Anda di halaman 1dari 6

XII IPA 1 (KELOMPOK 2)

Andy Rudiyana
Dwihapsari
Sukat. SP. MSi L.Tyas
Fita Nadia Putri
[Course title]
Wismelvi Sa’Diah
Sherly Yolanda

KOROSI
LAPORAN PRATIKUM KIMIA SMA NEGERI 1 PASIR PENYU

2014/2015
A. Dasar Teori
Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan
lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya
menyerang logam. Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Korosi
merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang
mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen di udara.
Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron Korosi atau
perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat
besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna
coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan
habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata
adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi.
Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat.

Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dinama besi mengalami
oksidasi.
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e E0 = + 0,44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku
sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V atau
O2(g) + 2H+(aq) + 4e → 2H2O(l) E0 = + 1,23 V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . nH2O, yaitu karat besi. Maka
reaksi yang terjadi :
Anode : 2Fe(s) → 2Fe2+(aq) + 4e E0 = + 0,44 V
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq) E0 = + 0,40 V
Rx Sel : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH-(aq) E0 reaksi = 0,84 V

Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi : 4Fe2+(aq)
+ O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq) Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi
memerlukan oksigen dan air. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen
dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila
dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa
faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak
dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi
itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
B. Jenis – Jenis Korosi
1) Uniform corrosion; yaitu reaksi kimia dan elektrokimia yang berlangsung untuk
seluruh permukaan logam. Dapat diatasi dengan pemilihan logam yang cocok, diberi
coating, inhibitor dan lingkungan katoda
2) Galvanic corrosion; yaitu dua macam logam dihubungkan dan terletak dalam larutan
yang korosif maka beda potensial yang timbul menyebabkan elektron mengalir antara
kedua logam tersebut
3) Crevice corrosion; yaitu korosi yang sering terjadi pada celah-celah suatu permukaan
logam yang tertutup rapat dan dalam media yang korosif. Contoh : celah pada mur dan
baut
4) Pitting corrosion, yaitu adanya lubang-lubang kecil dan sering terjadi karena setelah
lama dipakai
5) Selective Leaching; yaitu adanya larutan logam dalam alloy oleh proses korosi. Contoh
: dealuminiumification dan decobaltification
6) Erosion corrosion; yaitu kenaikan laju korosi oleh adanya gerakan relatif antara logam
dengan cairan korosif
7) Stress corrosion; yaitu retak-retak yang disebabkan karena adanya gerakan tarik
menarik yang terus menerus dalam media yang korosif.

C. Faktor – Faktor Terjadinya Korosi


a) Air. Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor
penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap
air (lembab) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi.
b) Oksigen. Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya
korosi. Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung reaksi
redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini. sebagai contoh, korosi besi
terjadi apabila ada oksigen (O2) dan air (H2O).

D. Faktor - Faktor Mempercepat Terjadinya Korosi


a) Larutan garam
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan
transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh
oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung
garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama. Proses ini disebabkan
oleh kenaikan konduktivitas larutan garam dimana larutan garam lebih konduktif
sehingga menyebabkan laju korosi juga akan lebih tinggi. Sedangkan pada kondisi
kelautan garam dapat mempercepat laju korosi logam karena larutan garamnya lebih
konduktif.

b) Permukaan logam yang tidak rata


Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan,
yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin
dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub
yang akan bertindak sebagai anode dan katode.

c) Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan
karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan
menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida,
Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat
mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan
korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
d) Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi
dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang
besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.

e) Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin
besar Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada
perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas
akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).

f) pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar.

E. Dampak Dari Korosi


Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat.
Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu
baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi
didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau
sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu
korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan
atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari
aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke
lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron dan
lingkungannya sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam
dan menangkap elektro-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan
korosi sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian
tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak
akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan
bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi
pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi
dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air,
korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi
yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
F. Cara Mengatasi Korosi
a) Pelapisan adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam istilah tonase
baja, untuk mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi paduan logam dari
lingkungan yang korosif. Tersedia banyak sekali macam pelapis dan yang paling
umum adalah cat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang
mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi
besi terhadap korosi. Kontak antara besi dengan oksigen dan air dapat dicegah
dengan melapisi besi dengan cat atau dengan logam lain. Hal ini dikarenakan jika
besi dilapisi dengan cat atau logam lain yang lebih sukar teroksidasi (logam yang
mempunyai Enol lebih besar). Yang akan bereaksi dengan udara adalah lapisan
luarnya saja sehingga logam tersebut bisa dilindungi oleh logam tersebut.
Pelumuran dengan oli atau gemuk diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air. Selain itu bisa juga dengan
dibalut dengan plastic Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan kerancang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi udara dan air.

b) Tin plating (pelapisan dengan timah).


Biasanya kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electro plating. Timah tergolong
logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak
adanya kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
cacat, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat kolosi besi.
Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh
karena itu, besi yang dilapisi timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian timah mendorong korosi besi.

c) Galvanisasi (pelapisan dengan zink)


Pipa besi, tiang telepon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,
maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi.

d) Cromium plating (pelapisan dengan kromium)


Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bemper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elekrolisis. Sama seperti zink, kromium juga dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.

e) Sacrificial protection (pengorbanan anode)


Magnesium adalah logam yang jauh labih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium itu
akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang
ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium
harus diganti.
G. Hasil Penelitian
NO Paku Pada Tabung Hasil Pengamatan
1 Air Suling Berkarat
2 Larutan Garam Berkarat
3 Minyak Lampu Tidak Berkarat
4. Air Hujan Berkarat
5 Air Panas Berkarat

Pembahasan
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan ke dalam air
suling, air hujan, air panas dan larutan garam mengalami korosi(berkarat),sedangkan paku yang
dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi(berkarat),hal ini disebabkan karena
minyak tanah bukan termasuk ke dalam bahan-bahan korosif(yang menyebabkan korosi).
Minyak tanah tidak mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara,
sehingga walaupun tabung dibuka, keadaan paku dan sekitar paku dalam tabung bebas dari
oksigen. Selain itu, pada tabung ini juga tidak terdapat air sama sekali. Keadaan tanpa oksigen
dan air ini tidak memungkinkan terjadinya reaksi perkaratan/korosi.
1. Dari keempat bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut,yang paling cepat
proses korosinya adalah air suling. Paku yang diberi air suling terjadi korosi secara
total dan cepat. Hal ini dikarenakan air suling mengikat oksigen di udara dan
menyebabkan korosi pada paku.
2. Air hujan. Karena air hujan mengandung CO2 yang dapat membentuk senyawa
HCO3 yang bersifat asam. Karena asam salah satu factor yang dapat mempercepat
terjadinya korosi.
3. Larutan garam. Larutan garam mengandung air (H2O), dan keadaan tabung terbuka,
sehingga oksigen (O2) di udara dapat masuk ke tabung, dan menyebabkan adanya
oksigen terlarut pada larutan NaCl di tabung ini. Adanya oksigen dan air jelas dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada paku di tabung ini. Larutan NaCl adalah larutan
elektrolit, larutan elektrolit adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi
korosi. Pada percobaan, paku berkarat dan air berwarna kecoklatan, sehingga
percobaan sesuai dengan teori.
4. Pada air panas paku juga akan mengalami korosi, hanya saja proses korosi pada
medium yang diberikan air panas cenderung lebih lambat. Hal ini dikarenakan air
pada saat didihkan akan kehilangan oksigen terlarut, sehingga hanya sedikit
kandungan oksigen yang tersisa pada air tersebut. Dengan sedikitnya kandungan
oksigen pada air yang telah didihkan membuat korosi berjalan lambat dan
memerlukan waktu yang relatif lebih lama.

H. Kesimpulan
Dari percobaan kali ini, dapat disimpulkan bahwa :
Ø Korosi adalah peristiwa perusakan logam oleh zat lain secara kimia, misalnya
pengkaratan besi. Ia merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang
kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen.
Ø Tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air. Karena tabung dalam
keadaan terbuka sehingga terjadi perputaran udara dan adanya uap air.
Ø Walaupun tabung ditutup dengan plastic, paku yang dimasukkan kedalam air
mendidih tetap berkarat karena bagaimanapun air adalah media korosi. Selain itu karat
yang tertinggal pada paku yang tidak bersih mengandung oksigen.
Ø Tabung di mana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air. Karena minyak
tanah tidak dapat berikatan dengan oksigen dan air.

Anda mungkin juga menyukai