PP (tahun) 2,002 2,39 (+)19,4%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
Dari pengamatan pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa NPV > 0, Net
B/C ratio > 1 dan nilai IRR > 16% sehingga dapat disimpulkan bahwa industri
kacang oven tidak peka terhadap kenaikan biaya operasional sebesar 10% dan
layak untuk dilanjutkan.
Tabel 3. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap kenaikan
biaya operasional (15%) pada tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Kenaikan 15% Persentase Keputusan


perubahan
NPV 350.394.111,00 178.118.915,00 (-)49,2% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,58 (-)26,5% Layak
IRR (%) 49,39 36,75 (-)25,6% Layak
PP (tahun) 2,002 2,65 (+)32,4%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan nilai IRR > 16% sehingga dapat
disimpulkan bahwa industri kacang oven tidak peka terhadap kenaikan biaya
operasional sebesar 15% dan layak untuk dilanjutkan.
Tabel 4. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap kenaikan
biaya operasional (20%) pada tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Kenaikan 20% Persentase Keputusan


Perubahan
NPV 350.394.111,00 120.693.849,00 (-)65,5% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,39 (-)35,4% Layak
IRR (%) 49,39 30,83 (-)37,6% Layak
PP (tahun) 2,002 2,97 (+)48,4%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan nilai IRR > 16% sehingga dapat
disimpulkan bahwa industri kacang oven tidak peka terhadap kenaikan biaya
operasional sebesar 20% dan layak untuk dilanjutkan.

Sensitivitas Kelayakan Usaha Industri Kacang Oven terhadap Penurunan


Pendapatan
Penurunan pendapatan merupakan faktor kepekaan yang cukup tinggi
dalam sebuah perusahaan. Untuk menganalisis sensitivitas indistri kacang oven
ini, diasumsikan bahwa perubahan hanya terjadi pada penurunan penerimaan yaitu
dengan kenaikan sebesar 10%, dan 15%. Sedangkan kondisi lain-lain dianggap
tetap (Ceteris paribus).
Tabel 5. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap penurunan
penerimaan (10%) pada tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Penurunan 10% Persentase Keputusan


Perubahan
NPV 350.394.111,00 165.964.391,00 (-)52,6% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,54 (-)28,3% Layak
IRR (%) 49,39 34,65 (-)29,4% Layak
PP (tahun) 2,002 2,74 (+)36,9%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010

Pada tabel 5 diatas menunjukkan bahwa NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan
nilai IRR > 16% sehingga dapat disimpulkan bahwa industri kacang oven tidak
peka terhadap penurunan penerimaan sebesar 10% dan layak untuk dilanjutkan.

Tabel 6. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap penurunan
penerimaan (15%) pada tingkat suku bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Penurunan 15% Persentase Keputusan


Perubahan
NPV 350.394.111,00 73.749.531,00 (-)78,9% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,24 (-)42,3% Layak
IRR (%) 49,39 26,23 (-)46,9% Layak
PP (tahun) 2,002 3,36 (+)67,8%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan nilai
IRR > 16% sehingga dapat disimpulkan bahwa industri kacang oven tidak peka
terhadap penurunan penerimaan sebesar 15% dan layak untuk dilanjutkan.

Sensitivitas Kelayakan Usaha Industri Kacang Oven terhadap Peningkatan


Biaya Operasional dan Penurunan Pendapatan
Analisis sensitivitas ketiga adalah menggabungkan cara pertama dan
kedua yaitu meningktakan biaya operasional serta penurunan pendapatan. Cara
ketiga adalah menggabungkan antara biaya operasional sebesar 10% dan
penurunan penerimaan sebesar 10% serta gabungan antara biaya operasional 20%
dan penurunan penerimaan sebesar 15%.

Tabel 7. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap kenaikan
biaya operasional (10%) serta penurunan penerimaan (10%) pada tingkat suku
bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Biaya Operasional Persentase Keputusan


Perubahan
Naik dan
Penerimaan turun
(10%)
NPV 350.394.111,00 51.126.680,00 (-)85,4% Layak
Net B/C ratio 2,15 1,16 (-)46,0% Layak
IRR (%) 49,39 23,49 (-)52,4% Layak
PP (tahun) 2,002 3,53 (+)67,8%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
Tabel 7 menunjukkan bahwa NPV > 0, Net B/C ratio > 1 dan nilai IRR >
16% sehingga dapat disimpulkan bahwa industri kacang oven tidak peka terhadap
kenaikan biaya operasional sebesar 10% dan penurunan penerimaan 10%
sehingga layak untuk dilanjutkan.

Tabel 8. Estimasi sensitivitas kelayakan usaha industri kacang oven terhadap kenaikan
biaya operasional (20%) serta Penurunan Penerimaan (15%) pada tingkat suku
bunga 16% per tahun.

Uraian Nilai Awal Biaya Operasional Persentase Keputusan


Perubahan
Naik 20% dan
Penerimaan turun
15%
NPV 350.394.111,00 -155.950.731,00 (-)144,5% Tidak Layak
Net B/C ratio 2,15 0,48 (-)77,70% Tidak Layak
IRR (%) 49,39 -0,35 (-)100,7% Tidak Layak
PP (tahun) 2,002 7,44 (+)271,6%
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010
Pada tabel 8 menunjukkan dengan kenaikan biaya operasional sebesar
20% dan penurunan penerimaan sebesar 15% akan menurunkan NPV hingga ke
level negatif (-) yaitu sebesar Rp. -155.950.731 yang berarti bahwa industri
kacang oven CV TDS Mitra Garuda tidak mampu menutupi biaya yang telah
dikeluarkan dan secara finansial industri tersebut mengalami kerugian sebesar
Rp. -155.950.731,00, serta Net B/C ratio < 1 dan IRR bernilai (-) sehingga tidak
layak untuk dilanjutkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya preventif,
terutama dari segi penekanan biaya operasional, untuk mencegah terjadi kenaikan
biaya operasional sebesar 20% dan penurunan penerimaan sebesar 15%.
Perubahan Sensitivitas terendah NPV (Rp)
Kenaikan biaya operasional 30% 5.813.718,00
Penurunan Penerimaan 18% 18.420.615,00
Sumber : Data Primer diolah tahun 2010

Dari beberapa perhitungan yang dilakukan untuk mencari batas terendah


nilai NPV hingga menjadi negatif (-), pada Tabel 5.9 menunjukkan kenaikan
operasional di dapat perubahan kenaikan operasional sebesar 30% dengan nilai
NPV Rp. 5.813.718,00. Sedangkan untuk nilai NPV terendah pada penurunan
penerimaan di dapat nilai NPV terendah sebesar Rp.18.420.615,00 dengan
penurunan penerimaan 18% (Tabel 5.9). Jika kenaikan biaya operasional dan
penurunan penerimaan ditambah lagi sebanyak 1% maka akan didapat nilai NPV
negatif (-) sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Industri Kacang Oven CV TDS Mitra Garuda secara finansial layak diusahakan,
dengan nilai NPV Rp. 350.394.111,00 ; Net B/C ratio 2,15 dan IRR sebesar
49,36%. Analisis Payback Period menunjukkan bahwa modal investasi akan
kembali dalam jangka waktu 2,002 tahun. Analisis sensitivitas kenaikan biaya
operasional berturut-turut sebesar 10%,15% dan 20% serta penurunan pendapatan
sebesar 10% dan 15% tidak merubah keputusan usaha kacang oven sehingga
tetap layak untuk diusahakan. . Titik kritis NPV didapat pada kenaikan
operasional 30% sebesar Rp. 5.813.718,00 dan penurunan penerimaan 18%
sebesar Rp.18.420.615,00.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perencanaan industri pengolahan
kacang oven secara menyeluruh agar dapat lebih mengembangkan industri kacang
oven CV TDS Mitra Garuda. Perusahaan diharapkan lebih peka dalam
perencanaan pengembangan kedepan sehingga tidak terjadi perubahan biaya
operasional maupun penurunan penerimaan hingga mencapai titik kritis

DAFTAR PUSTAKA

Djamin, Z. 1993. Perencanaan dan Analisis Proyek. Jakarta: LPFE UI


.

Husnan, S. dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi Keempat.


Jogjakarta: UPP AMP YKPN.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.


Jakarta: Erlangga.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai