Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO I KASUS JIWA

PENEGAKAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL ORGANIK

Disusun Oleh :

dr.Yemi Meriyanti Sari

Pendamping :

dr.Wiwin Herwini

RSUD TAIS SELUMA


21 Mei 2015
Nama Peserta : dr.Yemi Meriyanti Sari

Nama Wahana : RSUD Tais

Topik : Gangguan Mental Organik

Tanggal (kasus) : 10 April 2015


Nama Pasien : Tn.R No. RM : 01.99.45

Tanggal Presentasi: 21 Mei 2015 Nama Pendamping: dr.Wiwin Herwini

Tempat Presentasi : RSUD Tais

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi:

Laki-Laki, 45 tahun, dilarikan ke RSUD Tais oleh keluarganya dalam keadaan penurunan
kesadaran. Sampai di IGD, pasien tampak gaduh gelisah, meronta -ronta hendak memukuli orang-
orang di sekitarnya. OS tampak tidak mengenali orang-orang di sekitarnya, dan terus berusaha
melepaskan diri. Keluarga menjelaskan kejadian ini baru pertama kali terjadi. Sejak 2 hari ini OS
sudah sering berbicara sendiri dan bergumam tidak jelas apa yang dikatakannya. Namun
kegiatannya dalam keseharian masih normal.

Tujuan:

Untuk menegakkan diagnosis pasien dengan gangguan mental organik.

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien: Nama: Tn.R Nomor Registrasi: 01.99.45


Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak :10 April 2015

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Gangguan Mental Organik (Aksis I F05.8, Aksis III A00-B.99, Aksis V 80-71) /
OS datang ke RSUD Tais dengan keluhan gaduh gelisah sejak 1 hari yang lalu. OS meronta-
ronta marah-marah, dan memukuli orang-orang di sekitarnya. Berdasaran anamnesis dengan
keluarga, OS akhir-akhir ini juga menyatakan sering melihat makhluk-makhluk halus. Serta,
sering merasa ketakutan di rumah sendiri karena merasa ada yang selalu mengikuti. OS juga
sering berteriak-teriak dan menganggap orang-orangdi sekitarnya adalah setan. Serta, sudah 2
hari ini OS berbicara meracau. OS sebelumnya tidak pernah mengeluhkan hal serupa. Kejadian
ini dijelaskan keluarga baru pertama kali terjadi. OS dapat mengenali istri, anak, dan keluarga
lainnya. Sebelumnya, keluarga juga menjelaskan bahwa OS sudah lebih kurang 2 minggu ini
mengalami demam, demam naik turun. Nafsu makan menurun. BAB (-) 2 hari. BAK (+) tidak
ada gangguan.

2. Riwayat Pengobatan:
Sebelumnya tidak pernah berobat ke tim medis dengan keluhan serupa. Tidak pernah mondok
di Rumah Sakit.

1. Riwayat kesehatan/Penyakit: Tidak pernah memeriksakan kesehatan dengan tim medis. Tidak
pernah mengeluh keluhan yang serupa.

4. Riwayat keluarga : terdapat keluarga dari ibu yang mengeluh gaduh gelisah sekitar 10 tahun yang
lalu.

5. Riwayat pekerjaan : OS bekerja sebagai petani. Tidak ada masalah di lingkungan pekerjaan.

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)


Tampilan fisik OS tampak bersih dan terurus. Hubungan OS dengan keluarga sangat baik, OS tinggal
serumah dengan 1 orang istri dan 2 orang anak laki-laki. OS memiliki hubungan baik dengan
keluarga lainnya. OS tidak memiliki riwayat penggunaan zat terlarang ataupun minum -minuman
keras.
7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): (--)
8. Lain-lain:
*PEMERIKSAAN FISIK :
- Keadaan umum : pasien tampak sakit ringan
- Kesadaran berkabut
- Suhu : 37,3 ºC
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 98 kali/menit
- Pernafasan : 22 kali/menit
C : aicd (-), pupil isokor.
K : simetris, s1s2 reguler
R : vesikuler kanan dan kiri simetris
D : Bising usus normal, flat, kembung (-), BAB (-)
U : BAK (+) N
I : kulit berwarna coklat, tidak ada kelainan pada kulit
M : kekuatan otot normal, tidak ada keterbatasan gerak.
*PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
Hb = 14,4 mg/dl
Leukosit = 6800 mg/dl
Trombosit = 225.000
DDR Malaria (+)
Widal (+) Pharatyphoid CH 1/160

Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA


ELEKTRONIK)

1. Sadock,Benjamin J. Dan Sadock, Virginia A. 2010. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of
Clinical Psychiatry 5th edition. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins

2. Muslim, Rudi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III.
Jakarta: Nuh Jaya.

3. Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9., Surabaya: Airlangga University Press.
Hasil Pembelajaran:

1. Definisi Gangguan Mental Organik

2. Etiologi Gangguan Mental Organik

3. Manifestasi klinis Gangguan Mental Organik

4. Terapi awal gangguan mental organik

Catatan :

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

 Subjektif
OS masuk Rumah Sakit dengan keluhan gaduh gelisah. OS meronta-ronta dan
marah-marah, serta memukuli orang-orang di sekitarnya. Berdasarkan
anamnesis dengan keluarga, OS akhir-akhir ini juga menyatakan sering
melihat makhluk-makhluk halus. Serta, sering merasa ketakutan di rumah
sendiri karena merasa ada yang selalu mengikuti. OS juga sering berteriak-
teriak dan menganggap orang-orang di sekitarnya adalah setan. OS
sebelumnya tidak pernah mengeluhkan hal serupa. Kejadian ini dijelaskan
keluarga baru pertama kali terjadi. OS tidak dapat mengenali istri, anak, dan
keluarga lainnya. Sejak 2 hari ini OS suka berbicara sendiri dan meracau,
tidak jelas apa yang dibicarakannya. Sebelumnya, keluarga juga menjelaskan
bahwa OS sudah lebih kurang 2 minggu ini mengalami demam, demam naik
turun. Nafsu makan menurun. BAB (-) 2 hari. BAK (+) tidak ada gangguan.
OS sama sekali belum berobat ke tim medis.

 Objektif
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada organ tubuh OS.
Keadaan umum pasien tampak sakit ringan. Kesadaran berkabut, OS tampak gaduh
gelisah tidak mengenali orang-orang di sekitarnya. Tekanan Darah 120/70 mmHg.
Suhu 37,3 º. Nadi 98 kali/menit. Pernafasan 22 kali/menit. Selanjutnya, pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 14,4 mg/dl, Leukosit 6800 mg/dl, Trombosit
225.000, DDR malaria (+), Widal (+) Pharatiypoid CH.
 Assesment (Penalaran Klinis)
Pasien dengan keluhan gaduh gelisah, terdapat halusinasi visual, mood
disforia, afek tumpul, terdapat gangguan arus fikir sirkumtansial dan disertai dengan
waham kejar, merupakan tanda dan gejala klinis pasien psikiatrik. Tanda khas
munculnya gangguan mental atau psikotik akut adalah ditemukannya halusinasi dan
waham.
Dari riwayat penyakit pasien, terdapat demam sudah sejak lebih kurang 2
minggu ini, demam naik turun. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan DDR
malaria (+), dan Widal (+) pharatypoid CH. Dinyatakan bahwa pasien sedang
terinfeksi parasit malaria dan salmonela thipy.
Berdasarkan anamnesis dengan keluarga, dijelaskan bahwa kejadian ini baru
pertama kali terjadi, pasien tidak pernah mengeluh keluhan gaduh gelisah dan
meracau seperti ini sebelumnya, serta tidak ditemukan masalah dan stressor yang
dapat menekan emosi pasien dalam beberapa bulan terakhir ini, baik dalam
lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun lingkungan pekerjaan. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa gangguan mental yang dialami oleh pasien adalah
dikarenakan gangguan fungsi organik yang dialami. Gangguan fungsi organik yang
disebabkan oleh infeksi pada tubuh dapat mengganggu fungsi normal kerja sebagian
anggota tubuh. Oleh karena itu, pada sebagian individu dapat disertai oleh gangguan
mental yang berupa delirium yang diikuti oleh gangguan proses fikir, arus fikir, dan
gangguan isi fikir pada pasien. Dalam PPDGJ III dijelaskan bahwa proses perjalanan
penyakit yang dialami oleh pasien ini disebut gangguan mental organik.

PLAN

Diagnosis : Penegakan diagnosis Gangguan Mental Organik berdasarkan dengan


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Terapi

1. Istirahat
Pasien membutuhkan istirahat untuk mengembalikan fungsi tubuhnya dengan
baik. Supaya sistem imun dapat bekerja dengan baik dalam melawan infeksi malaria
dan infeksi salmonela thipy yang dialami.
2. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik khususnya untuk menangani faktor penyebab gangguan
mental organik pada pasien ini yaitu infeksi. Antibiotik yang diberikan adalah
Kloramphenikol dengan dosis 4 x 500mg diberikan selama 7 hari untuk mengatasi
infeksi pharatypoid. selanjutnya Klorokuin 150mg diberikan selama 3 hari (hari I = 4
tablet, hari ke II = 4 tablet, hari ke III = 2 tablet) dan primakuin 1 x 15mg selama 14
hari untuk menaggulangi infeksi parasit malaria.
3. Pemberian antipiretik
Pemberian antipiretik berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh pasien supaya
temperatur tubuh pasien dapat kembali normal, dan cairan tubuh dapat kembali stabil.
Antipiretik yang diberikan yaitu paracetamol 4 x 500mg.
4. Rujuk
Setelah faktor penyebab gangguan mental organik ini tertangani, yaitu infeksi
malaria dan pharatypoid. Maka, Pasien dengan gangguan mental organik perlu dirujuk
kepada dokter spesialis kejiwaan agar mendapatkan terapi yang bertujuan untuk
menstabilkan kembali gangguan proses fikir, arus fikir, dan isi fikir yang biasanya
masih menetap.
PEMBAHASAN
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
a). Definisi
Gangguan mental organik adalah suatu kelompok gangguan jiwa yg disebabkan oleh
adanya gangguan pada jaringan otak
atau pada organ lain diluar otak tapi mempengaruhi fungsi otak

b). Klasifikasi :
Secara umum, berikut ini adalah klasifikasi gangguan mental organik :
1. Dementia
2. Delirium
3. Sindroma amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
4. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
5. Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak

Ganguan mental organik disebut juga organic brain syndromes, berdasarkan


kejadiannya dapat juga dikelompokkan dalam 7 tipe, yaitu :

No. Nama Gangguan Karakteristik utama


1 Demensia Gangguan fungsi intelektual
2. Delirium Gangguan konsentrasi dan kesadaran
3. Sindrom amnesic Gangguan memori
4. Sindrom delusi organic Munculnya khayalan-khayalan
5. Halusinasi organic Munculnya halusinasi
6. Sindrom mental organic Gangguang pada fungsi emosi
7. Intoksikasi Gangguan intelektual dan fungsi motorik
8. Withdrawals Gangguan intelektual czn fungsi motorik

c). Manifestasi klinis


Gambaran umum gangguan mental organik yaitu :
1. Penurunan fungsi intelektual dan memori
2. Gangguan dalam bahasa (language) dan berbicara (speak)
3. Disorientasi waktu, ruang, dan orang
4. Gangguan motorik
5. Gangguan dalam pembuatan keputusan tindakan
6. Ketidakstabilan perasaan dan emosi
7. Perubahan kepribadian
Sulit untuk melakukan diagnosa yang tepat pada perilaku abnormal yang disebabkan
oleh faktor organik. Kerusakan otak mengakibatkan simptom-simptom yang bervariasi,
tergantung pada faktor lokasi dan luasnya area kerusakan, dan adanya kemampuan penderita
dalam mengatasinya, serta adanya dukungan sosial (social support).
Kerusakan pada struktur terntu atau bagian yang mempunyai fungsi tertentu, dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tersebut. Misal, bila yang mendapat gangguan kerusakan
adalah area bicara motoris, maka individu tersebut akan mengalami kesulitan untuk berbicara
(secara motorik).
Kerusakan pada area otak yang sama, tidak selalu mengakibatkan pola simptom yang
sama; mungkin dikarenakan terjadinya perubahan minor pada tempat terjadinya kerusakan;
mungkin karena faktor psikologis yang berinteraksi dengan faktor organik. Dengan
mengetahui luas dan lokasi kerusakan pada otak dapat membantu menentukan range dan
beratnya kerusakan. Makin meluasnya kerusakan otak, makin luas pula kerusakan pada
fungsinya.
Diagnosis dini dari simptom-simptom yang terjadi, memungkinkan beberapa
gangguan kondisi organik dapat segera diobati atau dipulihkan, dengan menggunakan
treatment yang tepat. Misal, treatment yang tepat untuk tumor otak adalah dengan
pembedahan/operasi, bukan dengan psikoterapi.
Pada umumnya, gangguan mental organik disebabkan oleh kerusakan atau trauma
otak, penyakit (disease), ketidakseimbangan nutrisi.
Gambaran utama dari gangguan mental organik yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif
Meliputi gangguan daya ingat (memory), daya pikir (intelect), daya belajar
(learning)
2. Gangguan sensorium
Misalnya, gangguan kesadaran (consciousness) dan perhatian (attention)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
· persepsi (halusinasi)
· isi pikiran (waham/delusi)
· suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, dan cemas)
(PPDGJ-III, 1999)
d). Delirium
Delirium berasal dari bahasa latin; de = dari, lira = garis/line: yang berarti
menyimpang dari garis atau norma, dalam persepsi, kognitif, dan perilaku. Delirium
merupakan sindrom yang meliputi keadaan mental yang kacau dan kesulitan dalam
meusatkan perhatian/konsentrasi (Rathus & Nevid, 1991); yang mungkin disebabkan oleh
gangguan fisik seperti benturan pada kepala, infeksi otak, intoksikasi atau pasca penggunaan
zat-zat psikoaktif.

e). Diagnosa dan gambaran umum penderita


1. Gangguan kesadaran

Yaitu dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma

2. Gangguan perhatian
Penderita mengalami penurunan kemampuan untuk mengarahkan,
memusatkan, dan mengalihkan perhatian, sehingga penderita mengalami kesulitan
untuk mengikuti pembicaraan yang berpindah topik pada waktu yang hampir
bersamaan. Penderita juga mengalami penurunan perhatian terhadap lingkungannya.

3. Gangguan kognitif secara umum

Penderita mengalami halusinasi (terutama halusinasi visual), ilusi, dan distorsi


persepsi (kesalahan interpretasi pada stimuli sensori)

Mengalami hendaya daya ingat dan pengertian abstrak, dengan/tanpa waham


yang bersifat sementara. Tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yaitu penderita tidak
dapat mengorganisasikan pikirannya (mengalami kekacauan), yang diperlihatkan
dengan berbicara melantur dan kacau (tidak mempunyai arti).

Mengalami hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat
jangka panjang masih utuh.

Mengalami diorientasi waktu. Pad kasus yang berat, terdapat juga disorientasi
tempat dan orang.
4. Gangguan psikomotor

Penderita mengalami hipo atau hiper-aktivitas yang tidak terduga. Terjadi


fluktuasi yang cepat antara keadaan gelisah (restlessness) dan keadaan pingsan
(stupor).

 Waktu bereaksi yang lebih panjang


 Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
 Reaksi terperanjat meningkat
 Melakukan gerakan yang tidak ada tujuannya dan tidak tenang, misal memukul obyek
yang tidak jelas.

5. Gangguan siklus tidur-bangun


Penderita mengalami insomnia atau tidak bisa tidur samasekali (pada kasus
yang berat); atau mengalami terbaliknya siklus tidur bangun, mengantuk pada siang
hari.
 Gejala-gejala makin memburuk pada malam hari dan dalam keadaan tidak bisa tidur
 Mengalami mimpi buruk dan sering terjaga dari tidur. Mimpi buruk tersebut dapat
berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur.

6. Gangguan emosional

Penderita dapat mengalami depresi, anxietas, lekas marah, euforia, apatis, atau
merasa kehilangan akal.

7. Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang-timbul sepanjang hari, dan


keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan.
(Rathus & Nevid, 1991; PPDGJ-III, kategori diagnosis F05)

f). Faktor Penyebab Delirium


Delirium disebabkan oleh kombinasi gangguan menyeluruh pada proses metabolisme
otak dan ketidakseimbangan neurotransmitter otak. Delirium dapat terjadi secara tiba-tiba
yang dikarenakan adanya trauma atau luka di kepala. Dapat juga berkembang secara
bertahap selama beberapa jam/hari yang secara umum disebabkan oleh infeksi, demam atau
gangguan metabolisme.
Secara umum, delirium disebabkan oleh :
 Infeksi
 Trauma kepala
 Gangguan metabolisme yang disebabkan oleh liver atau ginjal, hipoglikemia,
kekurangan thiamine, efek pembedahan, intoksikasi dan pasca penggunaan zat
psikoaktif.
 Banyak faktor penyebab yangv tidak bisa diidentifikasi

g). Terapi Delirium


Delirium dapat dipulihkan melalui terapi yang tepat dengan mendasari pada kondisi
organiknya. Terapi tersebut bisa sangat singkat, biasanya berkisar satu minggu, dan jarang
lebih dari sebulan. Jika kondisi fisik mengalami kemunduran, dapat terjadi koma atau
kematian.
Terapi terbaik di lakukan di rumah sakit, karena penderita dapat dipantau
perkembangannya dan akan mendapat dukungan (suport) dari lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai