Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Parpol dan Tni adalah kedua hal yang sangat penting bagi indonesia yang menganut sistem
demokrasi keduanya mimiliki fungsi nya tersendiri .Negara Indonesia sebagai negara yang
dikenal dengan konsep Demokrasi Konstitusional (Constitutional Democracy) yang
mengandung gagasan bahwa pemerintahan yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas
kekuasaannya dan tidak dibenarkan melakukan tindakan yang sewenang-wenang terhadap
warga negaranya.

Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi
dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab di lingkungan
kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang sendirinya ada. Kelahirannya
mempunyai sejarah cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua. Bisa dikatakan partai
politik merupakn organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda
dibandingkan dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara modren.
Sebagai subyek penelitian ilmiah, partai politik tergolong relatif muda. Baru pada awal abad
ke-20 studi mengenai masalah ini dimula. Sarjana-sarjana yang berjasa mempelopori antara
lain adalah M. Ostrogorsky(1902), Robert Michels(1911), Maurice Duverger(1951), dan
sigmound Neumann(1956). Setelah itu, beberapa sarjana behavioralis, seperti Joseph
Lapalombara dan Mayron Weiner, secara khusus meneropong masalah partai dalam hubungan
nya dengan pembangunan politik. Dari hasil sarjana-sarjana ini nampak adanya usaha serius
kearah penyusunan suatu teori yang kompherensip (menyeluruh) mengenai partai politik. Akan
tetapi, sampai pada waktu itu, hasil yang dicapai masih jauh dari sempurna, bahkan bisa
dikatakan tertinggal, bila dibandingka dengan penelitian penelitian bidang lain di dalam ilmu
politik.
Berjalannya suatu Negara pasti tak lepas dari sebuah system politik. Karena pasti
system politik-lah yang menjadi tolak ukur kemajuan dalam suatu negara. Negara yang maju
dapat dipastikan bahwa system politik didalamnya tertata dengan baik. System politik sendiri
dapat diartikan sebagai suatu mekanisme dari seperangkat fungsi, dimana fungsi-fungsi tadi
melekat pada suatu struktur-struktur politik, dalam rangka pelaksanaan dan pembuatan
kebijakan yang mengikat masyarakat.

1
Dalam suatu sistem politik terdapat berbagai unsur, dan salah satu unsur tersebut adalah
partai politik. Partai politik dalam hubungannya dengan system social politik ini memainkan
berbagai fungsi, salah satunya pada fungsi input, dimana partai politik menjadi sarana
sosialisasi politik, komunikasi politik, rekruitmen politik, agregasi kepentingan, dan artikulasi
kepentingan. Lalu apa sajakah sebenarnya fungsi partai politik dalam hubungannya dalam
proses pembuatan dan penerapan kebijakan di Indonesia, apabila melihat keadaan sekarang
dimana partai politik telah dipandang sebelah mata oleh masyarakat yang merasa bahwa partai
politik tidak lagi membawa aspirasi masyarakat melainkan keberadaannya hanya dianggap
sebagai kendaraan politik yang dipakai oknum-oknum tertentu untuk menggapai jabatan-
jabatan publik di Indonesia.
Negara hukum yang Demokratis diperlukan adanya pembagian kekuasaan yang bertujuan
untuk menghindari penyelewengan profesionalitas penyelenggaraan negara yang ditujukan
untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat. Adapun beberapa lembaga-lembaga yang memiliki
kedudukan penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah TNI, Dalam Paradigma baru
kedudukan TNI dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia diwujudkan melalui Undang-
undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia yang disahkan DPR-RI (30
September 2004) telah melakukan kontruksi ulang rumusan tugas TNI.
Belum terpenuhnya pembangunan pertahanan negara yang diarahkan pada tercapainya
kekuatan pokok minimal (minimum essential forces), Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dimana menyebabkan tugas-tugas TNI dalam rangka menegakkan kedaulatan dan keutuhan
NKRI masih terkendala. Tidak hanya itu, kurang memadainya kondisi dan jumlah alat utama
sistem persenjataan (alutsista), sarana dan prasarana, serta masih rendahnya tingkat
kesejahteraan anggota TNI merupakan permasalahan yang selalu dihadapi dalam upaya
meningkatkan profesionalisme TNI. Dimana peralatan militer yang dimiliki kebanyakan sudah
usang dan ketinggalan zaman dengan rata-rata usia lebih dari 20tahun. keterbatasan dukungan
anggaran yang disediakan untuk TNI dan belum terwujudnya kegiatan penilitisn dan
pengalaman nasional yang terpadu dan nyata di bawah kendali pemerintah untuk kepentingan
kebutuhan alutsista TNI. ketergantungan pada teknologi dan industri militer luar negeri yang
rawan embargo merupakan masalah yang masih dihadapi dalam rangka kemandirian industri
pertahanan dalam negeri.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari PARPOL DAN TNI
2. Apa fungsi PARPOL DAN TNI
3. Bagaimana sejarah PARPOL DAN TNI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PARPOL DAN TNI

partai politik atau biasanya disingkat dengan PARPOL adalah organisasi politik yang
menjalani ideologi tertentu dan berbeda dari organisasi lain atau dibentuk dengan tujuan
khusus. Definisi lainnya adalah kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik - (biasanya) dengan
cara konstitusionil - untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Tentara Nasional Indonesia atau biasa disingkat TNI adalah nama sebuah angkatan
perang dari negara Indonesia. Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian
diubah lagi namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan
Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima
TNI. Panglima TNI saat ini adalah Jenderal TNI Hadi Tjahjanto.

Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah digabungkan
dengan POLRI. Penggabungan ini disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia). Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI
dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI
maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan Rancangan Undang-Undang TNI
oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya ditandatangani oleh PresidenMegawati
Soekarnoputri pada tanggal 19 Oktober 2004.

3
B. Fungsi PARPOL DAN TNI
1. Fungsi Partai Politik

Fungsi partai di masing-masing negara. Di Negara demokrasi partai relative dapat menjalankan
fungsinya sesuai harkatnya pada saat kelahirannya yakni menjadi wahana bagi warga Negara
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kehidupan bernegara dan memperjuangkan
kepentingan nya dihadapan penguasa. Sebaliknya di Negara otoriter partai tidak dapat
menunjukkan harkatnya tetapi lebih banyak menjalankan kehendak penguasa .adapun fungsi
utama dari partai politik menurut adalah Mencari dan mempertahankan kekuasaan guna
mewujudkan program-program yang di susun berdasarkan ideologi tertentu.

Menurut Budiardjo (2003), ada empat fungsi partai politik, yaitu komunikasi politik, sosialisasi
politik, rekruitmen politik dan pengelolaan konflik.

a. Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Dalam hal ini partai politik juga berfungsi untuk menerima banyak ragam pendapat dan
aspirasi yang berkembang setelah itu pendapat akan digabungkan di olah dan dirumuskan
dalam bentuk yang lebih teratur. Partai politik merumuskan usulan-usulan kebijakan yang
bertumpu pada aspirasi dari masyarakat. Kemudian rumusan tersebut diartikulasikan
kepada pemerintah agar dapat dijadikan sebagai sebuah kebijakan. Proses ini menunjukan
bahwa komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapar dijembatani oleh partai
politik. Dan bagi partai politik mengartikulasikan aspirasi rakyat merupakan suatu
kewajiban yang tidak dapat dielakkan, terutama bila partai politik tersebut ingin tetap eksis
dalam kancah politik nasional.

b. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

Partai politik menjadi penghubung yang mensosialisasikan nilai-nilai politik generasi yang
satu ke generasi yang lain. Pelaksanaan fungsi sosialisasi ini di lakukan melalui berbagai
cara yaitu media massa, ceramah-ceramah, penerangan, kursus kader, penataran, dsb.
Fungsi lain dari sosialisasi politik adalah suatu proses yang melaluinya seseorang
memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik berlaku di masyarakat dimana
pun ia berada upaya menciptakan citra (image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan
umum.

4
c. Sebagai Sarana Rekruitment Politik

Berkaitan dengan kepemimpinan dimana partai politik berkewajiban untuk melakukan


seleksi dan rekruitmen dalam rangka mengisi posisi dan jabatan politik tertentu. Dengan
adanya rekruitmen politik maka dimungkinkan terjadinya rotasi calon mobilitas politik.
Tanpa rotasi dan mobilitas politik pada sebuah sistem politik, maka akan muncul
diktatorisme dan stagnasi politik dalam sistem tersebut.Rekruitmen politik menjamin
kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring
dan melatih calon-calon pemimpin.

d. Sebagai Sarana Pengatur Konflik


Potensi konflik selalu ada di masyarakat , terlebih masyarakat heterogen dari segi etnis ,
sosial-ekonomi ataupun agama. Dan perbedaan itu menyimpan potensi konflik apabila
keanekaragaman itu terjadi dinegara yang menganut paham demokrasi persaingan dan
perbedaan pendapat di anggap hal yang wajar Partai politik dapat menjadi penghubung
psikologis dan organisasional antara warga negara dengan pemerintahnya. Selain itu, partai
juga melakukan konsolidasi dan artikulasi tuntutan-tuntutan yang beragam yang
berkembang di berbagai kelompok masyarakat

2. Fungsi TNI
Perubahan UUD 1945 mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebagaimana tercantum
dalam Pasal 30. Dalam pasal ini ditentukan dengan jelas mengenai perbedaan tugas dan
kewenangan masing-masing untuk menjamin perwujudan demokrasi dan tegaknya rule of
law. Dalam pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menentukan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Pasal 30 ayat (2) menentukan
pula bahwa “usaha pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung”. Sementara itu, dalam ayat (3) Pasal 30 menentukan, “Tentara Nasional
Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.”
Sesudah reformasi nasional, diadakan pemisahan yang tegas antara kedudukan dan peran
TNI dan POLRI sebagsi ABRI ditiadakan. Pemisahan tersebut ditetapkan dengan Ketetapan
MPR No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan POLRI, serta Ketetapan MPR No.

5
VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Peran POLRI. Berdasarkan hal itu, pada tahun 2002
diundangkan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan juga
UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Selanjutnya, pada tahun 2004 dibentuk pula
undang-undang khusus tentang TNI. Rancangan UU tentang TNIbitu disetujui bersama oleh
DPR dan Presiden dan pada rapat paripurna DPR 30 September 2004. Berdasarkan UU tentang
TNI ini, jelas ditentukan bahwa TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara. Masing-masing angkatan dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan.
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Tugas pokok TNI sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 7 adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

C. Sejarah PARPOL DAN TNI


1. Sejarah Parpol
Di Indonesia sendiri, Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman Kolonial Belanda
sebagai manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Partai-partai politik di dirikan bertujuan
untuk melakukan pergerakan kearah kemerdekaan Indonesia. Mereka melihat kemerdekaan
sebagai hak setiap orang dan sekelompok orang yang terlingkup di dalam suatu bangsa, tanpa
perlu menghubungkannya dengan aliran yang hidup dalam masyarakat, maupun ajaran agama
yang di anut.
Selama Jepang berkuasa di Indonesia, kegiatan Partai Politik dilarang, kecuali untuk
golongan Islam yang membentuk Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI).
Pada masa Demokrasi Terpimpin telah tampak sekali bahwa PKI memainkan peranan
bertambah kuat, terutama memalui G 30 S/PKI akhir September 1965).
Pemilu 1997 diselenggarakan pada 29 Mei 1997 untuk memilih anggota DPR dan DPRD
tingkat I dan II. Pemilu ini dimenangkan oleh Golongan Karya. Pemilu ini merupakan pemilu
terakhir pada masa Orde Baru. Setelah gelombang reformasi, Indonesia bersistem multi partai
dan terus berlanjut hingga sekarang. Presiden dan Wakil Presiden dipilih setiap 5 tahun sekali
melalui pemilihan yang dilaksanakan secara LUBER serta JURDIL ( Langsung, Umum, Bebas,
Rahasia serta Jujur dan Adil ) yang diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional tetap dan mandiri.

6
2. Sejarah TNI

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, otoritas militer di Hindia


Belanda diselenggarakan oleh (KNIL). Meskipun KNIL tidak langsung bertanggung jawab
atas pembentukan angkatan bersenjata Indonesia pada masa depan, (sebaliknya berperan
sebagai musuh selama Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949), KNIL juga telah memberikan
andil berupa pelatihan militer dan infrastruktur untuk beberapa perwira TNI pada masa depan.
Ada pusat-pusat pelatihan militer, sekolah militer dan akademi militer di Hindia Belanda. Di
samping merekrut relawan Belanda dan tentara bayaran Eropa, KNIL juga merekrut orang-
orang pribumi Indonesia.

Pada tahun 1940 saat Belanda di bawah pendudukan Jerman, dan Jepang mulai mengancam
akses pasokan minyak bumi ke Hindia Belanda, Belanda akhirnya membuka kesempatan
penduduk pribumi di Pulau Jawa untuk masuk sebagai anggota KNIL. Selama Perang Dunia
Kedua dan pendudukan Jepang di Indonesia perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh
kemerdekaan mulai memuncak. Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia dalam
perang melawan pasukan sekutu, Jepang mulai mendorong dan mendukung gerakan nasionalis
Indonesia dengan menyediakan pelatihan militer dan senjata bagi pemuda Indonesia. Pada
tanggal 3 Oktober 1943, militer Jepang membentuk tentara relawan Indonesia yang disebut
PETA (Pembela Tanah Air). Jepang membentuk PETA dengan maksud untuk membantu
pasukan mereka menentang kemungkinan invasi oleh Sekutu ke wilayah Asia
tenggara.Pelatihan militer Jepang untuk pemuda Indonesia awalnya dimaksudkan untuk
menggalang dukungan lokal bagi Kekaisaran Jepang, tetapi kemudian menjadi sumber daya
yang sangat berarti untuk Republik Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia tahun
1945-1949 dan juga berperan dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat pada tahun 1945.

7
BAB III

KESIMPULAN

Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa parai politik adalah suatu kelompok yang
teroganisir yang anggota-anggotanya memppunyai sebuah orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita
yang sama. Tujuan kelompok ini adalah memperoleh sebuah kekuasaan politik dan merebut
kedudukan politik yang biasanya di raih lewat konstitusional untuk melakukan kebijakan-
kebijakan dalam mencapai tujuan mereka.

Perlu diterangkan bahwa partai politik sangat berbeda dengan gerakan (movement) dan
berbeda juga dengan kelompok penekan (pressur group) atau istilah yang lebih banyak
digunakan pada dewasa ini yang memang memperjuangkan suatu kepentingan kelompok, atau
memang ingin melakukan perubahan terhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih baik.

Dalam Pasal 30 ayat (3) menentukan, “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.”
TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai penangkal terhadap setiap bentuk
ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa; penindak terhadap setiap bentuk ancaman; dan
pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai