Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kelompok Dosen Pembimbing

Akidah Akhlak Syarifuddin, M.Ag

Sifat-Sifat Rasul

Oleh :

Rezi Yuliani (11551201977)

Ridho Darma Putra (11551104813)

Teguh Wardana (11551101852)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2017
KATA PENGATAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami bisa
menyelesaikan makalah dengan materi Sifat-Sifat Rasul sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Akidah Akhlak dengan dosen pembimbing bapak Syarifuddin.

Penulis ingin mengucapkan terima kaih kepada bapak Syarifuddin atas bimbingannya
dalam penulisan makalah ini. Dan juga kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan
dan motivasinya.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat dsempurnakan.

Penulis mohon maaf jika di dalam makalah banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan
dalam pengetikan sehingga menyebabkan pembaca mengalami kesulitan dalam memahami
makalah ini.

Pekanbaru, 1 Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Rasul ............................................................................................................... 2

2.2 Sifat Wajib Rasul ............................................................................................................. 2

2.3 Sifat Mustahil Rasul ......................................................................................................... 4

2.4 Sifat Jaiz Rasul ................................................................................................................. 5

BAB III ........................................................................................................................................... 6

PENUTUP....................................................................................................................................... 6

3.1 Simpulan........................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban. Dikarenakan iman
kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul
artinya mempercayai sepenuh hati atas kedatangan Rasul dari Nabi Adam hingga Rasul
terakhir Nabi Muhammad SAW.

Ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul memiliki tujuan untuk mengesakan
Allah SWT. Barupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di
ajarkan kepada umatnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita hanya mengetahui tentang
pengertian saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamannya lebih dalam
penerapannya didalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, kita patut dan wajib mempelajari,
memahami siapa rasul kita, apa saja sifat yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Rasul?
2. Apa sifat wajib Rasul?
3. Apa sifat mustahil Rasul?
4. Apa sifat jaiz Rasul?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Rasul.
2. Mengetahui sifat wajib Rasul.
3. Mengetahui sifat mustahil Rasul.
4. Mengetahui sifat jaiz Rasul.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rasul
Rasul adalah seorang yang mendapatkan wahyu dari Allah dan memiliki
kewajiban untuk menyebarluaskan wahyu tersebut. Setiap Rasul pasti seorang nabi
namun setip nabi belum tentu Rasul, sehingga jumlah Nabi lebih banyak dibanding
Rasul.

Menurut Al-Qur’an Allah telah mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia.
Seorang Rasul memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan umat, sementara
nabi tidak harus menjadi pimpinan umat. Diantara Rasul ada yang memiliki julukan Ulul
Azmi, diantaranya yaitu: Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi
Muhammad. Rasul yang berjulukan Ulul Azmi memiliki tingkatan tertinggi.

Keistimewan Rasul adalah tidak perah menjadi tuhan, tidak pernah mengaku
sebagai tuhan, dan tidak mau dipertuhankan. Karena tidak ada tuhan selain Allah. Ia
adalah manusia biasa yang tidak lepas dari sifat-sifat kemausiaan.

2.2 Sifat Wajib Rasul


1. Ash-Shidqul Muthlaq

Ash-Shidqul Muthlaq atau kejujuran secara mutlak, yang tidak rusak dalam
segala kondisi. Sekiranya setiap perkataannya diuji, pastilah sesuai dengan kenyataan;
baik ketika ia berjanji, serius, bercanda, memberi kabar, maupun ketika bernubuat.
Apabila sifat ini rusak sedikit saja, maka risalah yag ia bawa pun secara otomatis rusak
pula karena manusia tidak percaya dengan rasul yang tidak jujur. Seorang rasul yang
jujur, tidak sedikit pun dari perkataannya mengandung kebatilan, dalam kondisi dan
situasi apapun.

2. Al-Iltizamul Kamil

Al-Iltizamul Kamil atau komitmen dan sifat amanah yang sempurna dengan apa
yang ia serukan, sebagai wakil dari Allah. Tugas rasul adalah menyampaikan kepada
manusia risalah yang dibebankan oleh Allah kepada mereka. Apabila seorang rasul

2
sendiri tidak menegakkan kandungan risalah itu, maka hal itu menunjukkan bahwa ia
tidak berinteraksi dengan isi risalah tersebut, dan itu menjadi bukti kedustaannya
dalam menyampaikan risalah. Seorang rasul yang mempunyai hubungan langsung
dengan Allah, pastilah amat mengerti tentang keagungan Allah, dan tidak mungkin
melanggar perintah Allah. Tindakan melanggar perintah Allah adalah sesuatu
pengkhianatan kepada-Nya, dan orang-orang yang tidak amanah tentunya tidak pantas
mengemban risalah.Al-Iltizamul Kamil.

3. At-Tablighul Kamil

At-Tablighul Kamil atau penyampaian kandungan risalah secara sempurna dan


kontinu, disertai rasa tidak peduli pada kebencian, siksaan, kejahatan, tipu daya,
konspirasi, atau sikap kasar manusia yang menghalangi dakwahnya. Juga, istiqamah
dalam mengerjakan perintah Allah dan tidak menyeleweng darinya, meskipun
menghadapi bujukan apa pun. Tanpa tablig (penyampaian), niscaya risalah Ilahi tidak
akan muncul. Tanpa kontinuitas serta kesabaran dalam bertablig, niscaya risalah
tersebut tidak akan tahan keberadaannya. Adapun tunduk pada tekanan manusia atau
bujukan mereka saat menyampaikan risalah itu, menjadi bukti kebohongan klaim
penyampaian risalah dari Allah. Tidak ada yang menyampaikan risalah Allah kecuali
orang yang mencintai Allah mengalahkan segalanya. Hanya Allah lah yang agung di
sisinya, dan hanya ridha-Nya menjadi tujuannya.

4. Al-Aqlul Azhim

Al-Aqlul Azhim atau intelengi yang cemerlang. Manusia tidak tunduk dan
mengikuti orang lain kecuali jika orang tersebut lebih cerdas darinya, agar mereka
merasa tenang bahwa ia tidak membawa mereka pada jalan yang salah. Tanpa
intelegensia yang cemerlang, pengemban risalah juga tidak akan mampu meyakinkan
orang lain akan kebenaran yang ia bawa, khususnya bagi orang-orang yang memiliki
wawasan luas dan inelektualitas yang tinggi. Ia juga tidak akan mampu menghadapi
serangan orang-orang yang memusuhi ajarannya, yang menolak dakwahnya, dan yang
menyimpang dari jalan kebenaran. Oleh karena itu, seorang rasul seharusnya adalah
seorang yang paling cerdik, paling cerdas, paling berakal, paling bijak, dan paling

3
sempurna pengetahuannya dibandingkan manusia yang lain, sehingga keberadaan
dirinya sendiri bisa menjadi bukti kebenaran risalah yang ia sampaikan.

Apabila keempat sifat ini berkumpul dalam diri seorang manusia yang mengkalaim
dirinya seorang rasul Allah, disertai tanda-tanda kerasulan lainnya, tanpa ada hal yang
mencegah klaimnya, maka hal itu dapat menjadi bukti dan dalil kebenaran pengakuannya.
Ketika tidak ada alasan untuk mendustakan kejujuran seseorang yang terkenal jujur, tidak
ada penjelasan bagi komitmennya yang kuat, kecuali ketundukannya kepada Allah swt.
Bertahannya sang penyampai risalah dalam bertablig, meskipun banyak faktor yang
mendorongnya untuk mundur, yang membuktikann keikhlasannya pada dakwah yang ia
bawa, dan pada Tuhan yang ia junjung risalah-Nya, serta adanya dakwah yang disetai hujjah
yang sempurna berikut pembawa dakwah yang mampu memberikan bukti kebenaran
dakwah tersebut dalam segala isinya, menjadi bukti kebenaran dakwah dan risallah.

