Document 1 PDF
Document 1 PDF
=
Vesikoureteral
Refluks)
Batasan
Vesikoureteral
refluks
(VUR)
merupakan
kejadian
aliran
balik
atau
regurgitasi
urine
dari
buli
kembali
ke
traktus
urinarius
bagian
atas
(ureter
sampai
dengan
sistem
pelviokaliseal
ginjal),
bisa
terjadi
pada
satu
sisi,
maupun
kedua
sisi
ginjal,
biasanya
terjadi
pada
bayi
dan
anak-‐
anak,
dan
lebih
sering
tanpa
gejala
sebelum
terjadi
komplikasi
yang
lanjut
Etiologi
1. Primer
Refluks
primer
terjadi
jika
penyebab
utama
adalah
gangguan
primer
pada
UVJ
dalam
fungsi
mekanisme
anti-‐refluks,
biasanya
terjadi
karena
adanya
defek
kongenital
baik
anatomi
maupun
fungsional
pada
struktur
pembentuk
UVJ:
a. Rasio
panjang
berbanding
diameter
pada
ureter
intramural
buli
kurang
dari
rasio
normal
b. Kelemahan
pada
otot
pembentuk
kompleks
uretero-‐trigonal,
menyebabkan
posisi
muara
ureter
bergeser
ke
lateral
dan
tertarik
ke
proksimal,
sehingga
bentuk
trigonum
dan
ureter
menjadi
abnormal
(horse
shoe,
stadium,
dan
golf
hole)
c. Gangguan
koordinasi
neuromuskular
pada
kompleks
uretero-‐trigonal
2. Sekunder
a. Peningkatan
tekanan
intravesika
karena
berbagai
penyebab
• Posterior
Urethral
Valve
• Bladder
Outlet
Obstruction
• Detrusor
Hyperreflexia
• Neurogenic
Bladder
b. Gangguan
pada
ureter
• Ektopik
ureter
• Double
system
complete
• Ureterocele
c. Gangguan
pada
dinding
buli
• ISK
dan
sistitis
• Fibrosis
dan
sistitis
paska
radiotherapi
atau
kemoterapi
(instilasi
buli)
• Prune
belly
syndrome
dimana
terdapat
kelemahan
pada
otot
dinding
abdomen,
termasuk
otot
detrusor
dan
otot
polos
ureter
d. Iatrogenik
Terjadi
kerusakan
pada
bentuk
trigonum
dan
muara
ureter
pada
pembedahan,
misalnya
prostatektomi
terbuka,
insisi
muara
ureter,
dan
biopsi
buli.
Gejala
dan
Tanda
Gambaran
klinis
dari
VUR
biasanya
asimptomatis
pada
grade
rendah,
penderita
baru
merasakan
kelainan
jika
VUR
sudah
mencapai
grade
tinggi
atau
sudah
menimbulkan
komplikasi.
Gejala
utamanya
disebabkan
oleh
ISK
berulang
atau
ISK
menetap,
sehingga
demam,
disuria,
nyeri
pinggang,
lebih
dulu
muncul,
diikuti
dengan
massa
di
flank,
hipertensi,
gangguan
pertumbuhan,
sepsis,
uremia,
dan
gagal
ginjal.
Grading
VUR
:
a. Grade
I
Urine
kembali
ke
dalam
ureter
tanpa
menyebabkan
dilatasi
b. Grade
II
Urine
kembali
ke
dalam
ueter
sampai
PCS
tanpa
menyebabkan
dilatasi
c. Grade
III
Dilatasi
ringan
sampai
sedang
dari
ureter
dan
pelvis
renalis,
kaliks
mulai
tumpul
d. Grade
IV
Dilatasi
sedang
dari
ureter
dan
pelvis
renalis,
ureter
tampak
berkelok-‐kelok
dan
kaliks
tumpul/rata
e. Grade
V
Dilatasi
berat
dari
ureter
dan
pelvis
renalis,
ureter
tampak
besar
dan
berkelok-‐kelok
dan
kaliks
membulat
Diagnosis
Diagnosis
VUR
ditegakkan
berdasarkan
anamnesa,
pemeriksaan
fisik,
dan
pemeriksaan
penunjang
lainnya.
Anamnesa
berupa
bayi
atau
anak
dengan
riwayat
ISK
berulang
atau
ISK
menetap,
atau
gejala
penyakit
yang
mendasari
terjadinya
VUR
(VUR
Sekunder)
Pemeriksaan
fisik
dapat
dijumpai
demam,
hipertensi,
gejala
ISK,
gagal
ginjal,
atau
massa
di
flank
Laboratorium
didapatkan
lekosituria,
kultur
urine
dengan
pertumbuhan
bakteri,
sampai
dengan
gangguan
fungsi
ginjal
(Kreatinin
Serum
>
2
mg/dl)
Pemeriksaan
penunjang
lain
yaitu
Voiding
Cystourethrography
(VCUG)
dan
Radionuclide
Cystography
(RNC)
untuk
menunjukkan
adanya
aliran
balik
urine
dari
buli
menuju
ureter
dan
ginjal,
Uroflowmetri
dan
Urodinamik
untuk
menunjukkan
adanya
gangguan
pada
buli,
bladder
outlet,
dan
infravesika,
Ultrasonografi
untuk
menunjukkan
kondisi
ginjal
secara
non-‐
invasif,
Dynamic
Renal
Scanning
(DMSA
–
Dimercapto
Succinic
Acid)
yang
merupakan
gold
standard
untuk
menilai
gambaran
parenkim
ginjal,
dapat
memvisualisasikan
jaringan
kortek,
evaluasi
fungsi
ginjal,
dan
evaluasi
parut
ginjal.
Penatalaksanaan
Tujuan
terapi
adalah
untuk
dapat
menghilangkan
penyebab
refluks,
mengurangi
derajat
refluks,
dan
mencegah
timbulnya
komplikasi
refluks.
A.
Tanpa
parut
ginjal
saat
diagnosa
(U
:
Unilateral,
B
:
Bilateral)
Derajat Umur (th) Inisial Follow-up
I – II <1 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
1–5 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
6 – 10 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
III – IV <1 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
1–5 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
6 – 10 U : Profilaksis U/B : Pembedahan
B : Pembedahan
V <1 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
1–5 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
6 – 10 U/B : Pembedahan
B.
Dengan
parut
ginjal
saat
diagnosa
(U
:
Unilateral,
B
:
Bilateral)
Derajat Umur (th) Inisial Follow-up
I – II <1 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
1–5 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
6 – 10 U/B : Profilaksis U/B : Profilaksis
III – IV <1 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
1–5 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
6 – 10 U : Profilaksis U/B : Pembedahan
B : Pembedahan
V <1 U/B : Profilaksis U/B : Pembedahan
1–5 U/B : Pembedahan
6 – 10 U/B : Pembedahan
Metode
penatalaksanaan
:
1. Medikamentosa
Pemberian
antibiotika
profilaksis
merupakan
pilihan
utama
karena
patofisiologi
vesikoureteral
refluks
yang
mempunyai
kemampuan
untuk
membaik
sendiri
secara
spontan,
hal
ini
dipengaruhi
oleh
umur
dan
derajatnya.
Tujuan
pemberian
antibiotika
ini
untuk
mencegah
terjadinya
ISK
yang
meluas
sampai
parenkim
ginjal
sehingga
menimbulkan
kerusakan
ginjal
permanen.
Tekniknya
dengan
pemberian
antibiotika
dosis
rendah,
single
dose,
dan
lebih
baik
malam
hari
karena
konsentrasinya
dalam
urine
akan
bertahan
lebih
lama.
Pilihan
antibiotiknya
amoxicillin
atau
trimetoprim
dan
sulfametoxazole.
