Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENAMBAHAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.

)
SEBAGAI ACIDIFIER DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS INTERNAL
TELUR AYAM PETELUR

Muhammad Fariz Yuliansyah1, Eko Widodo2 dan Irfan H. Djunaidi2


1
Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas
Brawijaya, Malang.
2
Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya,
Malang.
Email: Muhammad_Fariz_Yuliansyah@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai acidifier dalam pakan terhadap kualitas
internal telur yang meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, skor warna kuning telur,
dan Haugh Unit (HU). Penelitian ini menggunakan 120 ekor ayam dengan umur 52 minggu.
Strain yang digunakan adalah Lohmann brown. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung,
konsentrat, bekatul dan sari belimbing wuluh. Pakan perlakuan yang digunakan antara lain :
P0 = Pakan basal + 0 % SBW, P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW, P2 = Pakan basal + 3 %
SBW, dan P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW. Variabel yang diamati adalah indeks putih telur,
indeks kuning telur, skor warna kuning telur, dan Haugh Unit. Data dianalisis menggunakan
analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila terdapat
perbedaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam pakan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit
namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor warna kuning telur. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah penambahan sari belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur tidak
menurunkan indeks putih telur, indeks kuning telur dan nilai Haugh Unit, namun dapat
meningkatkan skor warna kuning telur. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini terdapat pada
P1 dengan nilai indeks putih telur 0,065±0,006; indeks kuning telur 0,45±0,009; skor warna
kuning telur 7,75±0,29b; dan Haugh Unit 85,96±4,34.

Kata kunci : ayam petelur, sari belimbing wuluh, kualitas internal telur.

EFFECT OF ADDING Averrhoa bilimbi L. EXTRACT AS AN ACIDIFIER IN DIET


ON INTERNAL EGG QUALITY OF LAYING HENS

Muhammad Fariz Yuliansyah1, Eko Widodo2 and Irfan H. Djunaidi2


1
Student of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of
Brawijaya, Malang.
2
Lecturer of Animal Nutrition Department, Animal Husbandry Faculty, University of
Brawijaya, Malang.
Email: Muhammad_Fariz_Yuliansyah@yahoo.com

ABSTRACT

The research aimed to evaluate effect of adding Averrhoa bilimbi L. extract as an


acidifier in diet on internal egg quality of laying hens including albumen index, yolk index,

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 19


yolk color score and Haugh Unit. The research used 120 chickens aged 52 weeks of Lohmann
Brown. Feedstuffs used were corn, concentrate, rice brand and Averrhoa bilimbi L. extract.
The treatments given were P0 = feed without the use of Averrhoa bilimbi L. extract; P1 =
feed added with 1,5 % Averrhoa bilimbi L. extract; P2 = feed added with 3 % Averrhoa
bilimbi L. extract; and P3 = feed added with 4,5 % Averrhoa bilimbi L. extract. Variables
measured were albumen index, yolk index, yolk color score and Haugh Unit. Data were
subjected to analysis of variance (ANOVA) of the Completely Randomized Design (CRD), if
significant results were obtanined, then followed by Duncan’s Multiple Range Test. The
result of the research showed that the use of Averrhoa bilimbi L. extract in diet did not
significantly affected (P>0,05) albumen index, yolk index and Haugh Unit, but it
significantly affected (P<0,05) yolk colour score. Based on this research result, it was
concluded that adding Averrhoa bilimbi L. extract did not increase albumen index, yolk index
and Haugh Unit, but decreased yolk colour score. The best treatment on this research was P1
with value of albumen index 0,065±0,006; yolk index 0,45±0,009; yolk colour score
7,75±0,29b; and Haugh Unit 85,96±4,34.

Keywords : Laying Hens, Averrhoa bilimbi L. Extract, Internal Egg Quality.

PENDAHULUAN
Tanaman belimbing wuluh yang pertumbuhan bakteri patogen serta
tumbuh baik dapat menghasilkan 100 – 300 meningkatkan pertumbuhan bakteri asam
buah per pohon. Buah belimbing wuluh laktat (BAL) yang memberikan kontribusi
berbentuk lonjong dengan panjang 4 – 6 cm, terhadap proses pencernaan sehingga
kulit buah mengkilat berwarna hijau hingga pemanfaatan protein menjadi lebih baik
kuning yang banyak mengandung flavonoid, (Kopecky, 2012). Belimbing wuluh
saponin, vitamin C, dan tanin. Belimbing mengandung senyawa pektin dan vitamin C
wuluh juga mengandung asam organik yang dapat menurunkan tekanan darah
(acidifier) antara lain asam asetat, asam (Masruhen, 2010).
sitrat, asam format, asam laktat dan asam Belimbing wuluh juga memiliki
oksalat. komponen farmakoseutika yaitu senyawa-
Acidifier merupakan asam organik senyawa yang bersifat buffer, antibacterial,
yang bermanfaat dalam preservasi dan dan antioksidan. Mekanisme kerja acidifier
memproteksi pakan dari perusakan oleh adalah perbaikan kecernaan dengan
mikrobia dan fungi namun juga berdampak meningkatkan aktivitas enzim, penurunan
langsung terhadap mekanisme perbaikan pH lambung dan menurunkan bakteri
kecernaan pakan pada ternak. Presentase patogen dalam saluran pencernaan (Silalahi,
terbesar asam organik pada belimbing wuluh 2013). Gauthier (2002) menyatakan bahwa
terdapat pada asam sitrat. Asam sitrat pH digesta normal pada setiap bagian usus
mampu menurunkan pH saluran pencernaan halus berbeda-beda, pada duodenum pH 5 –
(tembolok, ventrikulus dan usus), menekan 6, jejenum pH 6,5 – 7 dan ileum pH 7 – 7,5.

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 20


Wahidin (2013) penambahan total asam Materi yang digunakan dalam
jeruk nipis dalam pakan cenderung penelitian ini adalah ayam petelur dan sari
menurunkan pH digesta usus halus ayam belimbing wuluh. Ayam petelur yang
pedaging. Kadar asam/pH terendah terdapat digunakan dalam penelitian ini adalah ayam
pada ayam yang diberi 0,8% total asam jeruk petelur dengan strain Lohmann Brown
nipis (5,54) dan pH tertinggi ditemukan pada berumur 52 minggu dengan jumlah sebanyak
ayam yang tidak diberikan total asam jeruk 120 ekor. Bahan pakan yang digunakan
nipis (6,33). Menurunnya jumlah mikroba adalah jagung 50 %, konsentrat 30 %,
patogen seperti Escherichia coli dan bekatul 20 %. Frekuensi pemberian pakan
Salmonella sp. dalam saluran pencernaan dilakukan 2 kali sehari pagi dan siang hari
dapat memberikan keuntungan yaitu masing-masing sebanyak 50 %. Pakan yang
meningkatnya efisiensi zat makanan dalam diberikan adalah 130 g/ekor/hari sedangkan
pakan. Penggunaan acidifier diharapkan untuk pemberian air minum dilakukan secara
dapat meningkatkan penyerapan zat ad libitum.
makanan yang ada pada usus halus sehingga Metode penelitian yang digunakan
zat makanan yang dibutuhkan untuk adalah metode percobaan yang dirancang
produksi telur dapat terserap dengan dengan menggunakan Rancangan Acak
optimal. Penyerapan optimal akan Lengkap (RAL), jika berbeda nyata akan
meningkatkan kualitas telur ayam pelelur dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan’s.
karena acidifier sudah diteliti pada ayam Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian
pedaging dan memberikan efek yang positif. ini sebanyak 4 perlakuan dengan 6 ulangan
Menurut Wahidin (2013) di mana setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor
pemanfaatan total asam jeruk nipis sebagai ayam. Perlakuan yang diberikan ke ternak
acidifier dalam pakan dapat memperbaiki antara lain:
karakteristik usus halus pada ayam P0 = Pakan basal + 0 % SBW
pedaging. Penambahan acidifier dalam P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW
pakan ayam pedaging akan menurunkan pH P2 = Pakan basal + 3 % SBW
saluran pencernaan, menekan bakteri P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW
patogen, dan meningkatkan bakteri non Variabel yang diamati dalam
patogen sehingga diharapkan dapat penelitian ini antara lain indeks putih telur,
meningkatkan efisiensi pakan dan laju indeks kuning telur, skor warna kuning telur
pertambahan bobot badan. dan Haugh Unit. Pengumpulan data
dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada
MATERI DAN METODE hari ke-7. Data yang didapat dari hasil
lapang diolah dengan menggunakan bantuan

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 20


sofware microsoft excel. Analisis data penambahan sari belimbing wuluh tidak
dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks
dari Rancangan Acak Lengkap dan apabila putih telur, indeks kuning telur dan Haugh
ada perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji Unit namun berpengaruh nyata (P<0,05)
Jarak Berganda Duncan’s. terhadap skor warna kuning telur.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data hasil penelitian penambahan
sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
sebagai acidifier dalam pakan terhadap
kualitas internal telur ayam petelur dapat
dilihat pada Tabel 1. Dari hasil perhitungan
analisis diperoleh didapat hasil bahwa
Tabel 1. Hasil Analisis Terhadap Indeks Putih Telur, Indeks Kuning Telur, Skor Warna Kuning
Telur, dan Haugh Unit.
Variabel
Perlakuan Indeks Indeks kuning Skor warna Haugh unit
Putih telur telur Kuning telur
P0 0,065±0,007 0,44±0,018 7,60±0,24ab 84,13±4,91
P1 0,065±0,006 0,45±0,009 7,75±0,29b 85,96±4.34
ab
P2 0,065±0,006 0,45±0,010 7,51±0,19 87,56±3,50
a
P3 0,060±0,002 0,44±0,008 7,29±0,22 83,92±2,63
Keterangan : Superskrip huruf (a,b) yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05).

Indeks Putih Telur positif terhadap produksi pada ayam petelur


Berdasarkan hasil penelitian pada tetapi asam organik tidak berpengaruh nyata
Tabel 1 didapatkan rataan nilai indeks putih (P>0,05) terhadap berat telur dan kualitas
telur dari tertinggi hingga terendah yaitu internal telur yang meliputi indeks putih
perlakuan P0 0,065±0,007; P1 0,065±0,006; telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit.
P2 0,065±0,006; dan P3 0,060±0,002. Data Nilai indeks putih telur yang diperoleh dari
pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan penelitian tergolong normal yaitu 0,060 –
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap 0,065 karena menurut Argo, Tristiarti, and
indeks putih telur, hal ini sependapat dengan Mangisah (2013) standar indeks putih telur
Yesilbag (2006) yang menyatakan bahwa berkisar antara 0,050 – 0,174 tergantung
pemberian asam organik memberikan efek penyimpanan.

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 21


Wilson (1975) melaporkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian pada
indeks putih telur ditentukan oleh tinggi Tabel 1 didapatkan rataan nilai indeks
putih telur kental dan diameternya. Indeks kuning telur dari tertinggi hingga terendah
putih telur dipengaruhi oleh protein pakan. yaitu perlakuan P2 0,45±0,010; P1
Protein pakan akan mempengaruhi 0,45±0,009; P0 0,44±0,018; dan P3
viskositas telur yang mencerminkan kualitas 0,44±0,008. Data pada Tabel 1 menunjukkan
internal telur, selanjutnya dapat bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
mempengaruhi indeks putih telur. (P>0,05) terhadap indeks kuning telur.
Kandungan protein dalam masing-masing Pengukuran indeks kuning telur dari masing-
pakan perlakuan pada penelitian tidak jauh masing perlakuan dilakukan dalam waktu
berbeda yaitu 16,7 %, hal ini yang yang sama yaitu pada hari saat telur baru
memungkinkan penambahan sari belimbing ditelurkan sehingga telur masih dalam
wuluh tidak memberikan pengaruh yang keadaan segar, di mana telur segar memiliki
nyata terhadap nilai indeks putih telur. variasi indeks kuning telur yang relatif kecil.
Menurut Stadellman and Cotteril (1995) Nilai indeks kuning yang diperoleh dari hasil
putih telur atau albumen mempunyai penelitian tergolong normal telur yaitu 0,44
persentase sebesar 60 % dari total berat – 0,45. Menurut pendapat dari Argo,
telur. Persentase putih telur pada ayam Tristiarti, and Mangisah (2013) indeks
petelur bervariasi tergantung dari umur kuning telur yang baru bervariasi antara 0,30
ayam, strain, dan umur dari telur. Menurut – 0,50 walaupun pada umumnya 0,39 – 0,45.
Romanoff dan Romanoff (2011) penurunan Protein yang terkandung dalam masing-
indeks putih telur disebabkan oleh masing pakan perlakuan tidak jauh berbeda
penguapan gas CO2 dan air dalam telur yaitu sebesar 16,7 %, hal ini yang
sehingga sifat basa dari putih telur naik memungkinkan penambahan sari belimbing
kemudian menyebabkan serabut ovomucin wuluh tidak memberikan pengaruh yang
menjadi rusak. Nilai indeks putih telur turun nyata terhadap nilai indeks kuning telur,
lebih cepat setelah 3 minggu penyimpanan sependapat dengan Yesilbag (2006)
ketika disimpan pada suhu 25ºC. Indeks menyatakan bahwa pemberian asam organik
putih telur akan turun sebesar 40 % dalam memberikan efek positif terhadap produksi
20 jam pada suhu 32ºC. Perubahan telur pada ayam petelur tetapi asam organik
kekentalan putih telur dapat disebabkan oleh tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
umur ayam dan peningkatan lama simpan berat telur dan kualitas internal telur yang
telur. meliputi indeks putih telur, indeks kuning
telur dan Haugh Unit. Rahman (2008) juga
Indeks Kuning Telur melaporkan bahwa penambahan asam

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 22


organik tidak memberikan pengaruh yang 7,29±0,22a. Data pada Tabel 1 menunjukkan
nyata (P>0,05) terhadap indeks bentuk telur, bahwa perlakuan berpengaruh nyata
indeks kuning telur, Haugh Unit, dan skor (P<0,05) terhadap skor warna kuning telur,
warna kuning telur. penambahan sari belimbing wuluh yang
Roberts (2004) melaporkan bahwa mengandung acidifier pada penelitian ini
indeks kuning telur diperoleh dari diduga bekerja dengan optimal karena
pengukuran perbandingan antara diameter perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
dan tinggi kuning telur. Menurut Agro et al. terhadap skor warna pada kuning telur.
(2013) indeks kuning telur dipengaruhi oleh Mekanisme kerja acidifier antara lain yaitu
protein, lemak, dan asam amino esensial meningkatkan aktivitas enzim, menurunkan
yang terkandung dalam pakan. Faktor yang pH dan menurunkan bakteri patogen seperti
mempengaruhi indeks kuning telur antara Escherichia coli dan Salmonella sp. pada
lain ukuran telur, lama penyimpanan, suhu saluran pencernaan yang menyebabkan
tempat penyimpanan, kualitas membran penyerapan karoten pada pakan (jagung)
vitelin, dan nutrisi pakan. Menurut Wilson menjadi lebih optimal. Sependapat dengan
(1975) protein pakan akan mempengaruhi Youssev et al. (2013) menyatakan bahwa
viskositas telur yang mencerminkan kualitas penambahan probiotik, simbiotik atau asam
interior telur, selanjutnya dapat organik memberikan pengaruh yang
mempengaruhi indeks kuning telur. Menurut signifikan (P<0,05) terhadap warna kuning
Buckle et al. (1987) selama penyimpanan telur pada telur ayam petelur. Skor warna
telur utuh mengalami perubahan-perubahan kuning telur yang diperoleh dari penelitian
antara lain berat berkurang, berat jenis berkisar antara 7,29 – 7,75. Nilai ini masih
menurun, ukuran ruang udara bertambah, berada dalam kisaran warna kuning telur
ukuran kuning telur bertambah, jumlah putih yang disukai konsumen. Menurut
telur (albumen) tebal menurun, dan pH telur Stadellman (1995) warna kuning telur yang
naik. Menurut Jones and Musgrove (2004) baik berada pada kisaran 7 – 12.
berat telur turun dari 61 g menjadi 57 g Warna kuning telur dipengaruhi oleh
setelah 10 minggu penyimpanan. karoten yang dikonsumsi oleh ayam
(Stadellman and Cotteril, 1995) strain,
Skor Warna Kuning Telur variasi individu, produksi telur dan pakan
Berdasarkan hasil penelitian pada (North, 1984). Menurut Sahara (2010) warna
Tabel 1 didapatkan rataan nilai skor warna kuning telur dipengaruhi oleh zat-zat yang
kuning telur dari tertinggi hingga terendah terkandung dalam pakan seperti xantofil,
yaitu perlakuan P1 7,75±0,29b; P0 beta karoten, klorofil dan cytosan. Pigmen
7,60±0,24ab; P2 7,51±0,19ab; dan P3 pemberian warna kuning telur yang ada

