Rahasia Dagang
Rahasia Dagang
PENDAHULUAN
tangguh dikalangan dunia usaha. Hal ini sejalan dengan kondisi global di bidang perdagangan
dan investasi. Daya saing yang semacam itu telah lama dikenal dalam sistem Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI). Era globalisasi, inilah yang bisa dibilang menjadi salah satu
penyebab palanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Layaknya bom waktu yang sewaktu-
waktu bisa meledak dan efek ledakannya bisa mengenai seluruh yang ada disekitarnya.
Kemajuan disegala sektor, khususnya bidang industri dan perdagangan menjadi salah satu
korban dari globalisasi. Arus industrialisasi yang semakin tinggi dan arus perdagangan yang
dituntut ketepatan dan kecepatan dalam bertransaksi adalah sebagiannya. Dan tentu saja
banyak permasalahan yang timbul di dalamnya, karena di setiap hal positif pasti ada sisi
negatifnya. Sebagai contoh adalah dalam hal “Industri Musik” (Music Industry) khususnya
dalam perdagangan kaset / DVD / VCD terkadang masyarakat yang posisinya sebagai
konsumen lebih memilih harga yang relatif murah ketimbang yang mahal. Meski tentu saja
Beberapa saat yang lalu, tepatnya pada bulan Juli 2012 seperti dikutip di situs
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) menangani 44 kasus
pelanggaran hak kekayaan inteletual (HKI) per Mei 2012. Ke-44 kasus tersebut terkait dengan
domain HKI, yakni kasus pelanggaran hak cipta, paten, merek, desain industri, dan Rahasia
Dagang. Dan menurut Direktur Penyidikan Kementerian Hukum dan HAM, Mohammad Adri,
mengatakan, dari 44 kasus pelanggaran HKI tersebut, kasus yang paling banyak adalah kasus
pelanggaran merek yang mencapai 27 kasus. Terbanyak kedua, kasus pelanggaran desain
industri (7 kasus) dan kasus hak cipta (4 kasus). Sisanya kasus paten dan Rahasia Dagang.
Pada kali ini penulis akan membahas tentang bagaimana cara menyelesaikan sengketa dalam
Rahasia Dagang.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Rahasia Dagang, serta perbedaan Rahasia Dagang dengan HAKI
khususnya pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa “Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.”
Sedangkan yang dimaksud dengan hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang
dapat dilihat bahwa Rahasia Dagang adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk
Adapun Perbedaan antara “Rahasia Dagang” dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
a) Bentuk HAKI lain tidak bersifat rahasia. Bentuk HAKI lain mendapat perlindungan karena
merupakan sejenis kekayaan yang dimiliki orang lain. Memang, kecuali kalau informasi
mengenai suatu penemuan diungkapkan, perlindungan paten tidak dapat diperoleh dari negara.
Kalau karya-karya yang dilindungi hak cipta atau sebuah merek tidak digunakan secara umum,
maka tidak ada nilai komersialnya. Rahasia Dagang mendapat perlindungan karena sifat
1
Adrian Sutedi, “Hak Atas Kekayaan intelektual”, 2009, Jakarta, Sinar Grafika. hal. 122.
rahasianya menyebabkan informasi itu bernilai. Rahasia Dagang terdiri informasi yang hanya
b) Rahasia Dagang mendapat perlindungan meskipun tidak mengandung nilai kreativitas atau
pemikiran baru. Yang penting adalah Rahasia Dagang tersebut tidak diketahui secara umum.
Misalnya, sebuah sistem kerja yang efektif, barangkali tidak begitu kreatif, tetapi keefektifan
c) Bentuk HAKI lain selalu berupa bentuk tertentu yang dapat ditulis, digambar atau dicatat
secara persis sesuai dengan syarat pendaftaran yang ditetapkan oleh instansi pemerintah.
Rahasia Dagang tidak semestinya ditulis. Yang penting, bukan bentuk tulisan atau pencatatan
informasi yang persis, tetapi penggunaan konsep, ide atau informasinya sendiri yang dapat
diberikan kepada pihak lain secara lisan. Hal ini berbeda dengan hak paten atau merek 2.
Meskipun ada perbedaan antara Rahasia Dagang dengan bentuk HAKI lainnya, akan
tetapi dari perbedaan tersebut ternyata masih ada hubungan tumpang tindih. Hubungan
tumpah tindih ini, sangat jelas dalam hal paten. Kalau sebuah perusaan mempunyai suatu
penemuan, mereka dapat memilih antara menjaga kerahasiaan dari prinsip yang mendasari
penemuan tersebut atau mempatenkan penemuan itu. Kalau perusahaan tersebut memilih
untuk menjaga kerahasiaan penemuannya, informasi itu mendapat perlindungan hukum selama
memperoleh perlindungan paten selama jangka waktu terbatas. Selama masa berlaku paten
berakhir, perlindungan untuk penemuan tersebut juga hilang. Bagaimanapun juga, pemegang
hak atas paten diberikan jaminan perlindungan selama masa berlaku yang terbatas.
2
H. OK. Saidin, “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights)”, 1995, Jakarta,
Rajawali Pers, hal. 453.
Perlindungan dari hukum Rahasia Dagang juga membawa risiko bahwa hak itu akan
hilang sejalan dengan hilangnya sifat kerahasiaan informasi tersebut. Namun demikian, untuk
penemuan yang mudah dibongkar atau dianalisis dan diproduksi ulang, perlindungan paten
adalah jenis perlindungan yang lebih aman, meskipun ada jangka waktu perlindungan yang
terbatas. Tentu ini tidak menjadi soal, manakala langkah invensi dapat dilakukan secara terus-
menerus terhadap paten tersebut sehingga ketika hak itu akan berakhir sudah dapat
dimintakan paten baru. Subjek hak atas Rahasia Dagang adalah pemilik rahasia itu sendiri
pemilik Rahasia Dagang dapat menggunakan dan memanfaatkan Rahasia Dagang tersebut
maupun mencegah pihak lain untuk menggunakannya. Akan tetapi, seperti halnya dengan jenis
HAKI lain, si pemilik juga boleh memberi lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan Rahasia
Dagang itu selama jangka waktu tertentu, melalui perjanjian lisensi. Perjanjian lisensi
perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai dengan salah satu ketentuan dalam
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang
merupakan lampiran dari Agreement Establishing the World Trade Organization on Trade
diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 7 Tahun 1994. Adanya perlindungan tersebut akan
mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun diperlakukan secara rahasia,
tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam rangka kepemilikan, penguasaan, maupun
pemanfaatannya oleh penemunya. Untuk mengelola administrasi Rahasia Dagang, pada saat ini
pemerintah menunjuk Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia c.q. Direktorat Jenderal
Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang Hak Atas Kekayaan
Intelektual. Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000 memberikan ruang lingkup
perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi
dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan
perlindungan apabila informasi tersebut sejatinya bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi,
Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak
dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat komersial atau dapat
Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap hak
atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya selama
waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau melarang untuk
tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan. Untuk mengatasi
adanya pelanggaran tersebut maka amat diperlukan perlindungan hukum bagi pemilik dan atau
pemegang HAKI yang bersangkutan. Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak
Rahasia Dagang yang dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak
lain sebagai penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak
Rahasia Dagang. Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang memiliki
hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan lisensi atau
melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial”. Jika seorang buruh
melakukan pelanggaran Rahasia Dagang, maka upaya hukum yang dapat ditempuh oleh
pemilik Rahasia Dagang (pengusaha) antara lain melalui lembaga peradilan umum baik itu
secara perdata maupun pidana, melalui arbitrase, atau menggunakan alternatif penyelesaian
sengketa. Bila melalui lembaga peradilan umum, pengusaha dapat mengajukan tuntutan secara
perdata terlebih dahulu, apabila tidak berhasil baru kemudian mengajukan tuntutan secara
pidana. Selain itu, para pihak dapat mengajukan kepada pengadilan agar persidangan dilakukan
secara tertutup.