2. Modifikasi
Prilaku
• Triple
voiding,
oleh
karena
pada
umumnya
VUR
membuat
residual
urine
post
miksi
dalam
buli
dan
ureter
cukup
banyak,
maka
setelah
miksi
pertama,
beberapa
menit
kemudian
penderita
disuruh
miksi
lagi
(sebelum
ada
produksi
urine
baru
dari
ginjal)
sehingga
residu
makin
sedikit,
setelah
itu,
beberapa
menit
kemudian
penderita
disuruh
miksi
lagi,
diharapkan
pada
miksi
yang
ke-‐3
ini
residual
urine
sudah
dapat
dikeluarkan
semua.
Teknik
ini
dapat
diberikan
pada
anak-‐anak
yang
sudah
cukup
umur
dan
bisa
dilatih.
• Void
by
the
clock,
pada
umumnya
penderita
VUR
mempunyai
gangguan
pada
neuromuskular
dinding
buli,
baik
dalam
hal
kontraksi,
maupun
dalam
hal
sensibilitas
terhadap
rangsangan
miksi
(perasaan
urge),
sehingga
pada
beberapa
keadaan,
buli
terisi
sangat
penuh,l
yang
dapat
menyebabkan
gangguan
pengosongan
dan
refluks.
Penderita
disuruh
miksi
setiap
3
–
4
jam
dengan
ataupun
tanpa
rangsangan
miksi,
sehingga
diharapkan
residu
urine
lebih
sedikit.
3. Pembedahan
Dikerjakan
pada
:
a. VUR
derajat
III
–
IV
bilateral
pada
anak
–
anak
usia
>
5
tahun
dengan
ataupun
tanpa
parut
ginjal
b. VUR
derajat
V
pada
anak-‐anak
usia
lebih
dari
1
tahun
dengan
parut
ginjal
atau
lebih
dari
5
tahun
tanpa
parut
ginjal
c. VUR
derajat
III
–
IV
pada
anak
–
anak
usia
berapapun,
dengan
ataupun
tanpa
parut
ginjal,
yang
gagal
diterapi
dengan
medikamentosa
yang
adekuat
d. VUR
derajat
berapapun,
dengan
ataupun
tanpa
parut
ginjal,
pada
remaja
dan
orang
dewasa
Pilihan
terapi
pembedahan
:
A. Bedah
Terbuka
1. Suprahiatal
tunnels
(Politano-‐Leadbetter)
2. Infrahiatal
tunnels
(Glenn-‐Anderson)
3. Trans-‐trigonal
(Cohen)
4. Ekstravesika
(Lich-‐Gregoir)
B. Endoskopi
Injeksi
bahan
padat
subureter
:
1. Polytetrafluoroethylene
(PTFE)
2. Dextranomer
hyaluronic
copolymer
(Deflux)
3. Polydimethyl
Siloxane
(Macroplastique)
C. Laparoskopi
1. Teknik
Gil-‐Vernet
2. Reimplantasi
ekstravesika
3. Teknik
Cohen
Trans-‐trigonal
Follow-‐up
Semua
penderita
VUR
wajib
melakukan
pemeriksaan
berkala
setelah
terapi,
voiding
cysto-‐
urethrografi
dilakukan
3
bulan
setelah
pembedahan
untuk
evaluasi
hasil
pembedahan,dan
dapat
diulangi
4
–
6
minggu
kemudian
atau
jika
ada
gejala
obstruksi
ulang.
Skrining
paling
awal
dilakukan
dengan
ultrasonografi
umtuk
melihat
progresifitas
hidronefrosis
dan
secara
kasar
juga
dapat
melihat
parenkim/korteks
ginjal,
disertai
pemeriksaan
tekanan
darah,
urine
lengkap,
kultur
urine,
dan
kadar
ureum
dan
kreatinin
serum.
Jadwal
pemeriksaan
yang
dianjurkan
adalah
3
bulan
sekali.
Pada
penderita
dengan
parut
ginjal
sebelum
terapi,
maka
dilakukan
pemeriksaan
renal
scintigraphy
12
bulan
setelah
terapi,
dan
dilakukan
pemeriksaan
tekanan
darah
secara
rutin.
