PENELITIAN OPERASIONAL II
TIN.61613
Disusun oleh:
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (1913) yang
mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan
pelayanannya. Saat ini analisis antrian diterapkan di bidang bisnis (bank,
supermarket), industri (pelayanan mesin otomatis), transportasi (pelabuhan
udara, pelabuhan laut) dan lain-lain. Seperti halnya analisis Markov,
analisis antrian memberikan informasi probabilitas yang dinamakan
operating characteristics, yang dapat membantu mengambil keputusan
dalam merancang fasilitas pelayanan antrian untuk mengatasi permintaan
pelayanan yang fluktuatif secara random dan menjaga keseimbangan antara
biaya pelayanan dan biaya menunggu. Terjadinya antrian disebabkan
kurangnya fasilitas yang tersedia, misalnya antri untuk membeli bensin,
bayar di kassa suatu swalayan, bayar karcis di jalan bebas hambatan (tol),
atau membeli karcis bioskop dan lain-lain. Sebagai ilustrasi, betapa
kesalnya jika kita harus antri lama sekali untuk membayar di kassa
swalayan. Bisa saja terjadi, para calon konsumen mengurungkan niatnya
membeli suatu barang. Bahkan tidak akan kembali ke swalayan tersebut
karena antri di kassa terlalu lama dan melelahkan. Dalam hal ini,
manajemen swalayan harus cepat mengambil keputusan dengan cara
menambah jumlah kassa. Berapa jumlah kassa yang harus ditambah? Inilah
perlunya kita menghitung agar penambahan kassa tepat jumlahnya.
Demikian pula di suatu rumah sakit yang terjadi antrian pasien yang
panjang. Tentunya pihak manajemen rumah sakit harus menambah tenaga
medis, bahkan dokter dan fasilitas kesehatan yang lainnya. Oleh karena itu,
para pakar memandang pentingnya antrian dan perlu membahasnya secara
ilmiah(Mulyono, 2002:285).
2.2 Sistem Antrian
Kakiay (2004:10) menyebutkan bahwa:
“Sebuah sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayanan dan
suatu aturan yang mengatur kedatangan pada pelanggan dan pemrosesan
masalahnya. Pelanggan yang tiba dapat bersifat tetap atau tidak dapat untuk
memperoleh pelayanan. Apabila pelanggan yang tiba dapat langsung masuk
ke dalam sistem pelayanan maka pelayanan tersebut langsung dilayani,
sebaliknya jika harus menunggu maka mereka harus membentuk antrian
hingga tiba waktu pelanggan”.
(Kakiay, 2004:258)
2.3 Disiplin Antrian
Menurut Taylor III (2001:427), disiplin antrian adalah urutan
dimana para pelanggan menunggu dilayani.
Aturan pelayanan menurut urutan kedatangan pelanggan dapat didasarkan
pada :
1. Pertama datang pertama dilayani atau First Come First Served (FCFS)
merupakan suatu peraturan pelanggan yang pertama datang itulah yang
pertama dilayani. Contohnya dapat dilihat pada antrian di loket penjualan
karcis kereta api.
2. Terakhir datang pertama dilayani atau Last Come First Served (LCFS)
merupakan antrian yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling
awal. Contohnya pada sistem bongkar muat mobil di dalam kapal.
3. Pelayanan dalam urutan acak atau Service In Random Order (SIRO)
merupakan pelayanan dilakukan secara acak, tidak dipersoalkan siapa yang
lebih dulu tiba. Contohnya pada arisan, di mana pelayanan dilakukan
berdasarkan undian (random).
4. Pelayanan berdasarkan prioritas atau Priority Service (PR) yaitu pelayanan
didasarkan pada prioritas khusus. Contohnya dalam suatu pesta di mana
tamu-tamu yang dikategorikan VIP akan dilayani lebih awal.
2.4 Komponen Dasar Proses Antrian
Menurut Mulyono (2002:286), komponen dasar proses antrian
adalah kedatangan, pelayan dan antri. Komponen-komponen ini disajikan
pada Gambar 2.1.
Sumber
kedatangan Fasilitas Keluar
pelayanan
kedatangan
pelanggan
antrian pelayanan
Gambar 2.3. Single channel multiple phase
3. Banyak saluran satu tahap (Multiple channel single phase)
kedatangan
pelanggan
antrian
pelayanan
Gambar 2.4. Multiple channel single phase
kedatangan
pelanggan
antrian
pelayanan
Gambar 2.5. Multiple channel multiple phase
(Khairani, 2012:134)
(Aminudin, 2002:170)
𝜆𝑥 ℯ −𝜆
𝑃(𝑥) = 𝑥!
keterangan :
𝑃(𝑥) : peluang bahwa ada x kedatangan
𝑥 : banyaknya kedatangan per satuan waktu
λ : rata-rata kedatangan per satuan waktu
ℯ : dasar logaritma natural (ℯ = 2,71828)
Jika pola pemanggilan mengikuti distribusi Poisson maka waktu antar
kedatangan atau interarrival time adalah acak dan mengikuti distribusi
eksponensial negatif.
𝑃(𝑡) = 𝜇ℯ −𝜇𝑡
keterangan :
𝑃(𝑡) : probabilitas waktu antar kedatangan yang berurutan
𝑡 : waktu lamanya pelayanan per satuan waktu
𝜇 : rata-rata tingkat pelayanan per satuan waktu