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 23


dalam pakan secara fisiologis akan diserap terhadap warna kuning, kekuatan cangkang,
oleh organ pencernaan usus halus dan tebal cangkang, dan Haugh Unit pada telur
diedarkan ke organ yang membutuhkan. ayam petelur. North and Bell (1990)
Kualitas kuning telur dilakukan dengan melaporkan bahwa nilai Haugh Unit tidak
menentukan skor warna kuning telur dengan dipengaruhi oleh pakan selama kandungan
menggunakan egg yolk color fan yang terdiri energi metabolis dan protein dalam pakan
dari 15 seri warna, warna kuning telur sama. Energi metabolis pada masing-masing
merupakan salah satu karakteristik yang pakan perlakuan adalah 2591,16 Kkal/kg
sangat penting dalam penentuan kualitas sedangkan kandungan protein pada masing-
telur oleh konsumen. Menurut Wahju (1988) masing pakan perlakuan tidak jauh berbeda,
jagung mengandung vitamin A sebesar 510 kandungan protein pada pakan perlakuan
S.I, vitamin A bermanfaat sebagai pemberi berturut-turut adalah P0 16,71 %; P1 16,719
pigmen warna kuning telur pada unggas. %; P2 16,728 %; P3 16,737 %, hal ini yang
Syamsir (1994) melaporkan bahwa memungkinkan penambahan sari belimbing
kandungan kimia buah belimbing wuluh wuluh tidak memberikan pengaruh yang
mengandung flavonoid, glikosida, protein, nyata terhadap nilai Haugh Unit.
lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan C. Berdasarkan uraian di atas, hal ini nilai Haugh Unit tergolong dalam kelas AA
yang memungkinkan penambahan sari (baik sekali) yaitu mempunyai nilai sebesar
belimbing wuluh memberikan pengaruh 83,92 – 87,56. Umur ayam pada saat
yang nyata terhadap skor warna kuning telur. penelitian adalah 52 minggu dengan nilai
Haugh Unit terendah pada P3 yaitu sebesar
83,92±2,63 masih sesuai dengan standar
Haugh Unit (HU) yang ditentukan oleh ISA (2009) yaitu 82
Berdasarkan hasil penelitian pada untuk ayam berumur 19 – 90 minggu.
Tabel 1 didapatkan rataan nilai Haugh Unit Kualitas telur ditentukan berdasarkan nilai
dari tertinggi hingga terendah yaitu Haugh Unit, yaitu kualitas AA dengan nilai
perlakuan P2 87,56±3,50; P1 85,96±4,34; P0 HU minimal 72, kualitas A dengan nilai HU
84,13±4,91; P3 83,92±2,63. Data pada Tabel pada kisaran 60 – 72, kualitas B dengan nilai
1 menunjukkan bahwa perlakuan tidak antara 31 – 60 dan kualitas C apabila nilai
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap Haugh HU < 31 (Nesheim et al., 1979). Menurut
Unit, hal ini sependapat dengan pendapat Syamsir (1994) faktor-faktor yang dapat
dari Park (2009) yang menyatakan bahwa mempengaruhi Haugh Unit antara lain yaitu
penambahan phospor dan asam organik tidak strain, umur, nutrisi pakan, populasi
memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) mikroba pada saluran pencernaan dan lama

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 24


penyimpanan telur. Menurut Muchtadi dan yaitu pada level 1,5 % sehingga dapat
Sugiono (1992) Haugh Unit digunakan meningkatkan skor warna kuning telur pada
sebagai parameter mutu kesegaran telur yang telur ayam.
dihitung berdasarkan tinggi putih telur dan
bobot telur. Penurunan nilai Haugh Unit DAFTAR PUSTAKA
selama penyimpanan terjadi karena Argo, L.B., Tristiarti, and I. Mangisah. 2013.
penguapan air dalam telur dan kantung udara Kualitas Fisik Telur Ayam Arab
Petelur Fase 1 dengan Berbagai Level
yang bertambah besar. Menurut Jones Azolla Microphilla. Journal of Animal
(2006) nilai Haugh Unit rendah, maka Agriculture. 2 (1): 9-10.
kondisi albumen sangat encer dan Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan
mengembang, hal ini dipacu oleh suhu yang M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. UI-
Press. Jakarta.
tinggi, kelembaban rendah, dan kekurangan
karbon dioksida (CO2). Penyimpanan telur Gauthier, R. 2002. Intestinal Health, The
Key to Productivity (The Case of
pada suhu 7 – 13ºC dan kelembaban kurang Organic Acid). XXVII Convencion
dari 70 % dapat menyebabkan kehilangan 10 ANECA – WPDC. Puerto Vallarta.
Jal.Mexico.
– 15 nilai Haugh Unit.
ISA. 2009. Nutrition Management Guide. A
Hendrix Genetik Company.
Kesimpulan www.hendrix-genetics.com. Diakses
Kesimpulan dari penelitian ini 17 Juni 2014.
adalah penambahan sari belimbing wuluh Jones, D.R. and M.T. Musgrove. 2004.
dalam pakan ayam petelur tidak menurunkan Effects of Extended Storage on Egg
Quality Factors. Abstract. Poultry
kualitas internal telur yang meliputi indeks Science Association.
putih telur, indeks kuning telur dan nilai
Jones, D.R. 2006. Conserving and
Haugh Unit, namun dapat meningkatkan Monitoring Shell Egg Quality.
skor warna kuning telur jika diberikan Proceedings of the 18th Annual
Australian Poultry Science
dengan level 1,5 %. Perlakuan terbaik dalam Symposium. p. 157–165.
penelitian ini terdapat pada P1 dengan nilai
Kopecky, J., C. Hrncar and J. Weis. 2012.
indeks putih telur 0,065±0,006; indeks Effect of Organic Acids Supplement
kuning telur 0,45±0,009; skor warna kuning on Performance of Broiler Chickens.
Journal Animal of Science. Biotech.
telur 7,75±0,29b; dan Haugh Unit 45 (1): 51-54.
85,96±4,34.
Masruhen. 2010. Pengaruh Pemberian Infus
Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
Saran bilimbi L.) terhadap Kadar Kolesterol
Darah Tikus. Jurnal Farmasains
Disarankan penambahkan sari Universitas Muhamadiyah. Malang.
belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 25


Teknologi Pertanian Lampung. Bandar
Lampung.
Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan. Stadellman, W.J. and O.J. Cotteril. 1995.
Departemen Pendidikan dan Egg Science and Technology. Fourt Ed
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Food Product Press. An Imprint of the
Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan Haworth Press. Inc. New York.
dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. London.
Bogor.
Syamsir, E., S. Soekarto, S.S. Mansjoer.
Nesheim, M.C. 1979. Poultry Production. 1994. Studi Komparatif Sifat Mutu dan
Lea and Febringer. Philadelphia. Fungsional Telur Puyuh dan Telur
Ayam Ras. Buletin Teknologi dan
North, M.O. 1984. Comercial Chicken Industri Pangan. Bogor. 5 (3): 3-8.
Production. The Avi Publishing Corp
Inc. West Port. Connecticut. Wahju, J. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. UGM
Press: Yogyakarta.
North, M.O. and D.D. Bell. 1990.
Commercial Chicken Production Wahidin, M.S. 2013. Karakteristik Usus
Manual. Van Nostrand Reinhold. New Halus Ayam Pedaging yang Diberikan
York. Asam Jeruk Nipis dalam Pakan.
Fakultas Peternakan Universitas
Park, K.W. 2009. Effect of Dietary Brawijaya. Malang. 14 (1): 105-110.
Available Phosphorus and Organic
Acids on the Performance and Egg Wilson, B.J. 1975. The Performance of Male
Quality of Laying Hens. Journal Ducklings Given Starter Diets with
Applied Poultry. 18: 598-604. Different Concentration of Energy and
Protein. British Poultry Science. 16:
Rahman, M.S. 2008. Effect of Acids on 625-657.
Laying Performance, Body Fatness
and Egg Quality of Hens. Journal Yesilbag, D. 2006. Effects of Organic Acid
Animal of Science. 37 (2): 74 - 81. Supplemented Diets on Growth
Performance, Egg Production and
Roberts, J.R. 2004. Factors Affecting Eggs Quality and on Serum Parameters in
Internal Quality in Laying Hens. Laying Hens. Review. Med. Vet. 157
Review. Journal Poultry of Science. (5): 280-284.
41: 161-177.
Youssev, A.W., H.M.A. Hassan, H.M. Ali
Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 2011. and M.A. Mohamed. 2013. Effect of
The Avian Egg Second Edition Jhon Probiotic, Prebiotik and Organic Acids
Wiley and Sons. Ebook. New York. on Layer Performance and Egg
Quality. Journal of Poultry Science.
Sahara, E. 2010. Penggunaan Kepala Udang 2013. 15 (2): 31-36.
sebagai Sumber Pigmen dan Kitin
dalam Pakan Ternak. Agrinak. 1 (1):
31-35.

Silalahi, M. 2013. Pengaruh Penambahan


Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) ke dalam Ransum Marmot
Lepas Sapih terhadap Kecernaan
Energi dan Protein. Balai Pengkajian

J. Nutrisi Ternak Vol. 1, No. 1 : 19-26 26

Anda mungkin juga menyukai