Disusun Oleh :
Pendamping :
dr.Wiwin Herwini
Obyektif Presentasi:
Deskripsi:
Laki-Laki, 45 tahun, dilarikan ke RSUD Tais oleh keluarganya dalam keadaan penurunan
kesadaran. Sampai di IGD, pasien tampak gaduh gelisah, meronta -ronta hendak memukuli orang-
orang di sekitarnya. OS tampak tidak mengenali orang-orang di sekitarnya, dan terus berusaha
melepaskan diri. Keluarga menjelaskan kejadian ini baru pertama kali terjadi. Sejak 2 hari ini OS
sudah sering berbicara sendiri dan bergumam tidak jelas apa yang dikatakannya. Namun
kegiatannya dalam keseharian masih normal.
Tujuan:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Gangguan Mental Organik (Aksis I F05.8, Aksis III A00-B.99, Aksis V 80-71) /
OS datang ke RSUD Tais dengan keluhan gaduh gelisah sejak 1 hari yang lalu. OS meronta-
ronta marah-marah, dan memukuli orang-orang di sekitarnya. Berdasaran anamnesis dengan
keluarga, OS akhir-akhir ini juga menyatakan sering melihat makhluk-makhluk halus. Serta,
sering merasa ketakutan di rumah sendiri karena merasa ada yang selalu mengikuti. OS juga
sering berteriak-teriak dan menganggap orang-orangdi sekitarnya adalah setan. Serta, sudah 2
hari ini OS berbicara meracau. OS sebelumnya tidak pernah mengeluhkan hal serupa. Kejadian
ini dijelaskan keluarga baru pertama kali terjadi. OS dapat mengenali istri, anak, dan keluarga
lainnya. Sebelumnya, keluarga juga menjelaskan bahwa OS sudah lebih kurang 2 minggu ini
mengalami demam, demam naik turun. Nafsu makan menurun. BAB (-) 2 hari. BAK (+) tidak
ada gangguan.
2. Riwayat Pengobatan:
Sebelumnya tidak pernah berobat ke tim medis dengan keluhan serupa. Tidak pernah mondok
di Rumah Sakit.
1. Riwayat kesehatan/Penyakit: Tidak pernah memeriksakan kesehatan dengan tim medis. Tidak
pernah mengeluh keluhan yang serupa.
4. Riwayat keluarga : terdapat keluarga dari ibu yang mengeluh gaduh gelisah sekitar 10 tahun yang
lalu.
5. Riwayat pekerjaan : OS bekerja sebagai petani. Tidak ada masalah di lingkungan pekerjaan.
1. Sadock,Benjamin J. Dan Sadock, Virginia A. 2010. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of
Clinical Psychiatry 5th edition. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins
2. Muslim, Rudi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III.
Jakarta: Nuh Jaya.
3. Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9., Surabaya: Airlangga University Press.
Hasil Pembelajaran:
Catatan :
Subjektif
OS masuk Rumah Sakit dengan keluhan gaduh gelisah. OS meronta-ronta dan
marah-marah, serta memukuli orang-orang di sekitarnya. Berdasarkan
anamnesis dengan keluarga, OS akhir-akhir ini juga menyatakan sering
melihat makhluk-makhluk halus. Serta, sering merasa ketakutan di rumah
sendiri karena merasa ada yang selalu mengikuti. OS juga sering berteriak-
teriak dan menganggap orang-orang di sekitarnya adalah setan. OS
sebelumnya tidak pernah mengeluhkan hal serupa. Kejadian ini dijelaskan
keluarga baru pertama kali terjadi. OS tidak dapat mengenali istri, anak, dan
keluarga lainnya. Sejak 2 hari ini OS suka berbicara sendiri dan meracau,
tidak jelas apa yang dibicarakannya. Sebelumnya, keluarga juga menjelaskan
bahwa OS sudah lebih kurang 2 minggu ini mengalami demam, demam naik
turun. Nafsu makan menurun. BAB (-) 2 hari. BAK (+) tidak ada gangguan.
OS sama sekali belum berobat ke tim medis.
Objektif
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada organ tubuh OS.
Keadaan umum pasien tampak sakit ringan. Kesadaran berkabut, OS tampak gaduh
gelisah tidak mengenali orang-orang di sekitarnya. Tekanan Darah 120/70 mmHg.
Suhu 37,3 º. Nadi 98 kali/menit. Pernafasan 22 kali/menit. Selanjutnya, pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 14,4 mg/dl, Leukosit 6800 mg/dl, Trombosit
225.000, DDR malaria (+), Widal (+) Pharatiypoid CH.
Assesment (Penalaran Klinis)
Pasien dengan keluhan gaduh gelisah, terdapat halusinasi visual, mood
disforia, afek tumpul, terdapat gangguan arus fikir sirkumtansial dan disertai dengan
waham kejar, merupakan tanda dan gejala klinis pasien psikiatrik. Tanda khas
munculnya gangguan mental atau psikotik akut adalah ditemukannya halusinasi dan
waham.
Dari riwayat penyakit pasien, terdapat demam sudah sejak lebih kurang 2
minggu ini, demam naik turun. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan DDR
malaria (+), dan Widal (+) pharatypoid CH. Dinyatakan bahwa pasien sedang
terinfeksi parasit malaria dan salmonela thipy.
Berdasarkan anamnesis dengan keluarga, dijelaskan bahwa kejadian ini baru
pertama kali terjadi, pasien tidak pernah mengeluh keluhan gaduh gelisah dan
meracau seperti ini sebelumnya, serta tidak ditemukan masalah dan stressor yang
dapat menekan emosi pasien dalam beberapa bulan terakhir ini, baik dalam
lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun lingkungan pekerjaan. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa gangguan mental yang dialami oleh pasien adalah
dikarenakan gangguan fungsi organik yang dialami. Gangguan fungsi organik yang
disebabkan oleh infeksi pada tubuh dapat mengganggu fungsi normal kerja sebagian
anggota tubuh. Oleh karena itu, pada sebagian individu dapat disertai oleh gangguan
mental yang berupa delirium yang diikuti oleh gangguan proses fikir, arus fikir, dan
gangguan isi fikir pada pasien. Dalam PPDGJ III dijelaskan bahwa proses perjalanan
penyakit yang dialami oleh pasien ini disebut gangguan mental organik.
PLAN
Terapi
1. Istirahat
Pasien membutuhkan istirahat untuk mengembalikan fungsi tubuhnya dengan
baik. Supaya sistem imun dapat bekerja dengan baik dalam melawan infeksi malaria
dan infeksi salmonela thipy yang dialami.
2. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik khususnya untuk menangani faktor penyebab gangguan
mental organik pada pasien ini yaitu infeksi. Antibiotik yang diberikan adalah
Kloramphenikol dengan dosis 4 x 500mg diberikan selama 7 hari untuk mengatasi
infeksi pharatypoid. selanjutnya Klorokuin 150mg diberikan selama 3 hari (hari I = 4
tablet, hari ke II = 4 tablet, hari ke III = 2 tablet) dan primakuin 1 x 15mg selama 14
hari untuk menaggulangi infeksi parasit malaria.
3. Pemberian antipiretik
Pemberian antipiretik berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh pasien supaya
temperatur tubuh pasien dapat kembali normal, dan cairan tubuh dapat kembali stabil.
Antipiretik yang diberikan yaitu paracetamol 4 x 500mg.
4. Rujuk
Setelah faktor penyebab gangguan mental organik ini tertangani, yaitu infeksi
malaria dan pharatypoid. Maka, Pasien dengan gangguan mental organik perlu dirujuk
kepada dokter spesialis kejiwaan agar mendapatkan terapi yang bertujuan untuk
menstabilkan kembali gangguan proses fikir, arus fikir, dan isi fikir yang biasanya
masih menetap.
PEMBAHASAN
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
a). Definisi
Gangguan mental organik adalah suatu kelompok gangguan jiwa yg disebabkan oleh
adanya gangguan pada jaringan otak
atau pada organ lain diluar otak tapi mempengaruhi fungsi otak
b). Klasifikasi :
Secara umum, berikut ini adalah klasifikasi gangguan mental organik :
1. Dementia
2. Delirium
3. Sindroma amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
4. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik
5. Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak
2. Gangguan perhatian
Penderita mengalami penurunan kemampuan untuk mengarahkan,
memusatkan, dan mengalihkan perhatian, sehingga penderita mengalami kesulitan
untuk mengikuti pembicaraan yang berpindah topik pada waktu yang hampir
bersamaan. Penderita juga mengalami penurunan perhatian terhadap lingkungannya.
Mengalami hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat
jangka panjang masih utuh.
Mengalami diorientasi waktu. Pad kasus yang berat, terdapat juga disorientasi
tempat dan orang.
4. Gangguan psikomotor
6. Gangguan emosional
Penderita dapat mengalami depresi, anxietas, lekas marah, euforia, apatis, atau
merasa kehilangan akal.