Anda di halaman 1dari 59

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT

DI POSYANDU DESA PERENG, MOJOGEDANG


KARANGANYAR
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh :

AMIN DEWI FITRIYANI


NIM. B10 123

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

DPT Di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar”. Karya Tulis Imiah

ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Hutari P.A, S.SiT, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Mira E.R, Amd. Keb, selaku Bidan desa Posyandu Desa Pereng,
Mojogedang, Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Bapak Sriyana, selaku Kepala desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.

iv
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Amin Dewi Fitriyani
B10.123

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT DI


POSYANDU DESA PERENG, MOJOGEDANG,
KARANGANYAR
TAHUN 2013

xv+42 halaman+18 lampiran+2 gambar+3 tabel

ABSTRAK

Latar Belakang : Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5 % pada balita
di Indonesia adalah akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi dan redukasi
terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan
merata sampai mencapai tingkat population Immunity (kekebalan masyarakat)
yang tinggi. Salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menekan angka
kesakitan dan kematian akibat PD3I adalah imunisasi (Depkes RI, 2007). Maka
dari itu perlu pengetahuan yang lebih mendalam tentang imunisasi.
Tujuan : adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
DPT di Posyandu desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
di Posyandu desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, pada tanggal 10 Maret – 15
April 2013. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 30 ibu, dengan jumlah
sampel 30 responden, dengan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah sampling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner,
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, variabel yang digunakan
untuk penelitian ini adalah variabel tunggal.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di Posyandu
Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar tahun 2013 pada kategori baik sebanyak
5 responden (16,67%), kategori cukup 22 responden (73,33%), kategori kurang 3
responden (10%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di Posyandu desa
Pereng, Mojogedang, Karanganyar terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak
22 responden (73,33%).

Kata kunci : Pengetahuan, Imunisasi, dan Imunisasi DPT


Kepustakaan : 16 literatur (Tahun 2004-2012)

vi
MOTTO
¾ Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-insyiroh : 6)
¾ Sifat orang yang berilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada manusia
dan hanya takut kepada Allah SWT (Nabi Muhammad SAW)
¾ Awal dari segala kesuksesan adalah mimpi, hanya orang-orang gagallah
yang tak berani bermimpi (Azzam, 2013)
¾ Discipline is the key to success

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur dan dengan segala kerendahan hati,
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendukung dan memberikan
do’a serta perhatian sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
2. Keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan support, doa
dan nasehat-nasehatnya kepadaku.
3. Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu memberikan dukungan
dan semangatnya bahwa aku bisa melalui segala sesuatunya
dengan baik dan penuh keyakinan.
4. Seseorang yang selama ini telah mendukung penuh dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah.
5. Pembimbing Akademik (Bu Rahajeng) dan Pembimbing KTI
(Bu Hutari) serta semua Dosen STIKes Kusuma Husada,
terimakasih atas segala bimbingan dan kesabaran dalam
membimbing saya.
6. Almamater tercinta.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................ vii

CURICULUM VITAE .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 4

E. Keaslian Penelitian .............................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ......................................................... 6

ix
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ..................................................................... 8

1. Pengetahuan .................................................................. 8

2. Imunisasi ...................................................................... 14

3. Imunisasi DPT............................................................... 18

B. Kerangka Teori.................................................................... 23

C. Kerangka Konsep ................................................................ 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 25

C. Populasi, Sampel,dan teknik pengambilan sampel ............. 26

D. Instrumen Penelitian ........................................................... 27

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 30

F. Variabel Penelitian .............................................................. 31

G. Definisi Operasional ........................................................... 32

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 32

I. Etika Penelitian ................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ................................................................ 36

B. Hasil Penelitian ................................................................... 36

C. Pembahasan ......................................................................... 37

D. Keterbatasan ........................................................................ 39

x
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 41

B. Saran .................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pernyataan .................................................................... 28

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................... 32

Tabel 4.1 Tabel Kuantitas Responden ........................................................ 37

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1. Kerangka Teori ........................................................................ 23

Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 24

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Keterangan Pengambilan Data Awal

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Keterangan Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Lembar Koesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Koesioner

Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi DPT

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

DPT

Lampiran 14. Hasil Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT

Lampiran 15. Tabulasi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi DPT

Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

DPT

xiv
Lampiran 17. Perhitungan Manual Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisasi DPT.

Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) di indonesia menurun dari 35/1.000

kelahiran hidup (KH) pada tahun 2004 menjadi 34/1.000 kelahiran hidup

(KH) pada tahun 2007 (SDKI, 2007).Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa

Tengah tahun 2009 yaitu 9,7/1.000 Kelahiran Hidup (KH). Target kematian

bayi nasional pada tahun 2010 adalah 40/1.000 Kelahiran Hidup (KH),

sehingga sudah jauh melampaui target yang ditetapkan(Dinkes Jateng, 2009).

Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita di

Indonesia adalah akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I).Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi, eliminasi

dan redukasi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus

dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai tingkat population

Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Salah satu program yang telah

terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I

adalah imunisasi (Depkes RI, 2007).

Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri menyerang Kecamatan Sedan,

Rembang, Jawa Tengah. Penyakit akibat bakteri penghasil toksin (racun)

Corynebacterium diphtheriae dan menyerang saluran pernapasan terutama

larynx, amandel, dan tenggorokan itu mengakibatkan seorang anak balita

1
2


meninggal.Pemberantasan dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan

Kabupaten Rembang, kasus difteri terakhir di Kecamatan Sedan terjadi pada

tahun 2000. Difteri bisa terjadi lagi karena tingkat imunisasi vaksin difteri

(DPT) di daerah tersebut yang masih sangat rendah di Desa Mojosari,

Kecamatan Sedan, status imunisasi DPT terakhir hanya menunjukkan angka

36% dari semua warga. Sementara itu, di Desa Karas yang tingkat imunisasi

vaksin DPT hanya menunjukkan angka 42%. Seharusnya di sebuah desa,

tingkat vaksin DPT adalah 85%. Imunisasi DPT yang rendah menjadi salah

satu faktor kebangkitan penyakit difteri (Edikusmiadi, 2006)

Cakupan imunisasi dasar lengkap tahun 2012 di Desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar adalah sebesar 86%, sedangkan Imunisasi BCG

sebesar 75,5%, Imunisasi DPT11 sebesar 69,7%, Imunisasi DPT2 sebesar

67,4%, Iminisasi DPT3 sebesar 62,7%, Imunisasi Polio1 sebesar 76,7%,

Imunisasi Polio2 sebesar 68,6%, Imunisasi Polio3 sebesar 67,4%, Imunisasi

Polio4 sebesar 66,2%, Imunisasi Hb1 sebesar 84,8% dan Imunisasi Campak

sebesar 69,7%.

Untuk imunisasi primer terhadap difteria digunakan toksoid difteria

(alum-precipitated toxoid) yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus

dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DPT. Potensi toksoid difteria

dinyatakan dalam jumlah unit flocculate (Lf) dengan kriteria 1 Lf adalah

jumlah toksoid sesuai dengan 1 unit anti toksin difteria.Kekuatan toksoid

difteria yang terdapat dalam kombinasi vaksin DPT saat ini berkisar antara

6,7-25 Lf dalam dosis 0,5 ml (IDAI, 2011).


3


Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 10

Oktober 2012 di Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, di dapatkan data

jumlah bayi usia 2-4 bulan dari bulan Januari – Oktober 2012 berjumlah 300

bayi dengan rata-rata 30 bayi tiap bulannya, kemudian setelah dilakukan

wawancara kepada 13 ibu yang mempunyai bayi usia 2-4 bulan dan bayinya

sudah diimunisasi DPT didapatkan hasil yaitu 3 ibu sudah mengetahui

tentang imunisasi DPT dan 10 ibu kurang mengetahui tentang imunisasi

DPT.Ibu juga mengatakan bahwamengimunisasikanbayinya hanya mengikuti

kebijakan dari pemerintah. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan

bahwa pada ibu banyak yang belum mengetahui tentang Imunisasi DPT.

Berdasarkan uraian diatas,penulis tertarik untuk mengambil judul

“Tingkat Pengetahuan Ibu tentang imunisasi DPT di posyandu DesaPereng,

Mojogedang, Karanganyar".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Imunisasi DPT di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar?”

.
4


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi DPT di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar pada tingkat

baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar pada tingkat

cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di

Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar pada tingkat

kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih

luas khususnya mengenai imunisasi DPT.

2. Bagi diri sendiri


5


Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian,

statistik kesehatan, ilmu kesehatan anak, serta melatih keterampilan

berfikir secara kritis dan analisis.

3. Bagi Institusi

a. Institusi lahan penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

dalam program peningkatan pengetahuan tentang imunisasi DPT.

b. Institusi Akademik

Menambah Referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan

tentang tingkat pengetahuan dan munisasi DPT.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang pernah dilakukan antara lain :

Saefudin (2004), dalam penelitiannya yang berjudul “Tinjauan Cakupan

Imunisai DPT-3 pada Bayi di Desa Kalipucang Kecamatan Jatibarang

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

diskriptif melalui wawancara dan observasi dengan menggunakan metode

cross sectional untuk mengetahui kebenaran cakupan imunisasi DPT1 dan

DPT3, besarnya efikasi vaksin, populasi rentan terhadap penyakit difteri dan

tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT pada Bayi pada periode tahun

2004 berdasarkan kuisioner di desa Kalipucang Kecamatan Jatibarang

Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi DPT pada bayi mayoritas responden memiliki tingkat

pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 54 responden (56,8%), diikuti


6


dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 35 responden

(36,8%), dan yang terkecil ibu dengan tingkat pengetahuan dalam kategori

kurang sebanyak 6 responden (6,3%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi dan waktu penelitian,

sampel penelitian,jumlah responden, tehnik sampling. Sedangkan persamaan

dengan penelitian ini adalah metode penelitian yaitu diskriptif.

F. Sistimatika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi teori medis yang

terdiri pengetahan, imunisasi, imunisasi DPT, kerangka teori,

kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,

metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian dan jadwal

penelitian.
7


BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian,

hasil penelitian, pembahasan, keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
8


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan sampai

hasil pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai 6

tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati seseuatu.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

8

9


3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang telah dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi

yang lain.

4) Analisis(analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2010), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:



10

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka

dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan

ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya,

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya

maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh

orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan

turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman


11

itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

5) Cara akal sehat

Akal sehat atau commonsense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin

menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,

misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara

menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi

teori kebenaran bahwa hukuman merupakan metode (meskipun

bukan yang paling baik) bagi pendiddikan anak.

6) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran

yang di wahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran

ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

yang bersangkutan.

7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh

melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.


12


8) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus kepernyataan yang

bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan umum ke khusus. Silogisme yaitu suatu bentuk

deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai

kesimpulan yang lebih baik.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu:



13


1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di

luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

2) Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan

tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau

buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.



14


4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan

cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6) Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2. Imunisasi

a. Pengertian

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit

(Proverawati, 2010).



15


b. Tujuan Imunisasi

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan

kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta

anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara

umum tujuan imunisasi antara lain :

1) Melalui imunisasi, tidak mudah terserang penyakit menular.

2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita (Proverawati, 2010).

c. Jenis - jenis vaksin

Menurut PP IDAI (2011), pada prinsipnya vaksin ada 2 jenis, yaitu :

1) Terbuat dari kuman atau virus hidup yang dilemahkan yaitu BCG

(bakteri), Polio (virus), Campak (virus), MMR (virus).

2) Terbuat dari kuman atau virus mati atau komponennya yaitu

Hepatitis A dan B, DPT, Hib, Pneumokokus, Influenza, Tifoid,

HPV.

d. Macam-macam

Menurut IDAI (2011), ada 5 macam imunisasi dasar, yaitu :

1) Hepatitis B

Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan

sedikitnya satu juta kematian per tahun. Semua orang yang

mengandung HbsAg positif potensial infeksius. Transmisi

terjadi melalui kontak perkutaneus atau parenteral, dan melalui



16


hubungan seksual. Transmisi antar anak merupakan modus

yang sering terjadi di negara endemis VHB. VHB dapat melekat

dan bertahan di permukaan suatu benda selama kurang lebih 1

minggu tanpa kehilangan daya tular. Darah bersifat infeksius

beberapa minggu sebelum awitan, menetap selama fase akut

infeksius bila HBsAg positif.

2) Polio

Poliomielitis adalah suatu penyakit demam akut yang

disebabkan virus polio. Kerusakan pada motor neuron medula

spinalis dapat mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat

termasuk virus RNA golongan Picornaviridae genus

Enterovirus. Genom polio virus berupa single stranded RNA,

terdiri dari 7.450 nukleotida. Terdapat tiga jenis serotipe virus

polio yaitu virus polio-1, polio-2, polio-3.

3) BCG (Bacille Calmatte-Guerin)

Bacille Calmatte-Guerin adalah vaksin hidup yang di

buat dari Mycobakterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3

tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih

mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG menimbulkan

sensitivitas terhadap tuberkulin.

4) DTP (Difteria, Tetanus, Pertusis)

Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-

mediated disease dan disebabkan oleh kuman corynebacterium



17


diphteriae diphtheriae. Corynebacterium diphteriae adalah basil

Gram positif. Produksi toksin terjadi hanya bila kuman tersebut

mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang mengandung

informasi genetik toksin.

Tetanus adalah penyakit akut, bersifat fatal,gejala klinis

disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri clostridium

tatani. Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang dan

bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilakn

spora yang berbentuk drumstick. Kuman ini sangat sensitif

terhadapsuhu panas dan tidak bisa hidup di lingkungan

beroksigen.

Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari adalah suatu

penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella

pertussis. Bordetella pertussis adalah bakteri batang yang

bersifat gram negatif dan membutuhkan media kusus untuk

isolalisinya. Kuman ini menghasilkan beberapa antigen antara

lain toksin pertusis (PT), filamen hemagglutinin (FHA),

pertactineaglutinogen fimbriae, adenil siklase, endotoksin, dan

trakea sitotoksin. Produksi toksin ini berperan dalam terjadinya

penyakit pertusis dan kekebalan terhadap satu atau lebih

komponen toksin akan menyebabkan serangan penyakit ringan.



18


5) Campak

Penyakit campak disebabkan oleh karena virus

campak. Virus termasuk didalam famili paramysovirus. Virus

campak sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu

370C. Toleransi terhadap perubahan PH baik sekali. Bersifat

sensitif terhadap eter, cahaya dan trysine. Virus mempunyai

jangka waktu hidup yang pendek (short survival time) yaitu

kurang dari 2 jam.

3. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

a. Pengertian

1) Difteria

Difteria adalah suatu penyakit akut yang bersifat toxin-

mediated disease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium

diphteriae diphtheriae. Corynebacterium diphteriae diphtheriae

adalah basil Grampositif. Produksi toksin terjadi hanya bila

kuman tersebut mengalami lisogenisasi oleh bakteriofag yang

mengandung informasi ginetik toksin. Hanya galur toksigenik

yang dapat menyebabkan penyakit berat. Ditemukan 3 galur

bakteri yaitu, gravis, intermediuus, belfani dan mitis dan

semuanya dapat memproduksi toksin, tipe gravis adalah yang

paling sering di dapatkan pada kasus yang berat (IDAI, 2011).

Menurut PP IDAI (2011), penyakit Difteria merupakan

penyakit yang mudah menular dan menyerang saluran napas



19


bagian atas dengan gejala demam, pembengkakan pada amandel

(tonsil), dan terlihat selaput putih kotor yang makin lama makin

membesar dan dapat menutup jalan napas. Tersumbatnya jalan

napas oleh selaput merupakan penyebab kematian utama.

2) Pertusis

Pertusis adalah suatu penyakit akut pada saluran napas

yang disebabkan oleh bakteriBordetella pertussis. Penyakit ini

sering disebut sebagai batuk rejan atau batuk seratus hari,

penularan umumnya terjadi melalui udara (batuk/bersin). Gejala

khas pertusis yaitu batuk yang terus menerus (sukar berhenti).

Karena penumpukan lendir disaluran napas, pada saat batuk

muka menjadi merah atau kebiruan dan muntah kadang-kadang

bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan napas panjang

dan dalam, berbunyi melengking. Batuk ini bisa berlangsung

sampai 10 minggu (Sunarti, 2012).

3) Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh racun

yang diproduksi bakteri Clostridium tetani, yang mengakibatkan

kaku otot rahang, sehingga bayi dan anak tidak bisa makan dan

minum. Selanjutnya terjadi kekakuan otot leher, bahu, lengan,

punggung, tungkai, dada, dan perut, sehingga bayi dan anak

sulit bergerak, bernapas, dan mengakibatkan kematian. Tetanus

pada bayi baru lahir terjadi karena tali pusat terinfeksi oleh



20


kuman tetanus, akibat pemotongan dan perawatan tali pusat

yang tidak bersih. Pada anak, bakteri ini masuk melalui luka

dalam yang tidak diobati dengan baik (PP IDAI, 2011).

b. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi DPT adalah untuk mencegah terjadinya

penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus pada seseorang, dan

menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat

(IDAI, 2011).

c. Kontra Indikasi

Menurut IDAI (2011), Kontra Indikasi Imunisasi DPT,

antara lain :

1) Riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya

2) Ensefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis sebelumnya

3) Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai perhatian khusus

(precaution). Misalnya sebelum pemberian vaksin pertusis

berikutnya bila pada pemberian pertama dijumpai, riwayat

hiperpireksia, keadaan hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam,

anak menangis terus menerus selama 3 jam dan riwayat kejang

dalam 3 hari sesudahnya.

d. Efek samping

Pemberian imunisasi DPT memberikan efek samping ringan

dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri pada

tempat penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi



21


menangis hebat karena kesakitan selama kurang lebih empat jam,

kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock

(Proverawati, 2010).

e. Jadwal Imunisasi

Imunisasi dasar DPT (primary immunization) diberikan 3

kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6

minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik diberikan 8

minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur

4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Ulangan booster DPT

selanjutnya (DPT-4) diberikan satu tahun setelah DPT-3 yaitu pada

umur 18-24 bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun

(IDAI, 2011).

f. Dosis dan Cara Pemberian

Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi

intramuskular. Suntikan diberikan pada paha tengah luar atau

subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Cara memberikan vaksin ini,

sebagai berikut :

1) Letakan bayi pada posisi miring di atas pangkuan ibu dengan

seluruh kaki telanjang.

2) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi.

3) Pegang paha dengan ibu jari dan jari tulunjuk.

4) Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat.



22


5) Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga

masuk ke dalam otot. Untuk mengurangi rasa sakit, suntikkan

secara pelan-pelan (Proverawati, 2010).

g. Reaksi KIPI

Menurut IDAI (2011), Gejala KIPI Vaksinasi DPT, antara

lain :

1) Reaksi lokal kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi

terjadi pada separuh (42,9%) penerima DTP.

2) Proporsi demam ringan dengan reaksi lokal sama dan 2,2 % di

antaranya dapat mengalami hiperpireksia.

3) Anak gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam

pasca suntikan (inconsolablecrying).

4) Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejeng, demam (0,06%)

sesudah vaksinasi yang dihubungkan dengan demam yang

terjadi.

5) Kejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya

ensefalopati akut atau reaksi anafilaksis dan terbukti disebabkan

oleh pemberian vaksin pertusis.

Bekas suntikan yang bengkak atau nyeri dikompres dengan

air dingin. Untuk demam berilah minimum lebih banyak (ASI atau

air buah/putih), pakaikan pakaian yang tipis. Berikan obat turun

panas atau parasetamol sesuai anjuran dokter. Biasanya 15 mg/kg



23


berat badan. Setiap 3-4 jam. Jika reaksi memberat bawa ke dokter

(Sunarti 2012).

B. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan ImunisasiDPT

Faktor yang a. Pengertian


Mempengaruhi b. Tujuan
Pengetahuan: c. Kontra Indikasi
1. Pendidikan d. Efek Samping
2. Informasi e. Jadwal Imunisasi
3. Budaya f. Dosis dan Cara
4. Pengalaman Pemberian
5. Sosial Ekonomi g. Reaksi KIPI
6. Kepribadian

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Modifikasi. (Notoatmodjo (2010), (Hendra (2008) ).



24


C. Kerangka Konsep

Baik

Tingkat pengetahuan ibu tentang


imunisasi DPT Cukup

Faktor yang Kurang


Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial Ekonomi
6. Kepribadian

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti



BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo

(2010), deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk

mendeskriptifkan atau menguraikan suatu keadaan didalam suatu

komunitas atau masyarakat berdasarkan penelitian. Menurut Riwidikdo

(2009), Kuantitatif yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini

telah dilakukan di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan

dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya

(Hidayat,2007). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret–

15 April 2013.

25
26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah ibu yang mempunyai

bayi berumur 2–4 bulan dalam waktu 10 bulan terakhir dengan rata-rata

dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2012 di Posyandu Desa Pereng,

Mojogedang, aranganyar sebanyak 30 ibu yang mempunyai bayi berumur

2-4 bulan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari

keseluruhan obyek penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana

bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Populasi kurang dari 100 diambil semua, sedangkan populasi lebih dari

100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2006). Pada penelitian

ini mengambil sampel 30 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam,

2008). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian

adalah sampling jenuh. Menurut sugiyono (2010), sampling jenuh yaitu

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil.


27

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur untuk mengumpulkan data

yang digunakan dalam penelitian (Hidayat, 2009). Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010),

kueisioner adalah daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik,

matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu.

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang

berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan

jawaban “benar” atau “salah” tentang Imunisasi DPT dan responden diminta

memilih salah satu jawaban tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua

pernyataan yaitu peryataan positif (favourable) dan pernyataan negative

(unfavourable). Pernyataan positif (favourable) adalah pernyataan yang

jawabannya benar, apabila responden menjawab benar nilainya 1 dan

menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavourable) adalah

pernyataan yang jawabannya salah, apabila responden menjawab benar

nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini

dengan cara memberikan tanda centang (¥) pada lembar kuesioner yang

sudah disediakan.

Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di

luar lokasi penelitian yaitu di Posyandu Desa Gentungan, Mojogedang,

Karangayar. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan pada 30 ibu yang
28

mempunyai bayi berumur 2-4 bulan, pada tanggal 20 Februari – 9 Maret 2013

kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 16.

1. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.1
Kisi- Kisi Kuesioner Tingkat PengetahuanTentangImunisasi DPT
Indikator No. Kuesioner Jumlah
Favorable Unfavorable
Pengertian Imunisasi 1, 2, 3, 7, 8, 9*, 4, 5, 6*, 11 11
DPT 10
Kontra indikasi 12* 13 2
Imunisasi DPT
Efek samping Imunisasi 14, 16 15 3
DPT
Jadwal Imunisasi 18, 20, 22 17, 19, 21 6

Dosis dan Cara 23, 26 24, 25 4


Pemberian
Reaksi KIPI 27, 28, 30 29 4

Jumlah Total Soal 30

Keterangan : ( * ) tidak valid

2. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006). Instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment. Instrumen dikatakan valid jika p-value < taraf signifikan0,05.


29

Berdasarkan hasil uji validitas di Posyandu Desa Gentungan,

Mojogedang, Karanganyar didapatkan dari 30 soal pernyataan yang telah

dilakukan uji validitas didapatkan kesimpulan 27 pernyataan yang

dinyatakan valid sedangkan yang tidak valid tiga pernyataan yaitu nomor

6, 9, 12 dan ketiga pernyataan tersebut telah mewakili beberapa indikator

yang diujikan sehingga pertanyaan tersebut tidak digunakan.

Menurut Riwidikdo (2009) rumus product moment adalah:

N. 6XY- 6X.6Y
rxy
{N 6X2  6X }{N6Y2 - 6Y }
2 2

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu instrument penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan data

untuk bisa diandalkan dan dipercaya keabsahannya serta uji reliabilitas

untuk mengetahui tingkat data yang bisa dinyatakan reliabel dalam data

yang dikumpulkan dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2006). Dalam

penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.


30

Menurut Riwidikdo (2009), rumus dari Alpha Cronbach adalah

sebagai berikut :

ª k º ª 6Vb º
2
r11 «¬ k  1»¼ «1  V 2t »
¬ ¼
Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

™ıb2 = Jumlah varian butir

ıt2 = Varians total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria ( rkriteria= 0,7).

Sedangkan hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui bahwa

nilai alfa sebesar 0, 856 dengan demikian kuesioner dapat dikatan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan

data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2009). Data yang

diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang

sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan

penelitian (Hidayat, 2007). Data Primer diperoleh secara langsung

melalui pengisian kuesioner oleh responden.


31

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data telah dikumpulkan oleh pihak lain dan data

sudah ada (Hidayat, 2007). Data sekunder didapatkan dari Posyandu

Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar yang dapat menunjang

pelaksanaan penelitian ini, yaitu berupa data jumlah ibu yang

mempunyai bayi berumur 2-4 bulan di Posyandu Desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar sebanyak 30 ibu yang mempunyai bayi

berumur 2-4 bulan.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi DPT.

G. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan

definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel

yang diamati atau diteliti.


32

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional


Skala Hasil
ukur
Tingkat Pengetahuan yang Ordinal a. Baik, bila nilai
pengetahuan dimiliki ibu dalam responden (x) > mean
ibu tentang menjawab kuesioner + 1 SD
b. Cukup, bila nilai
imunisasi yang berkaitan
mean – 1 SD ” x ”
DPT tentang imunisasi mean + 1 SD
DPT c. Kurang, bila nilai
responden (x) < mean
– 1 SD
(Riwidikdo, 2010)

H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses

pengolahan data ada 5 yaitu:

a. Editing

Editing adalah suatu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data ke dalam program atau

“software” komputer.
33

d
d. Tabulatting

Kegiatan membuatt tabel-tabeel data, ssesuai denggan tujuan

penelitiaan atau yanng diingkan


n oleh peneeliti. Pengolahan data

dengan menggunakaan progam computer


c SPSS.

e
e. Pembers
rsihan data (ccleaning)

Pemberssihan data merupakan


m kegiatan penggecekan kem
mbali untuk

melihat kemungkinnan adanya kesalahan


k kkode, ketidakklengkapan

dan sebaagainya kem


mudian dilakuukan pembeetulan atau kooreksi.

