Anda di halaman 1dari 11

Cara membuat Keripik Balado

Kelompok 3

1. Muhammad Aryo
2. Bella Saputri
3. Azaliyya Asara Saftri
4. Reygo Asca Jatra
5. Indah Dian Yusmalia
BAB 1

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang terletak di antara dua
benua yang memberikan keuntungan besar bagi Indonesia, dengan hasil-hasil produksi
pertanian yang beragam, diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi baik pada
saat ini maupun di masa akan datang, dan sektor pertanian saat ini masih merupakan
sektor andalan dalam mendorong dan menggerakkan roda perekonomian nasional.
Karena sektor pertanian merupakan sektor penyedia pangan utama dan bahan baku
guna mendorong pertumbuhan usaha industri. Untuk mendukung peningkatan
ketahanan pangan melalui pengembangan agribisnis, peran teknologi sangat
menentukan, terutama terkait dengan kegiatan panen, pasca panen, dan indutri
pengolahan yang selama ini terus terabaikan. Salah satu komodititanaman pangan yang
mampu mendukung berdirinya beberapa industri adalahtanaman singkong. (Firdaus,
2007).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu pokok
permasalahan yang diangkat dalam penelitian praktek umum ini adalah bagaimana
proses produksi keripik singkong balado.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Praktek

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, praktek umum ini bertujuan untuk
Mengetahui Bagaimana Proses Produksi Kripik Singkong Balado.

Kegunaan dari praktek umum ini yaitu sebagai bahan referensi dan studi bagi
pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat sebagai bahan acuan untuk praktek-praktek
selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sekilas Tentang Tanaman Singkong

Singkong merupakan tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan


dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya (Odigboh, 1983 dalam
Chan 1983). Ubi ini merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk
diambil patinya yang sangat layak cerna. Pohon singkong dapat tumbuh hingga 1-4
meter dengan daun besar yang menjari dengan 5 hingga 9 belahan lembar daun.
Batangnya memiliki pola percabangan yang khas, yang keragamannya tergantung pada
kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).
Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya dapat
berupa silinder, kerucut, atau oval (Wankhede, Satwadhar, dan Sawate, 1998 dalam
Salunkhe dan Kadam, 1998). Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan diameternya 3
hingga 15 cm. Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15 kg. Tanaman
singkong umumnya menghasilkan sekitar 5-10 ubi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).
Ubi singkong yang matang terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar,
cortex, dan daging bagian tengah (Andoko, A. dan Parjimo. 2007)

Adapun Klasifikasih Tanaman Singkong yaitu Kingdom Plantae


(Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi
Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Clsas Roside, Ordo Euphorbiales,
Famili Euphorbiaceae, Genus Manihot, Spesies Manihot esculenta Crantz,
Sinonim Manihot utilissima.

Selain itu tanaman singkong juga digunakan sebagai makanan pokok di


beberapa tempat di Indonesia, serta tanaman ini merupakan bahan baku industri. Oleh
karena itu nilai ekonomis singkong sangat tinggi meski harganya rendah. Singkong
dapat menjadi bahan baku industri rumah tangga, sebagai bahan baku banyak makanan
dan kue-kue tradisional seperti cenil, tiwul, lemet, getuk. Selain itu dapat juga di
gunakan sebagai bahan baku industri seperti sebagai bahan untuk membuat pati tapioka,
tepung tapioka, bioetanol dan kripik singkong balado

BAB III

METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu Praktek

Praktek ini dilaksanakan di Jalan Perintis Kemerdekaan Lr. Produksim Palembang,


Sumatera Selatan.

Bahan bahan :

1. 2kg Singkong
2. ¼ Cabai Merah
3. Cabai Rawit 10bh
4. Gula Pasir
5. Bawang merah
6. Bawang putih
7. Minyak Sayur

Alat :

1. Pisau
2. Parutan
3. Blender
4. Panci
1. Siapkan singkong

2. Kupas kulit Singkong hingga bersih lalu rendam didalam air


3. Setelah direndam, parut dengan alat khusus

4. Lalu masukan kedalam air serta cuci dan diamkan selama beberapa jam

5. Panaskan minyak sayur


6. Setelah panas, goreng parutan singkong tadi kedalam minyak hingga renyah,
lalu tiriskan
7. Siapkan cabai merah dan cabai rawit yang sudah dicuci dan blender hingga halus

8. Setelah halus panaskan minyak sayur untuk membuat sambal baladonya


9. Masukan cabai blender tadi dan oseng oseng sebentar tambahkan sedikit gula
pasir
10.Setelah cabai sudah di masak lalu langsung masukan singkong yang telah
digoreng tadi dan langsung diaduk hingga rata.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Ketersediaan Bahan Baku


Sumber pengadaan bahan baku singkong diperoleh dari pasar terdekat di luar
kecamatan. Bahan baku singkong dibeli dari pedagang pengumpul yang berfungsi
sebagai pemasok tetap (langganan).
Dilihat dari kontinuitas bahan baku, ketersediaan singkong fluktuatif sesuai dengan
musimnya. Ada waktu-waktu tertentu dimana produksi singkong berlimpah dan ada
saat dimana produksi singkong kurang. Pada musim hujan yaitu antara bulan
November sampai Maret, ketersediaan singkong di pasar cukup banyak. Dengan
mulai turunnya hujan pada bulan November, petani mulai melakukan panen
singkong dan mempersiapkan lahannya untuk komoditas utama di musim hujan.
Kondisi ini berlangsung sampai dengan bulan Maret. Sementara itu pada bulan
April dan Mei, produksi singkong mulai berkurang. Pada bulan Juni sampai
Oktober, ketersediaan singkong relatif sedikit.
Dalam ekonomi berlaku hukum dimana pada saat suplai tinggi maka harga yang
berlaku akan rendah, dan sebaliknya. Hukum ekonomi ini berlaku juga untuk
komoditi singkong, pada bulan-bulan produksi singkong berlimpah akan
menyebabkan harga singkong.Harga Singkong tertinggi terjadi pada bulan Juni –
Oktober. Dengan demikian harga singkong dapat digunakan sebagai indikator
ketersediaan singkong di pasaran.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Singkong yang baik untuk digunakan sebagai bahan makanan adalah singkong
manis, karena memiliki kadar asam sianida yang relatif rendah sehingga tidak
beracun jika dikonsumsi. Selain itu juga harus diperhatikan dalam cara
pengolahannya serta memilih singkong yang masih segar untuk dijadikan bahan
makanan.
Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, salah satunya adalah
keripik singkong. Dalam proses pembuatan keripik, ada beberapa tahap yang harus
dilakukan yaitu pemilihan, pencucian, pemotongan, penggorengan, dan
pengemasan.
Dalam membuat suatu usaha, tujuan yang paling utama adalah memperoleh
keuntungan. Dengan mengolah singkong menjadi keripik, akan diperoleh
keuntungan yang lebih besar daripada menjual singkong secara langsung tanpa
proses pengolahan. Dalam pembuatan usaha ini, diperlukan modal yang lebih besar,
namun keuntungan yang diperoleh juga lebih besar, dan dari keuntungan tersebut,
selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga dapat digunakan
untuk modal usaha selanjutnya. Sehingga dengan usaha keripik singkong ini
penghasilan petani akan meningkat.

5.2 Saran
Kita harus memahami peluang - peluang usaha yang ada disekitar. Dalam dunia
agraris tentu banyak sekali hasil pertanian yang dapat diolah menjadi produk lain
yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sehingga dengan mengetahui cara
pemanfaatan dari suatu hasil pertanian, kemudian menerapkannya dalam suatu
usaha, akan diperoleh keuntungan yang lebih besar dan dapat meningkatkan
penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai