Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

DESIGN SALURAN

6.1 Mencari Hujan Dalam Menit-menitan


Pada umumnya data hujan yang tersedia di Indonesia adalah data hujan harian.
Tetapi ada kalanya diperlukan data hujan yang lebih panjang (lebih dari 1 hari) atau
yang lebih pendek (kurang dari 1 jam).
Ada tiga macam rumus yang memberikan hubungan antara data curah hujan
24 jam dengan curah hujan yang sesuai dengan waktu rencana. Rumus tersebut
diusulkan oleh Ministeire Van gezondheid, Ost Indonesia kepada LPMA untuk
dipakai di kawasan Indonesia Timur yang kering. Meskipun hasilnya mungkin kurang
sesuai untuk dipakai di tempat lain, tapi dapat dipakai sebagai pendekatan dan
sebaiknya dibandingkan dengan rumus lain. Ketiga rumus tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Tinggi Curah Hujan Untuk durasi 1-10 hari

 362 log t  6  206


100
R24
Dimana :
t = banyaknya hari hujan
R = tinggi curah hujan rencana (mm)
R24 = curah hujan harian (mm)
b. Tinggi Curah Hujan Untuk Durasi 1-24 jam
2
100  11300t
  
 R24  t  3,12

Dimana :
t = lamanya hujan (mm)
R = tinggi curah hujan rencana (mm)
R24 = curah hujan harian (mm)
c. Tinggi Curah Hujan Untuk Durasi 0-1jam
aR24
R
R24  b
Dimana :
R = tinggi curah hujan rencana (mm)
R24 = curah hujan harian (mm)
Nilai a dan b adalah faktor-faktor yang tergantung dari durasi hujan seperti tabel
dibawah ini :

Waktu Hujan a b
1 menit 5,85 21,6
5 menit 29,1 116
10 menit 73,8 254
15 menit 138 424
20 menit 228 636
25 menit 351 909
30 menit 524 1272
35 menit 774 1781
40 menit 1159 2544
45 menit 1811 3816
50 menit 3131 6360
55 menit 7119 13992
60 menit 39083 75048

aR24
Didalam tugas ini dipergunakan rumus ketiga, yaitu : R  , dengan
R24  b
menggunakan R2 dengan mengubah data kedalam menit-menitan, yaitu 30 menit.
Perhitungan :
Intensitas hujan 30 menit pada bulan Januari 1987 :
524 x84
R  32,5 mm/30menit , kemudian dilakukan cara yang sama untuk bulan
84  1272
dan tahun lainnya dengan menggunakan data curah hujan yang telah dilengkapi.
Adapun hasilnya dapat dilihat seperti tabel berikut :

Kemudian dilakukan perhitungan periode ulang, dengan periode ulang 2, 5, 10


tahunan, dengan menggunakan Metode Gumbel Tipe I.
Adapun data-datanya sebagai berikut :
No Xi
1 426
2 209
3 195
4 193
5 181
6 174
7 165
8 165
9 162
10 161
11 161
12 160
13 160
14 159
15 159
16 157
17 156
18 156
19 155
20 152
21 147
22 147
23 146
24 143
25 141
26 140
27 139
28 136
29 136
30 134
31 132
32 131
33 131
34 130
35 129
36 128
37 124
38 120
39 117
40 115
41 113
42 100
43 99
44 91
Jumlah 6675
Rata 151.7045
S 49.06881
Rata- rata = 151,7045
S = 59,068
Cs = 1,15
Persamaan yang di dapat dari Metode Gumbel Tipe I adalah :
Yn  2,35
Rn 
0,0147

Y2  2,35 0,366  2,35


R2    151,70 mm
0,0147 0,0147
Y5  2,35 1,510  2,35
R5    191,92 mm
0,0147 0,0147

Y10  2,35 2,250  2,35


R10    214,51 mm
0,0147 0,0147
6.2 Menghitung Debit Rencana
Pada tugas kali ini kami mencoba mendesain sistem saluran pada tambak, adapun
perencanaannya sebagai berikut :
P = 80 m
L = 40 m
Luas = 3200 m2 = 0,32 ha
Karena direncanakan ada 4 tambak, maka luasannya dikalikan dengan 4, sehingga
luasannya = 0,32 ha x 4 = 1,28 ha
Pada perhitungan debit rencana ini, kami mencoba melakukan perhitungan dengan
periode ulang yang sama yaitu Q2, Q5, Q10, Q20, Q25, Q50, Q100
Sebelum mencari debit (Q), maka terlebih dahulu dicari nilai I, untuk mencari nilai I
maka digunakanlah Metode Mononobe, dengan rumus sebagai berikut :
0, 4
 R   24 
I    x 
 24   tc / 30 
Untuk mencari nilai I diperlukan terlebih dahulu nilai tc, tc adalah waktu yang
diperlukan air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ketempat
keluaran DAS (titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil
terpenuhi.
Adapun rumus yang digunakan ialah :
0 , 385
 0,87 xL2 
tc   
 1000 xs 
Dimana L adalah panjang saluran utama dari hulu sampai penguras dengan satuan km,
dan S ialah kemiringan rata-rata saluran utama dalam m/m.

 0,87  9,352 
0, 385 0, 385
 0,87  L2 
tc     tc   
  6,63jam atau
 1000  S   1000  0,00056 
397,50 menit
Setelah mendapatkan nilai tc, maka langkah berikutnya ialah mencari nilai I, adapun
perhitungan selanjutnya ialah sebagai berikut :
m
R  24 
I  24 
24  t 
 60 
0, 4
 
m
R2  24  151,7  24 
I2    10,578 mm/jam
24  t  
24  397,50 
 60   60 
0, 4
 
m
R  24  192,52  
I5  5 
24
  13,424 mm/jam
24  t  
24  397,50 
 60   60 
0, 4
 
m
R  24  214,51  
I10  10 
24
    14,957 mm/jam
24  t  24  397,50 
 60   60 

Setelah mendapatkan nilai I maka langkah berikutnya adalah menghitung nilai Q


dengan periode ulang 2, 5, 10 tahunan. Dengan rumus sebagai berikut :
Q  0,002778.C.I . A
Untuk Nilai Q pada periode 2 tahunan ialah :
Q2  0,002778.C.I . A
Q2  0,002778 x0,6 x10,578 x1,28  0,0258m3 / det ik
Untuk Nilai Q pada periode 5 tahunan ialah :
Q5  0,002778.C.I . A
Q5  0,002778x0,6 x13,424 x1,28  0,0286m3 / det ik
Untuk Nilai Q pada periode 10 tahunan ialah :
Q10  0,002778.C.I . A
Q10  0,002778x0,6 x14,957 x1,28  0,0319m3 / det ik

DIMENSI SALURAN

 Panjang sisi (y) = 0,75 m


 Luas penampang (A) = y2 3

= (0,75) 2 3
= 0,97 m2
 Lebar dasar saluran (b) = 0,877 A

= 0,877 0,974
= 0,865 m
 Kedalaman hidrolik (y’) = ¾ .y
= ¾ . 0,75
= 0,5625 m
 Tinggi jagaan (f) = 0,5. y'

= 0,5.0,5625
= 0,150 m

 Lebar permukaan saluran (B) = 4 3. y


3

= 4 3.0,75
3
= 1,73 m
Uji Trial and Error untuk Qs≥Q
Q V  A
1
Q  R 2 / 3  S 1/ 2  A
n
1
  0,562 / 3  0,00361 / 2  0,97  2,47  0,0247m3 / det ik
0,016
Q2  0,0258 ≥ Q  0,0247 ……………………. ok

Q5  0,0286 ≥ Q  0,0247 ……………………. ok

Q10  0,0319 ≥ Q  0,0247 ……………………. ok

Anda mungkin juga menyukai