2. Analisis
A Datta

Analisis
A datta yang akkan digunakkan dalam penelitian

adalah
a Anallisis Univariiat yaitu menganalisis
m terhadap tiaap variabel

dari
d hasil tiaap penelitiann untuk men
nghasilkan ddistribusi freekuensi dan

prosentase
p d variabel (Notoatmoddjo, 2010).
dari

U
Untuk meengetahui tingkat peengetahuan menurut

Riwidikdo
R (22010) adalahh sebagai berikut :

a
a. Baik : Bila nilai responden (x) > meean + 1 SD

b
b. Cukup : Bila nilai mean – 1.SD ” x” mean + 1.SD
D

c
c. Kurang : Bila nilai responden (x) < meean – 1 SD

U
Untuk menccari simpanngan baku dengan menggunakan

rumus
r menuurut Riwidikddo (2010), yaitu
y :



Keterangan
K :

sd
s : Simpanggan baku
34

xi : Nilai dari data

n : Banyaknya data

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut

Riwidikdo (2010), yaitu :

¦ x
Rumus : X =
n

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

¦x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Menurut Riwidikdo (2010) Untuk memperoleh skor

prosentase untuk jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan yaitu

sebagai berikut :

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan


Skor prosentase = _________________________________ x100%
Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Pada penelitian ini, tetap menjunjung tinggi kebebasan dan hak dari

setiap orang dalam memberikan masukan, pendapat serta jawaban dari

kuesioner yang ada. Sehingga nilai untuk tetap menjunjung tinggi etika

penelitian menjadi salah satu wujud akan tidak adanya intervensi dari
35

pihak manapun. Dan standar etika dalam melakukan penelitian, menurut

(Hidayat, 2009) antara lain :

a. Anonimity (Tanpa nama)

Jaminan untuk tidak menyebutkan nama dan serta menerangkan

sumber data atau responden yang menjadi sumber data dalam

penelitian.

b. Informed Consent (Lembar persetujuan)

Pernyataan persetujuan antara peneliti dengan responden yang

ditandai dengan pemberian tanda tangan pad asurat persetujuan.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan merupakan salah satu bentuk jaminan kepada responden,

apabila yang bersangkutan tidak bersedia untuk diberitahukan segala

informasi tentang responden yang bersangkutan.

J. Jadwal Penelitian

Dalam Jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari

mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Pereng merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

Mojogedang, Kabupaten karanganyar. Lokasi penelitian ini di Posyandu Desa

Pereng merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang terletak di

Desa Pereng, berada di pedesaan yang masyarakatnya sudah mulai memahami

tentang pentingnya kesehatan. Disebelah timur Desa Pereng berbatasan

dengan Desa Pendem, sebelah barat berbatasan dengan Desa Munggur,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gentungan, dan sebelah utara

berbatasan dengan Karang Pelem, Kedawung, Kabupaten Sragen.

Di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar memiliki sarana

prasarana yang cukup memadai antara lain 5 meja, 6 kursi, 1 pengukuran

tinngi badan, 1 timbangan Bayi dan anak dan 1 metlin. Pelayanan yang dapat

diberikan yaitu Meja 1 untuk pendaftaran, Meja 2 untuk penimbangan, Meja 3

untuk pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), Meja 4 untuk pelayanan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Meja 5 untuk Imunisasi dan memiliki

6 petugas posyandu diantaranya yaitu 5 kader dan 1 bidan.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana

pengambilan data penelitian menggunakan angket tentang Tingkat

36
37


Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT di Posyandu Desa Pereng,

Mojogedang, Karanganyar.

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan penghitungan

manual dan dibantu program SPSS, berikut tabel hasil distribusi frekuensi

dari hasil penelitian yang telah dilakukan :

Tabel 4.1
Tabel Kuantitas Responden Berdasarkan Kategori
Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 2-4 Bulan
Tentang Imunisasi DPT

No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


1. Baik 5 16,67
2. Cukup 22 73,33
3. Kurang 3 10
Jumlah 30 100

Berdasarkan penelitian dapat diuraikan bahwa dari 30 responden terdapat 5

responden (16,67%) memiliki pengetahuan baik, 22 responden (73,33%)

memiliki pengetahuan cukup dan 3 responden (10%) memiliki pengetahuan

kurang.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 2-6 bulan tentang Imunisasi DPT

pada kategori baik sebanyak 5 responden (16,67%), pada kategori cukup

sebanyak 22 responden (73,33%) dan pada kategori kurang sebanyak 3



38


responden (10%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu

yang mempunyai bayi usia 2-6 bulan tentang imunisasi DPT yang terbanyak

adalah dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (73,33%).

Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang mempunyai pengetahuan pada

kategori baik yang diperoleh dari 5 responden (16,67%), sebagian besar ibu

telah memahami pengertian imunisasi DPT, efek samping imunisasi DPT,

dosis dan cara pemberian, jadwal imunisasi dan kontra indikasi imunisasi

DPT. Adapun yang belum dimengerti ibu yaitu reaksi KIPI.

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan

ekonomi, lingkungan dan umur. Makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Informasi dapat

memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga

status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Pengalaman sebagai sumber

pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Umur mempengaruhi

terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur



39


akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Berdasarkan hasil kuesioner dari responden, tingkat pengetahuan ibu

pada kategori cukup sebanyak 22 responden (73,33%), sebagian besar ibu

telah memehami pengertian imunisasi DPT, efek samping imunisasi DPT,

jadwal imunisasi serta dosis dan cara pemberian. Adapun yang belum di

mengerti ibu yaitu kontra indikasi imunisasi DPT dan reaksi KIPI.

Sedangkan tingkat pengetahuan pada kategori kurang sebanyak 3

responden (10%), telah mengerti tentang pengertian imunisasi DPT, efek

samping imunisasi DPT dan jadwal imunisasi. Akan tetapi kurang memahami

tentang kontra indikasi imunisasi DPT, dosis dan cara pemberian serta reaksi

KIPI.

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan adalah hasil penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada

waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan

keterbatasan yaitu :



40


1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah peneliti membutuhkan waktu yang

lama dalam menjelaskan kuesioner kepada responden dan ada beberapa

responden yang kurang paham dengan pernyataan didalam kuesioner

tersebut walaupun sudah dijelaskan oleh peneliti.

2. Keterbatasan Penelitian

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah

serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

secara mendalam.



BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

Imunisai DPT Di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar dengan

jumlah 30 responden, sehingga tingkat pengetahuan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT Di Posyandu Desa

Pereng, Mojogedang, Karanganyarkategoripengetahuan baik sebanyak

5 responden (16,67%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT Di Posyandu Desa

Pereng, Mojogedang, Karanganyarkategori pengetahuan cukup sebanyak

22 reponden (73,33%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi DPT Di Posyandu Desa

Pereng, Mojogedang, Karanganyarkategori pengetahuan kurang sebanyak

3responden (10%).

41
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Imunisasi DPT Di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,

Karanganyar, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah:

1. Bagi Ibu

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para ibu lebih aktif mencariin

formasi lewat media cetak, televisi, radio dan ikut serta dalam penyuluhan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan agar ibu mengetahui

tentang pentingnya imunisasi khususnya Imunisasi DPT.

2. Bagi Lahan Penelitian

Bidan setempat atau petugas kesehatan diharapkan lebih aktif untuk

memberi pendidikan kesehatan bagi warga, terutama bagi ibu-ibu tentang

imunisasi, khususnya Imunisasi DPT.

3. Bagi Intitusi Pendidikan

Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai

Imunisasi DPT sehingga dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan.

4. Bagi peneliti lain

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variable penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Depkes RI.2007. Jumlah Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian


Bayi.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28260/4/Chapt
r%20I.pdf .Diaksestanggal 16 November 2012.

Dinkes jateng,. 2009. AKI Di Jawa Tengah. Http://www.Dinkesjateng.aki.htm.


Diakses tanggal 16 November 2012.

Edikusmiadi. 2006. Kasus Luar Biasa Difteri, Seorang.


http://www.edikusmiadi.com/0608/31/mur06.html. Diakses Tanggal 7
Deseber 2012.
Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik AnalisisData.

Jakarta: Salemba Medika

IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat. Jakarta :


Departemen Ilmu Kesehatan Anak.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka.

. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati, A. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika

PP IDAI, 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan


Anak.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi


Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Saefudin. 2004. Tinjauan Cakupan Imunisai DPT-3 pada Bayi di Desa Kali
pucang Kecamatan Jati barang Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
http://www.fkm.undip.ac.id--http://eprints.undip.ac.id/4020/. Diakses
tanggal 13 November 2012.
SDKI. 2007. Angka Kematian Bayi di Indonesia Online (Available):
http//bataviase.co.id//contect/angka-kematian-bayi-di
indonesia. Diakses tanggal 15 Oktober 2012.

Sugiyono. 2010. StastistikuntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunarti. 2012. Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta: Hanggar Kreator.

Anda mungkin juga menyukai