Modul
:
Vesikoureteral
Refluks
Mengembangkan
kompetensi
Waktu
Sesi
didalam
kelas
…..
x
2
jam
(classroom
session)
Sesi
dengan
fasilitas
pembimbing
…..
minggu
(coaching
session)
Sesi
praktek
dan
pencapaian
kompetensi
12
minggu
(facilitation
and
assessment)
Tujuan
Umum
Setelah
mengikuti
modul
ini
peserta
didik
mampu
menguraikan
latar
belakang,
melakukan
diagnosis,
melakukan
penatalaksanaan
dan
menangani
komplikasi
Vesikoureteral
Refluks.
Tujuan
Khusus
/
Pembelajaran
Setelah
mengikuti
sesi
ini,
setiap
peserta
didik
diharapkan
mampu
untuk
:
1. Menjelaskan
patofisiologi
dan
epidemiologi
singkat
tentang
Vesikoureteral
Refluks
2. Mengenali
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
3. Melakukan
langkah
–
langkah
diagnosis
penderita
Vesikoureteral
Refluks
4. Melakukan
penanganan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
5. Melakukan
pilihan
terapi
pada
Vesikoureteral
Refluks
6. Melakukan
langkah
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Proses
Pembelajaran
Ø Menguatkan
proses
pembelajaran
Kenalkan
diri
anda,
jabatan
dan
tanggung
jawab
anda
dalam
proses
pembelajaran
serta
bagaimana
anda
berupaya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
dengan
partisipasi
penuh
dari
peserta
didik.
Ø Tujuan
1
:
Menjelaskan
patofisiologi
dan
epidemiologi
singkat
tentang
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Kuliah
singkat
dan
diskusi
tentang
patofisiologi
Vesikoureteral
Refluks
yang
mencakup
proses
terjadinya
Vesikoureteral
Refluks
secara
singkat
(must
to
know
pointers)
• Kuliah
singkat
dan
diskusi
tentang
epidemiologi
singkat
Vesikoureteral
Refluks
Ø Tujuan
2
:
Mengenali
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Curah
pendapat
dan
diskusi
tentang
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
dengan
Vesikoureteral
Refluks
(must
to
know
pointers)
Ø Tujuan
3
:
Melakukan
langkah
–
langkah
diagnosis
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
Coaching
dan
praktek
pada
pasien
sungguhan,
yang
berupa
:
• Melakukan
anamnese
gejala
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Melakukan
pemeriksaan
fisik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Merencanakan
pemeriksaan
DL,
RFT,
UL,
Kultur
Urine
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks.
• Merencanakan
pemeriksaan
foto
polos
abdomen,
Voiding
Cysto-‐
urethrography
dan
Renal
Scintigraphy
sesuai
indikasi/kontraindikasi.
Ø Tujuan
4
:
Melakukan
penanganan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
Coaching
dan
praktek
pada
pasien
sungguhan,
yang
berupa
:
• Melakukan
anamnese
gejala
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Melakukan
pemeriksaan
fisik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
dengan
komplikasi
• Melakukan
pemeriksaan
DL,
RFT,
UL
dan
kultur
urin
• Melakukan
pemeriksaan
foto
polos
abdomen,
Voiding
Cysto-‐
urethrography
dan
Renal
Scintigraphy
sesuai
indikasi/kontraindikasi
Ø Tujuan
5
:
Melakukan
pilihan
terapi
pada
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Kuliah
singkat
mengenai
pilihan
terapi
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
:
terapi
medikamentosa
dengan
antibiotika
profilaksis,
pembedahan
terbuka,
endourologi,
maupun
laparoskopik.
• Diskusi
dan
coaching
tentang
pilihan
penatalaksanaan
Vesikoureteral
Refluks
• Curah
pendapat
dan
diskusi
tentang
dasar
pemilihan
terapi
dan
komplikasi
masing
–
masing
terapi
Ø Tujuan
6
:
Melakukan
operasi
terbuka,
endourologi,
dan
laparoskopik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Video
operasi
terbuka,
endourologi,
dan
laparoskopik
• Demo
oleh
pembimbing
pada
pasien
sungguhan
• Asistensi
operasi
membantu
pembimbing
• Operasi
sendiri
dengan
pengawasan
• Operasi
sendiri
tanpa
pengawasan
langsung
Catatan
:
lihat
modul
Operasi
terbuka
reimplantasi
ureter,
endourologi
injeksi
subureteric,
dan
laparoskopik
reimplantasi
ureter
Ø Tujuan
7
:
Melakukan
langkah
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Curah
pendapat
dan
diskusi
kasus
mengenai
prosedur
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
pada
setiap
pilihan
terapi.
Persiapan
sesi
• Peralatan
audiovisual
• Materi
presentasi
:
Power
Point
tentang
Vesikoureteral
Refluks
• Kasus
:
Penderita
Vesikoureteral
refluks
dengan
dan
tanpa
komplikasi
• Alat
bantu
latih
:
model
anatomi
gambar
anatomi
dari
buku
teks
model
alat
peraga
• Referensi
:
1.
Campbell’s
Urology
edisi
9
2.
Smith's
General
Urology
Edisi
14
3.
Guidelines
IAUI
penatalaksanaan
vesikoureteral
refluks
2007
Kompetensi
Mengenali
dan
memahami
penatalaksanaan
tentang
Vesikoureteral
Refluks.
Kompetensi
yang
diharapkan
adalah
K3,
P4,
A4
dengan
tingkat
kerja
skill
competency.
Keterampilan
Setelah
menyelesaikan
modul
ini,
peserta
didik
diharapkan
terampil
1. Menjelaskan
patofisiologi
dan
epidemiologi
singkat
tentang
Vesikoureteral
Refluks
2. Mengenali
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
3. Melakukan
langkah
–
langkah
diagnosis
penderita
Vesikoureteral
Refluks
4. Melakukan
penanganan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
5. Melakukan
pilihan
terapi
pada
Vesikoureteral
Refluks
6. Melakukan
operasi
terbuka,
endourologi,
dan
laparoskopik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
7. Melakukan
langkah
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Gambaran
Umum
Dalam
sebuah
studi
meta-‐analisis
yang
dilakukan
pada
anak-‐anak
yang
menjalani
sistourethrografi
karena
berbagai
sebab,
didapatkan
kejadian
refluks
sebanyak
30%
pada
mereka
yang
menderita
ISK,
dan
17%
pada
mereka
yang
tanpa
ISK.
Sedangkan
pada
bayi,
angka
tersebut
bisa
menjadi
sangat
berbeda,
kejadian
refluks
didapatkan
pada
70%
bayi
yang
menderita
ISK.
kejadian
refluks
dapat
membaik
secara
spontan
seiring
berjalannya
waktu,
maka
angka
kejadian
refluks
juga
menurun
seiring
bertambahnya
umur.
Insidens
tertinggi
ditemukan
pada
anak
usia
1
–
6
tahun.
Gambaran
klinis
dari
VUR
biasanya
asimptomatis
pada
grade
rendah,
penderita
baru
merasakan
kelainan
jika
VUR
sudah
mencapai
grade
tinggi
atau
sudah
menimbulkan
komplikasi.
Penegakan
diagnosa
dengan
Voiding
cysto-‐urethrography
,
dan
sebaiknya
diikuti
dengan
pemeriksaan
RFT,
UL,
kultur
urine,
USG
Urologi,
dan
Renal
Scintigraphy.
Pemberian
antibiotika
profilaksis
merupakan
pilihan
utama,
jika
terapi
medikamentosa
gagal,atau
derajat
VUR
sudah
berat
dan
usia
sudah
tidak
memungkinkan
resolusi
spontan
baru
dipikirkan
untuk
pembedahan.
Penjelasan
/
Latar
Belakang
Sehubungan
dengan
penjelasan
pada
gambaran
umum
yang
menyatakan
bahwa
penatalaksanaan
Vesikoureteral
Refluks
utamanya
adalah
medikamentosa
dan
juga
operatif
maka
komponen
pengetahuan
pada
modul
ini
mempunyai
kapasitas
yang
lebih
kecil
dari
pada
komponen
psikomotor.
Dengan
demikian,
sesi
praktek
klinik
akan
menjadi
lebih
dominan
di
dalam
proses
pembelajaran.
Titik
berat
sesi
praktek
ditekankan
pada
kompetensi
melakukan
anamnese,
pemeriksaan
fisik,
merencanakan
permintaan
baik
laboratorium
dan
juga
radiologis
dalam
kaitannya
dengan
identifikasi
dan
diagnosis
Vesikoureteral
Refluks.
Selain
itu
pada
akhir
sesi
praktek
peserta
didik
kompeten
untuk
melakukan
operasi
terbuka,
endourologi,
maupun
laparoskopik.
Contoh
Kasus
Penderita
bayi
laki-‐laki
berusia
2
bulan
dengan
riwayat
demam
berulang.
Pemeriksaan
fisik
didapatkan
masa
dipinggang
kanan
ukuran
5
x
5
cm,
dan
temperature
38,9
oC.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
didapatkan
leukosit
23.
000
dan
leukosit
urin
yang
penuh,
kultur
urine
bakter
(+),
serta
kreatinin
serum
1,2.
Pemeriksaan
radiologis
didapatkan
foto
polos
abdomen
menunjukkan
gambaran
ground
glass
appearance
di
pinggang
kanan,
gambaran
USG
menunjukkan
hidronefrosis
berat
ginjal
kanan
disertai
nefritis.
Diskusi
:
• Bagaimana
cara
mendiagnosis
VUR
•
Rangkuman
hasil
diskusi
•
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mengikuti
sesi
ini,
setiap
peserta
didik
diharapkan
mampu
untuk
:
(K4)
1. Menjelaskan
patofisiologi
dan
epidemiologi
singkat
tentang
Vesikoureteral
Refluks
2. Mengenali
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
3. Melakukan
langkah
–
langkah
diagnosis
penderita
Vesikoureteral
Refluks
4. Melakukan
penanganan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
5. Melakukan
pilihan
terapi
pada
Vesikoureteral
Refluks
6. Melakukan
langkah
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Proses
Pembelajaran
Ø Menguatkan
proses
pembelajaran
Kenalkan
diri
anda,
jabatan
dan
tanggung
jawab
anda
dalam
proses
pembelajaran
serta
bagaimana
anda
berupaya
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
dengan
partisipasi
penuh
dari
peserta
didik.
Ø Tujuan
1
:
Menjelaskan
patofisiologi
dan
epidemiologi
singkat
tentang
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Kuliah
singkat
dan
diskusi
tentang
patofisiologi
Vesikoureteral
Refluks
yang
mencakup
proses
terjadinya
Vesikoureteral
Refluks
secara
singkat
• Tugas
baca/literature
review
• Curah
pendapat
dan
diskusi
Must
to
know
pointers
:
1.
2.
3.
Ø Tujuan
2
:
Mengenali
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Curah
pendapat
dan
diskusi
tentang
gejala,
tanda
dan
komplikasi
penderita
dengan
Vesikoureteral
Refluks
• Bedsite
teaching
• Praktek
klinik
Must
to
know
pointers
:
Gejala
:
(keluhan
subyektif)
1.
2.
3.
Tanda
:
(keluhan
obyektif)
1.
2.
3.
Ø Tujuan
3
:
Melakukan
langkah
–
langkah
diagnosis
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
Coaching
dan
praktek
pada
pasien
sungguhan,
yang
berupa
:
• Melakukan
anamnese
gejala
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Melakukan
pemeriksaan
fisik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Merencanakan
pemeriksaan
DL,
RFT,
UL
dan
kultur
urin.
• Merencanakan
pemeriksaan
foto
polos
abdomen,
IVP
dan
USG
urologi
sesuai
indikasi/kontraindikasi.
