Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal anak usia dini,

didalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 peraturan Pemerintah tentang

pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 Ayat 7 dijelaskan; taman kanak-kanak selanjutnya yang

disingkat TK adalah salah satju pentuk satuan pendidikan anak Usia Dini pada Jalur

Pendidikan Formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat

tahun sampai enam tahun.

Pada masa TK, selain bermain sebagai bentuk kehidupan dalam kecakapan

memperoleh keterampilannya, anak-anak juga sudah dapat menerima berbagai pengetahuan

dalam pembelajaran secara akademis untuk persiapan mereka memasuki pendidikan dasar

selanjutnya. Pada masa ini, anak-anak mengalami masa peka atau masa sensitive dalam

menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Masa peka

merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon

rangsangan yang diberikan oleh lingkungan. Pada rentang usia lahir enam tahun,anak mulai

peka meneriman berbagai upaya perkembangan potensi yang dimilikinya.pembelajaran

pendidikan di TK bertujuan membantu meletakan dasar kearah perkembangan sikap

pengetahuan, keterampilan,daya cipta dan menyiapakan anak untuk memasuki pendidikan

dasar dengan mengembangkan nilai-nilai agama, mora, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial,

emosi dan seni.Bahasa merupakan aspek perkembangan yang harus dikembangan pada anak

usia TK karena merupakan media komunikasi agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok

sosialnya,Bahasa dapat berbentuk lisan,tulisan,isyarat dan bilangan.

1
Membaca merupakan bagian dari perkembangan bahasa dapat diterjemahkan

simbol atau gambar kedalam suara yang dikombinasikan dengan kata-kata, disusun agar

orang lain dapat memahaminya. Anak yang menyukai gambar, huruf, buku cerita dari sejak

awal perkembangannya Akan mempunyai keinginan membaca lebih besar karena mereka

tahu bahwa membaca memberikan informasi baru dan menyenangkaan.Mengembangkan

aspek kemampuan membaca sejak dini (usia TK) sangatlah penting untuk persiapan mereka

secara akademis untuk memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Melalui gemar membaca

dengan baik sehingga mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi, berwawasan yang lebih luas

keberagamannya dan mampu dengan mampu mengembangkan pola pikir kreatif pada

dirinya.

Dorongan keberanian anak-anak mengungkapkan ide dan bercerita.jika belum

berani bercerita pada kita ,biarkan bercerita pada mainannya.kita juga bisa meminta kepada

anak membacakan bukunya atau mendongeng .minta kepada anak-anak untuk menentukan

tema .simak cerita mereka dengan perhatian dan kegembiraan .Beri pujian dan saran

membangun sehingga anak merasa dihargai dan lebih termotivasi. Jika perlu dianjurkan

pertanyaan pada mereka seperti pada saat meraka bertanya pada saat kita mendongeng.

Untuk menjawab permasalahan diatas, maka upaya mengembangkan dilakukan

guru ditaman anak-anak senantiasa untuk dibuatkan solusi sebagai permasalahan

pengembangan yang berorentasi pada penemuan model pengembangan yang cocok yang

dapat secara tepat sebagai upaya peningkatan minat baca anak melalui pemainan kartu huruf

anak Taman Kanak-Kanak.

Atas dasar itu maka upaya peningkatan minat baca anak pada Taman Kanak-

Kanak merupakan salah faktor penentu peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang yang

2
lebih tinggi Kondisi diatas merupakan faktor pendorong bagi penulis untuk meningkatkan

minat baca anak usia dini pada TK Woikonggo.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah

kegiatan perbaikan pengembangan ini adalah,” Bagaimana Meningkatkan Minat Baca Anak

Usia Dini Melalui Permainan Kartu Huruf Pada TK Woikonggo”

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan tersebut ,maka tujuannya adalah meningkatkan minat

baca Anak Usia Dini melalui permainan kartu huruf pada TK Woikonggo

D. Manfaat

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada:

1. Guru TK sebagai bahan masukan tentang suatu proses pembelajaran mengupayakan

peningkatan pemahaman konsep absrak melalui penggunaan benda kongkret yang

bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran seperti mengarahkan

anak dan menetapkan:

a. Strategi belajar yang tepat

b. Metode mengajar yang digunakan

c. Penyediaan sarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar

2. Peserta didik diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar langsung dan

kesempatan untuk mengembangkan belajar berikutnya.

3. Orang tua menunjang keberhasilan anak didik dalam rangka meningkatkan

perhatianya terhadap hal-hal yang mendukung putra-putri dalam belajar.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Minat

Untuk mencapai prestasi yang lebih baik disamping kecerdasan juga minat,

sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efisien. Dalam

percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat melaksanakan dalam

melaksanakan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran,sedangkan dalam

minat menonjolkan seolah -olah fungsi rasa, tetapi kenyataannya apa yang menarik minat

menyebabkan pula kita berperhatian dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik

minat pun menyertai kita”(Dakir, 1971:81)

Dari pengertian minat diatas memberikan pengertian bahwa minat

menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran.Hal ini

menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian dan apa

yang menyebabkan perhatian kita tertarik , minat pun menyertainya jadi ada hubungan

antara minat dan perhatian.

Pengertian minat menurut Tidjan (1976:71) gejala psikologis yang menunjukan

pemutusan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang.Dari pengertian

tersebut jelas bahwa minat itu sebagai pemutusan pehatian atau reaksi terhadap suatu objek

seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap

objek tersebut.

Sedangkan menurut Drs. Dyimyanti Mahmud (1982) minat adalah sebagai

sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang
4
situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain,atau minat sebagai akibat yaitu

pemahaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau suatu objek, atau karena

berpartisipasi dalam suatu aktifitas.

Berdasarkan definisi tersebut dapatlah disimpulkan bahwa minat mengandung

unsur-unsur sebagai berikut :

1. Minat adalah suatu gejala psikologis

2. Adanya pemutusan perhatian,perasaan dan pikiran dari subjek karena tertarik

3. Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran adanya kemauan atau

kecenderungan pada dini subjek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat terjadi

karena adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek

tersebut menarik perhatian dan menimbulkan berasaan senang sehingga cenderung kepada

obyek tersebut

B. Pengertian Baca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.Dalam kegiatan

membaca ,kegiatan lebih banyak dititik beratkan pada keterampilan membaca dari pada

teori-teori membaca itu sendiri

Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan

membaca yaitu:

1. Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca

5
2. Koleraksi aksara beserta tanda-tanda baca dengan dengan unsur-unsur linguistic yang

formal

3. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa

membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri

kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang

terkadang atau tersirat pada lambing-lambang tertulis.

Henry Guntur Taringan berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.Suatu proses yang menurut

agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas

,dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui .kalau hal ini tidak

terpenuhi ,maka pesan yang tersuran dan yang tersirat tidak akan ditangkap dan atau

dipahami ,dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.membaca dapat pula

dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,yakni

memahami makna yang terkandung didalamkata-kata yang tartulis.Makna bacaac tidak

teletak pada halaman tertulis tetapi barada pada pikiran pembaca Demikianlah makna itu

akan berubah,karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang

dipergunakan sebaagai alat untuk menginterprestasikan kata-kata tersebut.

Dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan

pembacaan sandi (arecording and deconding process), berlainan dengan berbicara dan

menulis yang justru melibatkan penyandian (enconding).sebuah aspek pembacaan sandi

6
(decoding )menghubungkan kata-kata tulis (written work) dengan makna bahasa lisan (oral

language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang

bermakna.membaca merupakan suatu penafsiran atau interprestasi terhadap ujaran yang

berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (deconding process).

Menbaca adalah suatu proses yang bersangkut pant dengan bahasa.Oleh karena

itu maka par,pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi respon terhadap

lambing -lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah

selalu mendahului kegiatan membaca.

Harimurti Kridalaksana mengatakan,membaca adalah menggali informasi dari

teks ,baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari kombinasi itu

semua.

Soedarso berpendapat bahwa ,membaca adalah aktivitas yang kompeks dengan

mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus

menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat.

DP.Tampubolong berpendapat bahwa, membaca adalah kegiatan fisik dan

mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Bahkan ada pula beberapa penulis

yang beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambing-

lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca seperti fonik (ucapan,

ejaan, berdasarkan interprestasi fonetik terhadaap ejaan biasa ) menjadi membaca lisan.

Demikianlah makna itu akan berubah ,karena setiap pembaca memiliki

pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterprestasikan

kata-kata tersebut.

7
C. Pengertian Anak Usia Dini

Siapa yang disebut usia dini ?

Ada beragam tentang hal ini.Batasan tentang usia dini antara lain yang

disampaikan oleh NAEYC (Nasional association for the education of young children), yang

mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun,yang

tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga

(Family child care home) pendidikan prasekolah baik swata maupun negeri, TK, dan SD

(NAEYC 1992) .Sedangkan undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasianal pada pasal 1 ayat 14 memgatakan bahwa pendidikan

anak usia dini adalah suatu upaya pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan pekembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depniknas,2003), sementara itu UNISCO dengan

persetujuan Negara-negara anggotanya membagi jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang

disebut internasional standart classification of education (ISDEC).pada jenjang yang

ditetapkan CRISCO tersebut, pendidikan anak usia dini termasuk pada level 0 atau jenjang

prasekolah yaitu anak usia 3-5 tahun.dalam implementasinya dibeberapa Negara, pendidikan

anak usia dini menurut UNISCO ini tidak selalu dilaksanakan sama seperti jenjang usianya.

Dibeberapa Negara ditemukan ada yang mulai pendidikan prasekolah ini lebih awal yaitu

pada usia 2 tahun, dan beberapa Negara lain mengakhirinya pada usia 6 tahun. Bahkan ada

beberapa Negara lainya lagi memasukan pendidikan dasar dalam jenjang pendidikan anak

usia dini (Siskandar, 2003 )

8
D. Meningkatkan Minat Baca Anak

1. Pengertian Membaca Dini

Salah satu aspek yang dikembangkan dalam bahasa adalah keterampilan

membaca .potensi dasar yang dimiliki anak itu tertuang dalam undang-undang Sikdiknas

No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional: sistem pendidikan nasional harus dapat

memberikan pendidikan dasar bagi setiap warga Negara republik Indonesia agar masing-

masing memperoleh sekurang-kurangnya membaca,menulis,dan berhitung serta

mempergunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh setiap warga Negara untuk

berbangsa dan bernegara.Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3 (2005:

83)”membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan

melisankan atau hanya dihati )” .Membaca dini sebagai persiapan akademis bahasa anak

usia TK ,agar dapat membaca kata-kata sederhana atau mengetahui dan memahami kata-

kata bermakna untuk persiapannya memasuki tingkat pendidikan selanjutnya.Masitoh

(Endah S,2007) membaca juga dapat diartikan menterjemahkan simbol atau gambar

kedalam suara yang dikombinasikan dengan kata-kata ,kata-kata disusun agar orang lain

dapat memahaminya . Soutgate,1972 ; Sminth, 1990; Tambubolon, 1991; Hartati, 1999

(Ruspita, 2005) membaca dini adalah membaca yang diajarkan secara terprogram

kepada anak prasekolah dan merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki usia

dasar .program ini menumpukan perhatian pada perkataan-perkataan utuh dan makna

yang konteks pribadi anak-anak . Beberapa prinsip yang diperhatikan dalam

mengajarkan membaca dini dipaparkan Steinberg (Tampubulon,1991 .Enggal K,2005)

adalah:

9
a. Materi bacaan harus terdiri kata-kata ,frase-frase dan kalimat.ini berarti bahwa

bacaan itu harus mempunyai makna yang dapat dipahami oleh anak.bahan-bahan

pembelajaran harus berhubungan erat dengan pengalaman anak atau yang pernah

dialaminya.

b. Membaca terutama didasarkan pada:kemampuan ,memahami bahasa lisan,dengan

adanya kemampuan memahami,maka memahami makna dari tulisan juga dapat

dilakukan dengan mudah,kalau anak memahami makna “roti bakar”, “berenang”

dalam bahasa lisan,mudah baginya belajar membaca dengan bahan-bahan itu

(gambar) ,kemampuan memahami bahasa lisan adalah suatu dasar penting untuk

belajar dini.

c. Mengajarkan membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan seperti tata

bahasa,oleh karena itu bahan pembelajaran membaca ini haruslah yang berada dalam

ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak.

d. Pengajaran membaca dini haruslah menyenangkan bagi anak ,ini sesuai dengan sifat

dan perkembangan anak dimana anak suka bermain dan lekas merasa bosan

Sedangkan Gray (Dalman,1997; .Budihasti ,1983; Reni akbarhawadi, 2001 :36)

menyebutkan beberapa komponen membaca,yaitu:

a) Pengenalan kata-kata penekannya pada pengenalan persamaan antara apa yang

diucapkan dan apa yang ditulis simbol atau deconding .

b) Pengertian selain mengenali simbol dan dapat mengucapkan,dalam membaca yang

terpenting adalah mengertii apa yang dibaca .

c) Reaksi

Diharapkan ada reaksi terhadap hal yang dibaca

10
d) Penggabungan.

Asimilasi ide-ide yang dihadapkan dari mereka dengan pengalaman si pembaca

dimasa lalu.

2. Tahapan Perkembangan Membaca Dini

Berdasarkan beberapa penelitian dari Goodman ,Herse et al, 2005:Smith,

Taylor,Tealeand.

Sulzby dalam Raines and Canad,1990 (Dhineni et al,2005: 3.15) tahapan perkembangan

membaca dini yaitu :

a. Tahapan fantasi (magical stage ), pada tahapan ini anak sudah mulai belajar

menggunakan buku ,mulai berpikir bahwa buku itu penting, melihat atau

membolak-balikkan buku dan terkadang anak membawa -bawa buku kesukaanya.

b. Tahap bembentukan konsep diri (Self concept stage), pada tahap ini anak mulai

memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan

membaca ,pura-pura membaca buku,memberi makna pada gambar atau pengalaman

sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan

tulisan

c. Tahap membaca gambar (bridging reading stage), pada tahap ini anak menjadi radar

pada cetakan tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal,dapat

mengulang kembali cerita yang tertulis ,dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau

yang dikenalkan serta sudah mengenal abjad.

11
d. Tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage),pada tahap ini anak mulai

manggunakan 3 sistem isyarat (graphonic, semantic dan syntactic) secara bersama-

sama.anak tertarik pada bacaan,mulai imengingat kembali cetakan pada

koneksinya,berusaha mengenal tanda-tandapada lingkunga serta membaca berbagai

tanda seperti kotaksusu,pasta gigi atau papan iklan

e. Tahap membaca lancer,pada tahap ini anak membaca berbagai jenis buku yang

berbeda secara bebas.menyusun pengertian dari tanda ,pengalaman dan isyaratyang

dikenalnya,dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.bahan-bahan yang

berhubungan secara langsungdengan pengalaman anaksemakin mudah dibaca.

Achir (reni akbar-hawadi, 2001:37)menerangkan secara jelas perkembangan

minat minat membaca pada anak,yaitu :

a. Usia 1-3 tahun,pada usia 1-3 tahun anak cenderung merobek kertas untuk itu

dianjurkan agar bukuyang digunakan dari plastic atau kain,tidak mudah rusak juga

dapat dicuci,sedangkan untuk isi bacaannyadisarankan yang setiap halamannya

hanya mengandung satu macam benda berikut namanya. Benda dan namanya dalam

format besar dan warna yang cerah.selain membeli dapat juga membuat sendiri

dengan memulai dari pengenalan nama anggota kleluarga. Caranya adalahg

menempelkan foto ukuran pos dan menuliskan nama yang ada dalam foto itu

disampingnya. dengan memakai huruf besar semua .ada cara lainyang cukup efektif

adalah melalu gambar-gambar iklan ,baik yang ada di majalah maupun di papan

ikaln dijalan-jalan.biasanya gambar iklan dibuat dengan huruf yang jelasdan besar-

besar dan memakai warna mencolok.untuk itu pililah majalah atau Koran yang tida

12
dipakai.anak pasti senang,gembira serta antusias belajar belajar mengenal huruf

itu,ibu dan ayah senantiasa ada disamping anak .pemberian reward amat efetif dan

paling dianjurkan agar anak tetap terangsang bermain mencari huruf pada iklan-iklan

tersebut ataupun buku yang dimilikinya.

b. Usia 3-5 tahun,buku untuk anak yang diatas enam tahun sudah bisa dengan beberapa

kata (kalimat)yang marupakan gagasan .namun tetap dengan ilustrasi gambar yang

menarik,warna yang ceria serta yang besar.disini bacaan sudah dapat memancing

keterlibatan emosi anak dan mudah dalam menemukan dalam dunianya sehari-hari

.usia 3-5 tahun anak sudah duduk diTK ,pengalaman mereka relative lebih banyak

,demikian pula penguasaan bahasa jauh lebih baik.sebab itu,bacaan yang diberikan

bisa agak panjang.dengan jangka konsentrasiyang lebih panjang,jenis bacaan bagi

anak pun lebih banyak mengikat gagasan yang lebih kompleks .haruslah di ingat pula

bahwa anak lebih kritis,sehingga kita juga harus lebih serius dan hati-hati didalam

membacakan buku.maksudnya,anak tidak bisa lagi menerima bahasa sehari-hari

dengan kreatifitas kita sendiri .sebaiknya,kita tuntut membaca persis sesuai dengan

bahasa dalam buku.hal ini ada baiknya,sebab anak akan mendengarkannya langsung

bahasa yang baik.disamping itu, anak diperluas dan diperkaya kosa katanya melalui

buku tersebut.jenis cerita yang digemari untuk anak adalah yang bersifat

fancy.sebaiknya ukuran buku (formal) kurang lebih 21,0 kali 29,7 cm.

c. Usia 5-7 tahun,fokus perkembangan anak pada usia 5-7 tahun ada pada dunia

akademis dan itelektual.untuk periode ini yang menonjol adalah banyaknya kata-

kata,gagasan-gagasan,konsep-konsep yang merupakan representasi dari hal-hal yang

lebih dialami dan disimpan secara mental.baik melalu pengalaman atau yang

13
diteriman secara tidak langsung .Macam buku yang diberikan sudah bisa dalam

format 17,6 kali 25,0 cm dengan isi cerita yang matang.

d. Usia 7-9 tahun,perkembangan intelektual anak usia 7-9 tahun diarahkan pada sekolah

melihat sesuatu itu penting sehingga kita berupaya menyelaraskan dengan apa yang

dituntu oleh sekolah .Untuk itu,buku-buku yang cocok pada anak juga merupakan

sesuatu yang membantu pelajaran disekolahnya dalam lingkup sains dan

teknologi,tentang ruang angkasa,hujan,angin,suara dan sebagainya.Cerita-cerita yang

merangsang imajinasi anak,dan memberi kesan action juga digemari pada usia

dini.format buku masih 17,6 kali 25,0cm dimana huruf tidak terlalu kecil dan jarak

satu huruf dengan huruf lainnya tidak terlalu dekat.

Perkembangan dini kemampuan membaca dapat dilaksanakan guru pada

anak,bila anak telah memiliki kesiapan membaca dini.Pee Tzu Pung (Mudiyanti,2006)

menjelaskan bahwa perilaku kesiapan membaca ini dapat diperlihatkan anak sebagai

berikut:

a. Rasa ingin tahu tentang benda-benda didalam lingkungan,manusia,proses dan

sebagainya.

b. Mampu untuk menterjemahkan atau membaca gambar dengan mengidetifikasinya

dan menggambarkanya.

c. Menyeluruh dalam pembelajaran anak.

d. Melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa percakapan khususnya dengan

kalimat

e. Memiliki kemampuan untuk membedakan persamaan dan perbedaan dalam suara

secara cukup baik untuk mencocokan satu suara dengan lainnya.

14
f. Keinginan untuk belajar membaca

g. Memiliki kematangan emosional yang cukup untuk dapat berkonsentrasi dan terus

menerus dalam suatu tugas.

h. Memiliki kepercayaan dini dan stabilitas emosi

Keunggulan membaca dini memotivasi anak dalam kegiatan membaca dengan

kemungkinan dan kesepakatan;

i. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola pikit kreatif

dalam diri mereka;

j. Kecintaan membaca adalah salah satu kebahagiaan dalam hidup .

Memperlihatkan buku seperti memperkenalkan mainan anak dan mainan

merupakan dua hal yang tidak mungkin dapat dipisahakan.Mainan bagi anak usia dini

bisa merangsang motoric kasar dan halus,penglihatan,kreatifitas dan lain-lain.Untuk

menjadikan anak-anak cinta buku ,maka kita harus menjadikan aktivitas membaca seasik

bermain pada saatnya nanti.

Memperkenalkan bukukepada anak usia dini terutama anak dibawah 4 tahun

memang agak sulit yang pada dasarnya mereka belum mengerti dan belum membiasakan

mengenal buku.Mungkin saja buku tersebut akan digigit ,dirobek,dibanting bahkan

diduduki .umtuk iti,carilah buku yang berhalaman tebal (cover) dan buku full (penuh)

gambar.kemudian bergeser kepada buku yang banyak gambar sedikit tulisan.Seiring

pertumbuhan usia anak ,maka kita bisa bergeser pada buku dengann perbandingan

gambar dan tulisan dan sedikit gambar,sampai akhirnya anak terbiasa dengan buku full

tulisan.untuk memperbanyak koleksi buku diperpustakaan lembaga,jika keuangan tidak

15
memungkinkan membeli buku-buku baru ,maka kita bisa mencari diloakan atau meminta

donasi buku kepada anak-anak yang baru masuk minimal mereka menyumbang 1 buku

bacaan untuk perpustakaan sehingga koleksi buku-buku diperpuatakaan lembaga

bertambah banyak.jadi ketiadaan uang bukan alasan untuk tidak menfasilitas dengan

bacaan yang bermutu.dalam hal ini,pasti guru-guru PAUD tak kehabisan akal untuk

menyiasatinya.Buku-buku berhalaman tebal dan kartu-kartu membaca untuk tahap awal

alangkah baiknya kita memperkenalkan anak-anak pada buku yang bergambar penuh

dan sedikit tulisan.kemudian beralih pada buku berisi tulisan dan gambar

seimbang.setelah itu bisa beralih pada buku dengan gambar sedikit dan banyak tulisan

sehingga akhirnya anak-anak terbiasa dengan buku yang penuh tulisan tanpa gambar.

Memperkenalkan perpustakaan dan took buku.sebenarnya minat anak-anak

Indonesia untuk membaca cukup tinggi,tetepi hal ini kurang didukung oleh jumlah buku

yang memadai,selain itu buku juga masih mahal,sedangkan subsidi dari pemerintah

dirasa masih kurang memadai.Biasakan memperkenalkan anak-anak pada perpustakaan

atau taman bacaan sehingga merangsang minat baca anak.selain perpustakaan,agendakan

kepada oarng tua murid agar setiap sebulan sekali mengajak anak-anaknya ketoko buku

atau book fair sehingga menjadi aktifitas rutin dan keesokan harinyakita bisa bertanya

dan anak akan menceritakan buku apa yang i abaca atau beli,sehingga akan merangsang

kemampuan anak untuk bercerita didepan kelas.dan ini akan menumbukan kemampuan

berbahasa anak.adapun kiat-kiat agar anak gemar membaca untuk anak usia dini

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pastikan bahwa kecintaan membaca adalah tujuan pendidikan yang terpenting bagi anak-

anak.

16
b. Tunjukan bahwa kita menghargai membaca, tidak hanya lewat kata-kata.

c. Jangan terlalu cemas menetapkan jadwal membaca lagi anak-anak,jika mereka cinta

baca ,maka mereka akan meluangkan waktu untuk membaca

d. Carilah buku-buku yang akan disukai oleh anak-anak.

e. Sesering mungkin,bawalah anak-anak keperpustakaan sekolah.

f. Jadikan saat membacakan cerita merupakan saat yang menyenangkan dan mengasyikan

bagi anak.

g. Bantulah anak-anak merancang kegiatan bermain yang melibatkan buku.

E. Kartu Huruf

Kartu huruf melibatkan pengenalan huruf-huruf alphabet dan kata-kata utuh

adalah sesuatu yang kebanyakan anak-anak akan mengakalinya asalkan dilakukan dengan

cara yang benar.kartu huruf ini merupakan potongan- potongan huruf,yang biasanya

berukuran sebesar kartu pos.tiap kartu ditulis dengan satu huruf .kartu-kartu ini

dipergunakan untuk membantu anak-anak belajar mengenali huruf.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Woikonggo Kel. Wanggudu Kec. Asera.

Kab. Konawe Utara

- Jenis dan sumber data

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti bersama temanya bekerja sama dan menyusun kegiatan

pengembangan dalam bentuk RKH dan scenario pengembangan sehingga sehingga

dihasilkan pemahaman yang sama dengan tentang apa yang akan dilakukan dalam proses

dilaksanakannya.teknik permainan kartu huruf agar proses peningkatan minat baca anak

usia dini dapat terlihat Nampak mengalami perkembangan dan kemajuan.

Secara umum kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu:

1) Menetapkan tema pengembangan yang akan dilakukan perbaikan yaitu kebutuhan

2) Menyusun kegiatan harian (RKH) selama 3 kali perbaikan untuk siklus 1 dilengkapi

scenario pengembangannya.

3) Menyediakan alat/media membantu kegiatan pengembangan berupa kartu huruf

4) Mendesain alat evaluasi ,untuk mengukur peningkatan minat baca anak usia dini

b. Pelaksanaan Perbaikan

Pada tahap ini peneliti bertindak berlangsung sebagai guru melaksanakan

perkembangan dan perbaikanya ,sedangkan teman sejawat tersebut bertindak selaku

18
obsever,yang akan membantu apa yang akan dilakukan .pelaksanaan pengembangan yang

dilakukan dihadapkan berdasarkan kesepakatan perencanaan awal bersama temanya,lalu

melaksanakan proses pengembangan,dengan langkah kegiatan pengembangan dilakukan

berdasarkan RKH .dan scenario yang sudah dibuat dan sementara proses pengembangan

berlangsung .dilakukan pula pelaksanaan observasi oleh teman sejawa/observer

mengecek kemampuan anak dalam proses pengembangan dengan memanfaatkan media

kartu huruf

c. Observasi dan evaluasi

Kegiatan pengamatan /obserfasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

pelaksanaan tindakan tersebut diatas,yang dilakukan oleh teman sejawat/observer

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk menganalisa pelaksanaan tindakan siklus 1 dan juga

dari hasil unjuk kerjan anak pada tahap penelitian ini peneliti bersama guna dan teman

sejaeat/observer kembali duduk bersama untuk berdiskusi mengenai proses hasil

pelaksanaan pengembangan untuk menemukan berbagai pengembangan yang dilakukan

pada siklus 1 kelemahan dan kelebihan yang dibahas berupa dan kelebihan atas tindakan

perbaikan.untuk melihat kelemahan dan kelebihan bermain kartu huruf dalam

meningkatkan minat baca anak usia dini di TK Woikonggo diantaranya adalah:

 Kelebihan dapat berupa peningkatan minat baca anak usia dini.karena bermain kartu

huruf tersebut mampu meyusun pemahaman sesungguhnya pada anak.

 Kekurangan anak akan lebih pada hasil kemampuan minat baca anak usia dini

19
BAB IV
ANALISA DATA

a. Data

Dalam perbaikan ini adalah berasal dari perkembangan kemampuan

perkembangan anak yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung pada saat

berlangsungnya pelaksanaan pengembangan dan analisanya diakhir siklus setelah

pengembangan kelima dilaksanakan dengan menggunakan rumus

Nilai Keberasilan Anak = (BSH X 3) + (MB X 2) + (BB X 1)


X 100
20

KETERANGAN :

SBH : Berkembang sesuai harapan (mampu)

MB : Mulai berkembang (sedang)

BB : Belum berkembang (belum mampu)

20 : Jumlah anak didik

Sedangkan presentasi ketuntasan klasikal = Tuntas Individu


Banyak anak

20
b. Tabulasi Data

Untuk untuk memindahkan analisis data,maka data hasil penelitian dibuat tabulasi

sebagai berikut :

Observasi Wawancara Dengan Guru Wawancara Dengan Dokumentasi


Pimpinan KB
- Anak-anak secara - Di Sekolah kami - Saya berkeyakinan - Dalam rencana

bergiliran menyebut mengembangkan ,dengan meletakan kegiatan tertulis

namanya sendiri,huruf kemampuan anak dasar yang kuat untuk bahwa anak-anak

dan angka membaca dan menulis kemampuan membaca secara bergiliran

dengan melalui metode dan menulis,anak akan menceritakan makna

kartu huruf lebih cepat dapat yang dibawahnya

- Tentu saja kami tidak menguasai kemampuan sendiri dari rumah

mengajarkan membaca tersebut nantinya.

dan menulis seperti - dengan demikian anak

mengajarkan anak SD, akan lebih cepat belajar

kami hanya menanamkan yang lainnya juga

dasar-dasar kemampuan karena kalau anak

membaca dan menulis sudah mampu

yaitu mmendengarkan, memahami bacaan dan

berbicara, dan melatih mampu manuangkan

motoric halus anak .itipun perasaannya lewat

kami kemas dalam tulisan akan semakin

kegiatan yang cepat anak belajar yang

menyenangkan anak. lain dan berpikir kritis

21
2. Analisis Kritis

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang bermaksud

mengembangkan kemampuan membaca dan menulis anak.pengembangan kemanpuan

membaca dan menulis anak di TK woikonggo merupakan prioritas program yang

dicantumkan dalam dokumenpendirian lembaga.pelaksanaan pengembangan kemampuan

membaca dan menulis dan anak diTK woikonggo tidak seperti disekolah dasar ,tetapi hanya

menanamkan dasar-dasar kemampuan membaca dan menulis yaitu menanbahkan kosakata

anak melalui kegiatan mendengar ,bercakap-cakap,bercerita dan lain-lain,serta melatih

motoric halus anak melalui kegiatan bermain palashisin, menggambar,mewarnai,dan lain-

lain.

Apa yang dilakukan di TK Woikonggo yaitu menanamkan dasar-dasar

kemampuan membaca dan menulis melalui kegiatan mendengar (menyimak) dan

berbicara,sesuai dengan pendapat Bromley (1992) yang mengatakan terdapat empat macam

bentuk bahasa yaitu menyimak (mendengar),berbicara,membaca, menyusun kartu huruf dan

menulis. Dengan demikian keempat bentuk bahasa tersebut harus dikuasai anak dengan baik

agar perkembangan bahasa anak sempurna.supaya menanamkan dasar-dasar kemampuan

membaca dan menulis melalui kegiatan mendengar dan berbicara ini juga sesuai dengan

pendapat Sabariti (1992) yang mengatakan bahwa menyimak berperan antara lain sebagai

dasar pelajar bahasa dan penunjang keterampilan berbicara ,membaca,dan menulis dan

pendapat Dyson (dalam promley,1992) yang menyatakan bahwa perkembangan berbicara

memberikan kontribasi yang besar terhadap perkembangan menulis pada anak.

22
PENGEMBANGAN PRILAKU KEMANDIRIAN ANAK MELALUI KEGIATAN

Permainan Kartu Huruf Kelompok B


TK Woikonggo Konawe Utara
NO. KEGIATAN GURU YA/TIDAK KETERANGAN
1. Menentukan tempat yang akan Ya Sudah terbiasa
dilakukan dalam pembelajaran

2. Mengecek kehadiran anak dalam Ya Sudah menjadi kebiasaan guru


mengikuti kegiatan pembelajaran
3. Mengatur posisi duduk anak untuk Ya Sudah terlaksana, tapi masih ada
tenang memperhatikan penjelasan Guru sebagian anak yang masih rebut
dengan baik
4. Memberikan penjelasan pada anak Ya Penjelasan masih secara klasikal
mengenai kegiatan bermain kartu hurup dan dilakukan dalam waktu yang
relative cepat

5. Guru melihat sikap kemandirian anak Ya Beberapa anak ada yang terlihat

didik dalam setiap kegiatan bermain kartu malu dan takut

huruf
6. Anak menjawab pertanyaan guru secara Ya Masih ada sebagian anak yang

baik dan benar belum mengerti

7. Anak mampu melakukan aktivitas Ya Anak mampu mengekspresikan

belajar dan bermain kartu huruf dengan kartu huruf tetapi belum maksimal

cara - cara yang baik


8. Anak mengikuti setiap kegiatan Ya Sudah terlaksana
pembelajaran dengan senang dan patuh
9. Anak sangat senang dalam bermain Ya Semua anak antusias
Kartu huruf

23
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN ANAK PADA PELASANAAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Aspek-Aspek yang di Observasi Ya/Tidak Keterangan


1. Anak mengukuti perintah guru (duduk Ya Sudah terbiasa
dengan rapi setelah masuk dalam ruangan
dan setelah melaksanakan kegiatan).

2. Anak mendengarkan penjelasan guru Ya Masih banyak anak yang ribut

3. Anak merespon penjelasan guru Ya Suasana dikelas tenang

4. Perhatian anak tertuju pada proses Ya Beberapa anak terlihat


pembelajaran kebingungan

5. Anak antusias ketika menjawab pertanyaan Ya Anak sudah mandiri

6. Anak terlibat aktif dalam kegiatan Ya Anak terlihat senang


pembelajaran
7. Anak mampu mengulangi menceritakan Ya Semua anak sudah mampu
cerita dalam kegiatan pembelajaran bercerita
8. Anak mampu bertanya apabila menemui Ya Anak sudah mengerti dengan
kesulitan mainan yang belum dia pahami

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perbaikan dan pembahasan,maka dapat disimpulkan

bahwa;bermain kartu huruf dapat meningkatkan minat baca anak usia dini diTK

woikonggo,hal ini dapat dilihat diantaranya :

- Aktivitas anak dan guru telah mengalami banyakpeningkatan,anak sudah semakin aktif

dan paham terhadap huruf-huruf.guru sudah banyak melakukan upaya perbaikan

terhadap pelaksanaan pengembangan yang dilaksanakan.

- Dengan meningkatkan aktivitas anak dan guru dalam pengembangan membaca dampak

positif terhadap peningkatan minat baca anak usia dini melalui permainan kartu huruf di

TK Woikonggo.

B. Saran-saran

Berdasarakan hasil pembahasan dan kesinpulan yang diperoleh dari perbaikan

ini maka dianjurkan beberapa saran sebagai berikut:

- Untuk meningkatkan minat baca anak usia dini maka salah satu kegiatan yang dapat

dilakukan adalah bermain kartu huruf.

- Di harapkan kepada guru TK agar melakukan tugas evaluasi monitoring secara

berkelanjutan dalam melakukan kegiatan pembahasan

25

Anda mungkin juga menyukai