Anda di halaman 1dari 8

Hakikat, Ruang Lingkup, dan Manfaat Penelitian Pendidikan

Pada pembahsan ini kita akan berkenalan dengan pengertian

penelitian dan beberapa aspek penelitian secara umum serta

memperkenalkan pengertian metode ilmiah dan menunjukkan perbedaan

metode ilmiah dan non ilmiah. Memperkenalkan pengertian ini penting

karena basis seluruh kegiatan penelitian adalah pendekatan ilmiah.

Disamping itu, pada pembahasan ini akan memabahas karakteristik produk

penelitian, hakikat dan ruang lingkup penelitian pendidikan serta manfaat

dan keterbatasan penelitian pendidikan.

A. Penelitian dan Metode Ilmiah

Sebelum mengkaji lebih jauh tentang Penelitian terlebih dahulu kita

harus mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian ? Secara umum

penelitian diartikan sebagai proses pengumpulan data serta menganalisis

secara sistematis sehinnga menghasilkan suatu kesimpulan yang sah.

Dalam metode ilmiah langkah yang harus hierarkis ( berjenjang atau

berurutan)dan logis. Tahap tahapannya sistematis, bukan acak. Dalam

penelitian, langkah dengan menggunakan menggunakan metode ilmiah

tersebut secara tipikal dapat dirinci sebagai berikut :

1. Mengenalai dan menetukan masalah yang diteliti

2. Mengkaji teori yang sudah ada yang relevan dengan masalha yang

akan diteliti

3. Mengajukan hipotesis atau pertanyaan penelitian


4. Membuat desain penelitian untuk menguji hipotesis tersebut

5. Mengumpulkan data dengan menggunakan prosedur yang mengacu

pada desai penelitian

6. Menganalisis data

7. Menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan

Dalam penelitian, apakah suatu penarikan kesimpulan yang tidak

menggunakan pendekatan atau metode ilmiah diatas dapat dikatakan sah?

Jawabannya adalah tidak. Hal ini perlu didasari terutama oleh peneliti

pemula karena dalam praktik ada beberapa prosedur dasar dalam

penarikan kesimpulan yang tampak sah ternyata justru sebaliknya. Tidak

sah karena pendekatan yang ia gunakan bukan pendekatan ilmiah. Jika

prosesnya tidak sah maka produk yang dihasilkan juga tidak sah secara

ilmiah.

Untuk memahami cara berpikir ilmiah, kita perlu paham terlebih dahulu

proses berpikir deduktif dan berpikir induktif, sebab metode ilmiah

nerupakan penggabungan keduanya.

Berpikir deduktif adalah gaya berpikir untuk memperoleh simpulan

yang dimulai dari simpulan umum menuju simpulan khusus yang

dijembatani oleh premis minor. Contoh yang sering kita temukan seperti

berikut ini,

Semua manusia pasti mati ( Simpulan umum)


Saya manusia yang hidup (Premis minor)
Saya manusia pasti mati (Simpulan Khusus)
Mengapa saya pasti mati ? ini disebabkan adanya kebenaran umum

bahwa setiap manusia pasti mati. Cara berpikir deduktif ini, memang

tampak sederhana. Untuk memperoleh kebenaran ini terlebih dahulu kita

perlu memiliki asumsi, yakni sebuah simpulan umum yang dianggap benar,

kemudian dari asumsi itu kita dapat menarik suatu kesimpulan yang benar.

Namun demikian tidak semua fenomena fenomena yang terjadi dapat

ditemukan kebenaran umumnya ( Premis mayor) dengan kata lain, kita

akan mengalami kesulitan untuk menemukan premis mayaor terhadap

fenomena yang terjadi kalau ternyata asumsi sebagai kebenaran umum

salah, pasti akan melahirkan simpulan khusus yang salah pula. Contoh :

Perokok pasti kena penyakit jantung dan paru paru


Saya adalah perokok
Saya pasti terkena penyakit jantung dan paru paru

Benarkah kesimpulan diatas ? tentu salahj bukan, karena tidak semua

perokok terkena penyakit jantung dan paru paru, sehingga ditarik sebuah

kesimpulan, dalam berpikir deduktih premis mayor haru bernilai benar

sehingga menghasilkan kesimpulan benar.

Berpikir induktif kebalikan dari berpikir deduktif, gaya berpikir induktif

tidak berangkat dari kebenaran umum tetapi berangkat dari data atau fakta

sebagai kesimpulan khusus, lalu ditarik menjadi pernyataan sebagai suatu

simpulan. Perhatikan contoh berikut :

Besi dapat menghantar panas


Tembaga dapat menghantar panas

Seng dapat menghantar panas

Padahal besi, tembaga, aluminium seng itu adalah logam

Maka logam dapat menghantarkan panas

simpulan bahwa logam dapat menghantarkan panas adalah

berangkat dari data atau fakta khusus. Benar bukan ? ya benar akan tetapi

dalam bidang social cara berpikir demikian memiliki kelemahan yang

mendasar, yakni kita akan sulit mengenaralisasi hanya dari data dan fakta

yang terbatas. Misalkan

Ika tidak perna membaca buku

Rezki tidak perna membaca buku

Bacotang tidak perna membaca buku

Sultan tidak perna membaca buku

Ika, rezki, bacotang, sultan adalah mahasiswa STKIP Muhammadiyah

bone

Maka mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bone tidak perna menbaca

Buku

Simpulan tersebut menyesatkan, sebab mungkin saja ada mahasiswa

yang lain yang suka membaca, kelemahan inilah yang dimaksud dalam

berpikir induktif.
Oleh karena itu beroikir dengan menggunakan metode ilmiah

menggabungkan keduanya. Berpikir dengan metode Ilmiah tidak hanya

berpikir simpulan umum melainkanberawal dari jawaban sementara dari

masalah yang dipertanyakan yang harus dibuktikan secara empiris.

Oleh karena itu metode ilmiah adalah proses berpikir untuk menjawab

dari berbagai masalah, yang dilakukan secara objektif, sistematis, empiris,

terukur dan terkontrol.

B. Hasil Penelitian Sebagai Pengetahuan Ilmiah

Suatu produk penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah paling tidak mempunyai beberapa karakteristik antara alain (1)

objektif, (2) Bahasa jelas, (3) dapat diverifikasi, (4) Empirik.

Objektivits sangat penting sekali dalam penelitian dan deskripsi

prosedur perlu sejelas mungkin agar terbuka peluang bagi peneliti lain

untuk mereplikasi penelitian tersebut.

Kejelasan (akurasi) merupakan aspek kedua yang perlu diperhatikan

dalam penelitian. Dalam penelitian, banyak sekali bahasa atau istilah istilah

teknis yang mungkin hanya dikenali oleh orang-orang yang akrab dengan

bidang ilmu mereka teliti. Ungkapan teknis tersebut tentu saja tidak

ditujukan untuk membingunkan pembaca justru untuk menjaga agar tidak

ada bias komunikasi diantara peneliti. Bahasa yang digunakan harus jelas

dan tepat. Makna konsep seperti kepemimpinan, kreativitas, motivasi yang

digunakan dalam dunia penelitian mungkin berbeda dengan pengertian

orang awam dalam dunia sehari hari. Demikin pula halnya istilah, validitas,
reliabilitas, dan desain. Sebagai peneliti, salah satu cara cara untuk

mengindahkan prinsip pronsip kejelasan berbahasa ini adalah membuat

defenisi oprasional.

Aspek ketiga yang perlu diperhatikan dalam penelitian adalah

keterbukaan untuk diverifikasi yang terkait erat dengan dua aspek

sebelumnya, yakni objektivitas dan akurasi. Bila kedua aspek tersebut

diindahkan, maka baik desain maupun hasil penelitian tersebut bersifat

terbuka dan dapat ditindak lajuti baik dalam bentuk replikasi oleh peneliti

lain untuk ditindak lanjuti,

Pendekatan yang digunakandalam dunia penelitian adalah

pendekatan empiris. bagi Orang awam sesuatu dianggap benar apabila

sesuatu berjalan baik, mereka tidak mempertanyakan lagi mengapa

sesuatu dianggap benar karena langsung kepandangan pragmatis “pasti

benar, sebab kalau tidak benar hal itu tidak berjalan dengan baik”. Empiris

dalam konteks seperti ini lebih didasarkan pada pengalaman praktis atau

pengalaman pribadi. Bagi peneliti, pengertian empiris tidak berdasar pada

pengalaman melainkan berdasar pada bukti.

Apa yang dimaksud dengan bukti dalam penelitian ? kata “bukti”

dalam penelitian identic dengan kata “sumber” atau “data”. Dalam penelitian

yang dimaksud dengan bukti adalah data. Data yang dimaksud adalah data

empiris bukan data fiktif. Hal ini berarti data yang diperoleh adalah data hasil

dari pengamatan yang diperoleh dengan prosedur sistematis dan objektif.


Data merupakan titik tolak bagi peneliti untuk membuat interperetasi sampai

pada akhirnya menari kesimpulan secara induktif maupun deduktif.

Irawan (1977) membedakan pendekatan ilmiah dan non-ilmiah

berdasarkan masalah yang dirumuskan, jawaban yang diberikan, proses

pengumpulan data dan analisis data serta penyimpulan hasil, dan

pemanfaatn hasil.

Metode Ilmiah Metode Non-Ilmiah

Permasalahan harus dirumuskan Permasalahan yang dipertanyakan

secara jelas, spesifik, dan Nampak sering tidak jelas, tapi bersifat

variable yang diteliti umum dan sumir

Jawaban yang diberikan terhadap Jawaban tidak didukung dengan

permasalahan harus didukung data

dengan data

Proses pengumpulan data, analisis Tidak ada proses pengumpulan

data, interpretasi harus dilakukan data meskipun diakhiri dengan

dengan logis dan benar kesimpulan

Kesimpulan dapat siap diuji oleh Kesimpulan diragukan

siapapun yang meragukan

validitasnya

Hanya diuganakan untuk mengkaji Mengkaji hal yang misterius,

hal hal yang diamati, dapat diukur, tahayul ndan supranatural

dan empiris
C. Penelitian Pendidikan

Apa yang dimaksud dengan penelitian pendidikan ? Penelitian

pendidikan adalah upaya ilmiah untuk memahami beragam masalah

pendidikan dan fenomena yang ada didunia pendidikan. Fenomena yang

dimaksud adalah fenomena yang muncul dalam permasalahan

permasalahn didunia pendidikan baik pendidikan formal, non formal, dan

informal.

Permasalahan permasalahan dalam dunia pendidikan muncul dari

berbagai aspek, contoh hasil belajar, prestasi belajar, motivasi belajar,

model pembelajaran serta peran guru dalam mengimplementasikan model

pembelajaran dan lain lain. Kesemua permasalahan itu perlu ditelusuri

penyebabnya sehingga dikatakan penelitian pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai