Anda di halaman 1dari 6

Trauma Tumpul Abdomen

Definisi

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara
diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus &
Workman, 2006).

Etiologi dan faktor resiko

Kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh
trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak
terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir
mobil atau benda tumpul lainnya.

Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan
kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga
diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ
internal diabdomen.

Kunci sukses untuk penanganan trauma abdomen adalah “high index suspicion”
“Should be assumed” (harus dianggap) menderita trauma organ visceral
Dokter pemeriksa harus menentukan ada trauma organ intra abdomen atau tidak, dan harus
menentukan apakah perlu intervensi operasi segera atau tidak
75 – 90% “abdominal gunshot wounds” membutuhkan laparotomy segera, 25 – 35% dengan
“abdominal stab wounds”, hanya 15 – 20% dengan “blunt abdominal trauma”

Trauma merupakan penyebab tertinggi kematian pada orang dewasa yang berusia dibawah
40 tahun dan menduduki peringkat ke 5 penyebab kematian pada semua orang dewasa.

Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :

1. Paksaan /benda tumpul

Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tumpul pada
abdomen bisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan
bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk
pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

1. Trauma tembus

Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tembus
pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.

Organ pada abdomen yang terkena kerusakan terbagi atas dua (Swearingen & Kose, 1999),
yaitu :

1. Organ Padat / solid yaitu : hati, limpa dan pancreas


2. Organ berlubang (hollow) yaitu : lambung, usus dan kandung kemih
Patofisiologi

Trauma tumpul pada abdomen disebabkan oleh pengguntingan, penghancuran atau kuatnya
tekanan yang menyebabkan rupture pada usus atau struktur abdomen yang lain.

Luka tembak dapat menyebabkan kerusakan pada setiap struktur didalam abdomen.
Tembakan menyebabkan perforasi pada perut atau usus yang menyebabkan peritonitis dan
sepsis.

Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma abdomen adalah :

1. Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan


darah dan shock.
2. Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin, mikroendokrin.
3. Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan massif
dan transfuse multiple
4. Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran
pencernaan dan bakteri ke peritoneum
5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga
saluran pencernaan.

Limpa :

Merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh trauma
tumpul. Sering terjadi hemoragi atau perdarahan masif yang berasal dari limpa yang ruptur
sehingga semua upaya dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di limpa.

Liver :

Karena ukuran dan letaknya, hati merupakan organ yang paling sering terkena kerusakan
yang diakibatkan oleh luka tembus dan sering kali kerusakan disebabkan oleh trauma tumpul.
Hal utama yang dilakukan apabila terjadi perlukaan dihati yaitu mengontrol perdarahan dan
mendrainase cairan empedu.

Esofagus bawah dan lambung :

Kadang-kadang perlukaan esofagus bawah disebabkan oleh luka tembus. Karena lambung
fleksibel dan letaknya yang mudah berpindah, sehingga perlukaan jarang disebabkan oleh
trauma tumpul tapi sering disebabkan oleh luka tembus langsung.

Pankreas dan duodenum :

Walaupun trauma pada pankreas dan duodenum jarang terjadi. Tetapi trauma pada abdomen
yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi disebkan oleh perlukaan di pankreas dan
duodenum, hal ini disebabkan karena letaknya yang sulit terdeteksi apabila terjadi kerusakan.
Tanda dan gejala

1. Nyeri

Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian
yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.

2. Darah dan cairan

Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi

3. Cairan atau udara dibawah diafragma

Yang disebabkan oleh nyeri dibahu adalah :

1. Kehr’s sign

Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam
posisi rekumben

2. Mual dan muntah

3. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)

Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi

Pemeriksaan diagnostik

l. Foto thoraks

Untuk melihat adanya trauma pada thorax.

2. Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus.
Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi
20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak
kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan
adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan
kemungkinan trauma pads hepar.

3. Plain abdomen foto tegak

Memperlihatkan udara bebas dalam rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat
duodenum, corpus alineum dan perubahan gambaran usus
4. Pemeriksaan urine rutin

Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih
belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.

5. VP (Intravenous Pyelogram)

Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.

6. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)

dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya
dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan
laparatomi (gold standard).

Indikasi untuk melakukan DPL sbb.:

• Nyeri Abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya

• Trauma pada bagian bawah dari dada

• Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas

• Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,alkohol, cedera otak)

• Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang)

• Patah tulang pelvis

Kontra indikasi relatif melakukan DPL sbb.:

• Hamil

• Pernah operasi abdominal

• Operator tidak berpengalaman

• Bila hasilnya tidak akan merubah penata-laksanaan

7. Ultrasonografi dan CT Scan

Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan adanya
trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pemeriksaan khusus

A) Abdominal paracentesis

Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya


perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih dari 100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl
yang keluar dari rongga peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9%
selama 5 menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.

B) Pemeriksaan laparoskopi

Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung sumber penyebabnya.

C) Bila dijumpai perdarahan dan anus perlu dilakukan rekto-sigmoidoskopi.

Penatalaksanaan Medis

l. Abdominal paracentesis à menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium,


merupakan indikasi untuk laparotomi

2. Pemeriksaan laparoskopi à mengetahui secara langsung peneyebab akut abdomen

3. Pemasangan NGT à memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen

4. Pemberian antibiotik à mencegah infeksi

5. Laparotomi

Sebelum operasi à pemasangan NGT, pemasangan dauer-katheter, pemberian antibiotic.


Referensi :

Black, Joyce M. 1997. Medical Surgical Nursing fifth edition : clinical managemen for
continuity of care. Philadelfia : WB. Saunders company

Ignativicus, Donna D ; Workman. 2006. Medical Surgical Nursing Critical Thinking for
Collaborative Care. USA : Elsevier Saunders

Soewandi, S. Akut Abdomen Pada Alat Pencernaan orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai