tags: 10 negara terbesar, bahaya merokok, data statistik, hari bebas rokok, Industri
Rokok, jumlah perokok, mitos rokok, rokok
14,701,749,08 96,575,424,39
2 Rokok 3,400,824,210 9,968,989,473
7
21,094,943,319 47,408,918,301
0
3 Sirih 1,989,433,539 2,182,530,305 1,851,662,403 2,556,307,557 1,332,105,162 9,912,038,966
72,680,708,03
5 Kesehatan 1,954,889,538 7,476,080,984 4,765,496,854 15,351,421,831 43,132,818,824
1
49,860,914,91
6 Pulsa 1,842,256,763 4,067,417,213 5,574,301,868 9,946,649,874 28,430,289,195
3
Ada sekitar 535 ribu penduduk miskin di DIY yang sebagian besar di antaranya
justru berada di kota yakni 325 ribu sementara 209 ribu adalah penduduk miskin
desa. Definisi penduduk miskin menurut BPS sendiri adalah penduduk yang
konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan. Sementara itu garis kemiskinan di
DIY pada periode yang sama sesuai berita statistik BPS Provinsi DIY sebesar Rp.
303.843.
Meski angkanya turun namun persentase kemiskinan di DIY masih tetap tinggi
(Tabel dari Beritas Resmi Statistik BPS Provinsi DIY, 2 Januari 2014).
Kemiskinan masih menjadi persoalan pelik bagi Indonesia meski hal yang sama
terjadi di hampir semua negara berkembang di dunia. Berbagai program dan
kebijakan yang telah dilakukan belum mampu mengatasi masalah kemiskinan di
negeri ini. Begitu mudah dan nyata potret kemiskinan dijumpai. Meski pertumbuhan
ekonomi melesat namun Indonesia masih diselimuti kemiskinan yang dahsyat.
Kita tentu masih ingat gambaran kemiskinan di Banten yang dalam 2 bulan terakhir
begitu gencar diekspos di TV, koran juga menjadi perbicangan di media sosial.
Ekspos ketertinggalan sejumlah tempat di Banten yang dipicu dugaan korupsi oleh
Gubernur Atut dan keluarganya memang membuka mata banyak orang dan pejabat
pemerintah betapa potret memilukan kehidupan rakyat begitu nyata dan dekat.
Yogyakarta, di balik gigantisme kota dan pesonanya yang luar biasa diam-diam
menyimpan masalah kependudukan yang parah. Tingkat kemiskinan penduduk DIY
tertinggi se-Jawa.
Tingginya angka kemiskinan di DIY tak hanya menjadi pekerjaan rumah penting bagi
pemerintah setempat. Kemiskinan ini juga menjadi tantangan besar bagi
sejumlah perguruan tinggi yang ada di DIY untuk merumuskan konsep
sekaligus membantu pemerintah DIY mengimplementasikan pembangunan
sosial ekonomi DIY yang berpusat pada kemandirian manusia.
Ha
Ra
Mu
La
Pl
Gu
Ed
Ha
Tu
Ah
Ac
Se
H
Mudah dipahami, masih tingginya angka kemiskinan di DIY sebetulnya merupakan KP
cermin dari pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas. Hal ini merupakan Fo
persoalan mendasar dari pembangunan di negeri ini. Ekonomi tumbuh Sy
mengesankan namun tidak melibatkan penduduk miskin, sehingga tidak berdampak
pada peningkatan kesejahteraan mereka. Se
Gu
Buah dari pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas adalah jurang ketimpangan
Globalisasi/AFTA /MEA
Kabupatens
Kotas (Rest
Kotas (Java
Indonesia)
Indonesia)
Local Levies
(Rest of
(Java &
& Bali)
Bali)
of
Local taxes
Hampir seluruh responden setuju bahwa kebiasaan merokok adalah boros. Namun
bahwa kebiasaan merokok adalah tidak sehat, tidak sopan dan tidak menghormati
terlihat berbeda. Keluarga perokok lebih sollider dibandingkan dengan keluarga non
perokok dalam memandang pendapat tersebut.
Media Promosi Rokok
Keluarga
Sumber non perokok
: Mapping sangat rumah
perilaku merokok kerastangga
dengan menolak
di DIY, Dinas pendapat seperti merokok
Kesehatan DIY , 2009
menambah konsentrasi, gaya hidup, stamina dll. Lebih banyak responden dari
40.00%
keluarga perokok yang setuju bahwa merokok akan membantu petani dan pekerja
spotcheck, cross/recheck.
Tidak be bas
as ap rok ok ,
55.40%
Be bas as ap
rok ok ,
44.60%
Hasil kajian menunjukkan bahwa persentase rumah tangga bebas asap rokok
ternyata lebih keciil. Sejumlah 55,4% rumah tangga di Provinsi DIY tidak bebas asap
rokok. Hasil tersebut tidak mengalami perubahan dibandingkan survey 2007 yang
menemukan 55% rumah tangga tidak bebas asap rokok.
100
75
50
25
0
Kota Bantul Klprogo Gnk idul Slem an
menemukan
Sumber : Mapping perilakubahwa
merokok rumahrata-rata
tangga di DIY, jumlah batang rokok y
per Dinas
keluarga
Kesehatan DIY , (perokok)
2009 mencapai 5-6 batang. Dengan me
okok per batang mencapai Rp.750,- maka pengeluar
asumsi harga rokok per batang mencapai Rp.750,- maka pengeluaran rata-rata
untuk rokok mencapai
Kategori Rp. 111.015,-.
Besarnya SementaraBelanja
Pengeluaran untuk pengeluaran
Rokok di kesehatan
DIY Rp.
30.482,-
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
<50rb 50-100rb 100-250rb 250-500rb >500rb
100.00%
75.00%
50.00%
25.00%
0.00%
Kesehatan Kepedulian Pemborosan Kesopanan
22
Larangan Terhadap Iklan
• Pasal 7
– Ayat 1: Pemerintah Daerah melakukan pengendalian
iklan produk tembakau yang dilakukan pada media luar
ruang.
Larangan mengekspose
Nama atau logo Produk Tembakau
• Pasal 9
– Ayat 1: Setiap orang yang memproduksi dan/atau
mengimpor produk tembakau, yang mensponsori suatu
kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
• tidak menggunakan nama merk dagang dan logo produk
tembakau termasuk brand image produk tembakau; dan
• tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau.
Melarang Sponsor Rokok
• Pasal 10
– Ayat 1: Setiap penyelenggara kegiatan yang disponsori
oleh produk tembakau dan/atau bertujuan untuk
mempromosikan produk tembakau dilarang
mengikutsertakan siswa atau anak dibawah usia 18
(delapan belas) tahun.
Perda Dimulai dari
Kelompok Ibu-Ibu
“Kumpulan, Arisan, jagongan, Rundo”
Sebagai media untuk membangun gotong royong
KOMITMEN
KOMITMEN MASYARAKAT
MENCIPTAKAN KAWASAN BEBASDUSUN
ASAP ROKOK
di Desa Pendoworejo
KALINGIWO DESA PENDOWOREJO
Pakta Integritas
Bagi Anggota DPRD
“Mempengaruhi keputusan politik”
(perda KTR, Hiburan malam, Pilkadus)
Pakta Integritas : Menghormati KTR
21 September 2014
PERTEMUAN ALIANSI BUPATI
&WALIKOTA
PERTEMUAN ALIANSI BUPATI & WALIKOTA
Dalam Pengendalian masalah kesehatan
akibat tembakau dan penyakit tidak menular
Audiensi KTR dengan MTCC
– Smoking
– Factor V. Leiden mutation
53
Bagaimana Nikotin Bekerja
di Otak?
ROKOK DAN PENYAKIT
Tembakau merupakan faktor risiko untuk sekurang-kurangnya 25 jenis penyakit !
• Gangguan folikulogenesis
KAWASAN TANPA ROKOK
Kawasan Jumlah KTR %
sasaran
Puskesmas 21 21 100
Rumah Sakit 6 4 66
SD 368 204* 55
Tempat Ibadah 1276 854* 67
Tempat Kerja 46 36 74
(SKPD)
Dusun/RW KTR 855 16** 2
NO Indikator YA % TIDA %
K
1 Pengetahuan tentang Perda KTR 230 42% 322 58%
di Kulon Progo yang melarang
orang merokok di dalam gedung
2 Dukungan pelaksanaan Perda KTR 505 91% 47 9%
di Kulon Progo
3 Kewajiban Pengelola Gedung 299 54% 253 46%
untuk melaksanakan Perda KTR
4 Pengetahuan pengelola gedung 160 29% 390 71%
akan sanksi jika tidak
melaksanakan Perda KTR
Hasil Monitoring Gedung di Tempat Kerja
NO INDIKATOR YA % TIDAK %
1 Ditemukan tanda/ petunjuk/ peringatan 212 38% 231 62%
larangan merokok
2 Ditemukan orang merokok dalam gedung 144 27% 300 27%
3 Ditemukan adanya asbak 182 32% 259 68%
4 Ditemukan tempat khusus/ ruangan untuk 33 5% 412 95%
merokok
5 Tercium bau asap rokok 161 29% 284 71%
6 Ditemukan puntung rokok dan sisa korek api 167 30% 278 70%
7 Ditemukan kegiatan menjual rokok 16 2% 330 98%
8 Ditemukan kegiatan promosi rokok/ iklan 11 1% 438 99%
rokok
Hasil Monitoring Gedung Tempat Kerja
450
400
350
300
250
200 Ya
150 Tidak
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator
Hasil Monitoring Pemahaman
Pengelola Gedung di Tempat Kerja
NO Indikator YA % TIDAK %
1 Pengetahuan tentang Perda KTR di 337 60% 113 40%
Kulon Progo yang melarang orang
merokok di dalam gedung
2 Dukungan pelaksanaan Perda KTR di 434 78% 15 22%
Kulon Progo
3 Kewajiban Pengelola Gedung untuk 337 60% 113 40%
melaksanakan Perda KTR
4 Pengetahuan pengelola gedung 231 42% 213 58%
akan sanksi jika tidak melaksanakan
Perda KTR
Hasil Monitoring Pemahaman
Pengelola Gedung Tempat Kerja
500
450
400
350
300 Ya
250
200 Tidak
150
100
50
0
Pengetahuan
Pengetahuan
Dukungan thd
melaksanakan
ttg Perda
ttg sanksi
Kewajiban
perda
KTR
Monitoring Iklan Media Rokok Dan
Promosi
NO Indikator Pengamatan
1 Ditemukan iklan terletak pada KTR
2 Ditemukan iklan terlihat jelas dari sudut
pejalan kaki biasa atau kendaraan
3 Ditemukan Iklan melintang di jalan dan
tidak sejajar dengan jalan
4 Ditemukan peringatan kesehatan pada
iklan
Hasil Monitoring Iklan Media dan Promosi
Mati < 28 hr : 25
1 bln < x < 12 bln : 16
Angka Harapan Hidup di
KP tertinggi 75.18 tahun