A. Pengertian Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa Program
Sarjana pada masa akhir studinya berdasarkan hasil penelitian, kajian
kepustakaan, atau pengembangan suatu masalah yang dilakukan dengan saksama.
Nama mata kuliah Skripsi di setiap program studi disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing.
1
2. Rencana permasalahan dilampiri garis besar (out-line) yaitu kerangka garis
besar yang dijabarkan secara singkat dari sistematika proposal skripsi yang
dipilih dan dilampiri hasil observasi pendahuluan.
3. Berdasarkan usulan ketua program studi (kaprogdi), dekan menetapkan
pembimbing utama (pertama) dan pembimbing pendamping (kedua) dengan
memberikan surat tugas.
4. Mahasiswa menemui calon pembimbing (pembimbing utama dan
pembimbing pendamping) dengan menyerahkan blangko kesediaan (yang
diambil di tata usaha masing-masing program studi) kepada calon pembimbing.
5. Berdasarkan surat penetapan pembimbing dan blangko kesediaan pembimbing,
mahasiswa menyerahkan kepada tata usaha masing-masing program studi
(progdi) hal berikut ini.
a) Surat Pernyataan Kesediaan yang telah diisi pembimbing utama,
b) Surat Pernyataan Kesediaan yang telah diisi pembimbing pendamping, dan
c) Surat Pernyataan Tidak Melakukan Plagiarisme yang telah diisi mahasiswa
yang bersangkutan.
6. Berdasarkan hasil kajian permasalahan yang dikonsultasikan dengan kedua
pembimbing, mahasiswa mengonsultasikan tema/judul skripsi.
7. Tema/judul skripsi yang sudah disetujui kedua pembimbing dan yang telah
disahkan ketua program studi dibuat rangkap empat, selanjutnya diperuntukkan
(ketua program studi, pembimbing utama, pembimbing pendamping, dan
mahasiswa yang bersangkutan). Format pengajuan tema pada Lampiran 1.
E. Pembimbing Skripsi
1. Mahasiswa wajib mendapatkan pelatihan penulisan skripsi dari program studi
sebelum pengusulan tema dan pengusulan pembimbing skripsi.
2. Pembimbing skripsi ditentukan oleh dekan atas usul ketua program studi
berdasarkan bidang keahliannya.
3. Penetapan pembimbing skripsi dilakukan mulai semester VI, kecuali bagi
mahasiswa yang belum memenuhi persyaratan.
4. Penulisan skripsi mahasiswa dibimbing oleh dua pembimbing, yaitu
pembimbing utama dan pembimbing pendamping.
5. Pembimbing utama diutamakan dosen tetap dengan jabatan akademik minimal
2
Lektor.
6. Pembimbing pendamping diutamakan dosen tetap dan sudah memiliki jabatan
fungsional akademik minimal Asisten Ahli.
7. Pembimbing Mandiri diutamakan dosen tetap memiliki jabatan Lektor Kepala
dan bergelar Doktor.
8. Pembimbing skripsi bertugas membimbing dan menilai skripsi.
9. Pembimbing bertugas membimbing semua komponen yang ada dalam naskah
proposal dan skripsi (substansi ilmu, bahasa, dan tata tulis) sejak penetapan
masalah penelitian sampai selesai penulisan laporan penelitian.
3
syarat:
a. Menunjukkan bukti penyerahan tiga naskah skripsi yang siap diujikan
kepada kepala tata usaha masing-masing progdi untuk dijadwalkan
ujiannya.
b. Memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administratif yang telah
ditentukan.
4
H. Proses Ujian Skripsi
Adapun pelaksanaan ujian skripsi diatur sebagai berikut.
1. Ujian skripsi dilaksanakan sesuai jadwal dan tempat yang telah ditetapkan oleh
Panitia Ujian Skripsi.
2. Penguji telah menerima naskah skripsi minimal tiga hari sebelum ujian
dilaksanakan.
3. Ujian skripsi dilaksanakan dalam Sidang Dewan Penguji Skripsi, yang terdiri
dari dekan sebagai ketua, ketua program studi sebagai sekretaris, penguji
utama sebagai penguji pertama (bukan pembimbing utama dan bukan
pembimbing pendamping atau pembimbing mandiri), pembimbing utama atau
pembimbing mandiri sebagai penguji kedua, dan pembimbing pendamping
sebagai penguji ketiga.
4. Apabila dekan dan atau ketua program studi tidak dapat hadir, posisi sebagai
ketua dan/atau sekretaris dewan penguji dapat digantikan oleh pembimbing
utama.
5. Sidang dewan penguji skripsi, setidak-tidaknya dihadiri oleh:
a. penguji pertama, penguji kedua, dan penguji ketiga (jika ada dua
pembimbing).
b. penguji pertama dan penguji kedua (jika hanya satu pembimbing).
6. Ujian skripsi dilaksanakan dalam batas waktu minimal dua jam (120 menit),
dengan rincian waktu 20 menit presentasi dan sisanya tanya jawab dengan
penguji.
7. Komponen penilaian skripsi:
a. Hasil karya tulis, meliputi:
1) konsistensi logis isi karya tulis,
2) kadar keaslian mutu ilmiah, dan
3) bahasa dan tata tulis.
b. Hasil ujian lisan, meliputi:
1) kedalaman dan keluasan penguasaan,
2) ketepatan dan dan kelancaran jawaban, dan
3) sikap ilmiah.
Masing-masing nilai diisi persentase:
5
A = 85% s.d. 100%; C = 60% s.d. 64,9%;
B+ = 75% s.d. 84,9%; D+ = 55% s.d. 59,9%
B = 70% s.d. 74,9%; D = 50% s.d. 54,9%
C+ = 65% s.d. 69,9%; E = 0% s.d. 49.9%.
8. Ujian skripsi dibuka oleh dekan atau yang ditugasi selaku ketua dewan
penguji skripsi dan dapat dilanjutkan jika mahasiswa menyatakan sehat dan
sanggup melaksanakan ujian.
9. Ujian skripsi dilaksanakan oleh dewan penguji skripsi secara bersama sesuai
waktu yang sudah ditetapkan.
10. Ujian skripsi bersifat tertutup.
11. Ketika ujian skripsi berlangsung, mahasiswa diwajibkan mengenakan jas
almamater, baju lengan panjang berwarna putih, bawahan hitam berbahan
kasual, dan berdasi bagi yang putra; sedangkan mahasiswi yang berjilbab
mengenakan jilbab putih.
12. Ketika ujian skripsi berlangsung, dewan penguji mengenakan baju lengan
panjang berdasi dan/atau berjas.
13. Pada akhir ujian skripsi, dewan penguji mengadakan musyawarah untuk
menetapkan kelulusan dengan kategori: lulus tanpa revisi, lulus dengan revisi,
dan tidak lulus.
14. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan revisi, dewan penguji menentukan
batas waktu akhir revisinya maksimal empat minggu setelah ujian, jika
melewati batas maksimal dinyatakan tidak lulus (mengulang).
15. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, dewan penguji menetapkan jalan
keluar bersama ketua program studi.
16. Sekretaris dewan penguji skripsi wajib membuat berita acara pelaksanaan
ujian skripsi dan mendokumentasikan hasil ujiannya.
17. Skripsi yang sudah jadi selanjutnya dipublikasikan melalui jurnal dengan
menyantumkan nama penulis dan dua dosen pembimbing.
18. Untuk mencegah terjadinya plagiarisme diperlukan program-program digital
forensics.
19. Skripsi yang dikumpulkan di program studi berbentuk file.
6
I. Bagan Alur Pengajuan dan Ujian Skripsi
7
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
A. Sistematika Proposal
Bagian awal proposal berisi: sampul luar, sampul dalam, dan halaman
persetujuan. Bagian inti proposal berisi: judul, latar belakang masalah, identifikasi
8
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian pustaka atau teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan
skripsi. Bagian akhir berisi daftar pustaka. Adapun urutan penuangan dalam
naskah sebagai berikut.
1. Penelitian Kuantitatif
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR NOTASI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
B. Landasan Teori
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Kerangka Pikir
9
D. Sampel
E. Variabel Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Instrumen Penelitian
H. Teknik Analisis Data
BAB IV BIAYA DAN JADWAL
A. Biaya
B. Jadwal
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2. Penelitian Eksperimen
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Penegasan Istilah
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA/TEORI
10
A. Tinjauan Pustaka
B. Landasan Teori
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi/Fokus Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Desain Penelitian
F. Proses Eksperimen (persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen).
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Teknik Analisisi Data
BAB IV BIAYA DAN JADWAL
A. Biaya
B. Jadwal
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
B. Sistematika Skripsi
Skripsi merupakan pengembangan dari proposal yang sudah disusun
mahasiswa dan disetujui oleh pembimbing. Secara garis besar, skripsi terdiri atas
tiga bagian, yakni: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian awal berisi: sampul luar, sampul dalam, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, moto dan persembahan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak,
prakata, daftar isi (jika ada), daftar singkatan dan lambang (jika ada), daftar tabel
(jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar lampiran.
Bagian inti berisi: pendahuluan, kajian pustaka/teori, metode penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup.
Bagian akhir berisi: daftar pustaka dan lampiran.
Adapun penuangan naskah disesuaikan dengan jenis penelitian, sebagai
berikut.
2. Penelitian Kuantitatif
SAMPUL LUAR
11
SAMPUL DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR NOTASI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
B. Landasan Teori
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Kerangka Pikir
D. Sampel
E. Variabel Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Instrumen Penelitian
H. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
12
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan dan Uji Hipotesis
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2. Penelitian Eksperimen
SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Penegasan Istilah
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA/TEORI
A. Tinjauan Pustaka
B. Landasan Teori
C. Kerangka Berpikir
13
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Lokasi/Fokus Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Desain Penelitian
F. Proses Eksperimen (persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen).
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Teknik Analisisi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. Deskripsi data (termasuk deskripsi pelaksanaan eksperimen)
B. Uji Persyaratan Analisis
C. Pembahasan dan Uji Hipotesis
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB III
KRITERIA PENILAIAN, STANDAR KELULUSAN,
DAN PLAGIARISME
A. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian meliputi penilaian terhadap (i) naskah skripsi dan (ii)
penampilan.
1. Naskah Skripsi
Kriteria penilaian terhadap naskah skripsi mencakup hal-hal sebagai berikut:
(a) konsistensi logis isi karya tulis, (b) kadar keaslian mutu ilmiah, dan (c) bahasa
dan tata tulis.
a. Konsistensi logis, yaitu alur pikir berkelanjutan dari perumusan masalah hingga
simpulan, yang antara lain mencakup: kerangka berpikir, penarikan hipotesis,
pemilihan metode penelitian, dan pembahasan hasil penelitian (20%).
b. Kadar keaslian mutu ilmiah, mencakup: aktualitas, kelangkaan, dan urgensi
masalah yang diteliti atau adanya perbedaan dengan penelitian-penelitian
serupa sebelumnya (15%).
c. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (15%). Supaya pembaca
dengan mudah dapat memahami isinya, ragam tulis dalam skripsi hendaknya
jelas, lugas, dan komunikatif.
1) Jelas
15
Jelas berarti bahasa yang digunakan memperlihatkan secara jelas unsur-
unsur kalimat, seperti: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Di dalam setiap kalimat jelas terlihat yang merupakan bagian subjek, bagian
yang merupakan predikat, bagian yang merupakan objek (dalam klausa
berverba transitif), bagian yang merupakan pelengkap, dan bagian yang
merupakan keterangan; sehingga setiap kalimat yang terdapat dalam skripsi
tersebut memenuhi persyaratan kaidah tata bahasa dan mudah dipahami
pembaca.
2) Lugas
Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda.
Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimat bahasa skripsi hanya
memungkinkan satu pilihan tafsir, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud
penulis. Di samping itu, bahasa yang lugas memperhatikan ekonomi bahasa
sepanjang tidak mengganggu kaidah tata bahasa, ejaan, atau pilihan kata.
3) Komunikatif
Komunikatif berarti sesuatu yang ditangkap pembaca dari wacana yang
disajikan sama dengan yang dimaksud penulisnya.
2. Penampilan
Penilaian terhadap penampilan dilakukan saat ujian skripsi berlangsung.
Penilaian ini mencakup hal-hal sebagai berikut.
a. Kedalaman dan penguasaan materi, mencakup: sikap dan gaya penyampaian,
kejelasan, penggunaan media dan teknologi, keluasan uraian/gagasan,
kelengkapan dan keakuratan sumber yang digunakan (20%).
b. Konsistensi dan kelancaran jawaban, mencakup: kesesuaian antara naskah
dengan penyampaian secara lisan (15%).
c. Sikap ilmiah mencakup: sikap dalam memberikan jawaban, argumentasi,
kejujuran/keterbukaan, objektivitas, ketepatan pemilihan kata-kata, bahasa
ilmiah (bukan orasi/propaganda), dan tidak emosional (15%).
16
oleh penguji dengan bukti yang kuat.
b. Setelah ujian berlangsung, Dewan Penguji dapat menyatakan:
1) Kelulusan ditunda, bila ada kesalahan yang fatal hingga tidak tercapai
kesepakatan antarpenguji dan keputusan diserahkan kepada Dewan
Penguji.
2) Lulus, bila hasil seluruh penilaian rata-rata minimal C (60 - 64,9). Dalam
hal ini ada kemungkinan lulus tanpa revisi atau lulus dengan revisi.
2. Tindak Lanjut
a. Mahasiswa yang dinyatakan batal dalam ujian skripsi dapat mengajukan
ujian skripsi ulang setelah skripsinya layak diujikan dan telah disetujui oleh
pembimbing.
b. Mahasiswa yang kelulusannya ditunda harus menaati keputusan sidang
Dewan Penguji dan dinyatakan lulus setelah memperbaiki kesalahannya.
c. Mahasiswa yang dinyatakan lulus tanpa revisi segera menyerahkan skripsi
yang telah disahkan oleh Dewan Penguji kepada Program Studi dan
Perpustakaan Pusat sesuai ketentuan yang ditetapkan.
d. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan revisi segera merevisi dan
konsultasi kepada Dewan Penguji dalam batas waktu yang sudah
ditentukan. Selanjutnya menyerahkan skripsi yang telah disahkan oleh
Dewan Penguji kepada program studi dan perpustakaan pusat sesuai
ketentuan yang ditetapkan. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak
dapat menyelesaikan revisi, mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan batal
kelulusannya dan harus mengulang ujian skripsi dengan biaya ujian skripsi
penuh.
e. Setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk ujian skripsi sampai tiga kali,
pada ujian kedua dan ketiga hanya membayar biaya ujian.
f. Jika setelah tiga kali ujian skripsi ternyata belum lulus, mahasiswa
diwajibkan mengganti judul dan menempuh bimbingan lagi serta membayar
biaya baik untuk bimbingan maupun untuk ujian lagi.
g. Batas waktu antara ujian pertama dan ujian kedua, ujian kedua dengan ujian
ketiga, maksimal satu tahun. Jika lebih dari satu tahun, mahasiswa yang
bersangkutan dinyatakan tidak lulus.
17
C. Plagiarisme dan Cara Mengatasinya
Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Penjiplakan
berupa pengakuan ide, pendapat, fakta, gambar, simpulan, dan kata-kata orang
lain sebagai miliknya sendiri. Hal ini terjadi dengan cara mengutip ide, pendapat,
fakta, gambar, simpulan, dan kata-kata orang lain, sebagian atau seluruhnya,
tanpa menyebut sumber aslinya. Untuk mengatasi terjadinya plagiarisme, penulis
dapat mengutip pendapat orang lain dengan mencantumkan sumber kutipan
(cacatan pustaka). Penulis dapat menyajikan kutipan, baik itu berupa kutipan
langsung maupun kutipan tidak langsung.
Baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung
dipertanggungjawabkan dengan pencantuman catatan pustaka. Catatan pustaka
adalah catatan yang menjelaskan sumber informasi yang digunakan. Sumber
informasi itu dapat berupa buku, majalah, surat kabar, antologi, atau diktat kuliah
yang diterbitkan secara resmi. Letak catatan pustaka yang dicantumkan dalam teks
dapat mengawali atau mengakhiri kutipan, tidak dicantumkan di bawah teks.
Keunikannya di bawah 30 % dinyatakan plagiat.
Urutan catatan pustaka adalah nama penulis, tahun terbit, dan nomor
halaman.
Penampilan kutipan dan catatan pustaka sebagai pertanggungjawaban moral
penulis dalam hubungannya dengan kelaziman tulis-menulis, mengikuti
ketentuan-ketentuan berikut ini.
1. Istilah-istilah seperti ibid, op cit, dan loc cit dapat digunakan dalam penulisan
skripsi. Istilah-istilah tersebut berarti sebagai berikut: (ibid = ibidem ‘kutipan
diambil dari sumber yang sama tanpa disela oleh sumber lain’, op cit = opere
citato ‘kutipan diambil dari sumber yang telah disebut sebelumnya pada
halaman yang berbeda dan telah diselingi sumber lain, dan loc cit = loco citato
‘kutipan diambil dari sumber dan halaman yang sama yang telah disela oleh
sumber lain).
2. Ketentuan catatan pustaka yang dicantumkan sebelum kutipan: buatlah dahulu
pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, kemudian tulislah nama akhir
penulis (jika nama itu lebih dari satu kata), berikutnya diikuti tahun terbit dan
nomor halaman pustaka yang diacu yang ditempatkan di dalam kurung (tahun
terbit dan nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua, tanpa jarak satu
18
ketukan), setelah itu kutipan ditampilkan.
3. Ketentuan catatan pustaka yang dicantumkan setelah bunyi kutipan: buatlah
dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, tampilkan kutipan,
kemudian di antara tanda kurung diletakkan nama akhir penulis, tahun terbit,
nomor halaman (setelah nama akhir pengarang diletakkan tanda koma dan di
antara tahun terbit dan nomor halaman diletakkan tanda titik dua, tanpa jarak
satu ketukan).
4. Kutipan langsung yang terdiri kurang dari empat puluh kata ditempatkan di
dalam teks dan diletakkan di antara tanda petik dengan jarak yang sama dengan
jarak baris dalam teks, yaitu 1,5 spasi.
Contoh:
“Untuk menulis kalimat efektif harus dipilih kata-kata yang: (a) tepat, (b)
saksama (sesuai), dan (c) lazim” (Soedjito, 1999:1).
5. Kutipan langsung yang terdiri atas empat puluh kata atau lebih ditempatkan di
bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan itu diketik tanpa tanda
petik, dengan jarak satu spasi dan setiap baris menjorok ke dalam lima ketukan
dari tepi kiri.
Contoh:
Perhatikan pendapat Tarigan (1991:15) berikut.
Transisi ialah mata rantai penghubung antarparagraf. Transisi berfungsi sebagai
penghubung jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan. Kata-kata transisional
merupakan petunjuk bagi pembaca ke arah mana ia sedang bergerak atau
mengingatkan pembaca apakah sesuatu paragraf baru bergerak searah dengan
ide pokok sebelumnya. Karena itu sering dikatakan orang bahwa transisi
berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak bab,
dan antarparagraf dalam suatu karangan.
6. Jika terdapat kutipan langsung yang sebagian kata dihilangkan, kata-kata yang
dihilangkan diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Karya sastra itu karya imajinatif bermedium bahasa yang fungsi estetiknya
dominan. Dengan demikian, bahasa sastra pun mempunyai.... Dalam arti, sifat
estetiknya yang menguasainya” (Wellek dan Warren, 1956:22—25).
7. Penulisan kutipan langsung yang sebagian kalimat dihilangkan, kalimat yang
dihilangkan diganti dengan empat titik.
19
Contoh:
“.... Untuk memenuhi syarat ini, guru memberitahukan topik-topik yang
mengandung ciri-ciri kebaruan, kedekatan, cuatan, keanehan, daya pikat
manusiawi, dan konsekuensi. Prinsipnya adalah memilih topik-topik berciri itu
dengan bahasa yang populer” (Sugihastuti, 2005:22).
8. Penulisan kutipan tidak langsung tidak diletakkan di antara tanda petik.
Contoh:
Surachman (1977:432) mengatakan bahwa metode penyajian grafik kini telah
menjadi suatu alat komunikasi.
9. Jika sumber kutipan berbahasa daerah atau berbahasa asing, bagian yang
dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kutipan
tidak langsung. Jika harus dikutip langsung, pernyataan di dalam bahasa daerah
atau bahasa asing itu dikutip dengan aslinya dan diketik miring.
Contoh:
Pengaruh sastra di dalam kehidupan manusia seperti terlihat di dalam
pernyataan William (1977:20) “The analogy between women and the earth as
sources of life has always inspired the myths and poems of men.”
10. Jika kutipan tersebut diambil dari sumber acuan yang ditulis oleh dua penulis,
dicantumkan kedua nama akhir penulis itu yang dipisahkan dengan kata dan,
serta tahun terbit dan diikuti halaman. Jika penulis lebih dari dua orang
digunakan singkatan dkk. sesudah nama akhir nama penulis yang pertama.
Kata dan dan singkatan dkk. tidak digarisbawahi.
Contoh:
a. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan
tentang suatu hal (Soemardjan dan Koentjaraningrat, 1977:215).
b. Menurut Aminuddin dkk. (1978:63) hemoglobin adalah pigmen merah
pembawa oksigen pada butir darah merah.
11. Jika kutipan bersumber dari beberapa karya terbitan tahun yang sama dari
seorang penulis, sebagai pembeda digunakan huruf a, b, dan c di belakang
tahun terbit.
Contoh:
Selanjutnya, Rozarsfeld (1969a) berpendapat bahwa.... Pendapatnya itu
diperkuat dengan mengatakan bahwa ... (Rozarsfeld, 1969b).
20
12. Jika kutipan berasal dari beberapa sumber informasi, catatan pustaka
ditempatkan di dalam satu kurung. Penempatannya mengikuti urutan tahun
terbit. Tanda titik koma memisahkan sumber informasi yang satu dengan
yang lain.
Contoh:
... dalam pembangunan ekonomi (Rahman, 1977; Anwar, 1979; Wirawan,
1981).
13. Jika pustaka tidak mempunyai tahun terbit, dituliskan “Tanpa Tahun” di dalam
kurung sesudah penyebutan nama pengarang.
Contoh:
... dana moneter internasional (Wardhana, Tanpa Tahun:117).
21
BAB IV
TATA CARA PENULISAN SKRIPSI
B. Penampilan
Penampilan merupakan tata letak unsur-unsur skripsi serta aturan penulisan
unsur-unsur tersebut, yang dikaitkan dengan segi estetika naskah. Tata letak dan
penulisan unsur-unsur skripsi harus diusahakan sebaik-baiknya agar skripsi tampak
rapi dan menarik dalam pembicaraan dalam penampilan, berikut dibahas tentang:
(1) kertas pola ukuran, (2) spasi, dan (3) penomoran.
1. Kertas pola ukuran.
Pengetikan dilakukan pada satu muka kertas, tidak bolak-balik, dengan ukuran:
tepi kiri 4 cm, tepi atas 4 cm, tepi kanan 3 cm, dan tepi bawah 3 cm. Pengetikan
tepi kiri dan tepi kanan rata. Pengisian halaman sedapat mungkin penuh (tidak ada
tempat yang kosong yang tidak perlu), kecuali pada: a) pergantian bab, b)
pergantian alinea, c) penulisan rumus dan keterangannya, dan d) penulisan
22
gambar, bagan, grafik, dan keterangannya. Alinea, baris pertama diketik mulai
pada ketukan ke tujuh dari batas tepi kiri (1,1 cm) baris kedua dan seterusnya
diketik rata urut dengan huruf pertama.
2. Spasi.
Pengetikan dilakukan dengan jarak 1,5 spasi di antara baris satu dengan baris
yang lain dalam satu teks. Jarak di antara tajuk atau judul bab dan uraian atau
jarak di antara tajuk bab dan anak bab (jika bab itu langsung diikuti anak bab)
dengan uraian adalah 2 x 1,5 spasi (3 spasi). Baris terakhir teks dan tajuk subbab
berikutnya berjarak 3 spasi. Jarak di antara teks dan contoh gambar, bagan, grafik,
tabel, dan keterangan juga 3 spasi.
3. Penomoran
Penomoran subbab dan sub-subbab. Penomoran yang digunakan dalam skripsi
dengan sistem berikut.
a. Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dan seterusnya) digunakan untuk menomori
bagian awal, diletakkan di bawah posisi di tengah.
b. Angka Romawi besar (I, II, III, IV, dan seterusnyat) digunakan untuk
menomori tajuk pada tiap bab, diletakkan di atas posisi tengah.
Contoh: BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V
c. Angka Arab (1, 2, 3, 4, dan seterusnya) digunakan untuk:
1) menomori halaman-halaman naskah dari mulai bab Pendahuluan sampai
dengan Lampiran, diletakkan di kanan atas satu cm dari batas atas;
sedangkan nomor halaman pada halaman yang bertajuk terletak di bawah
tengah.
2) menomori subbab atau sub-subbab; dan
3) menomori tabel, bagan, grafik, dan keterangan.
4) Subjudul ditulis dengan nomor urut huruf kapital diikuti titik, dan cetak
tebal (A., B., C., dan seterusnya), dengan huruf kapital tiap awal kata,
kecuali kata tugas, diketik mulai dari huruf pertama subjudul, kalimat
berikutnya sebagai alinea baru.
5) Sub-subjudul ditulis dengan nomor urut angka Arab diikuti titik (1., 2., 3.,
dan seterusnya) sebagai alinea, dengan huruf kapital hanya pada awal
kalimat, kecuali nama dan singkatan cetak tebal, kalimat berikutnya ditulis
mulai dari huruf pertama anak subjudul.
23
6) Sub-subjudul menggunakan urutan huruf kecil dengan titik (a., b., c., dan
seterusnya) dengan huruf kapital hanya pada awal kalimat, kecuali nama
dan singkatan, cetak tipis, ditulis mulai dari huruf pertama sub-subjudul
dan kalimat berikutnya sebagai alinea baru.
24
7) Penomoran selanjutnya, setelah sub-subjudul, bila tidak sangat perlu
atau tidak harus, sebaiknya tidak menyusun nomor urut ke bawah. Bila
perlu dan harus masih menyebut nomor urut ke bawah, dapat
menggunakan urutan nomor sebagai berikut: 1), 2), 3), dan seterusnya
tanpa titik; bagian dari itu: a), b), c), dan seterusnya tanpa titik; bagian
dari itu: (1), (2), (3), dan seterusnya tanpa titik; dan bagian dari itu
(yang terakhir): (a), (b), (c), dan seterusnya tanpa titik.
Contoh urutan penomoran:
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
*Penulisan Angka
a. Angka (bilangan) satu dijit di dalam teks (tubuh uraian) ditulis dengan
huruf, misalnya: “Skripsi ini tersusun dalam lima bab”, bukan “Skripsi ini
tersusun dalam 5 bab”.
b. Angka (bilangan) dua dijit atau lebih, ditulis dengan angka Arab,
misalnya: “Setelah diamandemen, UUD 1945 terdiri lebih dari 150 pasal”,
bukan “Setelah diamandemen, UUD 1945 terdiri lebih dari seratus lima
puluh pasal”.
c. Sebagai awal kalimat, angka (bilangan) ditulis dengan huruf. Misalnya
“Lima bab dari skripsi ini mencakup … “, atau “Seratus lima puluh pasal
dari UUD 1945 yang telah diamandemen itu ialah …”, bukan “5 bab dari
skripsi ini mencakup …” atau “150 pasal dari UUD 1945 yang telah
diamandemen itu ialah …”. Pada dasarnya, kalimat selalu dimulai dengan
huruf, bukan dengan angka.
d. Angka desimal ditulis tiga angka di belakang koma, misalnya: “Koefisien
korelasi antara variabel X dan Y adalah 0,678”, bukan “Koefisien korelasi
antara variabel X dan Y adalah 0,68”.
4. Tabel, Rumus, Gambar, Grafik, dan Bagan
a. Judul tabel, ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata dan untuk
nama atau singkatan, ditempatkan di atas tabel secara terpusat, dengan
nomor urut angka Arab, tanpa titik, diketik spasi satu.
b. Keterangan tabel (kalau ada), ditulis dengan huruf kapital pada baris, jarak
satu spasi, ditetapkan di bawah tabel, dimulai dari lurus sisi kiri tabel.
c. Tabel yang panjangnya melebihi satu halaman disertai dengan nomor
kolom.
26
Contoh:
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Pre Tes Kepercayaan Diri Siswa
Klas VII SMP Negeri 12 Semarang
****
27
Keterangan :
r = Nilai korelasi dengan
n = Jumlah sampel
= Rata-rata sampel ke-1
= Rata-rata sampel ke-2
= Standar Deviasi sampel ke-1
= Standar Deviasi sampel ke-2
= Varians sampel ke-1
= Varians sampel ke-2 ( Riduwan, Sunarto H, 2007; 126)
28
BAB V
ISI PROPOSAL DAN SKRIPSI
A. Bagian Proposal
1. Sampul Luar
Sampul luar proposal antara lain memuat:
a. Logo Universitas PGRI Semarang absolute 5,
b. Judul Skripsi,
c. Kata PROPOSAL SKRIPSI,
d. Nama penulis skripsi dan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), dan
e. Program Studi, Fakultas, Universitas, dan tahun penyelesaian proposal
skripsi.
Keseluruhan yang terdapat pada halaman sampul luar tersebut ditulis dengan
huruf kapital dan diketik tebal. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing
bagian diatur secara simetris. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16
point. Contoh halaman sampul luar dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Sampul Dalam
Sampul dalam antara lain memuat :
a. Logo Universitas PGRI Semarang absolute 5,
b. Judul proposal skripsi,
c. Kata PROPOSAL SKRIPSI,
d. Maksud penulisan proposal skripsi (Diajukan kepada Fakultas ... Universitas
PGRI Semarang untuk Penyusunan Skripsi),
e. Nama penulis proposal skripsi dan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), dan
f. Program Studi, Universitas, dan tahun penyusunan proposal skripsi.
Keseluruhan yang terdapat pada halaman sampul dalam tersebut ditulis dengan
huruf kapital (kecuali maksud penulisan proposal skripsi, hanya awal kata yang
ditulis dengan huruf kapital, yang termasuk kata tugas ditulis dengan huruf
kecil) dan diketik tebal. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian
diatur secara sistematis. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16 point.
Contoh halaman sampul luar dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Persetujuan
Halaman persetujuan proposal memuat:
a. Kata PROPOSAL SKRIPSI,
101
b. Judul skripsi,
c. Disusun dan diajukan (Nama mahasiswa dan NPM) ,
d. Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ditulis menjadi skripsi
pada tanggal ... bulan ... tahun ..., dan
e. Tanda tangan dan nama terang serta NIP atau NPP pembimbing utama dan
pembimbing pendamping.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris.
Keseluruhan huruf yang terdapat pada halaman persetujuan diketik tebal,
contoh halaman persetujan dapat dilihat pada Lampiran 4.
4. Judul
Judul (proposal) skripsi hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang materi atau ruang lingkup masalah yang akan dibahas disertai
keterangan tempat (nama sekolah, kota/kabupaten tempat penelitian), tidak
perlu mencantumkan waktu penelitian (tahun ajaran). Penempatan penulisan
judul ditulis sebagai berikut:
a. Judul ditulis di bawah logo Universitas,
b. Judul yang panjang ditulis menjadi dua baris (atau lebih) dengan jarak 1,5
spasi, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan
c. Anak judul (jika ada) dipisahkan dari judul dengan tanda titik dua atau
diletakkan di antara tanda kurung, dan ditulis dengan huruf kapital semua.
Contoh penulisan judul
Penulisan judul skripsi tanpa anak judul
B. Bagian Skripsi
1. Sampul Luar
Sampul luar skripsi antara lain memuat:
a. Logo Universitas PGRI Semarang ukuran absolute 5,
b. Judul skripsi,
c. Kata SKRIPSI,
d. Nama penulis skripsi dan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), dan
e. Program Studi, Fakultas, Universitas, dan tahun penyelesaian proposal
skripsi.
Keseluruhan yang terdapat pada halaman sampul luar tersebut ditulis dengan
huruf kapital dan diketik tebal. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing
bagian diatur secara simetris. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16
point. Contoh halaman sampul luar dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Sampul Dalam
Sampul dalam antara lain memuat:
a. Logo Universitas PGRI Semarang absolute 5,
b. Judul skripsi,
c. Kata SKRIPSI,
d. Maksud penulisan skripsi (Diajukan kepada Fakultas ... Universitas PGRI
Semarang untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mmemperoleh Derajat
Sarjana...),
e. Nama penulis skripsi dan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), dan
101
f. Program Studi, Universitas, dan tahun penyusunan skripsi.
Keseluruhan yang terdapat pada halaman sampul dalam tersebut ditulis dengan
huruf kapital (kecuali maksud penulisan proposal skripsi, hanya awal kata yang
ditulis dengan huruf kapital, yang termasuk kata tugas ditulis dengan huruf
kecil) dan diketik tebal. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian
diatur secara sistematis. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16 point.
Contoh halaman sampul luar dapat dilihat pada Lampiran 6.
3. Persetujuan
Halaman persetujuan proposal memuat:
a. Kata SKRIPSI,
b. Judul skripsi,
c. Disusun dan diajukan (Nama mahasiswa dan NPM)
d. Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ditulis menjadi skripsi
pada tanggal ... bulan ... tahun ...
e. Tanda tangan dan nama terang serta NIP atau NPP pembimbing utama dan
pembimbing pendamping.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris.
Keseluruhan huruf yang terdapat pada halaman persetujuan diketik tebal,
contoh halaman persetujan dapat dilihat pada Lampiran 7.
4. Pengesahan
Halaman pengesahan skripsi memuat:
a. kata SKRIPSI,
b. judul skripsi,
c. ditulis dan diajukan oleh ... NPM ...,
d. telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal... bulan...
tahun...dan dinyatakan telah memenuhi salah satu syarat, dan
e. tanda tangan dan nama terang serta NIP atau NPP dari Dewan Penguji
(ketua, sekretaris, dan para penguji).
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris.
Keseluruhan yang terdapat pada halaman pengesahan tersebut diketik tebal.
Lihat Lampiran 8 untuk contoh penulisan halaman pengesahan.
5. MOTO DAN PERSEMBAHAN sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital,
ditempatkan di tengah, diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca
lain, dan tidak digarisbawahi. Moto dan persembahan diketik menggunakan
101
huruf Times New Roman 12 point dan jika ada lebih dari satu berikan
penomoran (bukan simbol). Isi moto berupa semboyan yang memberi roh atau
yang benar-benar menjiwai sikap dan tindakan penulis. Moto bisa diciptakan
sendiri (penulis), bersumber dari ucapan orang lain, atau bersumber dari kitab
suci dengan mencantumkan sumber. Persembahan hanya untuk orangtua,
keluarga, dan almamater. Isi persembahan diketik dengan jarak tiga spasi dari
baris terakhir isi moto. Contoh halaman moto dan persembahan dapat dilihat
pada Lampiran 9.
6. ABSTRAK sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital, ditempatkan di tengah,
diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan tidak
digarisbawahi. Abstrak merupakan intisari skripsi. Untuk memberi gambaran
sekilas isi skripsi kepada pembaca perlu adanya abstrak. Isi abstrak diketik
dengan jarak tiga spasi dari tajuk. Baris pertama tiap-tiap paragraf ditulis
menjorok ke dalam tujuh ketukan dari tepi kiri, sedangkan baris-baris
selanjutnya dimulai tepat dari tepi kiri. Isi abstrak diketik dengan jarak satu
spasi dan panjangnya tidak lebih dari satu halaman. Yang perlu ada pada
abstrak antara lain:-----------------
a. Latar belakang masalah,
b. Rumusan masalah dan tujuan penelitian,
c. Metode penelitian,
d. Hasil penelitian, dan
e. Saran.
Contoh halaman abstrak dapat dilihat pada Lampiran 10.
7. PRAKATA sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital, ditempatkan di tengah,
diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan tidak
digarisbawahi. Isi prakata diketik dengan jarak tiga spasi dari tajuk. Baris
pertama tiap-tiap paragraf ditulis menjorok ke dalam tujuh ketukan dari tepi
kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai tepat dari tepi kiri. Jika judul
skripsi disebut di dalam prakata atau dalam isi skripsi, judul diletakkan di
antara tanda petik (“...”), ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang
bukan kata tugas. Ucapan terima kasih dalam prakata ditujukan untuk rektor,
dekan, ketua program studi, pembimbing, pihak tempat penelitian, dan pihak-
pihak yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan
menyelesaikan penyusunan skripsi. Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis
101
lengkap dengan huruf,) dan tahun penyusunan skripsi ditempatkan di sebelah
kanan bawah dengan jarak tiga spasi dari baris terakhir teks; sedangkan kata
penulis (nama penulis tidak dicantumkan) ditempatkan di bawah nama kota itu
dengan jarak 1,5 spasi. Percantuman tanggal, bulan, dan tahun sesuai dengan
waktu penyelesaian skripsi. Di belakang tahun, dan kata penulis tidak
digunakan tanda baca titik atau tanda baca lain. Di antara nama kota dan
tanggal ditempatkan tanda koma. Contoh halaman prakata dapat dilihat pada
Lampiran 11.
8. DAFTAR ISI sebagai tajuk tulis dengan huruf kapital, ditempatkan di tengah,
diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan tidak
digarisbawahi. Daftar isi bertujuan untuk memudahkan pembaca mengetahui isi
skripsi atau menemukan bagian-bagiannya, misalnya bab atau subbab yang
dihendaki. Daftar isi memuat seluruh isi skripsi mulai dari halaman sampul luar
sampai dengan lampiran. Di dalam penulisan daftar isi yang berjarak tiga spasi
dari tajuk perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta ditulis tepat dari tepi kiri (kecuali
subbab dan sub-subbab). Bab-bab dalam daftar isi bernomor angka Romawi
besar. Adapun subbab dan sub-subbab dapat menggunakan huruf atau
bernomor angka Arab.
b. Tajuk sampul luar, sampul dalam, persetujuan, pengesahan, moto dan
persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar singkatan dan lambang,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, setiap bab pada bagian inti, dan
daftar pustaka ditulis dengan huruf kapital; sedangkan subbab atau sub-
subbab ditulis dengan huruf kapital hanya pada awal kata yang bukan kata
tugas, dan
c. Di antara BAB dan nomor, demikian pula antara nomor bab dan tajuknya
tidak ada tanda baca titik, tetapi ada jarak satu ketukan.
Uraian pada daftar isi menunjuk nomor halaman bagian yang disebut terdapat.
Contoh daftar isi dapat dilihat pada Lampiran 12.
9. DAFTAR TABEL sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital, ditempatkan di
tengah, diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan tidak
digarisbawahi. Daftar tabel memuat seluruh tabel, diberi nomor urut setiap
bab, dan menunjuk nomor halaman tempat tabel yang bersangkutan berada.
Contoh daftar tabel dapat dilihat pada Lampiran 13.
101
10. DAFTAR GAMBAR sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital, ditempatkan
di tengah, diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca lain, dan tidak
digarisbawahi. Daftar gambar memuat seluruh gambar, diberi nomor urut
setiap bab, dan menunjuk nomor halaman tempat gambar yang bersangkutan
berada. Begitu pula dengan daftar bagan, daftar grafik memuat seluruh
bagan dan grafik yang ada dalam skripsi dan diberi nomor urut setiap bab.
Contoh daftar gambar dapat dilihat pada Lampiran 14.
11. DAFTAR LAMPIRAN sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital,
ditempatkan di tengah, diketik tebal, tanpa tanda baca titik atau tanda baca
lain, dan tidak digarisbawahi. Daftar lampiran memuat seluruh lampiran yang
diperlukan, diberi nomor urut untuk seluruh bagian lampiran, dan diberi
nomor halaman. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada Lampiran 15.
101
6) Nama penulis ditulis selengkap-lengkapnya, tetapi gelar kesarjanaan
tidak dicantumkan.
Contoh:
Verhaar, J.W.M. 1980. Teori Linguistik dan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius.
9) Jika di dalam buku yang diacu itu nama yang tercantum nama editor,
penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) di
belakang nama.
Contoh:
Effendi, S. (Ed.). 1978. Pedoman Penilaian Hasil Penelitian. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
10) Jika penulis terdiri atas dua orang, nama penulis pertama ditulis sesuai
dengan ketentuan butir (7), sedangkan nama penulis kedua dituliskan
menurut urutan biasa. Di antara kedua nama penulis itu digunakan
konjungsi dan (tidak digarisbawahi).
Contoh:
Echols, John dan Hassan Shadily. 1984. Kamus Inggris Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
101
11) Jika penulis terdiri atas tiga orang atau lebih, nama penulis yang
pertama saja yang ditulis sesuai dengan ketentuan butir (7), lalu
cantumkan singkatan dkk. (tidak digarisbawahi).
Contoh:
Alwi, Hasan dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
12) Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang penulis, nama
penulis disebutkan sekali saja pada buku yang pertama, sedangkan
untuk selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang
diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Jurnal Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
13) Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang
penulis dan diterbitkan di dalam tahun yang sama, maka penempatan
urutannya didasarkan pada urutan abjad judul bukunya. Kriteria
pembedaannya adalah tahun terbit, yaitu dengan pembubuhan huruf a,
b, dan c setelah tahun terbit tanpa jarak.
Contoh:
Fokker, A.A. 1951a. “Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah.” Pidato
Pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia.
14) Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka itu ditulis oleh
seorang penulis tetapi tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar
pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan umur terbitan (dari yang
paling lama sampai yang paling baru).
Contoh:
Said, Edward. 1993. Culture and Imperialism. London: Chatto and
Windus.
101
15) Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun
terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun.
Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digarisbawahi.
Contoh:
Adisarwono, S. dan Yahya Ekondiwardoyo. Tanpa Tahun. 183 Tanya
Jawab Tata Bahasa. Surakarta: Berkat.
16) Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum
diterbitkan, begitu juga penulisan judul artikel yang dimuat di dalam
buku antologi, surat kabar, atau majalah; di dalam daftar pustaka ditulis
dengan diawali dan diakhiri tanda petik dan tidak dicetak miring.
Contoh:
Effendi, S. 1992. “Adverbial Cara dan Adverbial Sarana dalam Bahasa
Indonesia”. Disertasi Universitas Indonesia.
Karim, Nik Safiah. 1986. Tata Bahasa Dewan. Jilid I. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka.
101
ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan
tanda titik dua dari nomor majalah.
Contoh:
Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan
Bahasa.” Dalam Prisma XVIII (1): 61—120. Jakarta.
20) Jika surat kabar sebagai sumber acuan, urutan penyebutannya: nama
penulis, tahun terbit, judul artikel, nama surat kabar, tanggal terbit, dan
tempat terbit.
Contoh:
Tabah, Anton. 1989. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan
Hukum”. Dalam Suara Pembaruan, 1 September 1989.
Jakarta.
f. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA yang disampaikan disesuaikan dengan rujukan
101
yang ada dalam teks. Di samping itu bahan penting secara lengkap sebagai
pendukung isi dalam teks/skripsi dilampirkan.
3. Penelitian Kualitatif
Pada Bab I PENDAHULUAN penulisannya sama dengan sistem
penulisan pada penelitian kuantitatif, namun substansinya agak berbeda. Bab
pendahuluan pada penelitian kualitatif terdiri atas:
a. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah dan Alasan): mengetengahkan
alasan akan pentingnya permasalahan itu diangkat menjadi masalah
penelitian, perlu diketengahkan hal yang spesifik dan unik tidak seperti pada
umumnya, sehingga menarik untuk dilakukan penelitian dan dimungkinkan
akan dapat dijumpai konsep, teori baru di lapangan. Keunggulan dan
spesifikasi kondisi lapangan yang terfokus pada suatu permasalahan
tertentu. Informasi pendukung permasalahan itu harus disampaikan secara
jelas atas dasar data hasil pengamatan lapangan.
b. Fokus Penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana
disampaikan di latar belakang masalah, perlu disampaikan yang menjadi
fokus dalam penelitiannya. Dari fokus ini dapat dikembangkan ke dalam
sub-sub fokus yang berupa pertanyaan penelitian.
c. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian tersebut di atas, dapat
disampaikan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini.
d. Manfaat Penelitian. Ketengahkan manfaat/kegunaan hasil penelitian, bagi
institusi terkait dengan permasalahan penelitian, kegunaan bagi teori yang
terkait, dan bagi pembaca.
e. Penegasan Istilah. Penegasan istilah bukan makna dalam kamus, tetapi
penjelasan yang secara teknis memiliki arti yang khas perlu dijelaskan,
agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam memahami isi penelitiannya.
BAB II KAJIAN TEORI, terdiri atas teori-teori yang berkaitan dengan
fokus penelitian dan kajian dari hasil penelitian yang relevan. Pada bagian ini
teori harus diuraikan secara tuntas, sehingga akan tampak teori besar yang
mendasarinya. Pada akhir dari bab ini tidak diakhiri hipotesis. Teori ini sangat
bermanfaat untuk memperkuat saat mengumpulkan dan analisis data serta
pembahasan hasil penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN, terdiri dari metode-metode yang
101
digunakan dalam pelaksanaan, terdiri dari:
a. Pendekatan Penelitian (termasuk penjelasan kehadiran peneliti di lapangan).
Disampaikan secara jelas alasan peneliti harus datang di lapangan. Pada
penelitian kualitatif peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan
data, penganalisis data, dan sekaligus sebagai pelapor dari hasil penelitian.
Prinsip etika yang harus diperhatikan peneliti dalam penelitian kualitatif.
b. Setting Penelitian (lokasi dan latar penelitian). Secara jelas menggambarkan
lokasi dan kondisi tempat penelitian dilaksanakan. Disampaikan pula hal
yang spesifik yang menarik peneliti melaksanakan penelitian di tempat
tersebut. Latar yang menumbuhkan dorongan dengan adanya
komponen/kejadian yang muncul di daerah penelitian untuk diteliti.
c. Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian. Dikemukakan data yang akan
dikumpulkan sesuai dengan fokus penelitiannya, baik data primer maupun
sekunder. Sumber data dikemukakan secara jelas, cara menentukan
informan penelitian dengan didasarkan pada kondisinya agar mampu
mengahasilkan data yang faktual. Sesuai dengan jenis penelitian
kualitatif, alasan peneliti yang bersangkutan yang menjadi instrumen kunci,
keuntungan peneliti sebagai instrumen. Untuk itu ada yang harus dilakukan
peneliti agar dapat mendapatkan data yang tepat dan lengkap.
d. Prosedur Pengumpulan Data, untuk memperoleh data secara holistik dan
integratif, serta memperhatikan relevansi data dengan fokus dan tujuan
penelitian, peneliti perlu mengemukakan teknik yang digunakan. Dari
setiap teknik yang digunakan perlu ada kejelasan prosedur yang dilakukan
penelitian dalam menggunakan setiap teknik pengumpulan data yang
digunakan. Pada bagian akhir penjelasan setiap teknik yang digunakan
dijelaskan jenis data yang diungkap/digali melalui teknik tersebut, sehingga
diperoleh ringkasan dari setiap teknik yang digunakan dan jenis aspek,
ragam situasi yang diamati, serta jenis dokumen yang digunakan.
e. Keabsahan Data. Pengecekan keabsahan data pada penelitian kualitatif
merupakan bagian yang sangat penting. Pengecekan keabsahan data
didasarkan pada empat kriteria, yaitu derajad kepercayaan (credibility),
keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability). Peneliti perlu mengemukakan secara jelas langkah yang
dilakukan terhadap kriteria yang digunakan.
101
f. Metode Analisis Data. Adanya kejelasan tentang langkah analisis yang
digunakan disertai model yang akan digunakan. Kejelasan ini sangat
diperlukan karena analisis data pada penelitian kualitatif merupakan proses
mencari dan mengatur transkrip data yang telah dihimpun peneliti. Dalam
menganalisis melakukan interpretasi data, sehingga diperoleh makna
(meaning). Analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data,
serta setelah data terkumpul. Pada aktivitas dan analisis data tiga alur yang
terjadi bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Pola analisisnya dapat memilih jenis yang paling baik
dan dikuasai peneliti.
g. Tahapan Penelitian. Karakteristik penelitian kualitatif adalah desain disusun
secara sirkuler. Penelitian ditempuh melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1)
studi persiapan/orientasi, (2) tahapan eksplorasi umum, dan (3) studi
ekplorasi terfokus. Kegiatan ini perlu dijelaskan secara rinci.
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN;
terdiri atas deskripsi dan temuan penelitian, analisis dan pembahasan.
a. Deskripsi dan temuan penelitian kemukakan secara lengkap dan jelas
tentang gambaran umum keadaan lapangan tempat kasus terjadi,
karakteristik atau spesifikasi data yang diperoleh, sehingga menumbuhkan
semangat untuk mendapatkan konsep baru sesuai dengan fokus
penelitiannya.
b. Analisis dan Pembahasan; pada peneitian kualitatif antara analisis dan
pembahasan dapat disatukan. Pada bagian ini sangat didasari oleh fokus
penelitian dengan data yang diperoleh dari lapangan. Dalam analisis ini
perlu mengacu pada pola analisis yang telah ditetapkan pada bagian
sebelumnya.
BAB V PENUTUP. Bab V ini meliputi yaitu Simpulan dan Saran.
a. Simpulan merupakan jawaban atas fokus dan tujuan penelitian yang
disampaikan pada bab awal, dan pada hasil analisis yang diperoleh dari bab
sebelumnya. Dapat dipaparkan secara singkat, tetapi jelas prosedur
diperolehnya temuan tersebut.
b. Saran berisi hal-hal yang secara operasional disampaikan kepada pihak
yang terkait dalam bentuk operasional, agar lebih memudahkan untuk
dilaksanakan.
101
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMIRAN
a. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital,
ditempatkan di tengah, diketik tebal tanpa tanda baca atau tanda baca lain,
dan tidak digarisbawahi. Baris pertama tiap-tiap paragraf ditulis menjorok
ke dalam tujuh ketukan dari tepi kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya
dimulai dari huruf pertama awal kalimat.
Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca untuk mendapatkan
pemahaman tentang masalah akan dikaji, serta gambaran tentang pokok
masalah, tujuan yang akan diinginkan dan kemanfaatan kajiannya.
Pendahuluan hendaknya dapat merangsang pembaca memahami arah yang
dicapai dari seluruh skripsi tersebut.
1) Latar belakang masalah mendeskripsikan kondisi yang menjadi
permasalahan dalam kajiannya, disertai data faktual di kelas/lapangan
yang menunjukkan terjadinya masalah/akar penyebab masalah,
penjelasan pentingnya masalah dipecahkan dengan cara yang telah
dilakukan. Dalam bagian ini juga dapat dikemukakan dukungan yang
diperoleh dari peraturan/program serta regulasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji.
2) Identifikasi masalah, menyebut berbagai masalah yang dapat diteliti yang
terkait dengan judul skripsinya.
3) Rumusan masalah, rumuskan masalahnya dalam bentuk kalimat
pertanyaan, sehingga jawabnya dapat diketahui pada bagian akhir skripsi.
Dalam merumuskan masalah agar dikembangkan, sehingga tidak hanya
rumusan masalah tunggal/pokok yang berfokus pada judul. Diupayakan
rumusan masalah dapat dirinci ke dalam proses, situasi dan produk atau
hasil yang diperoleh.
4) Pemecahan Masalah, berisi pemecahan masalah yang peneliti ajukan
untuk mengatasi masalah yang menjadi fokus penelitian.
5) Tujuan penelitian, kemukakan secara rinci dengan mengacu pada
rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya.
101
Dengan demikian tujuan ini merupakan jawaban yang harus dicapai atas
pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah.
6) Manfaat penelitian, mencakup manfaat teoretis (pengembangan ilmu,
reformasi penelitian lebih lanjut, diperolehnya metode/strategi baru), dan
tujuan praktis yang terkait dengan sekolah, guru atau siswa.
b. Kajian Teori
BAB II KAJIAN TEORI, kemukakan teori dan hasil kajian/temuan/
penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Bagian ini perlu
disampaikan secara lengkap dan rinci tentang variabel masalah yang
menjadi fokus penelitian, dan variabel tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah penelitian, serta kerangka berpikir yang mendasari
bahwa dengan tindakan itu mampu mengatasi masalah yang dialami siswa
dalam proses pembelajaran. Pada bab kajian teori setidaknya disampaikan
uraian teori tentang:
1) Kajian teori yang menyangkut variabel masalah (dalam penelitian
kuantitatif disebut variabel terikat/dependent variabel) atau masalah yang
akan dipecahkan, misalnya: kedisiplinan belajar, kepercayaan diri,
aktivitas belajar, atau prestasi belajar, dan lain-lain). Perlu dikemukakan
kajian dari beberapa ahli dan konsep lain, kemudian berdasar pada teori
tersebut dikemukakan/disusun konsep berdasarkan pendapat atau pikiran
penulis.
2) Teori tentang variabel tindakan (dalam penelitian kuantitatif disebut
variabel bebas/independent variabel) misalnya: metode pembelajaran
diskusi kelompok berbasis media interaktif, metode Role Playing, model
Paikem, atau lainnya. Perlu dikemukakan keunggulan dari
pendekatan/metode yang digunakan dan langkah-langkah
pelaksanaannya. Hal ini diperlukan untuk membangun argumentasi
teoretis yang menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan
dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.
3) Kerangka berpikir. Bagian ini memberikan ulasan secara teoretis tentang
keterkaitan, antara variabel masalah dengan variabel tindakan, sehingga
tampak bahwa dengan metode/pendekatan yang baru itu dapat
memperbaiki mutu proses pembelajaran. Uraian pada bagian ini juga
diperlukan untuk membangun simpulan sementara atau teoretis yang
101
diwujudkan dalam bentuk hipotesis. Hipotesis pada penelitian tindakan
kelas tidak sama dengan hipotesis pada penelitian kuantitatif. Umpama:
Pelaksanaan pembelajaran role playing yang baik dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa kelas III SD N 3 Semarang.
c. Metode Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN; terdiri atas pendekatan penelitian,
setting penelitian, prosedur/siklus penelitian, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dan
langkah-langkah penelitian (bilamana belum diuraikan pada subbab
prosedur/siklus penelitian).
1) Setting Penelitian: Dalam setting penelitian diungkap mengenai waktu dan
tempat penelitian (akan lebih baik dibuat jadwal penelitian dalam bentuk
bagan). Subjek/sasaran yang menjadi sasaran penelitian. Subjek
penelitian diungkapkan kelas berapa penelitian akan dilakukan dan
bagaimana karakteristik kelas tersebut, seperti jumlah siswa, komposisi
siswa menurut jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kategori
kelas, dan sejenisnya.
2) Prosedur/siklus penelitian; menjelaskan jumlah siklus yang dilakukan
dan setiap siklus berapa kali pertemuan, dijelaskan waktu pelaksanaan
setiap pertemuan. PTK dilaksanakan minimal dua siklus penelitian, tiap
siklus penelitian dilakukan 2-3 kali pertemuan. Setiap siklus ada empat
tahap (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi). Uraian setiap
siklus secara umum terdiri atas tahapan- tahapan sebagai berikut:
a) Perencanaan (planning), yakni persiapan yang dilakukan untuk
pelaksanaan PTK, seperti; penyusunan skenario pembelajaran,
pembuatan media, penyusunan lembar observasi, dan lain-lain.
b) Tindakan (acting), yaitu deskripsi tindakan yang dilakukan, skenario
kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan, dan prosedur tindakan
yang akan diterapkan.
c) Observasi (observasing), yaitu kegiatan menggantikan dampak atas
tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
pengamatan, wawancara, kuisioner atau cara lain yang sesuai dengan
data yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan kolaborasi dengan
101
melibatkan teman sejawat (guru, Kepala Sekolah, Pengawas).
d) Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi, menganalisis proses
pelaksanaan tindakan serta tentang perubahan yang terjadi atau hasil
yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak
tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan tindakan, perubahan yang terjadi
dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan
yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah
signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
dalam bentuk replaning untuk siklus berikutnya dapat dilakukan.
Refleksi perlu melibatkan sejawat dan siswa agar mendapat gambaran
yang lebih lengkap.
Perencanaan Pelaksanaan
permasalahan tindakan I Tindakan I
SIKLUS I
Refleksi/analisis Pengamatan/
Refleksi I Pengumpulan data I
Permasalahan Pelaksanaan
Perencanaan
Tindakan II
baru hasil tindakan II
refleksi
Pengamatan/
SIKLUS Refkleksi/
Pengumpulan data
II analisis II
g. Lampiran
Lampiran berupa: (1) RPP dari setiap siklus, (2) semua instrumen yang
digunakan dalam penelitian, (3) sampel lembar kerja dari siswa dan guru,
(4) daftar hadir siswa di setiap pertemuan, (5) foto kegiatan dan
101
penjelasannya, dan (6) izin penelitian dan bukti lain yang dipandang
penting.
5. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Penelitian Pengembangan adalah suatu proses atau langkah langkah
untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk. Dalam
pelaksanaannnya digunakan metode:
a. Deskriptif (penelitian awal menghimpun data tentang kondisi yang ada).
b. Evaluatif (evaluasi proses uji coba pengembangan produk).
c. Eksperimen (uji keampuhan produk yang dihasilkan).
Langkah/prosedur penelitian pengembangan (Borg and Gall, 1983):
1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting)
Melakukan penelitian pendahuluan (prasurvei) untuk mengumpulkan
informasi (kajian pustaka, pengamatan kelas), identifikasi permasalahan
yang dijumpai dalam pembelajaran, merangkum permasalahan,
pengukuran kebutuhan, studi literatur, dan penelitian skala kecil.
2. Perencanaan (Planning)
Melakukan perencanaan (identifikasi dan definisi keterampilan,
perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau uji
coba pada skala kecil atau expert judgement (rencana penelitian, rumusan
tujuan, desain penelitian).
3. Pengembangan draf produk (Develop preliminary form of product)
Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi
pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi (review
ahli).
4. Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing)
Melakukan uji coba lapangan tahap awal, dilakukakan terhadap 1-3
sekolah menggunakan 6-12 subjek ahli. Pengumpulan informasi/data
dengan menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner, dan
dilanjutkan analisis data, Main product revision (merevisi hasil uji coba).
5. Merevisi hasil ujicoba (Main product revision)
Revisi uji coba, melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan
masukan dan saran saran dari hasil uji lapangan awal.
6. Uji coba lapangan (Main field testing)
Uji coba lebih luas 5-15 sekolah, data kuantitatif dievaluasi, dibandingkan,
101
melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5 sekolah,
dengan 30-80 subjek. Tes penilaian tentang prestasi belajar siswa
dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7. Menyempurnakan produk hasil uji coba (Operational product revision)
Menyempurnakan produk hasil uji coba, melakukan revisi terhadap
produk operasional berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji
lapangan utama.
8. Uji pelaksanaan lapangan (Operational field testing)
Penyempurnaan berdasarkan masukan-masukan dari uji lapangan,
melakukan uji lapangan operasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah,
melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, dan kuesioner.
9. Penyempurnaan berdasarkan masukan dari lapangan (Final Product
revision)
Penyempurnaan berdasarkan masukan dari uji lapangan, melakukan revisi
terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.
10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan (Dissemination and
implementation)
Mendesimenasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan
menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah,
bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial,
dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.
Catatan:
Berdasarkan keputusan hasil rapat senat Fakultas, diputuskan bahwa mahasiwa
Strata 1 (S1) yang melakukan penelitian dan pengembangan hanya sebatas
pada uji coba lapangan awal dan revisi hasil uji coba berdasarkan analisis uji
coba lapangan awal. Jadi hanya pada langkah keempat atau kelima.
101
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN, memuat:
a. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan
b. Deskripsi Hasil Pengembangan
c. Deskripsi Hasil Uji Keefektifan
d. Pokok Temuan
e. Pembahasan Hasil Pengembangan
BAB V PENUTUP, memuat:
a. Simpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam teks.
101