HASIL PENGAMATAN
Sampel : Bayam
Warna pH
Sampel
Sebelum Sesudah
Kacang polong Hijau muda Hijau muda - 7
beku
Kacang polong Cokelat - 5
kaleng kekuningan
Praktikum ini menggunakan sampel kacang polong beku, dan kacang
polong kalengan. Sebelum dilakukan perlakuan, dapat diketahui bahwa kacang
polong beku memiliki tingkat kesegaran lebih baik dibanding kacang polong
kalengan. Itu dapat dilihat dari kenampakan sampel dimana kacang polong beku
memiliki warna lebih segar dari kacang polong kalengan sehingga memiliki pH
yang relatif netral yaitu sekitar 7, sedangkan kacang polong kalengan memiliki
warna kecoklatan dan pH relatid rendah yaitu 5 sehingga ketika diambil filtrat dari
kedua sampel , kacang polong beku memiliki warna filtrat hijau muda sedangkan
kacang polong kalengn memiliki warna filtrat coklat-kuning. Dari hasil ini, dapat
diketahui bahwa pada kacang polong beku masih memiliki pigmen warna yaitu
klorofil yang menghasilkan warna hijau sedangkan kacang polong kalengan sudah
tidak memiliki pigmen warna lagi karena sebelum dikemas dalam kaleng, telah
melewati berbagai macam proses sehingga pigmen warna dari sampel telah rusak.
C. Pengaruh Asam, Basa, dan Logam Pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan
Sampel : Wortel
Sebelum Sesudah
Warna
Merah segar, ada bagian putihnya Merah pucat (pudar)
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun
amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia
sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan.. Kontak dengan gas
amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan
bahkan kematian. Amonia merupakan komponen protein paling sederhana. Zat
amonia biasanya ada pada daging yang telah mengalami pembusukan. Amonia
memiliki bau yang tidak sedap. Pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
daging busuk yang diuji dengan larutan eber menunjukan hasil yang positif yang
berarti dalam daging busuk tersebut telah terdapat kandungan amonia.
Pada hasil pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa peran bahan pengawet
dalam menjaga warna daging tetap segar tidak dapat dipungkiri. Walaupun
kualitas daging dengan menggunakan pengawet lebih rendah dari daging segar
tetapi hal ini perlu untuk meminimalis kerusakan yang mungkin terjadi pada
daging.
Perlakuan Warna
Tidak dipanaskan Putih ++++
Dipanaskan 10 menit Putih +++
Dipanaskan 20 menit Kuning +
Dipanaskan 40 menit Kuning +++, ada bintik-bintik cokelat
Dipanaskan 60 menit kuning ++++, bintik-bintik lebih banyak
Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan
zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya
pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Pada
perlakuan terhadap susu bubuk, dapat dilihat bahwa semakin lama proses
pemanasan terhadap susu bubuk maka menghasilkan bintik-bintik coklat yang
semakin banyak. Pada 20 menit awal proses pemanasan belum ditemukan adanya
bintik-bintik coklat, karena pada susu bubuk masih mengandung sedikit air,
sehingga pemanasan terlebih dahulu menguapkan air yanag terkandung dalam
susu bubuk tersebut. Setelah air yang terdapat dalam susu bubuk semua menguap,
mulai lah komponen-komponen selain air dalam susu bubuk diuapkan sehingga
timbul bintik-bintik coklat.
KESIMPULAN
1. Pada bayam yang dipanaskan dengan panci tertutup memiliki pH lebih rendah
karena asam-asam yang terdapat dalam sayur tidak keluar sehingga bereaksi
dengan klorofil.
2. Filtrat yang dihasilkan oleh kacang polong beku berwarna hijau-muda
sedangkan filtrat yang dihasilkan oleh kacang polong kalengan lebih
kecoklatan.
3. Uji amoniak terhadap daging segar negatif sedangkan terhadap daging busuk
positif.
4. Uji H2S terhadap daging segar negatif sedangkan terhadap daging busuk
positif.
5. Pada susu, semakin lama pemanasan maka semakin banyak butir-butir coklat
yang muncul.
DAFTAR PUSTAKA