Anda di halaman 1dari 12

Laporan manajemen JUNI, 2017

MANAJEMEN KLINIK SANITASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : RICKA FAUZIA NASER

STAMBUK : N 111 15 036

PEMBIMBING : dr. Yosephina P.

dr. Diah Mutiarasari,MPH

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

1
Penyakit berbasis lingkungan masih meruo

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan penderita beberapa
penyakit ke sarana pelayananan kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akt (ISPA), TB
paru, penyakit diare, malaria, demam berdarah degue, keracunan makanan, kecacingan,serta
gangguan kesehatan/keracunan bahan kimia dan pestisida.1

Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan


oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar, terutama air bersih dan jamban,
meningkatnya pencemaran,kurang higienisnya cara pengelolaan makanan,
rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.1

H.L Bloom menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku


memberikan pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor
pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Untuk itu, cara pencegahan dan
pemberantasan penyakit-penyakit tersebut harus dilakukan upaya perbaikan
lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Salah
satu upaya pendekatan yang menekankan pada upaya preventif dan promotif
berupa perbaikan lingkungan dan perilaku adalah “Klinik Sanitasi”.2

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana bagi yarakat melalui perbaikan


kesahatan lingkungan untuk mencegah berbagai penyadalam mengatasi masalah
kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan,
penyuuhan dan bantuan tekhnis dari petugas kesehatan. Klinik sanitasi bukan
sebagai unit yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas.2

BAB II

2
IDENTIFIKASI MASALAH

Pada laporan manajemen ini indikator keberhasilan yang ingin dicapai


adalah
 Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rujukan dari poliklinik
dengan masalah lingkungan yang melakukan konsenling di Klinik
sanitasi
o Baik jika >75 % pasien poliklinik dengan masalah ingkungan
melakukan konseling
o cukup jika 50-75 % pasien poliklinik dengan masalah
lingkungan melakukan konseling
o Kurang, jika <50 % pasien poliklinik dengan masalah
lingkungan melakukan konseling

Berdasarkan angka kunjungan poliklinik selama 1 bulan mencapai 426


kasus di bulan januari tahun 2017 dan terdapat 226 kasus berbasis
lingkungan, baik demam dengue, TB paru, diare, ataupun malaria dan
ISPA. Hanya terdapat 12 orang dibulan januari yang tercatat mengunjungi
dan mengisi buku kunjungan di klinik sanitasi yakni hanya 5,30% dari
target yang kunjungan yang tercapai dan dikategorikan dengan kurang.
Hal ini seringkali disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor
tenaga yang kurang sehingga seringkali petugas poliklinik yang
melakukan pemeriksaan pada pasien yang cukup banyak lupa untuk
mengkonsultasikan ke klinik sanitasi. Juga petugas dari klinik sanitasi
yang juga aktif di bagian tata usaha, sehingga klinik seringkali
kosong.

 Melakukan waawancara berdasarkan kuisioner jenis penyakit sesuia


dengan pedoman
o Baik jika >75 % pasien mengisi

3
o cukup jika 50-75 % pasien mengisi kuisioner
o Kurang, jika 50-75 % pasien mengisi kuisioner

Berdasarkan pedoman kegiatan klinik sanitasi yang berada di dalam


gedung, dirangkaikan dengan pemngisian kuisioner oleh pasien dimana
kuisioner disesuikan dengan penyakit yang di derita oleh
pasien.Berdasarkan kunjungan pada bulan januari yakni 12 pasien yang
melakukan kunjungan, semuanya telah melakukan pengisian
kuisioner,namun seringkali terdapat kendala dalam pengisian kuisioner
seperti maula yang tidak bisa baca tulis, ataupun orangtua yang memiliki
anak balita yang seringkali kerepotan, sehingga pengision kuisioner harus
didampingi atau dibacakan oleh petugas.

 Melakukan kegiatan luar gedung berupa pemeriksan/pengamatan


lingkungan , perilaku, serta konseling
o Baik jika terlaksana > 5 kali kegiatan luar gedung dalam 6
bulan
o Cukup jika terlaksana 3-5 kali kegiatan luar gedung dalam 6
bulan
o Baik jika terlaksana < 3 kali kegiatan luar gedung dalam 6
bulan.
Adapun kegiatan luar gedung yag dilakukan oleh klinik sanitasi
adalah melakukan pengamatan lingkungan dan pengamatan perilaku pasien
maupun keluarga serta melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan. Hal ini
telah dilakukan,dimana jika di dapatkan kasus akan dilaksanakan kunjungan
rumah, bersama pemegram program yang berkaitan dengan kasus. Berdasarkan
data telah dilakukan 6 kali kunjungan lapangan dalam 6 bulan mulai dari juli
2016-januari 2017 dimana kegiatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
promosi kesehatan ataupun kegiatan lain dari klinik sanitasi.

Berdasarkan indikator berikut masalah yang didapat di klinis sanitasi adalah :

4
- Input : Kurangya pengetahun pasien tentang manfaat klinik sanitasi, dan
kurangnya tindak lanjut yang nyata dari program, serta fasilitas yang
masih kurang.
- Proses : Kurangnya informasi yang diberikan ke pada pasien terutama ke
masyarakat luas tentang bagiamna fungsi dan peran dari adanya klinik
sanitasi di puskesmas.
- Output : Kurangnya kunjungan pasien pada klinik sanitasi.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Sacara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu
kecamatan, tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 2
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.2
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud
dilaksanakan dalam bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanankesehatan.
Dimana Puskesmas Pandere merupakan salah satu puskesamas dengan
fasilitas rawat jalan dan rawat inap bagi pasiennya. Selain melaksanakan upaya
kesehatan perseorangan puskesmas juga melakukan berbagai upaya kesehatan
masyarakat, yang diaman kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sehingga dilaksanakanlah program klinis sanitasi yang bertujuan
untuk menggali dan menemukan masalah lingkungan dan perilaku yang berkitan

6
dengan penyakit berbasis lingkungan serta dan menerima saran tindak lanjut
perbaikan lingkungan dan perilaku yang tepat sesuia dengan masalah.

Berdasar kriteria diatas, maka akan dibahas mengenai hal-hal yang


mempegaruhi cakupan pelayanan di klinik sanitasi Puskesmas Pandere seperti:
“Bagaimana kegiatan pelayanan klinik sanitasi yang dilaksanakan di
Puskesmas Singgani?”

Adapun pelaksanaan kegiatan di unit gawat darurat Puskesmas Singgani


mengacu pada SOP (standar operasional) yang telah ditetapkan oleh kepala UPTD
Puskesmas, yang sesuai dengan buku panduan klinik sanitasi, dimana ruang
lingkup SOP klinik sanitasi meliputi 4 hal
a. Penyakit-pnyakit yang behubungan dengan air, meliputi penyakit
diare, DBD, Malaria dan kulit
b. Penyakit-peenyaki yang penularannya berkaitan dengan kondisi
perumahan dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB paru
c. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau caa penularannya melalui
makanan antara lain diare, kecacingan dan keracunan makanan.
d. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan
kimia dan pestisida diruumah tangga.

Adapun kegiatan di klinik sanitasi terbagi atas dua, yaknidi dalam dan di luar
gedung
a. Dalam gedung
Semua pasien yang datang bekunjung ke Puskesmas melakukan
pendaftaran ke bagian loket, lalu mendapatkan pelayanan kesehatan di
poliklinik, apabila didapatkan passien menderita panyakit yang
berhubungan erat dengan faktor lingkungan, maka petugas medis
melakukan rujukan dari poliklinik ke petugas klinik sanitasi.
Disana akan dilakukan pencatatan pada buku kunjugan dan
dibuatkan status kesehatan lingkungan lalu dilakukan

7
wawancara,pengisian kuisioner berdasarkan petunjuk tekhnik tergantung
jenis penyakit yang dialami, apabila pada kesimpulannya pasien menderita
penyakit yang berbasis lingkungan, di berikan saran tergantung dari kasuss
dan akan diadakan home visite oleh petugas bersama dengan penanggung
jawab progrm yang berhubungan dengan penyakit pasien. Setelah selesai
melakukan wawanc, ara, pasien di persilahkan untuk mengambil obat di
apotek lalu pulang.
b. Luar gedung
Sesuai jadwal yang telah disepakati bersama antara pasien dengan petugas
klinik sanitasi melakukan kunjungan lapangan/ rumah, dan menyiapkan
peralatan berupa media penyuluhan yang sesuai dengan penyakit.

“Bagaimana kelengkapan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan


pelayanan?”

Klinik sanitasi yang berada di bawah naungan bagian Keseatan


lingkungan memiliki sebuah ruangan konsultasi dengan luas 1,5x 2 m digunakan
bersama dengan bagian promosi kesehatan dan pojok asi, sehingga akan sulit jiga
seandainya semua program sedang memiliki pasien secaa bersamaan.

Ruangan Terletak tidak jauh dari poliklinik sehingga memudahkan pasien


yang dirujuk dari poliklinik.Klinik sanitasi terdiri dari 1 buah meja dan 2 buah
kursi, terdapat leafleat atau alat peraga lainnya, juga tersedia status lingkungan
serta kuisioner yang digunakan sebgai dasar wawancara pasien, juga terdapat
buku kunjungan, serta status kesehatan lingkungna pasien.

Ruangan tersebut baru aktif digunakan d awal tahun ini, sehingga klinik
sanitasi mulai berjalan kembali, sedangkan sebelumnya, mulai dari awal di
programkan yakni tahun 2010, belum tersedia ruangan yang memadai untuk
konsultasi sehingga mempersulit untuk melakukan wawancara.

8
“Bagaimana pemanfaatan sumber daya yang terdapat di Puskesmas
dalam kegiatan pelayanan?”

Puskesmas Pandere memiliki 3 orang pada bagian Kesehatan lingkungan


2 Orang D3 Kesehatan masyarakat dan orang S1 Kesehatan masyarakat, dimana
ketiganya juga memiliki tanggung jawab di bagian tata usaha, sehingga untk
klinik sanitasi diadakan jadwal

Sumber pembiayaan dan pengadaan alat bahan pada kegiatan di Unit


Gawat Darurat Puskesmas Singgani berasal dari BOK,namun belum dapat
mencangkup keseluruhan kebutuhan pelaksanaan kegiatan, Sedangkan Cara
pasien melakukan pembayaran tindakan yang dilakukan di ruangan ini yaitu
menggunakan BPJS/JAMKESMAS atau membayar sesuai harga tindakan yang
telah di tetapkan UPTD Puskesmas bagi pasien umum.

“Apa kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan?”

Keterbatasan sarana prasarana, yakni ruangan yang masih berbagi dengan


promosi kesehataa, dengan ukuran ruangan yang kecil, kurangnya media perraga
(leafleat), kurangnya kesadaran warga yang dibina, ataupun faktor ekonomi sosial
masyarakat yang sulit dirubah sehingga angka kesakitan terus bertambah.
Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang rendah sehingga
pemahaman terhadap kuisioner, maupun manfaat klinik sanitasi itu sendiriyang
kurang, sehingga tidak merasakan manfaat dari adanya klinik sanitasi itu sendiri.

9
BAB V

KESIMPULAN

Pada laporan manajemen ini, beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya:
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat
2. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar dan penyelenggaraan
upaya kesehatan, kegiatan ini diwujudkan salah satunya dalam pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas yang salah satunya dijalankan
melalui program klinik sanitasi.
3. Kesadaran masyarakat tentunya berdampak penting sesuai dengan
kebutuhan diadakannya klinik sanitasi

Sehingga, tanpa mengurangi rasa hormat, sebagai saran, Puskesmas


sebaiknya melakukan upaya peningkatan sumberdaya, dan promosi ke masyarakat
tentang manfaat keberadaan klinik sanitasi, akan masyarakat memiliki daya
datarik untuk berkunjung dan mngkonsultasikan masalah lingkungannya.

10
DOKUMENTASI

Tampak depan klinik sanitasi

Meja konsultasi

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan republik Indonesia. 2013. Pedoman pelaksanaan


klinik sanitasi di Puskesmas. Depertemen kesehatan republik indonesia.
Jakarta
2. Departemen kesehatan republik indonesia.2014. Pedoman pelaksanaan
promosi kesehatan di Indonesia. Depertemen kesehatan republik
indonesia. Jakarta
3.

12

Anda mungkin juga menyukai