Ø Tujuan
4
:
Melakukan
penanganan
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
Coaching
dan
praktek
pada
pasien
sungguhan,
yang
berupa
:
• Melakukan
anamnese
gejala
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Melakukan
pemeriksaan
fisik
pada
komplikasi
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Merencanakan
pemeriksaan
DL,
RFT,
SE,
BGA,
Urinalisis
dan
kultur
urin
• Melakukan
pemeriksaan
foto
polos
abdomen,
Voiding
Cysto-‐
urethrography
dan
Renal
Scintigraphy
sesuai
indikasi/kontraindikasi
Ø Tujuan
5
:
Melakukan
pilihan
terapi
pada
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Kuliah
singkat
mengenai
pilihan
terapi
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
• Diskusi
dan
coaching
tentang
pilihan
penatalaksanaan
Vesikoureteral
Refluks
• Curah
pendapat
dan
diskusi
tentang
dasar
pemilihan
terapi
dan
komplikasi
masing
–
masing
terapi
Ø Tujuan
6
:
Melakukan
operasi
terbuka,
endourologi,
dan
laparoskopik
pada
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Video
operasi
terbuka,
endourologi,
dan
laparoskopik
• Demo
oleh
pembimbing
pada
pasien
sungguhan
• Asistensi
operasi
membantu
pembimbing
• Operasi
sendiri
dengan
pengawasan
• Operasi
sendiri
tanpa
pengawasan
langsung
Catatan
:
lihat
modul
Operasi
terbuka
reimplantasi
ureter,
endourologi
injeksi
subureteric,
dan
laparoskopik
reimplantasi
ureter
Ø Tujuan
7
:
Melakukan
langkah
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
Metode
pembelajaran
:
• Curah
pendapat
dan
diskusi
kasus
mengenai
prosedur
follow
–
up
penderita
Vesikoureteral
Refluks
pada
setiap
pilihan
terapi.
Kasus
untuk
Proses
Pembelajaran
Penderita
bayi
laki-‐laki
berusia
2
bulan
dengan
riwayat
demam
berulang,
panas
badan
tinggi,
sampai
menggigil,
tidak
ada
batuk,
pilek,
maupun
diare.
Pemeriksaan
fisik
didapatkan
massa
dipinggang
kanan
ukuran
5
x
5
cm,
dan
temperature
tubuh
38,9
oC.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
didapatkan
leukosit
darah
23.
000
dan
leukosit
urin
yang
penuh,
kultur
urine
bakteri
(+),
serta
kreatinin
serum
1,2.
Pemeriksaan
radiologis
didapatkan
foto
polos
abdomen
menunjukkan
gambaran
ground
glass
appearance
di
pinggang
kanan,
gambaran
USG
menunjukkan
hidronefrosis
berat
ginjal
kanan
disertai
nefritis.
Dilakukan
pemeriksaan
VCUG
didapatkan
refluks
vesikoureteral
sisi
kanan
grade
5,
dan
pada
pemeriksaan
Renal
scintigrafi
didapatkan
parut
pada
ginjal
kanan
Diskusi
:
• Manakah
data
penyokong
diagnosis
saat
itu
?
• Data
mana
yang
membuat
pemeriksa
perlu
membuat
diagnosis
banding
?
• Apakah
tindakan
terbaik
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
keadaan
tersebut
?
Rangkuman
hasil
diskusi
:
Data
penyokong
diagnosis
adalah
……………………………………………….
Gejala
dan
tanda
yang
menyebabkan
perlunya
dibuat
diagnosis
banding
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Tindakan
terpilih
untuk
mengatasi
gangguan
ini
adalah
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Pada
modul
ini
peserta
didik
diharapkan
menguasai
pengetahuan
tentang
patofisiologi,
gejala,
komplikasi
dan
tanda,
penanganan
komplikasi
serta
penatalaksanaan
diagnosis
dan
terapi
menyeluruh
penderita
Vesikoureteral
Refluks.
Modul
Vesikoureteral
Refluks
ini
mempunyai
link
ke
3
Modul
Keterampilan
(Operasi
terbuka
reimplantasi
ureter,
endourologi
injeksi
subureteric,
dan
laparoskopik
reimplantasi
ureter).
Penilaian
Kompetensi
Ø Hasil
observasi
sela
proses
alih
pengetahuan
dan
ketrampilan
Ø Hasil
kuesioner
Ø Hasil
penilaian
peragaaan
keterampilan
Instrumen
Penilaian
Kompetensi
Kognitif
Kuesioner
sebelum
sesi
dimulai
I.
