Anda di halaman 1dari 9

2) Pengujian Hipotesis Deskriptif

Berikut ini diberikan contoh penggunaan statistik parametris untuk menguji


hipotesis deskriptif. Seperti telah diketahui bahwa statistik parametiis digunakan untuk
menguji hipotesis bila data diambil dari sampel random yang berbentuk interval atau ratio..
Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil
penelitian yang didasarkan pada satu sampel Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah
apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila Ho diterima berarti
dapat digeneralisasikan. Dalam pengujian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh
karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua
variabel atau lebih. Statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis
deskriptif bila datanya interval atau rasio adalah t-test 1 sampel. Sebenarnya terdapat dua
rumus yang dapat digunakan untuk pengujian, yaitu rumus t dan z. Rumus z digunakan bila
simpangan baku populasi diketahui, dan rumus t bila simpangan baku populasi tidak
diketahui. Simpangan baku sampel dapat dihitung berdasarkan data yang telah terkumpul
(cara menghitung simpangan baku sampel telah diberikan di bagian depan buku ini).
Karena pada dasarnya simpangan baku setiap populasi ini jarang diketahui, maka rumus :
jarang digunakan oleh karena itu maka dalam buku ini hanya dikemukakan t-test saja..

Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail
test) dan uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak ada dua macam yaitu uji pihak kanan
dan uji pihak kiri,. Jenis uji mana yang akan digunakan tergantung pada bunyi kalimat
hipotesis.

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya
interval atau ratio :
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif:

1. Menghitung rata-rata data


2. Menghitung simpangan baku
3. Menghitung harga t
4. Melihat harga t tabel
5. Menggambar kurva
6. Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah dibuat
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis

A. Uji Dua Pihak (Two Tail Test)

Uji dua pihak di gunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” dan
hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan" (Ho=; Ha≠ )

Contoh rumusan hipotesis :

 hipotesis nol : Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari = 8 jam
 hipotesis altematif : Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari ≠ 8 jam

Bila ditulis lebih ringkas : Ho : µ = 8 jam

Ha : µ ≠ 8 jam

B. Uji Satu Pihak (Ona Tail Test)


(1) Uji Pihak Kiri

Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (Ho) berbunyi "lebih besar atau sama
dengan (≥) ” dan hipotesis altenatifnya berbunyi “lebih kecil. ( <) ”, kata lebih besar atau
sama dengan sinonim “kata paling sedikit atau paling kecil”.

Contoh rumusan hipotesis:


 Hipotesis nol : Daya tahan lampu merk A paling sedikit 400 jam (lebih besar atau sama
dengan (≥) 400 jam);
 Hipotesis alternatif : Daya tahan lampu merk A lebih kecil dari (<) 400 jam.

Atau dapat ditulis singkat: Ho:µ ≥ 400 jam

Ha : µ, < 400jam

(2) Uji Pihak kanan

Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau sama
dengan (≤) " dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>) ". Kalimat lebih
kecil atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar”;

Contoh rumusan hipotesis:

 Hipotesis nol : Pedagang buah paling besar bisa menjual buah jeruk 100 kg tiap
hari.
 Hipotesis alternatif : Pedagang buah dapat menjual buah jeruknya lebih dari 100 kg
tiap hari.

Atau dapat ditulis singkat: Ho:µ≤ 5 100 kg./hr

Ha:µ. > 100 kg/hr

3) Pengujian Hipotesis Komparatif

Pengujian hipotesis komparatif ini banyak digunakan dalam penelitian dan pengembangan,
khususnya dalam pengujian lapangan terbatas, lapangan utama dan lapangan Operasional.
Berikut ini dikemukakan pengujian komparatif dengan statistik parametris t-test dan
Analisis Varians. Kedua teknik statistik tersebut digunakan bila datanya berbentuk interval
atau ratio. Asumsi yang digunakan adalah sampel diambil secara random dan data
berdistribusi normal. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi
yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.
Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian)
yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam
pengujian diterima, berarti nilai perbandingan dua sampel atau lebih tersebut dapat
digeneralisasikan untuk seluruh populasi di mana sampel-sampel diambil dengan taraf
kesalahan tertentu. Desain penelitian masih menggunakan variabel mandiri, (satu variabel)
seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi variabel tersebut berada pada populasi dan
sampel yang berbeda, atau pada populasi dan sampelyang sama tetapi pada waktu yang
berbeda. Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi
antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel. Selanjutnya setiap
model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan
sampel yang tidak berkorelasi disebut dengan sampel independen. Sampel yang berkorelasi
biasanya terdapat dalam desain penelitian eksperimen. Sebagai contoh dalam membuat
perbandingan kemampuan kerja pegawai sebelum menggunakan produk baru dengan yang
sudah menggunakan produk baru, membandingkan nilai pretest dan postest dan
membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (pegawai yang menggunakan
produk/alat baru dan yang tidak). Sampel independen adalah sampel yang tidak berkaitan
satu sama lain, misalnya akan membandingkan kemampuan kerja lulusan SMU dan SMK,
membandingkan penghasilan petani dan nelayan dan sebagainya.

a) Pengujian Hipotesis dengan t-test

Berikut ini diberikan contoh pengujian komparatif dengan Nest independen dan
berpasangan dan analisis varian satu jalan dan 2 jalan (one way dan two way analysis
varians). Rumus t-test berpasangan dan independen dengan varian tidak homogen dan
varian homogen ditunjukkan pada rumus.
 Rumus t-test untuk sampel
berpasangan/berkorelasi

 Rumus t-test untuk sampel tidak berkorelasi dan


varian tidak homogen

 Rumus t-test untuk sampel tidak berkorelasi


dan varian homogen

b) Pengujian Hipotesis dengan Analisis Varians

Analisis varians juga dapat digunakan pada pengujian eksternal produk, baik uji
lapangan terbatas (preliminary field testing, ujian lapangan utama (main field testing),
maupun uji lapangan operasional (operational field testing). Bila pengujian produk
dilakukan pada kelompok yang jumlahnya lebih dari dua (k sampel), dan datanya interval
atau ratio, maka untuk pengujian hipotesisnya akan menggunakan analisa varians satu jalan
(one way anova). Bila setiap kelompok sampel dikategorikan (misal pria wanita) maka
pengujian hipotesisnya menggunakan analisis varians dua jalan (two way anova). Penelitian
untuk variabel yang sama, sering dilakukan pada sampel yang jumlahnya lebih dari dua (k
sampel), misalnya 3, 4 atau 10 kelompok sampel. Selanjutnya berdasarkan sampel yang
diambil secara random tersebut, akan dianalisis apakah rata-rata (mean) antara kelompok
sampel satu dan kelompok sampel yang lain berbeda secara signifikan atau tidak.
Signifikan artinya perbedaan atau persamaan rata-rata dari sampel-sampel tersebut dapat di
generalisasikan terhadap populasi dari mana sampel-sampel tersebut diambil. Jadi
perbedaannya bukan hanya terjadi pada sampel-sampel itu saja.

Dalam statistik parametris terdapat beberapa jenis Analisis Varians, yaitu:

1. Analisis Varians Klasifikasi Tunggal (Sing/e Classification)


2. Analisis Varians Klasifikasi Ganda (Multiple Classification)

Analisis varians klasifikasi tunggal, yang sering juga disebut mova satu jalan digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya terdiri
atas satu kategori, sedangkan Anova Klasifikasi Ganda] dua Jalan digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif rata-rata k sampel bila pada setiap sampel terdiri atas dua atau lebih
kategori.

(1) Analisis Varians Klasifikasi Tunggal (One Way Classification)

Seperti telah dikemukakan bahwa, analisis varians merupakan teknik statistik parametris
inferensial, yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel secara
serempak. Oleh karena itu, dalam penelitian akan terdapat 3, 4 atau lebih kelompok sampel
yang selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan untuk pengujian hipotesis. Setiap
sampel akan mempunyai Mean (rata-rata) dan Varians (simpangan baku kuadrat).

Karena dalam pengujian hipotesi melibatkan lebih dari dua kelompok sampel, maka akan
terdapat beberapa macam JK, yaitu:

1. Jumlah Kuadrat Total (𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 ) merupakan penjumlahan kuadrat deviasi nilai individual
dengan 𝑀𝑡𝑜𝑡
𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 = (𝑋1𝑖 − 𝑀𝑡𝑜𝑡 )² + (𝑋2𝑖 − 𝑀𝑡𝑜𝑡 )² +…..+ (𝑋𝑛𝑖 − 𝑀𝑡𝑜𝑡 )²
𝑛1 𝑀1 + 𝑛2 𝑀2 +⋯+𝑛𝑛 𝑀𝑛
𝑀𝑡𝑜𝑡 = 𝑛1 + 𝑛2 +⋯+𝑛𝑛

Dari persamaan 𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 dan 𝑀𝑡𝑜𝑡 diatas diperoleh


2. Jumlah Kuadrat Akar (𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 ) merupakan jumlah selisih kuadrat mean total (𝑀𝑡𝑜𝑡 )
dengan mean setiap kelompok (𝑀𝑖 ), dikalikan dengan jumlah sampel setiap kelompok.

Bila disingkat menjadi :

3. JK dalam kelompok (𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 )


Deviasi Total (X - 𝑀𝑡𝑜𝑡 ) terbentuk dari deviasi dalam kelompok (X - 𝑀𝑘𝑒𝑙 ) dan deviasi
antar kelompok (𝑀𝑘𝑒𝑙 - 𝑀𝑡𝑜𝑡 ). Jadi:
(X - 𝑀𝑡𝑜𝑡 ) = (X - 𝑀𝑘𝑒𝑙 ) + (𝑀𝑘𝑒𝑙 - 𝑀𝑡𝑜𝑡 )
»
»
Jadi

Setiap sumber variasi didampingi dengan dk, dan dk untuk setiap sumber variasi tidak
sama.

Untuk antar kelompok dk = m – 1

Untuk dalam kelompok dk = N – m

Total dk = N – 1

Untuk dapat menghitung harga F hitung, maka beberapa sumber variansi harus dihitung
mean kelompoknya, yang meliputi Mean Antar Kelompok dan Mean dalam kelompok

Untuk antar kelompok : 𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 = 𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 : (m-1)


Untuk dalam kelompok : 𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙 = 𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 : N – m

Total = 𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 : 𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙

Jadi untuk pengujian hipotesis dengan anova klasifikasi tunggal diperlukan langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus


(∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )²
𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 = ∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 ² -
N
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok dengan rumus
(∑ 𝑋 )² (∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )²
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡 = ∑ 𝑁 𝑘𝑒𝑙 -
𝑘𝑒𝑙 N

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok dengan rumus


𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙 = 𝐽𝐾𝑡𝑜𝑡 - 𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡
4. Menghitung Mean Kuadrat Antar Kelompok dengan rumus
𝐽𝐾𝑎𝑛𝑡
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡 =
m−1
5. Menghitung Mean Kuadrat Dalam Kelompok dengan rumus
𝐽𝐾𝑑𝑎𝑙
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙 =
N−m
6. Menghitung F hitung dengan rumus
𝑀𝐾𝑎𝑛𝑡
𝐹𝐾ℎ𝑖𝑡 =
𝑀𝐾𝑑𝑎𝑙

7. Membandingkan harga P hitung dengan F tabel (Tabel F Lampiran) dengan dk


pembilang (m -1) dan dk penyebut (N -1). Harga F hasil perhitungan tersebut
selanjutnya disebut F Hitung (Fh), yang berdistribusi F dengan dk pembilang (m -1)
dan dk penyebut (N -1) tertentu. Ketentuan pengujian hipotesis: Bila harga F hitung
lebih kecil atau sama dengan harga F tabel ( Fh ≤ Ft) maka Ho diterima, dan Ha
ditolak, sebaliknya bila Fh >F t, maka Ha diterima, dan Ho ditolak.
8. Membuat kesimpulan pengujian hipotesis: Ho diterima atau Ho ditolak

Anda mungkin juga menyukai