Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan
untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Potensi-potensi itu tidak mempunyai arti
apa-apa bila tidak dikembangkan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak
semua individu memahami potensi yang dimilikinya, apalagi pemahaman tentang cara
mengembangkannya. Di dalam perjalanan hidupnya, individu juga seringkali menemui
berbagai macam masalah.
Lepas dari persoalan yang satu muncul persoalan lain, demikianlah seterusnya silih
berganti persoalan itu timbul. Kelihatannya tidak semua individu mampu mengatasi
persoalannya sendiri. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi yang dimiliki,
mengembangkannya secara optimal, serta menghadapi masalah yang dihadapi
diperlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga mereka dapat berbuat
dengan tepat sesuai dengan potensi atau keadaan yang ada pada dirinya.
Pada dasarnya, bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun
idividu sesuai dengan hakikat kemanusiannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan
kekurangan, kelemahan serta permaslahanya. Untuk itu pada kesempatan kali ini,
pemakalah akan membahas tentang prinsip-prinsip bimbingan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
2. Apa saja macam-macam prinsip bimbingan dan konseling?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui macam-macam prinsip bimbingan dan konseling.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip barasal dari kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan cara tertentu
yang melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya bergantung pada pemula itu. Prinsip
ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoretis dan teori lapangan yang terarah dan
digunkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.1
Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang
dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan, “Prinsip merupakan hasil kajian teoretis dan telaah lapangan
yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Dari
pendapat ini dapat dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan
pedoman, sekaligus dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.2
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip bimbingan dan konseling
adalah hasil perpaduan antara kajian teoretis dan telaah lapangan yang terarah yang
dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
dalam pendidikan.

B. Macam-macam Prinsip Bimbingan dan Konseling


Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, prinsip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian,
tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling, diantaranya sebagai
berikut.

1
Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Liputan Press, 2002), Hal. 63
2
Anas Salahudin, Bimbingan danKonseling, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Hal. 43

2
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan kepada individu dan tiap individu memiliki karakteristik
tersendiri.
4. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang
menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu
yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
7. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembga yang bersangkutan.
8. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-
sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara
pendidikan.
9. Program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.3
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan layanan.
Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara
perseorangan ataupun kelompok. Pada umumnya, pelayanan ini adalah perkembangan
dan perikehidupan individu, namin sasaran yang lebih nyata dan langsung adalah sikap
dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri
sendiri, serta kondisi lingkungannya. Sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan

3
Nurihsan Juntika, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: Rafika
Aditama, 2006), Hal. 9

3
kehidupan tersebut mendorong dirumuskannya prinsi-prinsip bimbingan dan konseling
sebagai berikut.
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama pada perbedaan individual
yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positif, tetapi ada pula faktor-faktor negatif yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan
kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling hanya
mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan:
a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah,
serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan
pengembangan. Oleh karena itu, Bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan siswa.
b. Program bimbingan kan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah samapai tertinggi.

4
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, baik yang bersifat insidental
maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam
bidangnya, yaitu konselor profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan tersebut adalah:
a. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.
b. Keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua peserta didik
sangat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah dalam lapangan
operasional bimbingan dan konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik karena sekolah merupakan lahan yang potensial dan memiliki
kondisi dasar yang menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan
bimbingan dan konseling secara resmi memang ada di sekolah, tetapi keberadaannya
belum maksimal.4

4
Op.cit, Hal. 44-46

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Prinsip prinsip barasal dari kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan cara
tertentu yang melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya bergantung pada pemula itu.
Prinsip ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teoretis dan teori lapangan yang
terarah dan digunkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan layanan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: liputan Press.

Juntika, Nurihsan. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Rafika Aditama.

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai