Bab I Poligon
Bab I Poligon
BAB I
PENGUKURAN POLIGON
Menentukan koordinat beberapa titik yang terdiri dari beberapa metode sebagai
berikut :
1. Cara poligon yaitu digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya
terletak memanjang/ menutup sehingga membentuk segi banyak (poligon).
2. Cara triangulasi yaitu digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai
ukuran panjang dan lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini
sudut yang diukur adalah sudut dalam tiap-tiap segitiga.
3. Cara trilaterasi yaitu digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah
satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga.
Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga.
4. Cara Kwadrilateral yaitu sebuah bentuk segiempat panjang tak beraturan dan
diagonal, yang seluruh sudut dan jaraknya diukur.
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran
dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris
(X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan
posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu
sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-
titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan
yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Syarat pengukuran poligon adalah :
a. Mempunyai koordinat awal dan akhir.
b. Mempunyai azimuth awal dan akhir.
Untuk mencapai ketelitian tertentu (yang dikehendaki), pada suatu poligon perlu
ditetapkan hal-hal sebagai berikut :
a. Jarak antara titik-titik poligon.
b. Alat ukur sudut yang digunakan.
c. Alat ukur jarak yang digunakan.
d. Jumlah seri pengukuran sudut.
e. Ketelitian pengukuran jarak.
f. Pengamatan matahari, meliputi :
1) Alat ukur yang digunakan.
2) Jumlah seri pengamatan.
3) Tempat-tempat pengamatan.
3
Poligon digunakan untuk daerah yang besarnya sedang (tidak terlalu besar
atau terlalu kecil) karena dalam pengukuran mempergunakan jarak ukur langsung,
seperti : pita ukur, atau jarak tidak langsung seperti: EDM (Electronic Distance
Measure). Untuk pengukuran jarak jauh mempergunakan alat-alat yang
menggunakan cahaya.
8. Kepemilikan tanah.
9. Topografi kerangka.
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 4, yaitu:
sebelumnya. Dengan demikian tidak ada koreksi sudut dan koordinat. Orientasi dan
koordinat benar atau bukan lokal. Poligon tipe ini jauh lebih baik dibandingkan tipe
poligon sebelumnya karena tidak ada rotasi dan translasi, jadi poligon ini terletak
pada satu koordinat yang benar.
Gambar 1.8. Poligon terbuka salah satu ujung terikat azimuth dan koordinat.
f. Poligon terbuka, salah satu ujung terikat azimuth sedangkan sudut lainnya
terikat koordinat.
Dengan diketahuinya α dan β maka semua sudut azimuth dapat dihitung
selisih–selisih absis ( S Sin α) dan selisih-selisih ordinat (S Cos α). Dengan data
tersebut dan koordinat G, maka koordinat titik A, B, C,... dapat dihitung walaupun
secara mundur. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada koreksi sudut, tidak ada koreksi
koordinat, orientasi benar, dan koordinat benar (bukan lokal).
Gambar 1.10. Poligon terbuka, salah satu ujung terikat azimuth sedangkan
sudut lainnya terikat koordinat.
Pada pengukuran ini titik awal dan akhir pengukuran diketahui koordinatnya.
Langkah perhitungan sudut pada poligon ini adalah sebagai berikut :
a. Misalkan diketahui sudut azimuth pada salah satu titik dengan harga
sembarang.
b. Menghitung azimuth pada setiap titik dengan dasar titik sebelumnya yang
ditentukan dengan harga sembarang.
10
i. Hitung selisih –selisih absis yang baru (S Sin α), sebagai Si Sin αi dan selisih
ordinat yang baru (S Cos α) sebagai Si Cos αi.
j. Hitung (S Sin α) dan (S Cos α).
k. Hitung (V∆X) = (Xq - Xp) - (S Sin α (V∆Y) = (Yq - Yp) - (S Cos α ).
Hitung koreksi setiap Si Cos αi sebesar,
V∆Xi = Si (V∆X) / (S).
∆Yi = Si (V∆Y) / (S).
(S) = ∑ 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘. Si = jarak.
Hitung koordinat titik A, B, C,… menggunakan :
(Si Sinαi + V∆Xi) , (Si Cos `ai + V∆Yi).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada pengukuran poligon tipe ini tidak
ada koreksi sudut,yang ada hanya rotasi, koreksi koordinat ada, orientasi benar dan
koordinat benar.
h. Poligon terbuka, salah satu ujung terikat koordinat dan azimuth sedangkan
ujung lainnya hanya terikat azimuth.
Langkah perhitungan poligon tipe ini :
1) Menghitung koreksi setiap sudut.
a. V𝛽i ={(α awal –α akhir)–(∑ 𝛽)+ n.1800}/ n.
𝛽i = 𝛽 + v𝛽i.
2) Menghitung azimuth setiap titik poligon berdasarkan α awal dan 𝛽, 𝛽i
a. αA-B=αawal +𝛽1.
b. αB-C= αAB + 𝛽2 – 180º.
