Anda di halaman 1dari 2

Dalam satu dekade yang lalu, ada dua buku dasar dari sosiologi lingkungan yang telah diterbitkan.

The International Handbook of Environmental Sociology (1997) oleh Michel Redclift yang
menggambarkan studi sosiologi dalam lingkup pertanian dan pembangunan internasional yang
menjadi yang mengambil perspektif golongan kiri. Sementara buku kedua berjudul The Handbook of
Environmental Sociology (2002) oleh Riley Dunlap dan William Michelson yang berpusat di Amerika
Utara. Buku kedua membedakan alam dengan pembangunan lingkungan yang sering digunakan
dalam penelitian. Beberapa tulisan lain juga dilaporkan mulai menggambarkan studi yang
menghubungkan kegiatan operasional berkaitan dengan lingkungan dan sosiologi.

Keadaan ini menyebabkan sosiologi lingkungan berkembang dalam hal publikasi dan pengajaran
dalam cabang sosiologi meskipun belum begitu mempengaruhi keadaan lain. Krogman dan
Darlington (1996) mendata jurnal sosiologi yang membahas terkait lingkungan di tahun 1990-1994
meningkat secara signifikan. Satu dekade kemudia, Lewis dan Humphrey (2005) melaporkan hasl
analisis dari buku sosiologi rata-rata sudah disitasi oleh pakar sosiologi lingkungan yang
berpengaruh. Beberapa masalah unik penelitian mulai berkembang dan masalah tentang ancaman
lingkungan dan kategori dalam masalah sosial.

Selain itu, terjadi peningkatan peran pakar sosiologi lingkungan non-akademik dalam berbagai
kegiatan besar dalam penelitian dan implementasi isu-isu lingkungan. Orang-orang tersebut dapat
ditemui dalam pemerintahan, teknik dan jasa kontruksi, perusahaan arsitektur dan LSM lokal dan
nasional.

Pada tahun 1970-an, Catton dan Dunlap mengembangkan New Ecological Paradgim menjadi salah
satu teori dalam sosiologi. Paradigma baru tersebut menjadi petunjuk berpikir pro-lingkungan secara
umum, mengedukasi agar mengurangi sisi antroposentrisme dan lebih ecosentris. Buttle(1987)
menjelaskan bahwa ada suatu upaya yang cukup besar untuk mengorientasi sosiologi menjadi lebih
komprehensif ang dapat mengkonsepkan proses sosial dalam konteks biosfer.

Catton dan Dunlap mengkalim jika mereka tidak pernah memperkirakan akan pencapaiannya dalam
pengembangan sosiologi. Pada dasarnya, banyak hasil yang didapatkan Dunlap berbeda dengan
Catton. Sementara Catton melihat NEP sebagai patokan dalam pembangunan berdasarkan teori
ekologi dalam masyarakat, Catton lebih menekankan pada sisi sosiologi untuk masalah lingkungan
secara umum dan membentuk ekosistem yang saling bergantung.

Bagaimanapun, Buttel pesimis jika sosiologi lingkungan menjadi salah satu bidang dalam sosiologi.
Meskipun Catton dan Dunlap menyarankan adanya peningkatan minat pada isu lingkungan mulai
tahun 1990-an dalam lingkup global yang menstimulasi jenis bidang baru dalam bidang lingkungan,

Di Amerika Serikat, popularitas pemikiran ini meningkat seiring adanya paradigma keadilan
lingkungan yang memberikan perluang pertumbuhan untuk sosiologi lingkungan. Paradigma ini
kemudian dihubungkan dengan tenaga kerja, hak paten dan gerakan keadilan sosial yang
merekonstruksi identitas keadilan sosial. Paradigma tersebut juga menjembatani penelitian
mengenai kontruksi sosial dan ketidakadilan sosial, kemiskanan kaumurban, kesehatan dan
keamanan pekerja. Puncaknya adalah adanya pertemuan khusus untuk membahas paradigma ini
dalam American Sociological Association Annual Meeting di tahun 2004 dengan pembicara Lois
Gibbs, sebagai tokoh pejuang lingkungan dari Love Canal.
Semua hal tersebut mengarahkan sosiologi lingkungan menjadi ilmu baru yang umum dan pantas
untuk menjadi teori yang diperdebatkan dalam sosiologi.

Salah satu contoh teorinya dari buku Ulrich Beck yang berjudul Risk Society, yang melihat risiko
kerusakan lingkungan dari perspektif makro sosiologi yaitu perubahan sosial daridapa paradigma
spesifik yang telag ada. Argumen Beck ini memicu diskusi lebih lanjur yang menjadi dasar dari
sosiologi lingkungan. Risk Society mengkritik krisis lingkungan yang telah ada. Konsepnya adalah
“Reflextive modernisation” yang dokembangkan lagi oleh Anthony Giddens, salah satu tokoh yang
paling berpengaruh dalam sosiologi di Inggris Raya dalam beberapa tahun terakhir.

Berbeda dengan Catton dan Dunlap mengenai teori HEP (Human Exemptionalism Paradigm) atau
NEP (New Ecological Paradigm) yang gagal untuk mengbentuk hubungan antara masalah yang
dibahas dengan ilmu psikologi, ilmu politik dan ilmu lingkungan. Teori Dunlap ini meskipun sudah
dipublikasi secara internasional, tetapi tidak menimbulkan perdebatan yang berarti.

Buttel mengidentifikasikan salah satu ide besar dalam sosiologi berbasis lingkungan adalah adanya
treadmill of production, metabolic rift dan ecological modernisation.

Pada akhirnya, keadaan ini akhirnya kembali pada apa yang telah dijebarkan oleh Elizabeth Shove
bahwa sosiologi dapat memberikan dampak besar pada perdebatan liungkungan. Ppembentukan
dari teori ini didasarkan pada celah yang ada dalam enelitian lingkungan yang ternyata bagian dari
teori sosiologi meskipun tidak merubah disiplin ilmu tersebut secara keseluruahn. Di masa depan,
sosiologi ini diharapkan bisa menjembatani dengan berbagai jenis ilmu pengetahuan seperti model
politik ekonomi atau model pengetahuan sosiologi.

Anda mungkin juga menyukai