Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI MODUL PENDINGIN TERMOELEKTRIK SEBAGAI

MEDIA PENDINGIN KOTAK MINUMAN


Azridjal Aziz, Joko Subroto, Villager Silpana
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Jl. Subrantas Km 12,5, Simpang Baru Panam, Kampus Bina Widya, Pekanbaru, 28293.
Phone: +062-761-7063975, Fax: +-761-566786
E-mail: azridjal@yahoo.com
Abstrak
Kotak minuman dengan media pendingin termo elektrik (Thermo Electric Cooling/TEC) digunakan
dalam penelitian ini untuk mengetahui temperatur pendinginan yang dapat dicapai untuk jumlah modul
TEC yang berbeda (2 atau 3 modul TEC) dengan pengoperasian fan atau tanpa pengoperasian fan.
Pengaruh pemakaian blok aluminium terhadap temperatur pendinginan juga diamati dalam penelitian
ini. Pada penelitian ini digunakan kotak pendingin berkapasitas 34 L. Penggunaan 3 modul TEC dengan
Fan dan blok aluminium memberikan pendinginan yang lebih baik setelah digunakan selama 150 menit,
dengan temperatur kotak minuman mencapai 14,3 oC tanpa beban pendingin dan 16,4 oC dengan beban
pendingin 1 liter air.
Kata kunci : “pendingin”, “termo elektrik”, “kotak minuman”, “modul”.

Ketika suatu arus listrik DC positif diberikan


1. Pendahuluan
untuk elemen termal tipe N, elektron akan
Efek termoelektrik merupakan proses bergerak dari elemen termal tipe P ke elemen
konversi energi langsung akibat perbedaan termal tipe N dan temperatur sisi yang dingin
temperatur atau setelah diberi tegangan akan berkurang karena kalor di sisi tersebut
listrik. Tegangan listrik akan dihasilkan oleh diserap (QL).
sebuah modul termoelektrik jika kedua sisi
permukaan memiliki temperatur yang
berbeda dan sebaliknya perbedaan
temperatur akan dihasilkan jika modul
termoelektrik diberikan tegangan listrik
(http://en.wikipedia.org/wiki/
Thermoelectric_effect).
Sebuah modul termoelektrik terdiri dari dua
pelat keramik dengan elemen-elemen dari
bahan semikonduktor tipe P dan tipe N
(paduan bismuth telluride) diantara kedua Gambar 1. Diagram skematik sebuah
pelat. Gambar 1 menunjukkan sebuah modul modul TEC
(www.lairdtech.com)
TEC yang memindahkan kalor setelah diberi
arus listrik (efek peltier). Kebanyakan modul Kalor ini kemudian ditransfer ke sisi panas
TEC dibuat dari semikonduktor tipe P dan dari pendingin, kalor tersebut diteruskan ke
tipe N dengan jumlah yang sama dimana satu heat sink dan lingkungan sekitar (QH) seperti
elemen tipe P dan satu elemen tipe N ditunjukkan pada Gambar 2. Penyerapan
merupakan satu pasangan (couple) yang kalor tersebut (pendinginan) adalah
membentuk elemen termoelektrik sebanding dengan arus listrik dan banyaknya
(https://thermal.ferrotec.com/technology/ther kopel termoelektrik atau daya listrik yang
moelectric/thermalRef02).

32
diberikan (Pin) sehingga balans energinya me-review potensi penggunaan modul TEC,
adalah QH = QL + Pin. bahan dasar TEC, pemodelan dan aplikasinya
Penggunaan modul TEC untuk pendingin untuk kebutuhan pendinginan skala kecil.
minuman kaleng 330 ml, telah dilakukan Ronggui dkk, 2005, S. Filippeschi, E. Latrofa
oleh Irwin Bizzy dan Rury Apriansyah, 2013. dan G. Salvadori, 2006, P.Y. Hou dkk., 2009,
Pada penelitian tersebut digunakan rangkaian Matthew M. Barry ddk., 2014, telah meneliti
seri dengan capaian temperatur 6 oC dan 9 oC aplikasi TEC untuk peralatan kecil, mini
dengan rangkaian paralel untuk pendinginan refrigerator, penggunaan heat sink, aplikasi
selama 120 menit. Marleni dkk., 2014 hotspot cooling dan kinerja TEC yang
menggunakan dua elemen peltier untuk terintegrasi dengan penukar kalor.
menjaga temperatur vaksin yang disimpan Pada penelitian ini dikembangkan sebuah
dalam wadah berbahan PVC. Temperatur kotak pendingin minuman menggunakan
vaksin dapat dijaga pada temperatur 3-8 oC modul TEC. Modul TEC yang digunakan
selama 45 menit. Temperatur wadah vaksin berjumlah 3 buah yaitu modul tipe TEC1-
mampu mencapai 0oC setelah pengujian 12706 (Gambar 3). TEC1-12706 berukuran
selama 150 menit. 40x40x3,8 mm dengan berat 27gram, dengan
I max 6,4 A, Umax 14,9V, R = 1,98 ohm,
127 couples dengan ∆T max = 68oC, Qmax
(∆T=0) 53,0W. Box cooler kapasitas 34 liter
dimodifikasi menjadi mini refrigerator
dengan menggunakan modul TEC .

Gambar 2. Skematik sebuah thermo-


electric refrigerator
(Cengel dan Boles, 2011) Gambar 3. Tipe modul TEC yang
Penelitian yang menggunakan modul TEC digunakan
sebagai pendingin sebuah kabinet kecil telah
dilakukan oleh R. Umboh dkk., Penyerapan kalor pada sisi dingin dan kalor
menggunakan elemen peltier. Moin Ahmad yang dibuang pada sisi panas menggunakan
S. Shaikh dan M.K. Chopra, 2014, mereview heat sink yang digabungkan dengan fan
penggunaan thermoelectric refrigerator yang pendingin untuk mempercepat proses
telah dilakukan oleh berbagai peneliti untuk penyerapan atau pembuangan kalor
meningkatkan kinerja pendinginan (konveksi paksa). Sketsa siklus pendingin
(coefficient of performance /COP) pada ditunjukkan pada Gambar 4, dan gambar
beberapa perangkat pendingin elektrik. potongan 3D kotak pendingin yang
S.B. Riffat dan Xialoi Ma, 2003, 2004, S.B., digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan
Dongliang Zhao dan Gang Tan, 2014, telah pada Gambar 5.

33
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Beban Kalor
Beban kalor pada kotak pendingin dengan
TEC adalah beban kalor aktif yaitu kalor
yang dapat diserap oleh modul TEC dan
beban kalor pasif yaitu beban kalor dari
kotak pendingin, termasuk bahan yang
didinginkan dalam kotak pendingin.
Gambar 4. Sketsa siklus pendingin pada
Modul TEC tipe TEC1-2706 seperti
sebuah kotak pendingin
ditunjukkan pada Gambar 3, memiliki
termolektrik
spesifikasi sebagai berikut: tegangan listrik
(https://hvactutorial.wordpress
maksimum 15,4V, arus listrik maksimum 6A
.com/refrigeration-
dan tahanan 1.98 ohm (http://peltiermodules
system/special-refrigeration-
.com/peltier.datasheet/Peltier_Modules.pdf).
system/thermoelectric-
Beban kalor aktif maksimum (persamaan 1)
refrigeration-system/)
diperoleh sebesar 120W permodul, sehingga
Temperatur untuk tiga modul maksimum 360W.
Lemari
Temperatur Q Aktif = V2/R (1)
Pendingin
Heat Sink I Beban kalor pasif berasal dari beban radiasi,
Temperatur beban konveksi dan beban konduksi dari
Heat Sink II
kotak pendingin serta beban dari bahan yang
didinginkan. Luas penampang dari kotak
minuman seperti tampak pada Gambar 6,
masing-masing untuk bidang kiri, bidang
Temperatur kanan, bidang atas, bidang bawah, bidang
Lingkungan
depan dan belakang berturut-turut adalah
0,1m2, 0,1m2, 0,165 m2, 0,165 m2, 016 m2,
Gambar 5. Gambar potongan 3D Kotak dan 0,14 m2 (total 0,83 m2) .
pendingin minuman dengan
modul TEC
2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dikembangkan sebuah
kotak pendingin minuman dari sebuah box
cooler berkapasitas 34 liter, menggunakan
dua atau tiga buah modul TEC dengan atau
tanpa blok aluminium, yang didinginkan
menggunakan heat sink dan fan cooler. Gambar 6. Penampang kotak minuman
Penelitian dilakukan secara ekperimental
untuk mengetahui temperatur pendinginan Beban radiasi diperoleh dari persamaan 2,
yang dapat dicapai dengan memvariasikan dimana: F, e, s, A, Tamb dan Tc berturut-turut
penggunaan jumlah modul TEC, penggunaan adalah faktor bentuk permukaan, emisivitas,
fan cooler, dan penggunaan blok aluminium. konstansta Stefan-Boltzmann, luas

34
penampang perpindahan kalor, temperatur pendingin dan waktu yang dibutuhkan untuk
lingkungan dan temperatur sisi dingin heat mencapai temperatur tersebut.
sink. Besar beban kalor radiasi adalah 3.2. Pengujian Menggunakan 2 Modul
86,88W TEC
Q radiasi = F. e. s. A. (Tamb 4 - Tc 4 ) (2) Hasil pengujian proses pendinginan
Beban konveksi diperoleh dari persamaan 3, menggunakan 2 modul TEC tanpa fan dan
dimana h adalah koefisien perpindahan kalor pengujian proses pendinginan menggunakan
konveksi, sehingga besar beban kalor 2 modul TEC dengan menggunakan 2 fan
konveksi adalah 89,3W tanpa blok aluminium dapat dilihat pada
Qkonveksi= h. A . (Tamb - Tc) (3) Gambar 7a dan Gambar 7b. Hasil pengujian
Beban kalor konduksi diperoleh dari menunjukkan hasil bahwa temperatur heat
persamaan 4, dimana k dan x adalah sink dingin I dan temperatur heat sink dingin
koefisien perpindahan kalor konduksi dan II relatif menunjukkan hasil yang sama, hal
tebal dinding kotak minuman, sehingga besar ini karena jumlah kalor yang dibuang di heat
beban kalor konduksi adalah 22,4W. sink relatif sama. Temperatur ruangan
∆T pendingin dengan fan lebih dingin dari
Qkonduksi = kA (4)
L temperatur ruang tanpa fan, hal ini karena
Beban kalor kombinasi konveksi dan adanya konveksi paksa dari fan sehingga
konduksi diperoleh dari persamaan 5, proses perpindahan kalor dari temperatur
sehingga besar beban kalornya adalah ruang ke heat sink dingin lebih cepat dan
21,7W. mencapai seluruh bagian heat sink, sehingga
A. ∆T lebih banyak kalor ruangan yang diserap heat
Q passive= (5)
x +1 sink.
k h
Beban dari bahan yang didinginkan yaitu air
1 liter diperoleh dari persamaan 6, dimana m
C dan ∆T berturut-turut adalah massa air,
kalor jenis air dan beda temperatur air
sebelum dan sesudah didinginkan. Besar
beban kalor 1L air adalah 5,13W.
Q = mC∆T (6)
Total beban pendingin pasif adalah 225,23W (a)
untuk beban 1L air. Maksimum beban kalor
aktif untuk penyerapan kalor di kotak
pendingin sebesar 360W adalah 25L air,
namun untuk memberikan pendingin yang
cukup dan waktu pendinginan yang tidak
terlalu lama sebaiknya maksimum beban
pendingin adalah 16 L air. Beban pendingin
yang digunakan dalam pengujian adalah 1L
(b)
air, sebagai beban awal pendinginan, dimana
variasi beban pendinginan dilakukan pada Gambar 7. Pengujian Kotak Pendingin
pengujian lanjutan. Beban pendingin akan dengan dua modul TEC
mempengaruhi temperatur capaian kotak tanpa blok aluminium
35
Te mp e ra tu r lin g kun g a n
3 P e lt ie r 2 Fa n Te mp e ra tu r L ema r i Pe n ding in
T a n p a Be b a n A ir Te mp e ra tu r He at S in k I Din gin
Te mp e ra tu r He at S in k II Din ig in
Te mp e ra tu r He at S in k II Din g in
50 Te mp e ra tu r He at S in k Pa na s
45
40

C
o
35

Temperatur
30
25
20
15
10
0 20 40 60 80 100 120 140
W a k tu (m e n it)

(a)
3 P e lt ie r 2 Fa n Te m p e r a tu r lin g k u n g a n
Te m p e r a tu r L e m a r i Pe n d in g in
d g Be b a n 1 L A ir
Te m p e r a tu r H e a t S in k I D in g in
Te m p e r a tu r H e a t S in k II Din ig in
Te m p e r a tu r H e a t S in k II Din g in
Te m p e r a tu r H e a t S in k Pa n a s
Te m p e r a tu r A ir
Gambar 8. Pengujian Kotak Pendingin 50
45
dengan dua modul TEC dan 40

C
o
35
blok aluminium
Temperatur
30
25
20
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa 15
10
temperatur ruang dingin lebih rendah jika 0 20 40 60 80 100
W a k t u ( m e n it )
120 140

dibandingkan dengan tanpa blok aluminium (b)


(Gambar 7), hal ini sebanding dengan Gambar 9. Pengujian dengan tiga modul
semakin rendahnya temperatur heat sink TEC dengan blok aluminium
dingin.
Pada pengujian menggunakan blok Dengan penambahan beban pendingin air
aluminium, temperatur ruangan menjadi sejumlah 1 liter untuk waktu pendinginan
lebih dingin, hal ini dapat dicapai karena temperatur ruangan yang diperoleh sedikit
adanya penambahan tebal isolasi di sekitar lebih tinggi, karena sebagian kalor digunakan
blok aluminium sehingga rugi-rugi kalor dari untuk menyerap kalor dari beban air
sisi dingin peltier berkurang. Terlihat di sini (Gambar 9b).
bahwa penambahan blok aluminium Pada Gambar 10 ditunjukkan distribusi
meningkatkan kinerja penyerapan kalor temperatur selama 150 menit, kondisi
modul TEC sehingga temperatur ruangan temperatur lingkungan dan temperatur
yang lebih rendah dapat dicapai. ruangan pendingin dengan 2 modul TEC
tanpa 2 Fan, dengan 2 Fan pakai blok
3.3. Pengujian Menggunakan 3 Modul
aluminium, kemudian 3 peltier dengan 2 fan
TEC Dengan Blok Aluminium
pakai blok aluminium tanpa beban dan
Pada pengujian menggunakan 3 peltier dengan beban 1liter air. Tampak bahwa
dengan beban pendingin dan tanpa beban temperatur terendah setelah 150 menit pada
pendingin dengan blok aluminium (Gambar kotak pendingin dicapai pada kondisi
9), temperatur ruang dingin yang diperoleh menggunakan 3 peltier, 2 Fan dengan blok
lebih rendah diperoleh pada kondisi tanpa aluminium yaitu 14,3 oC, sedangkan dengan
beban (Gambar 9a). beban air 1 liter dicapai pada 16,4 oC.

36
Material, Modeling and
Applications, Applied Thermal
Engineering, Vol. 66, pp 14-24.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Thermoelectri
c_effect (8 Februari 2015).
• http://www.lairdtech.com (9 Februari
2015).
• https://hvactutorial.wordpress.com/refrige
ration-system/special-refrigeration-
system/thermoelectric-refrigeration-
system/ (28 Januari 2015).
• https://thermal.ferrotec.com/technology/th
Gambar 10. Temperatur lingkungan dan ermoelectric/thermalRef02 (8
temperatur lemari pendingin Februari 2015).
dengan peltier, fan dan blok • http://peltiermodules.com/peltier.datasheet
aluminium /Peltier_Modules.pdf
• Irwin Bizzy dan Rury Apriansyah, 2013,
4. Kesimpulan Kaji Eksperimental Kotak Pendingin
Pemakaian modul TEC (efek Peltier) yang Minuman Kaleng dengan
masih terbatas penggunaannya dapat Termoelektrik Bersumber dari Arus
diaplikasikan untuk pendinginan dengan DC Kendaraan dalam Rangkaian
beban pendingin kecil, sehingga Seri dan Paralel, Proceeding
dikembangkan untuk pendingin makanan / Seminar Nasional Tahunan Teknik
minuman / buah dengan ukuran kotak Mesin (SNTTM XII), Bandar
pendingin yang kecil (mini refrigerator). Lampung, 23 - 24 Oktober.
Penggunaan modul TEC memberikan hasil • Marleni Margreth Nino, Ishak Sartana
yang lebih baik jika diapplikasikan Limbong dan Ben Vasco Tarigan,
menggunakan 3 peltier dengan blok 2014, Pengaruh Penambahan
aluminium, tanpa beban pendingin dengan Elemen Peltier terhadap
capaian temperatur terendah 14,3 oC dan Kemampuan Menjaga Temperatur
temperatur 16,4 oC dengan beban air 1 L Penyimpanan Vaksin dengan
pada pendinginan selama 150 menit. Makin Berbahan Dasar Polivinil Khlorida
banyak modul TEC yang diaplikasikan (PVC), Lontar Jurnal Teknik Mesin
makin besar beban kalor yang dapat diserap, Undara, Vol. 1 no.2 2014, pp 40-46.
dan capaian temperatur ruang menjadi lebih • Matthew M. Barry, Kenechi A. Agbim,
rendah. Minking K. Chyu, 2014, Journal of
Electronic Materials.
5. Daftar Pustaka • Moin Ahmad S. Shaikh dan M.K. Chopra,
• Cengel dan Boles, 2011, Thermodynamics 2014, An Extensive Review on
an Engineering Approach,7th Thermoelectric Refrigerator,
Edition, Mc Graw Hill, New York. International Journal of Scientific
• Dongliang Zhao dan Gang Tan, 2014, A Progress and Research, Vol. 6 no. 1,
Review of Thermoelectric Cooling: pp 7-11.
37
• P.Y. Hou, R. Baskaran dan K.F. and Its Applications for
Bohringer, 2009, Optimization of Microdevices, Energy Conversion
Microscale Thermoelectric Cooling and Management, Vo. 46, pp 1407-
(TEC) Element Dimensions for 1421.
Hotspot Cooling Applications, • S. Filippeschi, E. Latrofa dan G.
Journal of Electronic Materials, Vol. Salvadori, 2006, Periodic Two-
38 no. 7, pp 950-953. Phase Heat Transfer Coefficient in
• R. Umboh, J.O. Wuwung, E. Kendek Thermoelectric Cooling Mini
Allo, B.S. Narasiang, 2012, Evaporator, International Journal of
Perancangan Alat Pendinginan Low Carbon Technologies, Vol. 1
Portable Menggunakan Elemen no.4, pp 298-314.
Peltier, Vol. 1 no. 3, e-Journal • S.B. Riffat dan Xiaoli Ma, 2004,
Teknik Elektro dan Komputer, pp Improving the Coefficient of
1-6. Performance of Thermoelectric
• Ronggui Yang, Gang Chen, A. Ravi Cooling Systems: A Review,,
Kumar, G. Jeffrey Snyder dan Jean- International Journal of Energy
Pierre Fleurial, 2005, Transient Research, Vol. 28, pp 753-768.
Cooling of Thermoelectric Coolers

38

Anda mungkin juga menyukai