Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Pengolahan Lanjutan
Tahun ajaran 2017-2018
Disusun oleh :
Diana E Andani 143050016
Raden Wulan D Lestari 143050025
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengolahan Lanjutan dan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
Pengolahan Air Bersih yang diterapkan di PDAM Tirta Manggar Kota
Balikpapan, Kalimantan Selatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
TINJAUAN PUSTAKA
c. Kekeruhan
Kekeruhan memiliki satuan unit turbiditas atau umumnya menggunakan
Nephelometric Turbidity Unit (NTU) yaitu metode melihat kekeruhan suatu
perairan dengan cara sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh bahan penyebab kekeruhan dan diukur dengan
menggunakan suspensi sebagai larutan standar. Kecerahan air tergantung pada
warna dan kekeruhan perairan (Effendi, 2003).
d. Warna
Warna perairan biasanya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan
negatif misalnya yang berasal dari limbah buangan industri, bahan organik, dan
bahan anorganik (Effendi, 2003).
2. Parameter Kimia
a. Besi dan Mangan
Pengukuran besi dan mangan dilakukan bila terjadi masalah yang
berhubungan dengan keduanya. Besi dan Mangan memiliki karakteristik kimia
yang hampir sama. Perairan yang mengandung besi dan mangan yang berlebihan
dapat menyebabkan munculnya warna merah yang dapat mengakibatkan karat
pada peralatan yang terbuat dari logam (Effendi, 2003).
b. Fluorida
Keberadaan fluorida dalam air berasal dari degradasi mineral senyawa
fluorida dan biasanya terdapat dalam airtanah. Kandungan ion fluorida dalam air
tanah tergantung sifat fisik, kimia, geologis, serta iklim suatu daerah. Masuknya
fluorida ke dalam tubuh dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, terutama
pada gigi dan tulang (Widana dkk, 2014).
c. Kesadahan
Kesadahan adalah salah satu sifat air yang disebabkan adanya kation
bervalensi dua antara lain Ca 2+, Mg 2+ , Sr 2+ , Fe 2+ , dan Mn 2+ dan memiliki
satuan mg/liter CaCo 3 . Kesadahan di dalam air berasal dari adanya kontak air
dengan tanah dan batuan sehingga air memiliki zat-zat tersebut. Kesadahan dapat
diukur dengan menggunakan sabun standar yang dapat bereaksi dengan ion yang
menyusun kesadahan (Effendi, 2003).
d. Khlorida
Khlorida merupakan salah satu unsur kimia yang sering digunakan sebagai
zat infektan dalam pengelolaan air minum. Adanya khlorida yang berlebihan
dalam air menyebabkan adanya rasa pahit. Biasanya kadar khlorida yang tinggi
diiringi dengan tingginya kadar kalsium dan magnesium yang dapat menyebabkan
meningkatnya sifat korosivitas air (Effendi, 2003).
e. pH
Derajat keasaman atau dapat pula disebut pH merupakan kadar ion H yang
ada dalam air yang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kehidupan perairan (Sutika, 1989). Nilai pH mempengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi yang dapat menyebabkan kondisi perairan
memiliki peningkatan pada pH rendah (Effendi, 2003). Besarnya nilai pH akan
menunjukkan keadaan derajat keasaman air tersebut karena kemampuan air dalam
mengikat atau melepas sejumlah ion hidrogen dapat menunjukkan asam atau
basanya air tersebut (Barus, 2002).
g. Sulfat
Sulfat merupakan salah satu unsur sulfur utama yang berada dalam
perairan dan tanah (Effendi, 2003). Kadar sulfat yang tinggi biasanya terdapat di
daerah sekitar pembuangan limbah industri (WHO, 1993). Kadar sulfat yang
tinggi tidak diperbolehkan terkandung di air minum karena dapat menyebabkan
gangguan kesehatan.
h. Zat Organik
Proses hilangnya oksigen pada bagian dasar perairan sebagian besar
disebabkan oleh proses dekomposisi bahan organik karena dekomposisi bahan
organik sendiri membutuhkan oksigen terlarut (Effendi, 2003). Kondisi air
tergenang misalnya perairan waduk dan danau memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk melakukan proses pengendapan bahan organik (Lukman & Hidayat,
2002). Bahan organik total menunjukkan kandungan bahan organik yang dapat
dioksidasi oleh KmnO 4 dan asam kuat (H 2 SO 4 ) (Vitner, 1999).
3. Parameter Biologi
a. Total Bakteri Coliform/Escherichia.Coli (E. Coli)
Parameter biologi yang digunakan terutama pada sumber air baku air
minum adalah jenis bakteri coliform yaitu E. Coli yang biasanya berada di tinja
manusia. Bakteri coliform merupakasan salah satu bakteri yang menjadi indikator
adanya bakteri lain, sehingga bakteri ini dapat digunakan sebagai salah satu
parameter kualitas air. Air yang terlalu banyak mengandung bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit infeksi pencernaan (Suriaman, 2008 dalam
Noer, 2012).
DAFTAR PUSTAKA