Modul
Vesikoureteral
Refluks
Patofisiologi
BAB
I
1. Refluks
yang
didiagnosa
antenatal
biasanya
lebih
berat
pada
laki
dibandingkan
pada
perempuan
(B/S)
P2.atofisiologi
Kelemahan
otot
longitudinal
pada
ureter
intravesika
menyebabkan
gangguan
fungsi
katup
uretero-‐vesical
junction
(B/S)
3. Rasio
panjang
berbanding
diameter
pada
terowongan
ureter
intramural
yang
tidak
menyebabkan
refluks
adalah
5
:
1
(B/S)
Kuesioner
tengah
pelatihan
I.
M
odul
Vesikoureteral
Refluks
Patofisiologi
BAB
I
Patofisiologi
1. Insidens
VUR
paling
tinggi
ditemukan
pada
kelompok
usia
:
a. 0
–
6
bulan
b. 6
–
12
bulan
c. 1
–
6
tahun
d. >
6
tahun
e. Dewasa
muda
2. Penyebab
refluks
primer,
kecuali
:
a. Rasio
panjang
berbanding
diameter
ureter
intramural
kurang
dari
5
:
1
b. Kelemahan
otot
pembentuk
kompleks
uretero-‐trigonal
c. Posisi
dan
bentuk
muara
ureter
abnormal
d. Posterior
urethral
valve
e. Gangguan
koordinasi
neuro-‐muskular
kongenital
pada
komponen
pembentuk
kompleks
uretero-‐trigonal
3. Grading
VUR
dibuat
berdasarkan
gambaran
yang
didapat
dari
pemeriksaan
a. Intravenous
Urografi
b. Renal
Scintigrafi
c. Voiding
Cystourethrografi
d. USG
e. Sistoskopi
Intrumen
Penilaian
Kompetensi
Psikomotor
PENUNTUN
BELAJAR
Prosedur
Reimplantasi
Ureter
terbuka
(Politano-‐Leadbetter
/
Glenn-‐Anderson
/
Cohen
/
Lich-‐Gregoir)
Nilailah
kinerja
setiap
langkah
yang
diamati
menggunakan
skala
sebagai
berikut
:
1.
Perlu
perbaikan
:
langkah
tidak
dikerjakan
atau
tidak
sesuai
dengan
yang
seharusnya
atau
urutannya
tidak
sesuai
(jika
harus
berurutan).
2.
Mampu
:
langkah
dikerjakan
sesuai
dengan
yang
seharusnya
dan
urutannya
(jika
harus
berurutan).
Pelatih
hanya
membimbing
untuk
sedikit
perbaikan
atau
membantu
untuk
kondisi
di
luar
normal.
3.
Mahir
:
langkah
dikerjakan
dengan
benar,
sesuai
urutannya
dan
waktu
kerja
yang
sangat
efisien.
T/D
Langkah
tidak
diamati
(penilai
mengganggap
langkah
tertentu
tidak
perlu
diperagakan)
KEGIATAN
KASUS
I.
MENGENALI
...........................................................................
●
...............................................................................................
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1.
Perlu
perbaikan
:
langkah
tidak
dikerjakan
atau
tidak
sesuai
dengan
yang
seharusnya
atau
urutannya
tidak
sesuai
(jika
harus
berurutan).
2.
Mampu
:
langkah
dikerjakan
sesuai
dengan
yang
seharusnya
dan
urutannya
(jika
harus
berurutan).
Pelatih
hanya
membimbing
untuk
sedikit
perbaikan
atau
membantu
untuk
kondisi
di
luar
normal.
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien.
T/D : Langkah tidak diamati (penilai mengganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan).
KEGIATAN
KASUS
I.
MENGENALI
...........................................................................
●
...............................................................................................
Persiapan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Prosedur
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Komentar
/
Ringkasan
:
Rekomendasi
:
Tanda
tangan
Penguji_______________________________
Tanggal
_______________
Power
Point
Modul
Vesikoureteral
Refluks