2.3 Sifat Mustahil Rasul


1. Pendusta

Tidak masuk akal jika seorang rasul bersifat dusta. Seorang pendusta tidak
dapat dipercaya dalam perkara-perkara biasa, apalagi dalam masalah yang besar.
Akhlak yang tinggi adalah sifat yang harus dimiliki oleh manusia yang diutus oleh
Allah swt. Untuk membersihkan manusia dari seluruh kejahatan dan menunjukkan
mereka semua kenaikan. Jika utusan adalah orang jahat, tentulah darinya akan tampak
sifat-sifat jahat. Bagaimana bisa orang seerti itu dijadikan pembawa risalah oleh Allah
swt.

2. Bodoh

Tidak masuk akal juga jika rasul bodoh, yang ada nantinya akan tidak
dipercaya daya pikirnya oleh manusia, dan tidak dapat menundukkan akal manusia.
Misi rasul tidak dapat terwujud, kecuali ia adalah seorang manuasia yang emiliki akal
yang paling cerdas, sehingga bisa memberikan hujjah kepada manusia.

4
3. Berperilaku buruk

Tidak masuk akal juga jika seorang rasul menga jak kepada suatu ajaran,
sementara perilakunya sendiri bertentangan dengan apa yang didakwahkan.

4. Maksiat

Tidak masuk akal juga jika seorang rasul yang membawa misi untuk
mengajak untuk taat kepada Allah swt sedangkan ia sendiri justru melakukan maksiat.

5. Tidak memiliki kemampuan menyampaikan risalah

Tidak masuk akal juga jika Allah mengutus seorang rasul, sementara orang
tersebut tidak memiliki kemampuan menyampaikan risalah yang di bebankan
kepadanya. Tanpa ini, maka tidak dapat didirikan hujjah bagi manusia. Dakwah
seorang rasul bukanlah dakwah yang mengikuti keinginansyahwat manusia,
mealinkan dakwah yang tugasnya menahan nafsu manusia. Dengan demikian, banyak
rintangan di hadapi proses penyampaian tablig, juga kesulitan, bahaya dan
penganiayaan, yang hanya dapat ditanggung oleh orang yang benar-benar berjuang
untuk Allah swt.

2.4 Sifat Jaiz Rasul


Sifat jaiz Rasul adalah semua sifat kemausiaan yang ada pada diri Rasul sebagai
seorang manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan Allah SWT. Sifat
Jaiz tersebut ada pada diri Rasul dan ada juga pada diri manusia biasa. Sifat tersebut
antara lain, seperti: rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga, dan lain
sebagainyaa. Bahkan seorang Rasul tetap meninggal dunia karena mereka adalah seorang
manusia yang diciptakan oleh Allah SWT.

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Rasul adalah seorang yang mendapat wahyu dari Allah yang memiliki kewajiban untuk
menyebarluaskan wahyu tersebut.
2. Sifat wajib Rasul ada 4, yaitu: Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), tabligh
(menyampaikan), dan fatanah (cerdas).
3. Sifat mustahil Rasul, yaitu: pendusta, bodoh, berprilaku buruk, maksiat, tidak memiliki
kemampuan meyampaikan risalah.
4. Sifat jaiz Rasul, yaitu: semua sifat kemanusiaan yang dimiliki diri Rasul sebagai seorang
mausia dan tidak menguragi kedudukannya sebagai utusan Allah SWT.

6
DAFTAR PUSTAKA
Hawwa, Said “Ar-Rasuul Shallallaahu ‘alaihi wa sallam”. Depok.Gema Insani.2007.

Muhammad, Syaikh “Iman Kepada Rasul-Rasul”. Jakarta. Yayasan Al-Sofwa.2015.

Anda mungkin juga menyukai