Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS SALOBULO KEC. SAJOANGING


KABUPATEN WAJO
PERIODE NOVEMBER 2017 – FEBRUARI 2018

“Penyuluhan Promosi Kesehatan Diabetes Mellitus pada Pasien Program


Pengelolaan Penyakit Kronis”

A. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari
makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang
berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004 dalam
Smeltzer&Bare, 2008).
Secara klinis terdapat dua tipe DM yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe
1 disebabkan karena kurangnya insulin secara absolut akibat proses autoimun
sedangkan DM tipe 2 merupakan kasus terbanyak (90-95% dari seluruh kasus
diabetes) yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan diawali dengan
resistensi insulin (American Council on Exercise, 2001; Smeltzer&Bare, 2008).
DM tipe 2 berlangsung lambat dan progresif, sehingga tidak terdeteksi karena
gejala yang dialami pasien sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuria,polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer&Bare, 2008).
DM sudah merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan umat manusia
pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita
diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu
25 tahun kemudian jumlah tersebut akan meningkat menjadi 300 juta orang
(Suyono, 2006). Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan keempat
terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja,
terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap penyakit diabetes.
Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia
meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar
mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat
teratur (Medicastore, 2007).
Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok (Suyono,
2006) didapatkan prevalensi DM tipe 2 sebesar 14,7%, demikian juga di Makasar
prevalensi terakhir pada tahun 2005 mancapai 12,5%, merupakan suatu angka
yang sangat mengejutkan. Ini sesuai dengan perkiraan yang dikemukakan WHO
bahwa jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025,
meningkat dua kali dibanding tahun 1995.
Latihan jasmani merupakan salah satu dari empat pilar utama
penatalaksanaan diabetes mellitus (Perkeni, 2006 dalam Setyanto, 2009). Latihan
jasmani dapat menurunkan kadar glukosa darah karena latihan jasmani akan
meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif (Yunir&Soebardi, 2006).
Penelitian terbaru memperlihatkan manfaat dari latihan jasmani yang teratur
terhadap metabolisme karbohidrat dan sensitivitas insulin.
B. PERMASALAHAN DI KELUARGA DAN MASYARAKAT
Yang masih menjadi masalah sampai hari ini adalah tidak semua penderita
diabetes melitus mengetahui apa komplikasi diabetes melitus dan bahaya yang
bisa ditimbulkan bahkan mereka seringkali tidak mengetahui bahwa mereka telah
menderita diabetes melitus, sehingga tidak ada langkah pencegahan dan
pengananan terhadap diabetes melitus.
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud untuk
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi "Diabetes Melitus". Pada
penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian diabetes melitus, gejala
diabetes melitus, komplikasi diabetes melitus, pencegahan diabetes melitus, gizi
bagi penderita diabetes melitus, dan tindakan yang harus dilakukan setelah
menderita diabetes melitus. Pada penyuluhan ini, diberikan pula kesempatan
kepada peserta untuk bertanya.

2
D. PELAKSANAAN
Penyuluhan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Pengelolaan Progam
Penyakit Kronis (Prolanis) sehingga penderita diabetes melitus yang juga adalah
peserta BPJS di Puskesmas Salobulo, Kecamatan Sajoanging, Kabupaten Wajo
yang diundang pada hari/tanggal Jumat, 5 Januari 2018 untuk menghadiri
penyuluhan mengenai penyakit penderita.
1 Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang materi yang akan diberikan.
2 Tahap Penyajian Materi
Materi penyuluhan disajikan dengan bantuan slide Power Point. Penyuluhan
dilakukan selama 15 menit dilanjutkan dengan sesi diskusi. Disela materi
yang disampaikan, pemateri memberikan kesempatan bagi peserta untuk
bertanya langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti.
E. EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
Dokter datang tepat waktu di Puskesmas dimana pada saat itu juga diadakan
bersamaan dengan kegiatan polklinik umum. Penyuluhan dilakukan setelah
pasien mengikuti kegiatan senam bersama yang rutin dilakukan sekali
sebulan.
2) Evaluasi Proses
Peserta yang hadir kurang lebih 25 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan
sebagaimana yang diharapkan dimana peserta memperhatikan materi yang
disampaikan dan sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan.
3) Evaluasi Hasil
Hampir sebagian besar peserta yang hadir telah memahami tentang diabetes
melitus. Selama penyuluhan berlangsung peserta cukup antusias
melontarkan pertanyaan.

3
Salobulo, 5 Januari 2018
Mengetahui,
Peserta Pendamping,

dr. Utomo Andi Pangnguriseng dr. Maskura, M.Kes

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai