1
hepatis pada ujung caudal fossa sagitalis sinistra dan berjalan di dalamnya ke
cranial mencapai ramus sinistra venae portae.
Lig.venosum, adalah ductus venosum yang telah mengalami obliterasi,
berjalan di bagian cranial fossa sagitalis sinistra dari ramus sinistra v.portae,
pada tempat lig.teres hepatis mencapai vena ini, ke vena hepatica sinistra.
V.portae:
o Dibentuk oleh V.mesentrica superior dan V.lienalis.
o Menyalurkan ± 70% darah ke hati (bagian bawah esophagus sampai
pertengahan atas anus)
o Semua darah balik dari abdomen kecuali ren dan supra renalis bergabung
ke v.portae dan akhirnya masuk ke hati.
o Bercabang 2 yaitu ramus sinistra dan ramus dextra.
o Panjang sekitar 5cm.
Anastomosis portal sistemic:
o Normal akan bermuara ke hepar dan selanjutnya ke v.cava inferior (jalan
langsung)
o Bila jalan normal terhambat, maka akan terjadi hubungan lain yang lebih
kecil antara sistem portal dengan sistemik yaitu:
1. 1/3 bawah esophagus: V.gastrica sinistra V.oesophagica V.azygos
(sistemik)
2. Pertengahan atas anus: V.rectalis superior V.rectalis media dan
inferior V.mesentrerica inferior.
3. V.paraumbilicalis menghubungkan V.portae sinistra dengan
V.superfiscialis dinidng abdomen. Berjalan dalam lig.falciforme
hepatis dan lig.teres hepatis.
4. V.colica ascendens, descendens, duodenum, pancreas dan hepar
beranastomosis dengan V.renalis, V.lumbalis dan V.phrenica.
Di dalam abdomen ligamentum bisa berasal dari:
1. Obliterasi dari pembuluh darah: lig.teres hepatis
2. Duplikator peritoneum: lig. falciforme hepatis dan lig.gastrolienalis
2
3. Menyaring darah (proteksi terhadap benda asing dan bakteri)
Mikroskopik
3
o Organ terbesar setelah kulit. Sebagian besar darahnya berasal dari vena porta. Hati
disusun oleh beberapa lobus dan lobulus. Unsur struktural utama adalah sel hati
“hepatocyte”. Lobulus hati (lobulus klasik) membentuk massa poligonal prismatis
jaringan hati, ukuran sekitar 0,7 x 2mm. Pada babi lobulus dipisahkan satu sama
lain dan dibatasi dengan jelas oleh lapisan jaringan ikat. Pada manusia lobulus
dapat dikenali dengan adanya daerah yang dipisahkan oleh jaringan penyambung
dan pembuluh. Daerah ini disebut celah portal. Yang terdapat pada sudut-sudut
poligonal merupakan segitiga portal, “saluran portal” atau trigonum portal
(segitiga Kiernan). Hati manusia mengandung venula (cabang vena porta); arteriol
(cabang arteri hepatica), ductus hepaticus (saluran empedu); pembuluh lymph.
o Hepatocyte tersusun dalam lobulus hati, bertumpukan membentuk lapisan sel
yang tebal sama seperti tembok. Lempeng-lempeng tersebut berjalan dari lobulus
perifer, menuju ke bagian tengahnya dan beranastomosis dengan bebas
membentuk kompleks labirin. Celah antara lempeng mengandung sinusoid –
kapiler “sinusoid hati”. Sel endotelnya tidak kontinue / berjendela. Sel endotel
dipisahkan dari hepatosit yang berdekatan oleh celah subendotel (serat kolagen
dan lamina basalis) disebut celah Disse. Sinusoid juga mengandung sel fagosit sel
Kupffer. Nampak sitoplasma vakuola jernih, lisosom, RE granular. Dalam celah
Disse dapat dijumpai sel yang menyimpan lipid. Sinusoid berasal dari pinggir
lobulus, diisi oleh venula-venula; cabang terminal vena porta, arteriol hepatica dan
mereka berjalan ke arah pusat dan bermuara ke dalam vena sentralis.
o Dengan pembesaran kuat dapat ditemukan saluran kecil diantara dua sel hati
disebut canaliculi biliaris dan menuju ke lobulus perifer dijumpai ductus biliaris
intralobular “saluran Herring” dengan dinding dibatasi sel hati dan saluran epitel
selapis kubus (saluran pendek).
Merupakan kelenjar terbesar yang beratnya + 1500 g. Dibungkus oleh jaringan penyambung
padat fibrosa (capsula Glissoni). Capsula ini bercabang-cabang ke dalam hati membentuk
sekat-sekat interlobularis, ketebalan sekat berbeda pada spesies yang berbeda, misalnya
pada babi lebih tebal daripada pada manusia.
Pada sudut-sudut lobules terdapat canal portal, berbentuk Δ, disebutΔ Kiernan, berisikan :
Arteriol, cabangarterihepatica
venula, cabang vena porta
Ductus biliaris (saluranempedu)
Pembuluh lymph
4
Lobulus hati
Lobulus Klasik
Bagian jaringan hati dengan pembuluh-pembuluh darah yang mendarahinya yang
bermuara pada pusatnya vena centralis. Batas-batasnya adalah jaringan penyambung
interlobular.
Lobulus Portal
Bagian jaringan hati dengan aliran empedu yang menuju ductus biliris didalam segitiga
Kiernan.
Sinusoid hati
Lebih lebar dari kapiler dengan bentuk tidak teratur. Dindingnya dibentuk oleh sel endotel
yang mempunyai fenestra. Pada dinding menempel:
Pada dinding sebelah luar menempel fat storing cell (pericyte)
Pada dinding sebelah dalam menempel sel Kupffer yang bersifat fagositik.
Fungsi hati :
Memproses metabolik nutrien (karbo, lemak,protein) setelah zat zat ini dicerna
di saluran pencernaan.
5
Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh atau hormon serta obat dan
seyawa asing lain.
Membentuk protein plasma, protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah
dan utuk mengangkut hormon steroid dan tiroid serta koleterol dalam darah.
Menyimpan glikogen,lemak, besi, tembaga, dan vitamin
Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama ginjal.
Mengeluarkan bakteri dan sel darah nerah tua, berkat adanya makrofag
residennya.
Mengeksresikan koleterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian
yang berasal dari destruksi sel darah merah tua.
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting ditubuh. Organ ini dapat
dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan
adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandung
empedu di antara waktu makan
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah
empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter
ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke
dalam kandung empedu, suatu struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di
bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu tidak
diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Empedu kemudian disimpan dan
dipekatkan di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu
masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan
peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang disekresikan perhari
berkisar dari 250ml – 1liter, bergantung pada derajat perangsangan.
6
Jumlah total garam empedu di dalam tubuh rata-rata adalah 3 sampai 4 gram, namun
dalam satu kali makan garam empedu yang disalurkan ke duodenum dapat mencapai
3 sampai 15 gram. Jelaslah, bahwa garam empedu harus didaur-ulang beberapa kali
sehari. Biasanya hanya sekitar 5% dari garam empedu yang disekresikan oleh hati
lolos melalui tinja setiap harinya. Garam empedu yang hilang tersebut digantikan oleh
garam empedu yang baru disintesis oleh hati, dengan demikian jumlah simpanan
garam empedu dipertahankan konstan.
7
menyelesaikan pencernaan lemak dengan cepat; tanpa garam, empedu, pencernaan
lemak akan berjalan sangat lamban.
Pembentukan misel. Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lisitin, yang juga
merupakan konstituen empedu berperan penting mempermudah penyerapan lemak
melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki bagian yang larut
lemak dan larut air, sementara kolesterol hampir tidak dapat larut sama sekali dalam
air. Dalam suatu misel (micelle), garam empedu dan lesitin menggumpal dalam
kelompok – kelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun dibagian tengah
untuk membentuk inti “hidrofobik” (“takut air”) sementara bagian larut air
membentuk selafut hidrofilik (“senang air”) dibagian luar. Agregat misel memiliki
ukuran sekitar seperjuta lebih kecil daripada butir emulsi lemak. Misel, karena larut
air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan zat – zat tidak larut air (dan dengan
demikian larut lemak ) di intinya yang larut lemak. Dengan demikian, misel
merupakan vehikulum yang praktis untuk merngangkut bahan – bahan yang tidak
larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Bahan larut lemak yang paling
penting yang diangkut adalah produk pencernaan lemak (monogliserida dan asam
lemak bebas) serta vitamin – vitamin larut lemak, yang diangkut ketempat
penyerapannya dengan menggunakan misel. Jika tidak menumpang di misel yang
larut air ini, nutrient – nutrient tersebut akan mengapung di permukaan cairan kimus
(seperti minyak mengapung diatas air) dan tidak pernah mencapai permukaan
absorptive usus halus
Selain itu, kolesterol, suatu zat yang sangat tidak larut air, larut dalam inti misel
hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kolesterol. Jumlah kolesterol
yang dapat diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relative garam
empedu dan lisitin terhadap kolesterol. Apabila sekresi kolesterol oleh hati melebihi
sekresi garam empedu atau lesitin (baik kolesterolnya teralu banyak atau garam
empedu dan lesitinnya teralu sedikit), kelebihan kolesterol dalam empedu akan
mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.
Salah satu pengobatan untuk batu empedu yang mengandung kolesterol adalah ingesti
garam – garam empedu untuk meningkatkan kandungan garam empedu sebagai usaha
untuk melarutkan batu kolesterol. Namun, hanya sekitar 75% batu empedu yang
berasal dari kolesterol. Dua puluh lima persen sisanya terbentuk akibat pengendapan
normal konstituen empedu lainnya, yakni bilirubin.
Billirubin adalah produk sisa yang diekskresikan ke dalam empedu
Billirubin, konstituen utama empedu, sama sekali tidak berperan dalam pencernaan,
tetapi merupakan salah satu dari beberapa produk sisa yang diekskresikan dalam
empedu. Billirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel
darah merah yang usang. Masa hidup sel darah merah dalam system sirkulasi rata-rata
8
adalah 120 hari. Sel darah merah yang using dikeluarkan dari darah oleh makrofag
yang melapisi sinusoid hati dan yang terletak dibagian tubuh lain. Billirubin adalah
produk lain yang dihasilkan oleh penguraian bagian hem dari hemoglobin yang
terkandung didalam sel-sel darah merah tersebut. Billirubin ini diekstraksi dari darah
oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan kedalam empedu.
Apabila jumlah billirubin yang dibentuk lebih cepat dari pada yang dapat
diekskresikan, terjadi penimbunan billirubin ditubuh yang menyebabkan ikterus.
Pasien yang mengalami kelainan ini tampak kuning, warna ini terutama jelas dibagian
putih mata. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga mekanisme :
1. Ikterus prahepatik (masalah terjadi sebelum hati)atau hemolitik disebabkan oleh
penguraian (hemolisis) berlebihan sel darah merah, sehingga hati menerima lebih
banyak billirubin dari pada kemampuan hati mengekskresikannya.
2. Ikterus hepatic (masalah dihati) terjadi jika hati sakit dan tidak mampu menangani
beban normal billirubin.
3. Ikterus pascahepatik (masalah terjadi setelah hati) atau obstruktif terjadi jika duktus
billiaris tersumbat, misalnya oleh batu empedu, sehingga billirubin tidak dapat
dieliminasi melalui feses.
9
2. Mekanisme hormonal (sekretin). Selain meningkatkan sekresi NaHCO3 encer oleh
pancreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati
tanpa disertai peningkatan garam empedu.
3. Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya sedikit
berperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan. Mekanisme
saraf meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung atau
usus.
Kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu di antara waktu makan, serta
mengeluarkan pada waktu makan
Walaupun factor-faktor yang baru dijelaskan diatas meningkatkan sekresi empedu
oleh hati selama dan setelah makan, sekresi empedu oleh hati berlangsung terus
menerus. Di antara waktu makan, empedu yang dikeluarkan akan disalurkan ke
kandung empedu, tempat empedu tersebut disimpan dan dipekatkan. Transportasi
aktif garam keluar kandung empedu, yang diikuti oleh air secara osmotic,
menyebabkan konsentrasi konsituen-konsituen organic meningkat lima sampai
sepuluh kali. Karena menyimpan empedu pekat ini, kandung empedu merupakan
tempat utama pengendapan konsituan-konsituan empedu yang kemudian menjadi batu
empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan penting dalam pencernaan,
sehingga pengangkatannya sebagai pengobatan batu empedu atau penyakit kandung
empedu lainnya tidak menimbulkan masalah khusus. Empedu yang disekresikan di
antara waktu makan akan disimpan diduktus billiaris komunis, yang mengalami
dilatasi.
Selama makan, saat kimus mencapai usus halus, keberadaan makanan, terutama
produk-produk lemak, di lumen duodenum memicu pengeluaran CCK. Hormone ini
merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi, sehingga empedu
dikeluarkan kedalam duodenum, tempat empedu tersebut membantu pencernaan dan
penyerapan lemak yang semula mengawali pengeluaran CCK.
3. HEPATITIS A
DEFINISI
Hepatitis berarti radang atau bengkak hati, dan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat,
atau berbagai jenis infeksi virus. Salah satu penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus
hepatitis A.
ETIOLOGI
Hepatitis A Virus (HAV) merupakan anggota family pikornavirus. HAV merupakan partikel
membulat berukuran 27 hingga 32-nm dan mempunyai simteri kubik. Partikel ini mempunyai
10
genom RNA beruntai tunggal dan linear dengan ukuran 7,8 kb. Walaupun ketika pertama kali
dikalsifikasikan sebagai enterovirus 72, urutan nukleotida dan asam amino HAV cukup jelas
untuk memasukkan virus ini menjadi genus pikornavirus yang baru, Heparnavirus. Hanya
dikenal satu serotype. Tidak terdapat reaksi silang antigenic dengan HBV atau virus hepatitis
lainnya. HAV mempunyai sifat tahan terhadap panas dan asam. (Jawetz. 1996)
EPIDEMIOLOGI
HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat. Namun,
ksusu HAV di Negara ini telah menurun sejak tahhun 1970-an. HAV lazim terjadi pada anak
dan dewasa muda. Terdapat peningkatan insidensi pada musim tertentu, yaitu pada musim
gugur dan musim dingin.
HAV terutama ditularkan peroral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi feses.
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi akibat kontak dengan orang terinfeksi
melalui kontaminasi feses pada makanan atau air minum, atau dengan menelan kerang
mengandung virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasusu yang timbul dapat berupa
sporadic, sedangkan epidemic dapat timbul pada daerah yang sangat padat seperti pada pusat
perawatan dan rumah sakit jiwa. Wisatawan ke daerah endemis seperti Asia Tenggara, Afrika
Utara, dan Timur Tengah juga sangat berisko tertular bila mereka melanggar aturan turis yang
umum. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan
kontakyang intim (tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi rata-rata adalah 30 hari.
Masa penularan tertinggi adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya icterus.
PATOGENESIS
HAV masuk ke hati dari saluran pencernaan melalui aliran darah, menuju hepatosit, dan
melakukan replikasi di hepatosit yang melibatkan RNA-dependent polymerase. Dari hepar
HAV dieliminasi melalui sinusoid, kanalikuli, masuk ke dalam usus sebelum timbulnya gejala
klinis maupun laboratoris.
▲
Gambar 1-4. Patogenesis Hepatitis A
PATOFISIOLOGI
11
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan,kemudian masuk ke aliran
darah menuju hati(vena porta),lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hati
virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu
virus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris
yang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang
reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag,pembesaran sel kupfer yang
akan menekan ductus biliaris sehinnga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi
penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara
uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses
konjugasi(direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux(aliran
kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning pada jaringan kulit
terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat
partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan
melalui urin. Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam
produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu
(lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan
regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis
mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntah yang berada di medula oblongata yang
menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu makan.
(Kumar,Cotran,Robbins.Buku Ajar Patologi.Edisi 7.Jakarta:EGC,2007)
MANIFESTASI KLINIS
1. Fase preikterus:
Gejala – gejala seperti influenza ( hilang nafsu makan, mual, lelah, dan rasa tidak
enak badan)
2. Hilang nafsu makan, mual, muntah, lelah, rasa tidak enak badan, demam , sakit
kepala, dan` nyeri abdomen bagian kanan atas
3. Fase ikterus:
Sclera dan kulit berwarna kuning, urin berwarna gelap, feses berwarna terang
(acholic), kulit gatal-gatal, dan gejala-gejala sistemis yang memburuk
Anak-anak yang berusia <6 tahun tidak menampakkan gejala, kalaupun ada, mereka
tidak mengalami jaundice (kuning).
12
selama 6 pertama - 8 minggu pada masasakit. Dalam hal ini, demam tinggi,
ditandai nyeri perut, muntah, penyakitkuning dan pengembangan ensefalopati hati
terkait dengan koma dan kejang,ini adalah tanda-tanda hepatitis fulminan,
menyebabkan kematian pada tahun70 - 90% dari pasien. Dalam kasus-kasus
kematian sangat tinggi berhubungandengan bertambahnya usia, dan kelangsungan
hidup ini jarang terjadi lebihdari 50 tahun.
4. masa penyembuhan, berjalan lambat, tetapi pemulihan pasien lancar danlengkap.
Kejadian kambuh hepatitis terjadi dalam 3 - 20% dari pasien, sekitar 4-15 minggu
setelah gejala awal telah sembuh (WHO, 2010).
2. Pemeriksaan Fisik
B. Diagnosis Banding
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG, kita
kemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya mempertimbangkan
untuk divaksinasi terhadap HAV.
2. Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negative untuk IgG, kita
kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan terakhir ini, dan sistem
kekebalan sedang mengeluarkan virus atau infeksi menjadi semakin parah.
3. Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk antibodi
IgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu waktu sebelumnya, atau kita
sudah divaksinasikan terhadap HAV. Kita sekarang kebal terhadap HAV.
14
Enzim yang dilepaskan ke dalam
darah jika organ tersebut
Laktat mengalami luka. Kerusakan hati jantung, paru-
Dehidrogenase paru atau otak, pemecahan sel
(LDH) darah merah yang berlebihan.
KOMPLIKASI
HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa (carrier) dan hanya sekali-
sekali menyebabkan hepatitis fulminan. Angka kematian akibat HAV sangat rendah, sekitar
0,1% dan tampaknya lebih sering terjadi pada pasien yang sudah mengidap penyakit hati
akibat penyakit lain, misalnya virus hepatitis B atau alkohol.
PENATALAKSANAAN
15
Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan masukan peroral, kadar SGOT-SGPT
>10x normal, perubahan perilaku atau penurunan kesadaran akibat ensefalopatihepatitis
fulminan, dan prolong, atau relapsing hepatitis.
Tidak ada terapi medikamentosa khusus karena pasien dapat sembuh sendiri (self-limiting
disease). Pemeriksaan kadar SGOT-SGPT terkonjugasi diulang pada minggu kedua untuk
melihat proses penyembuhan dan minggu ketiga untuk kemungkinan prolong atau relapsing
hepatitis. Pembatasan aktivitas fisik terutama yang bersifat kompetitif selama SGOT-SGPT
tiga kali batas atas normal.
Diet disesuaikan dengan kebutuhan dan hindarkan makanan yang berjamur, yang
mengandung zat pengawet yang hepatotoksik ataupun zat hepatotoksik lainnya. Biasanya
antiemetik tidak diperlukan dan makan 5-6 kali dalam porsi kecil lebih baik daripada makan
tiga kali dalam porsi besar. Bila muntah berkepanjangan, pasein dapat diberi antiemetik
seperti metoklopramid, tetapi bila demikan perlu baehati-hati terhadap efek efek samping
yang timbuk karena dapat mengacaukan gejal klinis pernurukan. Dalam keadaan klinis
terdapat mual dan muntah pasien diberikan diet rendah lemak. Viamin K diberikan bila
terdapat perpanjangan masa protrombin. Kortikosterosid tidak boleh digunakan. Pencegahan
infeksi terhadap lingkungan harus diperhatikan.
PENCEGAHAN
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
16
a. Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
b. Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata tetapi tidak sempurna
c. Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin:
Dosis 0,02 ml/kgBB, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin
setelah paparan
Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
Indikasi: kontak erat dan kontak rumah tangga dengan pasien HAV akut
PROGNOSIS
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis A
infeksi sembuh sendiri. Hanya 0,1% pasien berkembang menjadi nekrosishepatik
akut fatal.
Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena)
umumnya pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan
khusus, kecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan
persiapan khusus.
Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah
yang diambil. Ini bisa meliputi:
- Alanine Aminotransferase (ALT) – suatu enzim yang utamanya ditemukan di
hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT
(Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel
hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran
darah.
- Alkaline Phosphatase (ALP) – suatu enzim yang terkait dengan saluran
empedu; seringkali meningkat jika terjadi sumbatan.
- Aspartate Aminotransferase (AST) – enzim ditemukan di hati dan di beberapa
tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT
(Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-
sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut.
17
- Bilirubin – biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada
jaundice): Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah;
Bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.
- Albumin – mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan
apakah hati membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak.
- Protein total – mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah,
termasuk antibodi guna memerangi infeksi.
Hasil-hasil tes fungsi hati biasanya dievaluasi secara bersama-sama. Jadi beberapa set
tes dalam periode tertentu dilihat apakah memiliki pola tertentu. Setiap orang akan
memiliki sebuah set tes fungsi hati yang unik yang biasanya berubah-ubah seiring
berjalannya waktu. Seorang dokter mengamati kombinasi hasil-hasil tes ini guna
mendapatkan petunjuk tentang kondisi yang mendasarinya. Seringkali, tes lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya yang menyebabkan penyakit dan/atau
kerusakan hati tersebut.
Tabel berikut menunjukkan beberapa kombinasi hasil yang mungkin ditemukan pada
beberapa tipe kondisi/penyakit hati tertentu.
ALT &
Jenis Kondisi Bilirubin AST ALP Albumin PT
Biasanya
sangat
Normal atau meningkat;
meningkat ALT
Kerusakan biasanya umumnya Normal atau
hati akut setelah lebih tinggi hanya
(infeksi, peningkatan daripada meningkat Biasanya
racun, obat) ALT & AST AST sedikit Normal normal
18
meningkat
AST
biasanya dua Normal atau
Hepatitis Normal atau kali kadar lumayan
alkoholik meningkat ALT meningkat Normal Normal
AST
biasanya
lebih tinggi
dari ALT,
namun
Bisa jadi kadarnya
meningkat biasanya
tapi hanya lebih rendah
pada kondisi daripada
yang sudah penyakit Normal atau Biasanya Biasanya
Sirosis berlanjut alkoholik meningkat menurun memanjang
Biasanya
Normal atau normal,
meningkat; Meningkat, namun jika
meningkat Normal sering lebih berlangsung
Obstruksi pada hingga tinggi 4 kali kronis, kadar
duktus biliaris, obstruksi lumayan dari nilai dapat Biasanya
kolestasis penuh meningkat normal menurun normal
Kanker yang
sudah
menyebar ke Normal atau Biasanya
hati Biasanya sedikit sangat
(metastases) normal meningkat meningkat Normal Normal
AST lebih
tinggi dari
ALT, namun
Kanker yang Mungkin kadar lebih
asli berasal meningkat, rendah
dari hati umumnya jikadaripada
(hepatoselular penyakit penyakit Normal atau Biasanya Biasanya
karsinoma) progresif alkoholik meningkat menurun memanjang
Normal atau
Normal atau Lumayan sedikit Normal atau
Autoimmune meningkat meningkat meningkat menurun Normal
19