)
SEBAGAI ACIDIFIER DALAM PAKAN TERHADAP KUALITAS INTERNAL
TELUR AYAM PETELUR
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai acidifier dalam pakan terhadap kualitas
internal telur yang meliputi indeks putih telur, indeks kuning telur, skor warna kuning telur,
dan Haugh Unit (HU). Penelitian ini menggunakan 120 ekor ayam dengan umur 52 minggu.
Strain yang digunakan adalah Lohmann brown. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung,
konsentrat, bekatul dan sari belimbing wuluh. Pakan perlakuan yang digunakan antara lain :
P0 = Pakan basal + 0 % SBW, P1 = Pakan basal + 1,5 % SBW, P2 = Pakan basal + 3 %
SBW, dan P3 = Pakan basal + 4,5 % SBW. Variabel yang diamati adalah indeks putih telur,
indeks kuning telur, skor warna kuning telur, dan Haugh Unit. Data dianalisis menggunakan
analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila terdapat
perbedaan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam pakan tidak
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit
namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap skor warna kuning telur. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah penambahan sari belimbing wuluh dalam pakan ayam petelur tidak
menurunkan indeks putih telur, indeks kuning telur dan nilai Haugh Unit, namun dapat
meningkatkan skor warna kuning telur. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini terdapat pada
P1 dengan nilai indeks putih telur 0,065±0,006; indeks kuning telur 0,45±0,009; skor warna
kuning telur 7,75±0,29b; dan Haugh Unit 85,96±4,34.
Kata kunci : ayam petelur, sari belimbing wuluh, kualitas internal telur.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Tanaman belimbing wuluh yang pertumbuhan bakteri patogen serta
tumbuh baik dapat menghasilkan 100 – 300 meningkatkan pertumbuhan bakteri asam
buah per pohon. Buah belimbing wuluh laktat (BAL) yang memberikan kontribusi
berbentuk lonjong dengan panjang 4 – 6 cm, terhadap proses pencernaan sehingga
kulit buah mengkilat berwarna hijau hingga pemanfaatan protein menjadi lebih baik
kuning yang banyak mengandung flavonoid, (Kopecky, 2012). Belimbing wuluh
saponin, vitamin C, dan tanin. Belimbing mengandung senyawa pektin dan vitamin C
wuluh juga mengandung asam organik yang dapat menurunkan tekanan darah
(acidifier) antara lain asam asetat, asam (Masruhen, 2010).
sitrat, asam format, asam laktat dan asam Belimbing wuluh juga memiliki
oksalat. komponen farmakoseutika yaitu senyawa-
Acidifier merupakan asam organik senyawa yang bersifat buffer, antibacterial,
yang bermanfaat dalam preservasi dan dan antioksidan. Mekanisme kerja acidifier
memproteksi pakan dari perusakan oleh adalah perbaikan kecernaan dengan
mikrobia dan fungi namun juga berdampak meningkatkan aktivitas enzim, penurunan
langsung terhadap mekanisme perbaikan pH lambung dan menurunkan bakteri
kecernaan pakan pada ternak. Presentase patogen dalam saluran pencernaan (Silalahi,
terbesar asam organik pada belimbing wuluh 2013). Gauthier (2002) menyatakan bahwa
terdapat pada asam sitrat. Asam sitrat pH digesta normal pada setiap bagian usus
mampu menurunkan pH saluran pencernaan halus berbeda-beda, pada duodenum pH 5 –
(tembolok, ventrikulus dan usus), menekan 6, jejenum pH 6,5 – 7 dan ileum pH 7 – 7,5.