αC-D= αBC + 𝛽3– 180º, dst.
11
Gambar 1.12. Poligon terbuka salah satu ujung terikat koordinat dan
azimutk sedangkan yang lain hanya terikat azimuth.
Menghitung selisih absis dan selisih ordinat dengan data azimuth dan panjang
poligon:
𝜖AB = Si Sin αAB ; 𝜇AB = Si Cos αAB.
𝜖BC = Si Sin αBC ; 𝜇BC = Si Cos αBC.
Dengan selisih absis (𝜖) dan selisih ordinat (𝜇) serta koordinat titik A (XA, YA)
maka koordinat titik B, C, D,... dapat dihitung :
XB = XA + 𝜖AB ; YB = YA + 𝜇AB.
XC = XB + 𝜖BC ; YC = YB + 𝜇BC.
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada koreksi koordinat, ada koreksi sudut, orientasi
benar dan koordinat benar.
i. Poligon terbuka, satu ujung terikat azimuth dan koordinat sedangkan ujung
lainnya hanya terikat koordinat.
Semua sisi poligon dihitung azimuthnya dengan data αawal dan 𝜇 sebagai berikut:
αAB = αawal + 𝛽𝑖.
αBC = αab + 𝛽2 − 180°.
12
Gambar 1.13. Poligon terbuka salah satu ujung terikat azimuth dan
koordinat sedangkan ujung lain hanya terikat koordinat.
1. Hitung selisih absis (ε) dan ordinat (η) dengan data – data sebagai berikut :
𝜖AB = SAB Sin αAB ; 𝜇AB= SAB Cos αAB
𝜖BC = SBC Sin α BC ; 𝜇BC= SBC Cos αBC
2. Selisih absis (S Sin α) dijumlahkan, demikian pula dengan ordinat (S Cos α).
3. Dari koordinat titik A (XA, YA) dan G (XG, YG), maka dapat dihitung : Jumlah
koreksi absis (V∆X) = (XG - XA ) – (∆X) Jumlah koreksi ordinat (V∆Y) = (YG -
YA ) – (∆Y).
4. Menghitung masing – masing koreksi absis dan koreksi ordinat :
V∆Xi = (Si . V ∆X) / S
V∆Yi = (Si . V ∆Y) / S
5. Menghitung koordinat titik B, C, D, ….
XB = XA+∆XAB ; YB = YA+∆YAB
XC = XB+∆XBC ; YC = YB+∆YBC
XD = XC+∆XCD ; YD = YC+∆YCD
XE = XD+∆XDE ; YE = YD+∆YEF
Harga-harga ini harus sama dengan hargan XG dan YG yang sudah diketahui
sebelumnya. Bila tidak sama, tentu ada kesalahan pada hitungan. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada pengukuran ini tidak terdapat koreksi sudut, ada koreksi
koordinat, orientasi benar dan koordinat benar.
Gambar 1.14. poligon terbuka kedua ujung terikat azimuth dan koordinat.
d. Bila salah satu sisi poligon itu diketahui misal 𝛼12 maka azimuth sisi yang lain
dapat dihitung sbb:
α23 = α12+ 𝛽2+V2-180°
α34 = α23+ 𝛽3+V3-180º
α45 = α23+ 𝛽4+V4-180º
14
α56 = α45+𝛽5+V5-180º
α67 = α56+𝛽6+V6-180º
α71 = α71+𝛽7+V7-180°
buah sekrup kaki kiap ke arah dalam saja atau keluar saja serta memutar
sekrup kaki kiap kearah kanan atau kiri. Teropong diarahkan ke target
belakang dan dibaca sudut horizontalnya pada posisi biasa. Teropong
kemudian diputar ke arah target muka dibaca pula sudut horizontalnya pada
posisi biasa.
3) Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ke target muka
serta dibaca sudut horizontalnya.
4) Alat theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal yang
sama seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh
patok didirikan alat theodolite.
5) Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau tabelaris
dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer. Pengolahan data
poligon dapat diselesaikan dengan metode Bowditch atau Transit. Pada
metode Bowditch, bobot koreksi absis dan ordinat diperoleh dari
perbandingan jarak resultante dengan total jarak pengukuran poligon,
sedangkan pada metode Transit bobot koreksi absis / ordinat diperoleh jarak
pada arah absis dibandingkan dengan total jarak pada arah absis / ordinat.
6) Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai.
1.3.5. Cara pembidikan titik sudut untuk daerah yang terbuka.
a. Garis bidik diusahakan harus tepat mengincar pada titik poligon.
b. Benang tengah harus tepat di atas titik poligon
Rangkuman
Soal Latihan
Ditanyakan : Koordinat titik P2, P3, P4, P5, dan P6 dengan Metode Bowditch dan
Metode Transit, serta cari luas Poligon Tertutup dengan Metode Sarrus ?