Secara perdata, buruh dapat dikenakan tuntutan telah melakukan wanprestasi (jika
masih bekerja di tempat pemilik rahasia dagang) atau perbuatan melawan hukum. Dasar
kewajiban melindungi Rahasia Dagang yang terdapat dalam perjanjian kerja. Klausula
perjanjian tersebut dapat menjadi dasar hukum dalam melakukan penuntutan berdasarkan
pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Sedangkan untuk perbuatan melawan hukum,
dasar hukumnya adalah pasal 1365 KUHPerdata. Tuntutan atas dasar wanprestasi lebih mudah
dalam hal pembuktian dibandingkan dengan perbuatan melawan hukum karena berdasarkan
Secara pidana, tuntutan dapat dilakukan berdasarkan UU Rahasia Dagang dan Kitab
Rahasia Dagang, dasar hukumnya adalah pasal 13 dan pasal 17(1), yaitu diancam pidana
penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah). Terhadap pelanggaran rahasia dagang berdasarkan UU No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang, hanya dapat dilakukan tuntutan apabila ada aduan dari pihak yang merasa
dirugikan (pasal 17(2)). Jadi pelanggaran rahasia dagang merupakan delik aduan.
Pelanggaran terhadap rahasia dagang dalam KUHP masuk ke dalam lingkup kejahatan.
Dasar hukum yang digunakan adalah pasal 322 ayat 1 KUHP dimana dinyatakan bahwa bagi
orang yang dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pekerjaannya baik itu yang sekarang ataupun yang dulu dapat diancam pidana penjara paling
lama 9 bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. Jika pelanggaran rahasia dagang
tersebut dilakukan setelah buruh itu tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut dan ia berada
pada waktu dimana ia masih harus menjaga rahasia dagang tersebut maka ketentuan dalam
KUHP yang digunakan tidak lagi pasal 322 ayat 1, tetapi menggunakan pasal 323 ayat 1. Pasal
323 ayat 1 menyatakan bagi orang yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal khusus
tentang suatu perusahaan dagang, kerajinan atau pertanian, dimana ia bekerja atau dahulu
bekerja, yang seharusnya dirahasiakan, diancam pidana penjara paling lama 9 bulan atau
denda paling banyak sembilan ribu rupiah. Dalam pasal 323 ayat 2 disyaratkan pula adanya
dagang yang dilakukan oleh buruh dapat mengacu pula pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja
RI (KepmenTK) No. 150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000. Dalam Kepmen. TK tersebut pada
pasal 18 ayat 1 (j), dinyatakan bahwa buruh yang melakukan tindakan membongkar atau
membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pengusaha dan atau keluarga
pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara, dapat diberikan
ijin kepada pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap buruh
tersebut. Ijin PHK ini diberikan oleh P4 (Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan) Daerah
Ketentuan dalam KepmenTK tersebut terdapat pula dalam undang-undang tenaga kerja
yang baru, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal
158 ayat (1) huruf i dinyatakan bahwa pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap
pekerja atau buruh dengan alasan telah dilakukannya kesalahan berat membongkar atau
negara. Kesalahan berat tersebut harus dibuktikan oleh pengusaha dengan kejadian pekerja
atau buruh tertangkap tangan, ada pengakuan dari pekerja atau buruh yang bersangkutan,
atau bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Adapun perbedaan yang terdapat pada Rahasia
dagang terhadap HAKI lainnya yakni bersifat rahasia, tidak perlu kreativitas serta tidak
semestinya ditulis. Ruang lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis
yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Suatu Rahasia Dagang
mestinya. Jika seorang melakukan pelanggaran terhadap Rahasia Dagang, maka upaya hukum
yang dapat ditempuh oleh pemilik Rahasia Dagang (pengusaha) antara lain melalui lembaga
peradilan umum baik itu secara perdata maupun pidana, melalui arbitrase, atau menggunakan
3.2. Saran
Implementasi rahasia dagang lebih ditegaskan lagi agar tidak terjadi sebuah
pelanggaran.
Dipermudah sumber-sumber informasi mengenai rahasia dagang agar masyarakat luas
menjadi lebih mudah memahami dan mengetahui hal-hal terkait rahasia dagang.
Lebih diperhatikan dan diperkuat lagi mengenai dasar hukum dan aturan-aturan