Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrologi adalah salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari
pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan
sumber daya air. Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrogeologi, hidrometeorologi,
potamologi, klimnologi, geohidrologi, dan kriologi dan kualitas air. Hidrogeologi
merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air
tanah dalam tanah dan batuan di kerak bumi.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer
ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju ( sleet ), hujan
gerimis atau kabut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah yaitu :
1. Apa faktor – faktor lingkungan yang mempengaruhi evaporasi ?
2. Bagaimana hubungan antar faktor tersebut ?

1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi evaporasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antar faktor lingkungan tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evaporasi


Evaporasi adalah salah satu komponen siklus hidrologi, yaitu peristiwa
menguapnya air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan dari vegetasi
lainnya. Evaporasi merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan
bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air (Lakitan, 1994).
Sedangkan menurut Manan dan Suhardianto (1999), evaporasi (penguapan)
adalah perubahan air menjadi uap air. Air yang ada di bumi bila terjadi proses
evaporasi akan hilang ke atmosfer menjadi uap air. Evaporasi dapat terjadi dari
permukaan air bebas seperti bejana berisi air, kolam, waduk, sungai ataupun laut.
Proses evaporasi dapat terjadi pada benda yang mengandung air, lahan yang gundul
atau pasir yang basah.

2.2 Faktor Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi Evaporasi


Faktor – faktor utama yang berpengaruh terhadap evaporasi adalah (Ward, 1977) :
a. Radiasi matahari
b. Temperatur udara dan permukaan
c. Kelembaban
d. Angin
e. Tekanan Barometer

Berikut adalah pembahasan dari masing – masing faktor lingkungan yang


mempengaruhi evaporasi.

a. Radiasi matahari (%)


Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari
zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air
(penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk
penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari
merupakan sumber utama panas dan memengaruhi jumlah evaporasi di atas
permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim.

2
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang
tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan
Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada
bulan Juni kedudukan matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada
di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan
Desember, sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya.
Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh
penutupan awan. Penutupan oleh awan dinyatakan dalam persentase dari lama
penyinaran matahari nyata terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin
terjadi.
b. Temperatur udara (℃)
Temperatur (suhu) udara pada permukaan evaporasi sangat
berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi suhu semakin besar
kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi suhu,
energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak
yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu
di daerah beriklim tropis jumlah evaporasi lebih tinggi, di banding dengan
daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan
suhu udara di Indonesia relatif kecil.
c. Tekanan udara (mb)
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan
barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu
tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah
tekanan udarannya. Kondisi ini disebabkansemakin tinggi tempat akan
semakin berkurang udara yang menekannya.
d. Kelembaban udara (%)
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di
atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air.
Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu
penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air,
sehingga udara mengandung uap air.

3
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air.
Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya
juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang
menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan
air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di
mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif (RH).
e. Kecepatan angin (m/s)
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan
evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh
terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat
berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan
udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh
karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di
daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di
daerah yang terlindung dan udara diam.

2.3 Hubungan Antar Kondisi Lingkungan


Faktor meteorologi yang memengaruhi evaporasi adalah radiasi matahari,
suhu udara, kelembaban udara dan angin. Tempat-tempat dengan radiasi matahari
tinggi mengakibatkan evaporasi tinggi karena evaporasi memerlukan energi.
Umumnya radiasi matahari tinggi diikuti suhu udara tinggi dan kelembaban udara
rendah. Kedua hal ini dapat memacu terjadinya evaporasi. Angin yang kencang
membuat kelembaban udara rendah, hal inipun memacu evaporasi (Manan dan
Suhardianto, 1999). Laju evaporasi sangat tergantung pada masukan energi yang
diterima. Semakin besar jumlah energi yang diterima, maka akan semakin banyak
molekul air yang diuapkan. Sumber energi utama untuk evaporasi adalah radiasi
matahari. Oleh sebab itu, laju evaporasi yang tinggi tercapai pada waktu sekitar
tengah hari (solar noon). Selain masukan energi, laju evaporasi juga dipengaruhi oleh
kelembaban udara di atasnya. Laju evaporasi akan semakin terpacu jika udara
diatasnya kering (kelembaban rendah), sebaliknya akan terhambat jika kelembaban
udaranya tinggi (Lakitan, 1994). Evaporasi sangat bergantung kepada karakteristik
lokasi sehingga faktor-faktor meteorologi yang berperan dalam proses evaporasi dapat
berbeda dari tempat ke tempat lainnya

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Evaporasi merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan
bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air.
 Faktor lingkungan yang mempengaruhi evaporasi :
a. Radiasi matahari
b. Temperatur udara
c. Tekanan udara
d. Kelembaban udara
e. Angin
 Radiasi matahari, temperatur udara, tekanan udara, kelembaban udara dan
angin saling berhubungan sehingga dapat menyebabkan evaporasi.

3.2 Saran
Semoga materi dapat disampaikan lebih jelas lagi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Benyamin, Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Effendi, Manan dan Anang Suhardianto. 1999. Klimatologi Pertanian. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Ward, A.G., dan A. Courts editors. 1977. The Science and Technology of Gelatin. New York:
Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai