Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya (penulis) panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
kasih serta karuniaNYA, kita semua masih diberikan kesehatan sehingga dapat menjalani
kehidupan hingga saat ini.

Pada kesempatan ini saya akan presentasikan sebuah laporan Kasus Forensik
Patologi, yaitu hasil dari pemeriksaan terhadap korban mati (jenazah) yang dilakukan di
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, RSUP. H. Adam Malik Medan,
yang berjudul : KERACUNAN ARSEN.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan serta presentasi laporan kasus ini adalah,
sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian tugas akhir pada Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS), serta dalam upaya pengambilan gelar Dokter Spesialis Forensik dan
Medikolegal.

Ucapan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada seluruh staff
dosen (guru) saya di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, atas segala bimbingan dan pengajarannya kepada
saya selama menjalani pendidikan PPDS.

Harapan saya semoga presentasi dari laporan kasus ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Abdul Gafar Parinduri

Page 1
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar 1
Data Diri 2
Daftar Isi 3
Pendahuluan 4
Laporan kasus 7
Pembahasan 12
Daftar pustaka 14
Visum et repertum

Page 2
KERACUNAN ARSEN
Abdul Gafar Parinduri :Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan;2015

1.Pendahuluan
Kurang lebih 11 tahun yang lalu, kita bangsa Indonesia dikagetkan dengan adanya kasus kematian
Munir, SH, aktivis HAM Indonesia, tewas dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam, 7 September
2004. Koran Belanda, NRC Handelsblad, edisi 11 November 2004, menulis bahwa di tubuh Munir
ditemukan 460 mg arsen (150 mg saja sudah menewaskan orang). Artinya, dia keracunan akut bukan
kronis. Seperti ditulis Djaja Surya Atmadja, spesialis kedokteran forensik, di Kompas, arsen
merupakan racun kuno yang paling banyak memakan korban. Buku Criminal Poisoning (2000)
mencatat, dari 679 kasus pembunuhan dengan racun, arsen (30,8%) menempati urutan pertama,
diikuti sianida (9%) dan striknin (5,9%)1.

Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan sumber, karakteristik dan
kandungan racun, gejala dan tanda yang disebabkan racun, dosis fatal, periode fatal dan
penatalaksanaan kasus keracunan2.
Racun adalah substansi kimia, yang dalam jumlah relatif kecil, tetapi dengan dosis toksis, bila
masuk atau mengenai tubuh, tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya dengan kekuatan daya kimianya,
akan menimbulkan efek yang besar, yang dapat menyebabkan sakit, bahkan kematian. 1
Racun dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui beberapa cara:
1. Melalui mulut (peroral / ingesti).
2. Melalui saluran pernafasan (inhalasi)
3. Melalui suntikan (parenteral, injeksi)
4. Melalui kulit yang sehat / intak atau kulit yang sakit.
5. Melalui dubur atau vagina (perektal atau pervaginal) (Idris, 1985)
ARSEN
Arsen adalah merupakan senyawa kimia golongan logam berat yang biasanya dopergunakan sebagai
Insektisida terutama untuk membunuh tikus3.
Bentuk garam dari arsen adalah:
 Oksida dari Arsen: As2O3
 Arsenit
 Sulfida
 Senyawa organic
Arsen dalam bentuk metal tidak beracun, tetapi yang beracun adalah dalam bentuk
garam. Arsen mengiritasi jaringan, menekan system saraf dan menghalangi respirasi sel.

Page 3
Bentuk fisik :
 Arsen tidak berwarna, tidak berbau (As2O3) dan tidak berasa.
 Bentuknya seperti bubuk giling, tidak larut dalam air.
 Jumlah yang sangat sedikit sudah dapat membunuh seorang manusia (30-300 mg), oksida arsen
sebanyak 1 jumputan sudah dapat membunuh 6-7 orang.
Kegunaan
 Pada berbagai percetakan dan pabrik cat.
 Pada obat-obatan, pemakaian pengobatan dari logam-logam telah dikemukan dimana-dimana.
Arsen sudah diketahui sebagai bahan untuk pengobatan oleh orang-orang Yunani dan Roma
zaman dulu.
 Sebagai insektisida, Terutama untuk membunuh tikus.

Bentuk arsen yang digunakan sebagai racun:


 Oksida arsen atau arsen dalam bentuk asam
 Natrium dan kalium arsenit
 Scheel’s green
 Arsenik sulfide
 Arsenik Chlorida
 Asam arsenat
 Hidrogen Arsenikum

Keracunan akut
Cara kerja :
- Metabolisme selluler terganggu karena hambatan pada sistim enzim sulfidril.
- Arsen dianggap merupakan racun kapiler dan menyebabkan dilatasi pembuluh darah
kapiler.3
Timbulnya gejala biasanya dalam waktu 2 jam setelah masuknya racun. Arsen menyebabkan:
1. Rasa terbakar pada tenggorokan, retrosternum dan epigastrium.
2. Rasa sangat haus disertai dengan mual, muntah dan diare.
3. Nyeri yang akut pada abdomen, mungkin karena adanya perforasi lambung
4. Tenesmus yang disertai dengan tinja warna hitam karena mengandung darah dan banyak
mengandung cairan seperti diare pada kolera.
Hal ini adalah akibat robeknya pembuluh darah yang terdapat dibawah mukosa usus halus yang
disertai dengan transudasi dari kapiler.
5. Ginjal dipengaruhi sehingga mengakibatkan berkurangnya produksi urin, terdapatnya sel darah
merah dalam urin dan selanjutnya akan mengalami kegagalan ginjal.
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit mengakibatkan dehidrasi dan kejang otot. Pasien
menjadi gelisah.

Page 4
7. Tanda-tanda syok akan menonjol pada tahap menjelang kematian.
8. Koma, kejang-kejang dan meninggal.
9. Pada kasus dimana racun arsen dalam bentuk serbuk arsen, pasien akan batuk dengan dahak
yang berbusa , gangguan pernapasan dan sianosis. Selanjutnya mungkin mengalami edema paru
akut .
10. Kematian mendadak akibat syok mungkin terjadi karena arsen dalam dosis tinggi. Tetapi pada
beberapa kasus, arsen dalam jumlah besar akan menyebabkan muntah sehingga mengeluarkan
sebagian besar racun tersebut dan pasiennya selamat.
11. Pada beberapa kasus gejala-gejala pada beberapa sistim pencernaan sangat minimal bahkan tidak
ada sama sekali. Pasien merasa pusing, nyeri pada prekordium, delirium, kehilangan kesadaran
dan meninggal. Paralisis seluruh anggota badan mungkin bisa terjadi sebelum kematian.
Keadaan ini disebut juga dengan bentuk narkotik dari keracunan arsen.
Cara kematian :
1. Dehidrasi-syok
2. Kejang-kejang – kegagalan ginjal
3. Edema paru-paru.

Keracunan subakut
Munculnya gejala-gejala lebih lambat dan gejala pada system saraf lebih menonjol, misalnya
neuritis perifer multiple, nyeri pada otot-otot betis dan paralisis otot. Berkaitan dengan hal
tersebut diatas adalah gejala pada system pencernaan, yaitu nyeri abdomen, muntah, tinja yang
berwarna gelap dan mengandung darah. Kulit berwarna kuning akan muncul kemudian.
Dosis fatal : 180 mg
Periode fatal : 12-48 jam
Pada beberapa kasus, Periode fatal ini bisa sangat pendek yaitu ½ jam karena dosis yang tinggi
akan mengakibatkan efek kardiotoksik dan menyebabkan syok tanpa adanya gejala
gastroenteritis.
GAMBARAN POST-MORTEM
Pemeriksaan luar :
a. Tanda-tanda dehidrasi, misalnya mata cekung, penonjolan tulang-tulang wajah
Pemeriksaan dalam :
a. Mulut : mukosa biasanya normal tetapi bisa tampak tanda-tanda inflamasi
b. Sistim pencernaan : mukosa mengalami inflamasi, berwarna merah disertai perdarahan
submukosa.
- Membran mukosa mempunyai lekukan dan diantara lekukan tersebut (rugae) bisa ditemukan
lendir yang kental dan mengikat partikel racun.
- Isi lambung warna gelap.

Page 5
2.Laporan kasus
Dilaporkan sebuah kasus pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah
Sakit Umum Sultan Sulaiman di Sei Rampah, menerangkan atas permintaan tertulis dari Kepala
Kepolisian Resor Resort Serdang Berdagai, Tertanggal 17 – 9 - 2017, No. Pol: B/ 820 / IX /
2017, maka pada tanggal 17 - 9 - 2017, pukul 02.30. Waktu Indonesia Barat, bertempat di Rumah
Sakit Umum Sultan Sulaiman, telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap mayat yang menurut
surat surat tersebut memiliki identitas sebagai berikut:
Nama : Lisan Jaya, Jenis Kelamin : Laki-laki, Umur : 23 tahun, Pekerjaan : Wiraswasta, Agama :
Islam, Kewarganegaraan : Indonesia, Alamat : Jln. Melinda Kel. Batang Terap. Perbaungan.Kab.
Sergai
HASIL PEMERIKSAAN:
Dari pemeriksaan luar atas tubuh jenazah tersebut ditemukan fakta-fakta sebagai berikut :

A. IDENTITAS JENAZAH :
1. Identitas Umum:
Pembungkus jenazah: Tidak dijumpai, Penutup jenazah: Tidak dijumpai, Benda
disamping jenazah: Tidak dijumpai, Pakaian Mayat: Memakai baju kaos warna hitam
tidak berkerah lengan pendek dengan corak bunga warna putih tanpa ukuran tanpa merk,
memakai celana panjang, bahan jeans warna biru muda tanpa merek tanpa ukuran,
memakai celana dalam segi tiga warna oranye tanpa merek tanpa ukuran, Perhiasan: Tidak
dijumpai. Sosok mayat dikenal, jenis kelamin : laki-laki, berkhitan, umur : 23 tahun,
perawakan gemuk, warna kulit putih, panjang badan : 168 centimeter, berat badan: 80
kilogram, rambut lurus, pendek warna hitam, dan tidak mudah dicabut.

2. Identitas Khusus
Tato: Tidak dijumpai, Jaringan parut: Tidak dijumpai, Tanda lahir: Tidak dijumpai, Tahi lalat:
Tidak dijumpai, Cacat fisik: Tidak dijumpai
TANDA KEMATIAN
Lebam mayat: Dijumpai pada daerah tengkuk, punggung, pinggang dan bokong, yang hilang
pada penekanan, Kaku mayat: Dijumpai pada persendian, rahang, leher, anggota gerak atas dan
bawah yang mudah dilawan, Pembusukan: Tidak dijumpai

Page 6
B. PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR
1. Permukaan Kulit Tubuh:
a. Kepala:
 Daerah berambut:
Dijumpai panjang rambut depan tiga sentimeter, samping kanan dua sentimeter,
samping kiri dua sentimeter dan bagian belakang satu koma lima sentimeter.
Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan
 Wajah:
Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan.

b. Leher. Bahu. Perut: Tidak dijumpai kelainan

c. Alat Kelamin: Dijumpai alat kelamin laki-laki dan berkhitan.Tidak dijumpai kelainan
d. Punggung. Pinggang. Bokong. Dubur: Tidak dijumpai kelainan

e. Anggota gerak:
o Anggota Gerak Atas:
 Kanan. Kiri: Tidak dijumpai kelainan. Dijumpai ujung-ujung jari kedua tangan
berwarna pucat, kuku mudah terlepas (proses pembusukan)
o Anggota Gerak Bawah:
 Kanan. Kiri; Tidak dijumpai kelainan. Dijumpai ujung ujung jari kedua kaki
berwarna pucat, kuku mudah terlepas (proses pembusukan)

Page 7
2. Bagian Tubuh tertentu:
a. Mata:
 Alis mata. Bulu mata. Kelopak mata. Bola mata: Tidak dijumpai kelainan

b. Hidung:
 Bentuk hidung. Permukaan kulit hidung. Lubang hidung: Tidak dijumpai kelainan

c. Telinga:
 Bentuk telinga. Permukaan daun telinga. Lubang telinga: Tidak dijumpai kelainan
d. Mulut:
 Bibir atas. Bibir bawah. Selaput lendir bibir: Warna coklat kehitaman (proses
pembusukan)
 Lidah: Menjulur keluar (proses pembusukan)
 Rongga mulut: Terbuka. Tidak dijumpai kelainan
 Gigi-geligi
o Gigi rahang atas: Gigi lengkap, gigi graham belakang ketiga kanan dan kiri
sudah tumbuh
o Gigi rahang bawah: Tidak lengkap, gigi premolar satu, premolar dua dan molar
tiga kanan tidak ada
 Langit-langit mulut: Tidak dijumpai kelainan

e. Alat kelamin: Laki-laki, sudah berkhitan, tidak dijumpai kelainan

Page 8
 Kantung buah pelir: Teraba dua buah biji pelir, tidak dijumpai kelainan

C. PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM:


1. Kepala:
a. Kulit kepala bagian dalam. Tulang tengkorak. Selaput otak: Tidak dijumpai kelainan
b. Otak besar. Otak kecil. Batang otak: Membubur (proses pembusukan lanjut)
c. Dasar tengkorak: Tidak dijumpai kelainan
2. Leher
Kulit leher bagian dalam. Otot-otot leher bagian dalam. Pembuluh nadi leher.
Tenggorokan. Kerongkongan. Tulang lidah: Tidak dijumpai kelainan
3. Dada
a. Kulit dada bagian dalam: Dijumpai warna coklat gelap yang luas pada kulit dada
bagian dalam sebelah kanan (proses pembusukan)
b. Otot-otot dinding dada. Tulang-tulang iga. Tulang dada. Rongga dada: Tidak
dijumpai kelainan
c. Paru: tidak dijumpai perlengketan dengan dinding rongga dada
 Paru kanan: Terdiri dari tiga baga. Berat 400 gram, warna kehitaman, perabaan
seperti spon dan licin. Tepi paru tumpul. Pada pengirisan dan penekanan tampak
cairan darah warna merah kehitaman dan buih halus (proses pembusukan)
 Paru kiri: Terdiri dari dua baga. Berat 300 gram, warna merah kehitaman. Perabaan
seperti spon dan licin. Tepi paru tumpul. Pada pengirisan dan penekanan tampak
darah warna merah kehitaman dan bercampur buih halus (proses pembusukan)

d. Kantung jantung: Tidak dijumpai kelainan


e. Jantung: Permukaan jantung berwarna pucat, lunak, mengecil (proses pembusukan)
 Jantung kanan: Serambi kanan tidak dijumpai kelainan. Lingkar katup serambi bilik
kanan 10 sentimeter, Tebal otot jantung kanan 1 sentimeter, Lingkar katup
pembuluh darah nadi paru 5,5 sentimeter, tidak dijumpai kelainan
 Jantung kiri, serambi kiri tidak dijumpai kelainan. Lingkar katup serambi kiri 9
sentimeter, Tebal otot jantung kiri 2 sentimeter, Lingkar katup pembuluh darah nadi
besar 7 sentimeter, tidak dijumpai kelainan

Page 9
4. Perut:
a. Kulit perut bagian dalam. Otot-otot dinding perut. Sekat antara rongga dada dan
perut: Tidak dijumpai kelainan
b. Tirai usus: Menutupi sebagian besar permukaan usus
c. Lambung: Berisi sisa makanan yang sudah membubur, warna kehijauan, dengan
jumlah lima milliliter, berbau merangsang seperti bau racun Timex

d. Usus: Usus besar dan usus kecil. Penggantunug usus: Tidak dijumpai kelainan
e. Hati: Berat 1400 gram. Pada perabaan permukaan licin dan kenyal, warna merah
kecoklatan. Tepi tumpul. Pada pengirisan tidak dijumpai kelainan
f. Limpa: Berat 100 gram, perabaan kenyal, warna coklat kehitaman (proses
pembusukan), tidak dijumpai kelainan
g. Ginjal kanan: Pembungkus ginjal mudah dilepaskan. Berat 200 gram, warna coklat
kehitaman, konsistensi lunak (Proses pembusukan), tidak dijumpai kelainan
h. Ginjal kiri: Pembungkus ginjal mudah dilepas. Berat 200 gram, warna coklat
kehitaman, konsistensi lunak (proses pembusukan), tidak dijumpai kelainan
5. Panggul:
a. Kandung kemih: Kosong, tidak dijumpai kelainan
b. Prostat: tidak dijumpai kelainan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG/TAMBAHAN
1. Toksikologi:
a. Dikirim kepada Kepala Kepolisian Sektor Pangkalan Susu berupa : hepar, isi
lambung dan lambung, usus halus, untuk diterusakan ke Labkrim POLRI Cabang
Medan guna pemeriksaan Toksikologi (racun timex)
b. Hasil pemeriksaan laboratorium forensik Polri cabang Medan barang bukti
Toksikologi No.Lab.: 8311 / KTF / 2013, pada hari Senin tanggal, Dua puluh dua
bulan Desember tahun Dua ribu empat belas yang berkesimpulan bahwa barang bukti
yang dianalisis milik korban An.Akup, mengandung insektisida golongan arsen

Page 10
3.Pembahasan
a. Perkiraan waktu kematian.
Dari hasil pemeriksaan tubuh jenajah dijumpai warna kulit coklat kehitaman, mudah
terkelupas dan berbau busuk (proses pembusukan lanjut) pada seluruh tubuh. Hal ini
membuktikan diperkirakan korban ini telah meninggal sekitar dua minggu sejak saat
ditemukan.
Pembusukan (Decomposition,Putrefaction)
Pembusukan adalah perubahan terakhir yang terjadi (late post-mortem periode) pada
tubuh mayat setelah kematian, dimana terjadi pemecahan protein komplek menjadi
protein yang lebih sederhana disertai timbulnya gas-gas pembusukan yang bau dan
terjadinya perubahan warna4.
b. Mekanisme Terjadinya Toksisitas5 .
Mekanisme masuknya arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari
makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus
halus kemudian masuk ke peredaran darah. Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel
secara umum. Hal tersebut terjadi apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (SH),
terutama yang berada dalam enzim. Salah satu enzim tersebut ialah kompleks piruvat
dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan
Co2sebelum masuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut
terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi tersebut melibatkan transetilasi yang
mengikat koenzim A (CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim,
yang mengandung dua gugus sulfhidril. Kelompok sulfhidril sangat berperan mengikat
arsen trivial yang membentuk kelat.
Kelat itu dihidrofil oleh arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya
bila arsen terikat dengan system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosforilasi pada fase kedua dari glikolisis dengan
jalan berkompetisis dengan fosfat dalam reaksi gliseraldehide dehidrogenase. Dengan
adanya pengikatan arsenat reaksi gliseraldehide-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses
enzimatik hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP. Selama arsen
bergabung dengan gugus SH, maupun gugus SH yang terdapat dalam enzim, maka akan
banyak ikatan As dalam hati yang terikat sebagai enzim metabolic. Karena adanya protein
yang juga mengandung gugus SH terikat dengan As, maka hal inilah yang menyebabkan
As juga ditemukan dalam rambut, kuku, dan tulang. Karena eratnya As bergabung dengan
gugus SH, maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang beberapa tahun
kemudian.
Pada korban ini sangat minimal sekali ditemukan gejala dan tanda post mortem, baik
pemeriksaan luar dan dalam, serta organ-organ dari korban ini karena sudah terjadi
proses pembusukan lanjut, sehingga diambil lambung beserta isinya untuk dilakukan
pemerksaan toksikologi ke LABFOR POLDASU. Karena pada pembukaan lambung
dijumpai isi lambung berbau merangsang ( seperti bau timex ). Dan hasilnya adalah
mengandung insektisida golongan arsen. Dimana dari hasil itu tidak terperinci
kuantitasnya, maka kita tidak mengetahui dosis lethal didalam darah korban ini. Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan penyebab kematian korban adalah keracunan arsen
yang menyebabkan gangguan metabolisme.

ASPEK MEDIKOLEGAL
 KUHP PASAL 202
(I) : Barang siapa memasukkan suatu zat ke dalam sumur, pompa, mata air atau kedalam
tempat air minum bagi keperluan umum atau untuk dipakai oleh atau bersama-sama

Page 11
dengan orang lain, sedang ia mengetahui bahwa karena itu airnya membahayakan
bagi jiwa atau kesehatan orang, dipidana dengan pidana lamanya lima belas tahun
(II) : Kalau perbuatan itu berakibat matinya orang, yang bersalah dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun
 KUHP PASAL 204
(I) : Barang siapa menjual, menawarkan, menerimakan atau membagi-bagikan barang,
sedang diketahuinya, bahwa barang itu membahayakan bagi jiwa atau kesehatan
orang, dan ia mendiamkan sifat yang berbahaya itu, dipidana dengan selama-
lamanya lima belas tahun
(II) : kalau hal itu berakibat matinya orang yang bersalah dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup atau penjara sementara selama – lamanya dua puluh tahun
 KUHP PASAL 205
(I) : Barang siapa yang karena kehilafannya menyebabkan barang, yang membahayakan
bagi jiwa atau kesehatan orang dijual, diterimakan atau dibagi-bagikan, sedang yang
membeli atau yang memperoleh tidak tahukan sifat berbahaya itu dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan atau kurungan selama-lamanya
enam bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah
(II) : Kalau hal yang berakibat matinya orang, yang bersalah itu dipidana dengan pidana
dengan pidana penjara selama – lamanya satu tahun empat bulan atau kurungan
selama – lamanya satu tahun empat bulan atau kurungan selama – lamanya satu
tahun
 KUHP PASAL 339
Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang
dilakukan dengan maksud pelaksanaannya, atau tidak melepaskan diri sendiri
maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk
memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum,
diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling
lama dua puluh tahun.
 KUHP PASAL 340
Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain,
dancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama 20 tahun.

4.Daftar Pustaka
1. Adiwisastra, A. Keracunan, Sumber, Bahaya serta Penanggulangannya.
2. Andarwendah, Su mardi, 1982, Keracunan Arsen, Program Pendidikan Pasca Sarjana
3. Kamdari, Siti HSC Gen’83, Analytical Toxicology.
4. CHADHA. DR. P.V. Ilmu Forensik dan Toksikologi edisi V. hal. 258-263.
Hyperkes, FK-UGM.
5. Gonzales, Thomas A. et all, 1954, Legal Medicine Pathology and Toxicology, Appleton,
Century Crafts Inc., New York.

5.Lampiran Ver.

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.PIRNGADI KOTA MEDAN / FK-USU

Page 12
Jalan M.Yamin No.17 Telp 061-8331118 Medan 20136

Nomor: /IKK/VER/XII/2015 Medan, 04 Desember 2015.


Perihal : Hasil pemeriksaan An. Akup.

………………………………….VISUM ET REPERTUM……………………………………….

PRO JUSTITIA……………………………………………………………………………………..
Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Abdul Gafar Parinduri, dokter pada Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit dr. Pirngadi di Medan, menerangkan bahwa
atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Resor Langkat, Polsek Pangkalan Susu,
Tertanggal dua puluh empat November dua ribu empat belas, No. Pol: B/ 358 / XI / 2014, maka
pada tanggal empat Desember dua ribu empat belas, pukul dua belas lewat tiga puluh menit
Waktu Indonesia Barat, bertempat di pemakaman umum Tepian Merawan Desa Pematang
Tengah Kecamatan Pematang Jaya Kabupaten Langkat, telah dilakukan penggalian kuburan
dilanjutkan pemeriksaan luar dan dilanjutkan pemeriksaan bedah mayat atas mayat yang
menurut surat surat tersebut memiliki identitas sebagai berikut:………………………………….
Nama : AKUP……………………………………………………………………
Jenis Kelamin : Laki-laki…………………………………………………………………
Umur : Lima puluh empat tahun…………………………………………………
Pekerjaan : Petani…………………………………………………………………….
Agama : Islam……………………………………………………………………..
Kewarganegaraan : Indonesia…………………………………………………………………
Alamat : Dsn V Tepian Merawan Desa Pematang Tengah Kec. Pematang Jaya,
Kab.Langkat…………..…………………………………………………

HASIL PEMERIKSAAN:………………………………………………………………………….
Dari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut ditemukan fakta-fakta sebagai
berikut……………………………………………………………………………………………...
1. Identifikasi Makam :……...……………………………………..................................
a. Dijumpai tinggi tanah gundukan kuburan empat belas sentimeter..…………………..
b. Panjang kuburan dua ratus empat belas sentimeter……………………………………
c. Lebar kuburan Sembilan puluh sentimeter...…………………………………………..
d. Dalam kuburan seratus lima puluh sentimeter dari permukaan tanah…………………
e. Dijumpai dua nisan bahan kayu, bertuliskan, M. Yakub bin Ibrahim, Wafat tanggal,
dua puluh bulan sebelas dua ribu empat belas, Panjang delapan lima sentimeter,
lebar Sembilan sentimeter, tebal dua sentimeter..…………………………………….
f. Sebelah kiri berbatas kuburan Fairan dengan jarak lima puluh enam sentimeter..……
g. Sebelah kanan berbatas kuburan Zulfikar dengan jarak enam puluh empat sentimeter.
h. Setelah kuburan digali dijumpai sepuluh keping papan dengan panjang enam puluh
empat sentimeter, lebar tujuh belas koma lima sentimeter, tebal papan dua
sentimeter……………………………………………………………………………...
2. Identitas Jenazah :…………………………………………………………………….
a. Pembungkus jenazah: Dijumpai Empat lapis kain kafan berwarna putih dengan
panjang dua ratus tiga belas sentimeter……………………………………………….

Page 13
b. Penutup jenazah: Dijumpai kapas berwarna putih sebanyak satu gulung besar………
c. Benda disamping jenazah: Dijumpai tali terbuat dari kain sebanyak enam helai,
pengikat kain khafan, panjang seratus tiga puluh sentimeter…………………………
d. Pakaian Mayat: Tidak ada……………………………………………………………..
e. Perhiasan: Tidak ada…………………………………………………………………..
3. Identitas Umum:……………………………………………………………………...
a. Jenis kelamin: Laki-laki………………………………………………………………
b. Umur: Lima puluh empat tahun………………………………………………………
c. Berat badan:-…………………………………………………………………………
d. Panjang badan: Seratu lima puluh lima sentimeter..…………………………………
e. Warna kulit: Coklat kehitaman (proses pembusukan lanjut).…………………………
f. Warna pelangi mata: Sulit dinilai karena proses pembusukan lanjut…………………
g. Ciri rambut: Warna hitam dan putih(uban), lurus, pendek dan mudah dicabut (proses
pembusukan lanjut)…………………………..………………………………………..
h. Keadan gizi: Cukup……………………………………………………………………
4. Identitas Khusus ……….…………………………………………………………….
a. Tato: Tidak ada………………………………………………………………………..
b. Jaringan parut: Tidak ada……………………………………………………………..
c. Tanda lahir: Tidak ada…………………………………………………………………
d. Tahi lalat: Tidak ada…………………………………………………………………..
e. Cacat fisik: Tidak ada…………………………………………………………………
E. TANDA KEMATIAN ……………………………………………………………….
1. Lebam mayat: Sulit dinilai (proses pembusukan lanjut)………………………………
2. Kaku mayat: Sulit dinilai (proses pembusukan lanjut)………………………………..
3. Pembusukan: Dijumpai proses pembusukan lanjut pada seluruh tubuh………………
F. PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR……………………………………….
3. Permukaan Kulit Tubuh:……………………………………………………………
f. Kepala:…………………………………………………………………………………
 Daerah berambut:……………………………………………………………………..
Dijumpai panjang rambut depan lima sentimeter, samping kanan tiga koma lima sentimeter,
samping kiri tiga koma lima sentimeter dan bagian belakang empat sentimeter.Tidak
dijumpai kelainan………………………………………………………………………………
 Wajah:…………………………………………………………………………………
Dijumpai perubahan warna coklat kehitaman (proses pembusukan lanjut)…………………...
g. Leher: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………………….
h. Bahu: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………………..
i. Dada: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………………..
j. Perut: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………………
k. Alat Kelamin: Dijumpai jenis kelamin laki-laki dan berkhitan.Tidak dijumpai
kelainan………………………………………………………………………………..
l. Punggung: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………………..
m. Pinggang: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………………
n. Bokong: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………………….
o. Dubur: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………………........

Page 14
p. Anggota gerak:………………………………………………………………………...
o Anggota Gerak Atas: ………………………………………………………………….
 Kanan: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………………
 Kiri: Tidak dijumpai kelainan. Dijumpai ujung-ujung jari kedua tangan berwarna
pucat, kuku mudah terlepas (proses pembusukan)……………………………………
o Anggota Gerak Bawah:………………………………………………………………..
 Kanan: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………………
 Kiri; Tidak dijumpai kelainan.Dijumpai ujung ujung jari kedua kaki berwarna pucat,
kuku mudah terlepas (proses pembusukan)………..………………………………….
4. Bagian Tubuh tertentu:……………………………………………………………...
f. Mata:…………………………………………………………………………………..
 Alis mata: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………………..
 Bulu mata: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………….
 Kelopak mata: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………..
 Bola mata: Tidak dijumpai kelainan…..………………………………………………
g. Hidung:………………………………………………………………………………...
 Bentuk hidung: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………….
 Permukaan kulit hidung: Terkelupas, warna coklat kehitaman (proses
pembusukan)..................................................................................................................
 Lubang hidung: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………….
h. Telinga:………………………………………………………………………………..
 Bentuk telinga: Tida dijumpai kelainan……………………………………………….
 Permukaan daun telinga: Tidak dijumpai kelainan……………………………………
 Lubang telinga: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………..
i. Mulut:………………………………………………………………………………….
 Bibir atas: Warna coklat kehitaman (proses pembusukan)……………………………
 Bibir bawah: Warna coklat kehitaman (proses pembusukan)…………………………
 Selaput lendir bibir: Warna coklat kehitaman (proses pembusukan)………………….
 Lidah: Menjulur keluar (proses pembusukan)…………………………………………
 Rongga mulut: Terbuka. Tidak dijumpai kelainan…………………………………….
 Gigi-geligi……………………………………………………………………………..
o Gigi rahang atas: Gigi lengkap, gigi graham belakang ketiga kanan dan kiri sudah
tumbuh………………………………………………………………………………...
o Gigi rahang bawah: Tidak lengkap, gigi pre molar satu, pre molar dua dan molar tiga
kanan tidak ada………………………………………………………………………..
 Langit-langit mulut: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………
j. Alat kelamin: Laki-laki, sudah berkhitan, tidak dijumpai kelainan ………………….
 Kantung buah pelir: Teraba dua buah biji pelir, tidak dijumpai kelainan……………
G. PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM:……………………………………
6. Kepala:………………………………………………………………………………..
d. Kulit kepala bagian dalam: Tidak dijumpai kelainan………………………………….
e. Tulang tengkorak: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………..

Page 15
f. Selaput otak: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………...
g. Otak besar: Membubur (proses pembusukan lanjut) ………………….……………....
h. Otak kecil: Membubur (proses pembusukan lanjut) …………………….……………
i. Batang otak: Membubur (proses pembusukan lanjut) …………………..……………
j. Dasar tengkorak: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………….
7. Leher ………….………………………………………………………………………
a. Kulit leher bagian dalam: Tidak dijumpai kelainan………………………………….
b. Otot-otot leher bagian dalam: Tidak dijumpai kelainan………………………………
c. Pembuluh nadi leher: Tidak dijumpai kelainan………………………………………
d. Tenggorokan: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………
e. Kerongkongan: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………..
f. Tulang lidah: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………..
8. Dada…………………………………………………………………………………...
f. Kulit dada bagian dalam: Dijumpai warna coklat gelap yang luas pada kulit dada
bagian dalam sebelah kanan (proses pembusukan)………………… ………………..
g. Otot-otot dinding dada: Tidak dijumpai kelainan……………………………………..
h. Tulang-tulang iga: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………..
i. Tulang dada: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………..
j. Rongga dada: Tidak dijumpai kelainan………………………………………………..
k. Paru: tidak dijumpai perlengketan dengan dinding rongga dada……………………..
 Paru kanan: Terdiri dari tiga baga. Berat empat ratus gram, warna kehitaman,
perabaan seperti spon dan licin. Tepi paru tumpul. Pada pengirisan dan penekanan
tampak cairan darah warna merah kehitaman dan buih halus (proses
pembusukan)…………………………………………………………………………..
 Paru kiri: Terdiri dari dua baga. Berat tiga ratus gram, warna merah kehitaman.
Perabaan seperti spon dan licin. Tepi paru tumpul. Pada pengirisan dan penekanan
tampak darah warna merah kehitaman dan bercampur buih halus (proses
pembusukan)…………………………………………………………………………..
l. Kantung jantung: Tidak dijumpai kelainan……………………………………………
m. Jantung: Permukaan jantung berwarna pucat, lunak, mengecil (proses pembusukan)..
 Jantung kanan: Serambi kanan tidak dijumpai kelainan. Lingkar katup serambi bilik
kanan sepuluh sentimeter, Tebal otot jantung kanan satu sentimeter, Lingkar katup
pembuluh darah nadi paru lima koma lima sentimeter, tidak dijumpai kelainan……..
 Jantung kiri, serambi kiri tidak dijumpai kelainan. Lingkar katup serambi kiri
Sembilan sentimeter, Tebal otot jantung kiri dua sentimeter, Lingkar katup
pembuluh darah nadi besar tujuh sentimeter, tidak dijumpai kelainan………………..
9. Perut:………………………………………………………………………………….
i. Kulit perut bagian dalam: Tidak dijumpai kelainan………………………………….
j. Otot-otot dinding perut: Tidak dijumpai kelainan…………………………………….
k. Sekat antara rongga dada dan perut: Tidak dijumpai kelainan………………………..
l. Tirai usus: Menutupi sebagian besar permukaan usus………………………………...
m. Lambung: Berisi sisa makanan yang sudah membubur, warna kehijauan, dengan
jumlah lima milli liter, berbau merangsang seperti bau racun Timex,,,,,,,,,,,,,………..

Page 16
n. Usus: Usus besar dan usus kecil, tidak dijumpai kelainan…………………………….
o. Penggantunug usus: Tidak dijumpai kelainan…………………………………………
p. Hati: Berat seribu empat ratus gram. Pada perabaan permukaan licin dan kenyal,
warna merah kecoklatan. Tepi tumpul. Pada pengirisan tidak dijumpai kelainan…….
q. Limpa: Berat seratus gram, permukaan depan tampak melisut, perabaan kenyal,
warna coklat kehitaman (proses pembusukan), tidak dijumpai kelainan……………..
r. Ginjal kanan: Pembungkus ginjal mudah dilepaskan. Berat dua ratus gram, warna
coklat kehitaman, konsistensi lunak (Proses pembusukan), tidak dijumpai kelainan…
s. Ginjal kiri: Pembungkus ginjal mudah dilepas. Berat dua ratus gram, warna coklat
kehitaman, konsistensi lunak (proses pembusukan), tidak dijumpai kelainan………..
10. Panggul:……………………………………………………………………………….
c. Kandung kemih: Kosong, tidak dijumpai kelainan……………………………………
d. Prostat: tidak dijumpai kelainan………………………………………………………
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG/TAMBAHAN...……………………………….
2. Toksikologi:……………………………………………………………………………
a. Dikirim kepada Kepala Kepolisian Sektor Pangkalan Susu berupa : hati, isi
lambung dan lambung, usus halus, untuk diterusakan ke Labkrim POLRI Cabang Medan
guna pemeriksaan Toksikologi (racun timex)…………………………………………………

b. Hasil pemeriksaan laboratorium forensik Polri cabang Medan barang bukti


Toksikologi No.Lab.: 8311 / KTF / 2013, pada hari Senin tanggal, Dua puluh dua
bulan Desember tahun Dua ribu empat belas yang berkesimpulan bahwa barang
bukti yang dianalisis milik korban An.Akup, mengandung insektisida golongan
arsen……………………………………………………………………………………

KESIMPULAN:…………………………………………………………………………………...

Berdasarkan temuan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut maka saya simpulkan bahwa
jenazah adalah seorang laki-laki, umur kurang lebih lima puluh empat tahun, warna kulit
sulit dinilai, proses pembusukan, kesan gizi cukup. Dari hasil pemeriksaan luar tidak
ditemukan kelainan, pada pemeriksaan dalam pembukaan lambung dijumpai sisa
makanan berbau merangsang disertai proses pembusukan lajnut dan penunjang
mengandung insektisida golongan arsen Penyebab kematian korban adalah keracunan
arsen yang menyebabkan gangguan metabolisme…………………………………………

Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai dokter…………………………………………………………

Medan, 04 Desember 2014

Dokter Pemeriksa,

Page 17
Dr. Abdul Gafar. Parinduri. SpF
NIP: 196707312008011001

Page 18

Anda mungkin juga menyukai