Anda di halaman 1dari 13

Nama : Huda Eka Nurdiyatmi

NRP : 1231400017

Tugas : Focal Concern

Perencanaan Kawasan Wisata Budaya Berbasis Industri Kerajinan

di Desa Loyok Pulau Lombok

I. Latar Belakang
Budaya di Indonesia sangatlah beragam dan menarik untuk dijadikan
sebagai pilihan wisata. Budaya yang ada tidak selalu menunjukan tentang
atraksi atau pertunjukan, melainkan bisa juga seperti seni kerajinan. Seperti
msyarakat yang ada di Desa Loyok, keberadaan budaya yang sudah lama
terpelihara adalah adanya seni kerajinan bamboo yang sudah ada turun
temurun dari leluhur mereka. Kondisi seperti ini bisa menjadikan Desa
Loyok sebagai sentra kerajinan bamboo di Lombok. Sebagai desa yang
berpotensi sebagai sentra kerajinan bamboo maka desa ini juga memiliki
otensi sebagai destinasi wisata. Dengan mengangkat seni kerajinan bamboo
yang ada, maka desa ini bisa dikembangkan sebagai desa wisata budaya
yang menampilkan seni kerajinan kepada wisatawan. Maka dari itu desa
ini bisa menjadi desa wisata budaya kreatif, karena didalamnya terdapat
industri kreatif kerajinan bamboo yang merupakan kegiatan turun temurun
warga disana.

Ketersediaan bahan baku yang sangat mudah ditemui menjadikan seni


kerajinan bamboo ini mampu terpelihara hingga sekarang dan memiliki
potensi untuk dikembangkan. Masyarakat yang mampu memanfaatkan
alam sebagai bahan baku dalam kerajinannya menjadikan ciri khas bagi
kerajinan bamboo yang ada di Desa Loyok. Banyaknya masyarakat yang
memanfaatkan bamboo ini menjadi kerajinan ini pun diiringi dengan
berkembangnya banyak art shop untuk menjual hasil kerajinan. Namun
sayangnya, setelah terjadi bom bali beberapa tahun silam banyak
masyarakat yang menutup art shopnya. Biasanya wisatawan yang
mendatangi Bali akan berkunjung juga ke Lombok khususnya Desa Loyok
untuk membeli buah tangan khas desa ini. Namun, sejak kejadian tersebut
mulai ada pengurangan art shop yang ada di Desa Loyok, dengan
berkurangnya tempat penjualan hasil kerajinan menandakan bahwa sudah
banyak pengrajin yang gulung tikar. Potensi yang ada dan sudah turun
menurun ini harus terus dilestarikan, oleh karena itu diperlukan
penngembangan terhadap keberadaan art shop yang masih bertahan
maupun yang sudah gulung tikar. Pemberdayaan bahan baku bamboo juga
harus dijaga agar produksi kerajinan bisa berkelanjutan, karena saat ini
kebun bamboo yang ada belum terkelola dengan baik. Selain itu, kondisi
infrastruktur atau sarana prasarana yang ada di Desa Loyok yang masih
belum bisa dikatakan sebagai desa wisata, maka dari itu perlu
pengembangan agar bisa dijadikan sebagai desa wisata.

Pelestarian kesenian yang dilakukan oleh penduduk Desa Loyok bisa


menjadi salah satu cara memberdayakan masyarakatnya utnuk bisa
meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu diperlukan pemecahan
masalah yang dihadapi supaya Desa Loyok mampu menjadi sentra
kerajinan bamboo yang semakin diminati wiatwan untuk berkunjung. Tidak
hanya itu, dalam pengembangannya menjadi Desa Wisata juga dibutuhkan
adanya hubungan antar sosial ekonomi maupun budaya yang menjadi ciri
khas di desa ini. Oleh karena itu kegiatan yang nantinya akan dilakukan
adalah dengan melakukan penambahan art shop, melakukan workshop
untuk para pengrajin mulai dari pengelolaan bahan baku, latihan membuat
desain baru hingga latihan untuk memasarkan produknya supaya lebih luas
lagi jangkauannya. Tidak hanya itu, pembangunan infrastruktur, sarana dan
prasarana sebagai penunjang tempat wisata juga harus dibuat untuk
mempermudah kebutuhan para wisatawan yang datang.

II. Tujuan
Perencanaan Kawasan Wisata Budaya Berbasis Industri Kerajinan di Desa
Loyok Pulau Lombok bertujuan untuk menjadikan Desa Loyok sebagai
sentra kerajinan bamboo dengan mengembalikan kembali keberadaan art
shop kerajinan bambu sebagai atraksi budaya sehingga mampu menarik
kembali wisatawan untuk bisa datang ke Desa Loyok. Tidak hanya untuk
membeli buah tangan namun juga bisa menyaksikan langsung proses
pembuatan kerajinan tersebut sehingga bisa memberikan kesan tersendiri
bagi wisatawan yang hadir.

III. Ruang Lingkup


A. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Ruang lingkup wilayah dalam perencanaan ini adalah Desa Loyok yang ada
di Pulau Lombok

B. Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup substansi yang berkaitan dengan yanga da ialah:
1. Memberikan workshop kepada masyarakat mengenai pengelolaan
bahan baku bamboo
2. Memberikan pelatihan mengenai pembuatan kerajinan dengan desain
yang lebih menarik dan pelatihan mengenai pemasaran agar jangkauan
distribusi produk bisa lebih luas.
3. Membangun art shop yang tidak hanya berisikan barang siap jual namun
memiliki atraksi yaitu wisatawan mamu menyaksikan proses
pembuatan secara langsung.
4. Membangun infrastruktur pendukung untuk kegiatan wisata budaya
berbasis industri kerajinan di Desa Loyok, seperti membuat jalur wisata
yang akan memudahkan para wisatawan untung berjalan mengelilingi
lokasi wisata.
5. Membangun sarana seperti art shop yang tidak hanya berisikan barang
siap jual namnun mampu memberikan atraksi yaitu memperlihaktakan
proses pembuatannya kepada wisatawan.
Kuadran Focal Concern

 Pengelolaan bahan baku dan


tempat wisata sudah bisa
dilakukanoleh warga
 Semakin banyak art shop yang
buka
 Wisatawan sudah banyak yang
datang
 Peningkatan ekonomi
masyarakat
 Fasilitas penunjang wisata sudah
-
maksimal
 Pemasaran kerajinan di ekspor
ke luar negeri
- +

 Bahan baku kerajinan belum  Bantuan dari pemerintah dan


terkelola dengan baik CSR untuk pengrajin
 Banyak art shop yang tutup  Pemberdayaan bahan baku
 Wisatawan berkurang mulai dilakukan
 Pengrajin kembali produksi dan
 Fasilitias dan akses wisata
membuka art shop
belum memadai
 Pemasaran kerajinan sudah ke
 Pemasaran kerajinan belum luar pulau
maksimal  Fasilitas penunjang sudah mulai
dibuat
 Wisatawan belum banyak yang
datang

-
Ringkasan Focal Concern dan Driving Force

No Focal Concern Driving Force


1 Bahan baku kerajinan belum terkelola 1. Penyediaan Bahan Baku
dengan baik 2. Pelatihan Untuk Masyarakat

2 Pemasaran produk belum maksimal 3. Melakukan Promosi

3 Wisatawan berkurang
4 Fasilitas dan akses wisata belum memadai 1. Penyediaan Fasilitas wisata
5 Banyak art shop yang tutup 2. Penyediaan Akses
3. Pengelolaan Tempat Wisata
dan Kegiatan Pengrajin

A. Focal Concern

1. Bahan baku kerajinan belum terkelola dengan baik

Bahan baku bamboo untuk membuat kerajinan memang sudah tersedia di Desa
Loyok, namun pengelolaannya belum baik dan menyebabkan ketersediaan
bamboo bisa berkurang. Bahkan beberapa pengrajin harus membeli dari tempat
lain untuk bahan baku bambunya.

2. Wisatawan berkurang

Kejadian bom Bali pada tahun 2001 menyebabkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Bali ataupun sekitarnya mengalami pengurangan. Hal ini juga
berpengaruh terhadap keberadaan Desa Loyok. Para pengrajin yang sudah ada
bertahun tahun biasanya bisa menjual kerajinannya kepada para wisatawan dari
Bali.

3. Banyak art shop yang tutup

Berkurangnya wisatawan yang datang menyebabkan para pengrajin harus


menutup art shopnya. Selain wisatawan yang berkurang, ketersediaan bahan
baku pun menjadi salah satu penyebabnya. Tidak hanya bamboo, namun
peralatan lainnya untuk membuat kerajinan bamboo, seperti parang, pisau, dan
amplas.

4. Fasilitas dan akses wisata belum memadai

Sebagai desa yang akan dikembangkan sebagai tempat wisata, sudah


seharusnya mempunyai fasilitas penunjang untuk mendukung kegiatan
wisatawan. Di Desa Loyok belum tersedia sarana maupun prasarana untuk
kegiatan wisatawan ini.

5. Pemasaran kerajinan belum maksimal

Kerajinan yang sudah dibuat biasanya dijual ke wisatawan yang datang. Namun
penjualan hanya terbatas hingga Pulau Bali saja bahkan saat ini penjualan
kerajinan hanya dijual kepada pengepul. Penjualan yang dilakukan kepada
pengepul menyebabkan mereka tidak mendapat untung banyak, oleh karena itu
pemasarana produk secara langsung oleh pengrajin dibutuhkan agar ekonomi
mereka bisa meningkat.

B. Driving Force
1. Penyediaan Bahan Baku

Hal ini perlu dilakukan agar produksi kerajinan bamboo ini bisa terus berjalan,
dengan adanya budidaya bamboo ini maka produksi akan meningkat sehingga
model-model baru kerajinan juga akan muncul. Tidak hanya bamboo, bahan yang
lainnya pun perlu disediakan seperti parang pisau, amplas, cat. Hal ini bisa
diadakan jika mendapatkan bantuan dana dari pemerintah guna meningkatkan
pengadaan bahan baku.

2. Pelatihan Untuk Masyarakat


Pengrajin yang sudah menutup art shopnya sebenarnya mampu mebuka kembali
art shopnya. tentunya dengan dibekali beberapa ilmu untuk menambah wawasan
mereka dalam melakukan kegiatan produksi kerajinan ini. Bertambanya model-
model kerajinan tentunya membuat para pengrajin membutuhkan kemampuan
lebih guna merealisasikan model tersebut, sehingga diperlukan adanya materi
workshop bagi para pengrajin mengenai model-model baru.tidak hanya materi,
namun lokasi workshop pun juga harus ada untuk menunjang kegiatan tersebut.
Workshop yang dilakukan tidak hanya mengenai produksi barangnya saja, namun
termasuk juga ke dalam pelatihan untuk melakukan pemasaran agar produk bisa di
ekspor ke luar negeri.

3. Melakukan Promosi

Promosi sangat dibutuhkan bagi mereka yang menginginkan produknya bisa


bersaing dipasar. Produk yang sudah siap jual bisa dilakukan promosi melalu media
sosial ataupun poster ditempat-tempat strategis dimana wisatwan banyak yang
berkunjung. Tentunya dibutuhkan juga badan pengelola dari masyarakat yang
mampu mengelola kegiatan promosi ini agar bisa terus berjalan.

4. Penyediaan Akses

Kenyamanan wisatawan yang berkunjung adalah prioritas dan maka dari itu
perbaikan akses jalan dilokasi sangat dibutuhkan agar wisatawan bisa merasa
leluasa dan nyaman saat berjalan kaki. Penempatan landmark juga dibutuhkan agar
para wisatawan mengetahui jika di Desa Loyok terdapat lokasi wisata yang patut
dikunjungi. Akses yang disediakan bagi wisatawan yang berjalan kaki didalam
kawasan wisata nantinya akan dibuatkan jalur wisata yang dibuat aagar wisatawan
mampu berjalan-jalan sambal menikmati proses pembuatan kerajninan yang ada.
Jalur ini nantinya akan dibuat melalui art shop yang ada di depan rumah masing-
masing warga. Tidak hanya akses pejalan kaki, bagi mereka yang berkendaraan pun
akan disediakan jalur kendaraan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat
maupun roda dua.
5. Penyediaan Fasilitas wisata

Penambahan homestay pada lokasi wisata ini akan memberikan dampak positif
bagi para wisatawan karena mereka bisa menikmati waktu wisata mereka lebih
lama dan tidak khawatir lagi harus menginap dimana. Agar wisatawan lebih dekat
dengan masyarakat maka homestay bisa dibuat dengan memanfaatkan rumah-
rumah warga, sehingga interaksi antara warga asli dengan wisatawan bisa terjalin.
Selain itu, penambahan spot untuk gallery kerajinan dan tempat atraksi budaya
akan memberikan nilai tambahan untuk menarik minat wisatawan. Keberadaan
toilet umum juga dibutuhkan agar para wisatawan tidak kesulitan untuk buang air.
Tidak hanya itu, tempat rekreasi untuk menikmati atraksi budaya asli Lombok pun
juga harus disediakan agara wisatwan yang berkunjung bisa mendapatkan
pengalaman yang tidak terlupakan. Mereka tidak hanya bisa membeli buah tangan
kerajinan dari bamboo namun juga mendapatkan pengalaman berwisata budayaya
yang menarik di Desa Loyok.

6. Pengelolaan Tempat Wisata dan Kegiatan Pengrajin

Setelah adanya perencanaan yang dilakukan pada tahap-tahap diatas maka pada
akhirnya kondisi Desa Loyok yang dijadikan lokasi wisata ini kan berkembang
pesat. Tentunya perkembangan ini membutuhkan beberapa hal agar terus terkelola
dengan baik, adapaun hal yang dibutuhkan adanya lembaga pengelola wisata Desa
Loyok ini baik itu dari pengurus desa mau pun karang tarunanya. Tidak hanya
penglola untuk kegiatan wisatanya, namun dierlukan penglolaan dari kegiatan
pengrajinnya mulai dari ketersediaan bahan baku hingga pemasarannya. Seluruh
kegiatan wisata ini pada akhirnya akan menjadi usaha yang dimiliki oleh Desa
Loyok, dengan melakukan beberapa inovasi lagi untuk kedepannya agar wisata
Desa Loyok ini mampu eksis lebih lama.
Diagram Perencanaan

 Bahan baku kerajinan belum terkelola


 Fasilitas wisata belum memadai
dengan baik
 Akses yang belum memenuhi kebutuhan
 Banyak art shop yang tutup
wisatawan
 Pemasaran kerajinan belum maksimal

 Pemanfaatan bantuan dana dari


pemerintah dan CSR
 Adanya lembaga pengelola kegiatan
wisata
 Adanya lembaga pengelola untuk
kegiatan produksi kerajinan dan
pemasaran produk

Outline Laporan Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup Perencanaan
1.3.1 Lingkup Kegiatan Perencanaan
1.3.2 Lingkup Wilayah Perencanaan
1.4 Alur Perencanaan
BAB 2 ISU STRATEGIS
2.1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
2.1.1 Kondisi Fisik
2.1.2 Kondisi Kependudukan dan Sosial Budaya
2.1.3 Kondisi Ekonomi
2.1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana
2.2 Potensi Desa Loyok
2.1.1Aspek Ekonomi
2.1.2Aspek Sosial Budaya
2.1.3 Aspek Sarana dan Prasarana
2.2 Isu Permasalahan
2.2.1Aspek Ekonomi
2.2.2Aspek Sosial Budaya
2.2.3 Aspek Sarana dan Prasarana
2.3 Strategi Pengembangan
2.3.1 Aspek Ekonomi
2.3.2 Aspek Sosial Budaya
2.3.3 Aspek Sarana dan Prasarana
BAB 3 ARAHAN PERENCANAAN KAWASAN WISATA BUDAYA
1.1 Rencana Pengembangan UKM
1.1.1 Pengelolaan kebutuhan bahan baku bamboo
1.1.2 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kerajinan
1.1.3 Pelatihan Pemasaran
1.1.4 Pengembangan Art Shop
1.2 Rencana Pengembangan Sarana
1.2.1 Pengembangan Homestay
1.2.2 Pengembangan Pendopo untuk Atraksi Budaya
1.2.3 Pengembangan Museum Bambu
1.2.4 Pengembangan Tempat Ibadah
1.2.5 Pengembangan MCK Umum
1.3 Rencana Pengembangan Prasarana
1.3.1 Penataan Jalur Wisata dan Sirkulasinya
1.3.2 Gapura Selamat Datang
1.3.3 Penataan Lokasi Parkir

Anda mungkin juga menyukai