7911 12943 1 SM PDF
7911 12943 1 SM PDF
Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang formulasi, evaluasi, dan perbandingan intensitas kepedasan granul
effervescent jahe putih (Zingiber officinale Roscoe) instan dan jahe merah (Zingiber officinale
Var.Rubrum) instan yang menggunakan satu formulasi hasil dari estimasi. Metode yang digunakan
ekstraksi panas yang digunakan untuk memperoleh ekstrak jahe instan dengan pengisi glukosa
sebanyak 50% dari jumlah volum. Data pengamatan menunjukkan bahwa distribusi ukuran, bobot
jenis benar, bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, porositas, kompresibilitas, kadar air, kecepatan alir,
dan sudut istirahat dari formula tetap stabil setelah penyimpanan selama 12 hari pada suhu ruangan.
Hasil uji kepedasan dan kesukaan menyatakan bahwa granul effervescent jahe putih instan lebih pedas
namun tidak memiliki aroma, warna yang kurang menarik, dibandingkan dengan granul effervescent
jahe merah instan menurut para panelis relawan penguji.
9
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
10
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
o
Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol C hingga bobot tetap. Kadar sari yang
tertutup dan mendingin dalam eksikator larut dalam etanol 95% dicatat dalam
hingga suhu kamar. persen, dihitung terhadap bahan yang telah
Kadar abu total ditetapkan dengan cara dikeringkan di udara.
ditimbang lebih kurang 2−3 g serbuk Penapisan fitokimia dari simplisia jahe
simplisia, kemudian dimasukkan ke dalam putih serta jahe merah dilakukan untuk
krus silikat yang telah ditara, kemudian mengetahui kandungan senyawa metabolit
dipijarkan perlahan-lahan hingga arang sekunder dari kedua simplisia tersebut.
habis, di dinginkan lalu ditimbang. Kadar Pemeriksaan golongan senyawa alkaloid
abu dihitung terhadap serbuk bahan yang dilakukan dengan cara sebanyak 2 g serbuk
telah dikeringkan di udara. simplisia dilembapkan dengan ammonia
Selanjutnya adalah penetapan kadar 25% sebanyak 5 mL lalu digerus dalam
abu tidak larut asam. Abu yang diperoleh mortar. Kemudian ditambahkan kloroform
pada penetapan kadar total dididihkan sebanyak 20 mL serta digerus kuat-kuat.
dengan 25 mL asam klorida encer selama 5 Campuran disaring, filtratnya digunakan
menit, kemudian dikumpulkan bagian yang untuk percobaan (larutan A). Larutan A
tidak larut dalam asam, disaring melalui diekstraksi 2 kali dengan larutan HCl 10%
krus kaca atau kertas saring bebas abu, (larutan B). Larutan A diteteskan pada
dicuci dengan air panas lalu dipijarkan kertas saring dan ditambahkan pereaksi
sampai bobot tetap, kemudian ditimbang. Dragendorff. Hasil positif ditunjukkan
Kadar abu yang tidak larut asam dihitung dengan adanya perubahan warna merah
terhadap bahan yang telah dikeringkan di atau jingga pada kertas saring. Larutan B
udara. sebanyak 5 mL dalam tabung reaksi diuji
Pada penetapan kadar sari larut air dengan penambahan pereaksi Mayer dan
dilakukan dengan cara serbuk dikeringkan Dragendorff. Pengamatan positif apabila
di udara, kemudian 5 g serbuk dimaserasi timbul endapan berwarna merah bata pada
selama 24 jam dengan campuran 100 mL penambahan pereaksi Dragendorff dan
air-kloroform (1000:2,5 mL) menggunakan endapan putih pada penambahan pereaksi
labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok Mayer.
selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan Pada pemeriksaan golongan senyawa
selama 18 jam lalu disaring, sebanyak 20 flavonoid dilakukan dengan cara sebanyak
mL filtrat diuapkan hingga kering dalam 1 g serbuk simplisia ditambah 100 mL air
cawan dangkal berdasar rata yang telah panas, dididihkan selama 15 menit lalu
ditara, kemudian dipanaskan sisa pada disaring. Filtrat sebanyak 5 mL ditambah
suhu 105 oC hingga bobot tetap. Kadar sari serbuk Mg dan ditambahkan 2 mL larutan
larut air dicatat dalam persen, dihitung alkohol-HCl (1:1), dikocok kuat-kuat dan
terhadap bahan yang telah dikeringkan di dibiarkan memisah. Pengamatan positif
udara. dapat ditunjukkan warna merah/ kuning/
Penetapan kadar sari larut etanol jingga pada lapisan amil alkohol.
dilakukan dengan cara serbuk dikeringkan Pada pemeriksaan golongan senyawa
di udara, kemudian 5 g serbuk dimaserasi saponin dilakukan dengan cara sebanyak 1
selama 24 jam dengan 100 mL etanol 95% g serbuk simplisia ditambahkan 100 mL air
dengan menggunakan labu bersumbat panas, kemudian didihkan selama 15 menit
sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam lalu disaring. Filtrat dimasukkan ke dalam
pertama dan kemudian dibiarkan selama tabung reaksi sebanyak 100 mL kemudian
18 jam dan disaring cepat agar tidak terjadi dikocok secara vertikal selama 10 detik
penguapan etanol. Kemudian 20 mL filtrat dan didiamkan selama 10 menit. Hasil
diuapkan hingga kering di dalam cawan positif ditunjukkan dengan terbentuknya
dangkal berdasar rata yang telah ditara, busa yang stabil walau sudah ditambahkan
kemudian dipanaskan sisa pada suhu 105 beberapa tetes HCl 2 N.
11
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
Sebanyak 1 g serbuk ditambahkan 100 biru atau hijau diduga terdapat triterpenoid
mL air panas didihkan selama 15 menit atau steroid.
kemudian disaring. Apabila dalam sampel Granul jahe instan dibuat dengan cara
terdapat tanin, maka ke dalam 5 mL jahe dicuci dan dikupas, bagian yang telah
larutan ditambahkan beberapa tetes NaOH busuk dibuang, kemudian jahe diparut.
1 N. Hasil positif apabila terbentuk warna Jahe yang sudah hancur, disaring sehingga
merah. Jika ada tanin maka sejumlah 2 g terpisah antara filtrat (cairan) dengan
serbuk sampel dimaserasi dalam HCl 19% ampasnya. Filtrat yang diperoleh kemudian
selama beberapa jam, lalu larutan disaring diendapkan minimal selama satu jam, lalu
serta dibagi 2, pada tabung 1 sebanyak 5 dipisahkan filtrat dengan endapan. Filtrat
mL diekstraksi dengan benzena dan tabung direbus dengan menggunakan api sedang
2 sebanyak 5 mL diekstraksi dengan (apabila ditambahkan rempah-rempah lain,
campuran eter-kloroform (2:1), kedua fase maka rempah tersebut direbus terpisah
organik masing-masing diuapkan sampai dengan air bersih secukupnya). Setelah
1/10 (0,5 mL). Masing-masing ekstrak mendidih air rebusan rempah ditambahkan
dikocok dengan larutan NaOH 30%. ke dalam filtrat jahe. Setelah filtrat tersebut
Terjadinya warna jingga atau merah violet mendidih dimasukkan gula pasir dengan
menunjukkan adanya kuinon. perbandingan gula pasir:filtrat= 1:1 atau
Pemeriksaan senyawa golongan tanin 1:2. Pengadukan dilakukan sampai gula
dilakukan dengan cara sebanyak 1 g serbuk terlarut sempurna (dilakukan sesekali saja).
simplisia ditambahkan 100 mL air panas, Filtrat akan mendidih dan menimbulkan
kemudian didihkan selama 15 menit lalu busa. Api kompor dikecilkan. Ketika busa
disaring. Siapkan 3 tabung reaksi masing- mulai turun dan filtrat berubah menjadi
masing berisi 5 mL larutan filtrat. Tabung tepung, api dimatikan dan pengadukan
pertama direaksikan dengan larutan besi dilakukkan terus-menerus dan semakin
(III) klorida 1% (positif senyawa fenol bila dipercepat. Lalu dilakukan pengayakan
terbentuk warna biru tinta atau hitam), setelah menjadi tepung. Pengayakan harus
tabung kedua ditambahkan gelatin (positif diselesaikan ketika jahe instan masih
tanin bila terbentuk endapan putih), pada dalam keadaan panas. Setelah proses
tabung ketiga ditambah pereaksi steansy pengayakan selesai, jahe instan didiamkan
(formaldehid 30%:HCl= 2:1) kemudian sampai dingin.
dipanaskan dalam penangas air 90 oC Granul instan dibuat menggunakan
(terbentuknya endapan warna merah muda metode granulasi basah. Bahan-bahan yang
menunjukkan simplisia mengandung tanin diperlukan dalam formula ditimbang sesuai
katekat), selanjutnya endapan pada tabung jumlah yang dibutuhkan, lalu dicampur
ketiga disaring kemudian filtrat dijenuhkan dan diaduk, ditambahkan air sedikit demi
dengan natrium asetat lalu ditambahkan sedikit sampai terbentuk massa yang dapat
dengan larutan besi (III) klorida 1% dikempal, diayak menggunakan ayakan
(terbentuknya warna biru tinta atau hitam nomor 14. Setelah semua bahan berubah
menunjukkan simplisia mengandung tanin menjadi granul kemudian ditebarkan diatas
galat). selembar kertas yang lebar dalam nampan
Pemeriksaan golongan senyawa sterol yang dangkal dan dikeringkan pada suhu
atau triterpenoid dilakukan dengan cara 40−50 oC. Setelah granul kering, diayak
sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan ayakan nomor 16 dan ditambahkan
dengan larutan eter selama 2 jam kemudian perasa, diaduk sampai tercampur homogen.
disaring. Filtrat diuapkan sebanyak 5 mL Kemudian granul yang terbentuk dilakukan
dalam cawan penguap, ke dalam residu evaluasi fisik.8 Evaluasi tersebut meliputi
ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat distribusi ukuran dan model pangayakan,
kemudian ditambah beberapa tetes asam kecepatan alir, sudut istirahat, bobot jenis
sulfat pekat. Bila terbentuk warna ungu- benar, bobot jenis nyata dan mampat, susut
12
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
pengeringan, sudut istirahat, waktu larut. dihitung bobot parafin cair, sebanyak 2−3
Kecepatan alir diperoleh dari waktu mL parafin cair dituangkan ke dalam
dalam detik yang diperlukan sejumlah tabung yang bersih ditimbang 1−1,5 g
tertentu granul untuk melewati corong. granul dan granul dimasukkan ke dalam
Prosedur kerjanya yaitu corong dipasang piknometer yang berisi parafin cair lalu
pada statif dengan jarak ujung pipa bagian ditambahkan parafin cair dari tabung
bawah ke bidang datar 10±0,2 cm lalu reaksi ke dalam piknometer sampai tanda
ditimbang sebanyak 100 g granul, dituang batas lalu ditimbang.
ke dalam corong lalu tutup dasar corong Bobot jenis nyata dan juga mampat
dibuka sambil stopwatch dinyalakan, lalu dilakukan dengan cara sejumlah tertentu
waktu yang diperlukan dicatat mulai bahan granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
mengalir hingga semua granul yang ada di Sebanyak 4−130 g granul ditimbang lalu
dalam corong tersebut habis (t) lalu hitung dituangkan ke dalam gelas ukur 250 mL
kecepatan alir dengan rumus: yang dimiringkan pada sudut 45o dengan
Kecepatan alir = w/t cepat, kemudian ditegakkan gelas ukur dan
Sudut istirahat diperoleh dengan cara digoyangkan dengan cepat agar permukaan
mengukur tinggi dan diameter tumpukan rata bahan dan dibaca volumenya (mL)
granul yang terbentuk pada kecepatan alir. dihitung bobot jenis nyata dengan rumus:
Sudut diam diukur dengan rumus: ρB = Bobot granul/Volume granul
Tg α = h/r Evaluasi bobot jenis mampat dilakukan
Di mana α adalah sudut diam, h adalah dengan cara pengamatan volume dari
tinggi tumpukan granul, dan r adalah jari- granul pada tiap interval 100 ketukan dari
jari tumpukan granul. 100−500 mencatat volume granul dalam
Susut pengeringan dari granul dapat gelas ukur (V) pada tiap interval dan
dilakukan dengan penimbangan saksama dihitung bobot jenis mampat dengan
seluruh granul basah yang sudah diayak rumus:
dalam botol timbang yang telah ditetapkan ρB = Bobot granul/Volume granul.
bobotnya kemudian keringkan pada suhu Waktu larut dilakukan dengan cara
40 oC, tentukan waktu yang menunjukan granul effervescent dimasukkan ke dalam
granul mencapai kelembapan 2−4%. gelas 200 mL, kemudian ditimbang granul
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥100 effervescent jahe instan sebanyak 4−6 g
Distribusi ukuran dan juga model dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air
pengayakan dilakukan dengan penyusunan sebanyak 200 mL dan waktu larut granul
beberapa ayakan dengan nomor tertentu dalam air dicatat.
berurutan dari atas ke bawah, dengan Panelis relawan merupakan para
semakin besar nomor ayakan tersebut. relawan yang melakukan uji kesukaan
Granul yang telah ditimbang saksama serta intensitas kepedasan dari sediaan
dimasukkan ke dalam ayakan paling atas. granul effervescent jahe instan. Masing-
Kemudian granul tersebut diayak selama 5 masing panelis diminta untuk menyeduh
menit pada getaran tertentu. Setelah diayak dan meminum sediaan granul effervescent
granul yang terdapat pada masing-masing jahe instan. Panelis memberikan penilaian
ayakan ditimbang. Dihitung bobot granul menggunakan indra perasa. Tingkat skala
yang terdapat pada tiap-tiap ayakan.9 hedonik yang digunakan (+) yang berarti
Bobot jenis benar ditentukan dengan suka dan (–) berarti tidak suka.
piknometer menggunakan cairan yang Uji intensitas kepedasan dari sediaan
tidak melarutkan granul yaitu parafin cair. granul effervescent jahe instan dilakukan
Piknometer kosong ditimbang kemudian kepada 15 orang panelis yang tidak terlatih
diisi dengan paraffin cair dan dibersihkan namun telah terbiasa dengan pengujian
kelebihan cairan pada ujungnya, ditimbang sensori. Panelis diminta untuk memberikan
piknometer yang berisi parafin cair, lalu penilaian terhadap tingkat kepedasan
13
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Jahe Putih dan Jahe Merah
Kadar (%)
Uji
Jahe putih Jahe merah
Susut pengeringan 9,4 7,9
Abu total 4,5 3,4
Abu tidak larut asam 2,9 1,4
Sari larut air 4,2 -
Sari larut etanol 6,4 -
Tabel 2 Formula Sediaan Granul Effervescent Jahe Putih Instan dan Jahe Merah Instan
14
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
granul atau serbuk kasar berisi campuran tetap stabil selama 12 hari penyimpanan
substansi asam dan karbonat di mana bila pada suhu ruang (25−27 oC).
dimasukkan ke dalam air mengeluarkan Pada pengujian intensitas kepedasan
gas karbondioksida reaksi yang terjadi antara jahe putih dan jahe merah yang
pada Gambar 1. dilakukan kepada 15 sukarelawan (panelis)
Dasar formula pada sediaan serbuk dan memberikan komentar jahe putih lebih
tablet effervescent adalah reaksi antara pedas dengan hasil 60% dan jahe merah
asam dengan karbonat ataupun bikarbonat kurang pedas dengan hasil 40%. Hal
yang menghasilkan karbon dioksida. Pada tersebut disebabkan jahe merah kurang
proses pelarutan effervescent terjadi reaksi bagus jika dibuat dalam ekstrak instan
senyawa asam dengan senyawa karbonat karena dipengaruhi kandungan senyawa,
untuk menghasilkan gas karbon dioksida dilihat dari beberapa pusaka kandungan
yang memberikan efek sparkling atau rasa oleoresin 10−12%, minyak atsiri 3−5%,
seperti pada soda.1 pati 50−55%, dan sejumlah senyawa kecil
Hasil evaluasi granul effervescent jahe protein, serat, lemak sampai 13% lebih
instan keduanya secara umum tidak ada besar dibandingkan dengan jahe putih,
perbedaan yang nyata untuk hasil distribusi sehingga pada saat pembuatan ekstrak jahe
ukuran granul, bobot jenis benar (ρ), bobot merah instan membutuhkan waktu lama
jenis nyata, bobot jenis mampat, serta karena kandungan minyak yang tidak larut
kecepatan alir. Nilai sudut istirahat dan air lebih banyak, sehingga pemanasan
waktu larut berbeda cukup nyata. Hal ini lebih lama dimungkinkan banyak senyawa
disebabkan tingginya kandungan minyak gingerol yang berfungsi sebagai komponen
yang terdapat di jahe merah. Berdasarkan jahe dengan sifat yang kurang stabil jika
data pengamatan fisik, untuk formula pemanasan yang lama dimungkinkan akan
pembuatan sediaan granul effervescent terdehidrasi menjadi senyawa lain dan
Tabel 3 Evaluasi Granul Effervescent Jahe Putih (Zingiber officinale Roscoe) dan Jahe Merah
(Zingiber officinale Var. Rubrum) Instan
15
IJPST Volume 3, Nomor 1, Februari 2016
16