Oleh
SUPERVISOR :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya, sehingga sayadapat menyelesaikan Laporan kasus Ilmu Penyakit saraf
dengan judul Stroke Infark Emboli sebagai suatu laporan kasus atas hasil belajar yang berkaitan
dengan kegiatan kepanitraan klinik di bagian/SMF Ilmu Penyakit Jantung RSUP NTB.
Penulis
I. PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Stroke adalah gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara tiba-tiba yang mengakibatkan
kelainan fokal neurologik
Stroke meurut patologinya dapat dibagi menjadi
1. Stroke Infark
a. Stroke Infark Trombotik
b. Stroke Infark Emboli
2. Stroke Perdarahan
a. Stroke perdarahan intraserebral
b. Stroke perdarahan Subaracnois
1.2 Faktor Resiko
Faktor resiko stroke secara umum dapat dibagi 2 yaitu
Faktor resiko Keterangan
Dapat dimodifikasi Usia
Ras
Jenis kelamin
Riwayat keluarga menderita stroke
Penyakit vaskuler
Tidak dapat dimodifikasi Hipertensi
Penyakit jantung
Obesitas
Resistensi Insulin
Sindroma Metabolik
Diabetes
Merokok
Displidemia
Inaktifitas fisik
Oral kontrasepsi
Menderita TIA atau Stroke sebelumnya
1.3 Pembagian stroke
1. TIA ( Trancient Ischemic Attack)
Serangan akut defisit neurologi fokal yang berlangsung singkat < 24 jam dan sembuh
tanpa gejala sisa.
2. RIND ( Residual Iscemic Neurological Deficit)
Sama dengan TIA tetapi berlangsung > 24 jam dan sembuh sempurna dalam waktu <
3 minggu.
3. Stroke in Evolution
Defisit neurologi fokal akut karena gangguan peredaran darah otak yang
berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam beberapa jam/ hari
4. Stroke Complete
Defisit neurologi fokal akut yang sudah menetap dan tidak berkembang lagi.
1.4 Epidemiologi
Stroke adalah penyebab kematian ketiga setelah penyait jantung dan kanker. Di Amerika
terdapat sekitar 700.000 kasus stroke tiap tahunnya, 600.000 diantaranya stroke infark dan
100.000 lainnya stroke perdarahan. Belum ada angka pasti keadian stroke di Indonesia.
Iskemia otak yang disebabkan oleh emboli. Emboli dapat berasal dari jantung ataupun non
jantung.
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi karena iskemia cerebri fokal. Turunnya aliran darah fokal akan
menggangu metabolisme danfungsi metabolisme neuron. Bila kondisi ini tidak diatasi maka akan
menyebabkan kerusakan sel yang irreversible. Secara patologis jaringan infark terlihat sebagai
pan nekrosis fokal sel neuron, glia dan pembuluh darah. Iskemia neuron adalah proses biokimia
aktif yang berkembang dengan berjalannya waktu. Berkurangnya kadar oksigen sdan glukosa
menyebabkan berkurangnya energi yang diperlukan untuk memelihara potensial membran dan
gradien ion transmembran. Kalium akan bocor keluar dari dalam sel yang akan menyebabkan
depolarisasi dan selanjutnya menyebabkan masuknya ion kalsium kedalam sel dan juga
menstimulasi release glutamat melalui glutamat transporter. Aktivitas glutamat pada celah sinaps
juga menstimulasi reseptor asam amino eksitatorik yang akan berpasangan dengan kanal kalsium
dan kanal natrium. Hal ini akan menghasilkan masuknya natrium pada neuron post sinaps dan
dendrit yang akan menyebabkan depolarisasi dan edema sitotoksik. Asidosis memiliki kontribusi
terhadap overload kalsium dengan cara mengaktivasi kanan ion yang sensitive terhadapkondisi
asam. Influks kalsium( Protease, lipase dan Nuclease). Enzim ini dan metabolitnya seperti
eicosanoids dansitoskeleton menyebabkan kematian sel. Bila terjadi iskemia yang inkomplit,
maka sel tersebut akan hidup lebih lama seperti pada area disekitar Infark yang disebut area
penumbra.
2.1.4 Manifestasi Klinis
Defisit neurologi pada emboli biasannya akut dan maksimal saat onset. Sindroma stroke
tergantung pada teritori arteri yang terkena. Dapat pula terjadi defisit neurologi secara temporer
yang disebut dengan defisit emboli syndrome, hal ini terjadi terutama pada sirkulasi posterior.
Wellenberg sindrom dari posterior inferior Vertigo, nistagmus, disfagia, dan disartria
cerebellar artery (medula dan serebelum) dengan ipsilateral homer sign (miosis, ptosis,
menghilangnya keringat pada wajah),
hilangnya rasa nyeri pada wajah dan persepsi
suhu, ataxia tungkai, dan hilangnya sensasi
rasa sakit dan suhu pada tenggorokan dan
lemas kontralateral.
Mid basilar artery (pons dan cerebellum)
Sering melibatkan berkas cabang bilateral,
menghasilkan tanda berupa kelemahan wajah,
quadraparesis, disartria, disphagia, nistagmus
vertikal dan horizontal. Ptosis, deviasi
penglihatan, ataxia tungkai, dan menurunnya
level kesadaran, locked in syndrom, dengan
hilang secara sempurna gerakan volunter
tungkai dan gerakan wajah.
Bagian di atas artery basilar (midbrain, lobus Melibatkan midbrain dan artery posterior
occipital, dan lobus temporal ) cerebri , menghasilkan gangguan pada nervus
3 mengakibatkan palsi nervus tiga, ataxia,
somnolen, homonimous hemianopia, dan
quadrantopia dan hilangnya memori.
Gambaran stroke iskemik tergantung pada area otak yang mengalami iskemia.
1. Laboratorium
2. EKG
3. Ekokardiografi
4. CT SCAN dan MRI
2.1.6 Terapi
1. Restorasi Sirkulasi
Restorasi sirkulasi dilakukan dengan terapi trombolisis menggunakan rt-PA terutama
sebelum 4,5 jam setelah onset
2. Prevensi Emboli berulang
Prevensi dengan menggunakan antikoagulan terutama pada emboli yang berasal dari
jantung dan pembuluh darah lainnya.
Kontraindikasi
a. Mutlak
- Perdarahan intracranial
- Gangguan hemostasis
- Ulkus Peptikus aktif atau perdarahan gastrointestinal lainnya
- Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat
- Defesiensi AT III
b. Relatif
- Infark luas dengan pergeseran garis tengah
- Hipertensi tidak terkontrol ( systol > 220 mmHg, distole> 120 mmHg
- Ulkus petikum tidak aktif
- Riwayat perdarahan oleh pemberian antikoagulan
- Riwayat alergi antikoagulan
- Paska operasi atau biopsi
- ITP
3.1.3Patofisiologi
Stroke iskemik terjadi karena iskemia cerebri fokal. Turunnya aliran darah fokal akan
menggangu metabolisme dan fungsi metabolisme neuron. Bila kondisi ini tidak diatasi maka
akan menyebabkan kerusakan sel yang irreversible. Secara patologis jaringan infark terlihat
sebagai pan nekrosis fokal sel neuron, glia dan pembuluh darah. Iskemia neuron adalah proses
biokimia aktif yang berkembang dengan berjalannya waktu. Berkurangnya kadar oksigen sdan
glukosa menyebabkan berkurangnya energi yang diperlukan untuk memelihara potensial
membran dan gradien ion transmembran. Kalium akan bocor keluar dari dalam sel yang akan
menyebabkan depolarisasi dan selanjutnya menyebabkan masuknya ion kalsium kedalam sel dan
juga menstimulasi release glutamat melalui glutamat transporter. Aktivitas glutamat pada celah
sinaps juga menstimulasi reseptor asam amino eksitatorik yang akan berpasangan dengan kanal
kalsium dan kanal natrium. Hal ini akan menghasilkan masuknya natrium pada neuron post
sinaps dan dendrit yang akan menyebabkan depolarisasi dan edema sitotoksik. Asidosis memiliki
kontribusi terhadap overload kalsium dengan cara mengaktivasi kanan ion yang sensitive
terhadapkondisi asam. Influks kalsium( Protease, lipase dan Nuclease). Enzim ini dan
metabolitnya seperti eicosanoids dansitoskeleton menyebabkan kematian sel. Bila terjadi iskemia
yang inkomplit, maka sel tersebut akan hidup lebih lama seperti pada area disekitar Infark yang
disebut area penumbra.
3.1.5 Terapi
Perawatan pasien stroke iskemik harus meliputi terapi umum( tekanan darah, kebutuhan
cairan dan nutrisi, kebersihan fungsi eksresi, rehabilitasi medis untuk (mencegah dekubitus dan
kontraktur), terapi spesifik berdasarkan patofisiologi terjadinya stroke iskemik dan terapi
komplikasi langsung berupa terjadinya herniasi akibat edema dan komplikasi tidak langsung
seperti sepsis akibat immobilisasi lama melisis.
Berdasarkan patofisiologi terjadinya stroke iskemia, ada beberapa jenis pengobatan, yaitu
trombolisis dan revaskularisasi. Untuk melisis trombus dan menghilangkan hambatan aliran
darah ke otak, antikoagulan atau antiplatelet untuk mencegah terjadinya trombus pada aliran
darah kolateral, dan neuroprotektan untuk menghambat proses kerusakan neuroglia pada area
penumbra.
Regenerasi sel neuron melalui mekanisme Stem sel( tahap riset ),albumin, hyportermia(
multipel riset)
II. KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ratmasih
• Usia : 66 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : tanjung
• Suku : sasak
• Agama : Islam
• Status : menikah
• Pekerjaan : Petani
• No. RM : tanjung, kabupaten lombok utara
• Tanggal MRS : Kamis 13 september 2014
• Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 03 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama: kejang disertai penurunsn kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IRD RSUP NTB pada pukul 17.00 WITA dan merupakan rujukan dari
RSUD Kabupaten lombok utara dengan penurunan kesadaran yang disertai dengan kejang.
Kejang dirasakan pasien sudah dua kali dan berlangsung selama 10 menit setiap kejang.
Keluarga pasien menceritakan bahwa pasien tidak pernah kejang sebelumnya. Kejang
dirasakan pasien sudah dua kali dan berlangsung selama 10 menit setiap kejang. keluarga
pasien menceritakan bahwa pasien sebelumnya pergi ke sawah bersama anak pasien.
Kemudian saat pasien membawa hasi panen pulang pasien tidak sadar dan tiba-tiba kejang-
kejang. Saat ini pasien tidak bisa menggerakkan ektremitas atas sebelah kanan dan
ekstremitas bawah sebelah kanan dan pasien juga tidak bisa bicara. Keluarga pasien
menceritakan bahwa pasiensudah tidak bisa bicara sejak 1 tahun yang lalu. Selain itu
keluarga pasien juga menceritakan pasien mempunyai riwayat stroke sejak 1 tahun yang
lalu. Pasien menyangkal adanya riwayat mual muntah dan sakit kepala.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat kejang, hipertensi, kencing manis, batuk- batuk,
diare tetapi pasien mempunyai riwayat stroke 1 tahun yang lalu.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku di keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat kencing manis,
hipertensi dan stroke.
• Riwayat Sosial
Pasien mengaku bekerja sebagai petani sudah sejak 15 tahun yang lalu.
• Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi obat ataupun makanan tertentu.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran/GCS : E3VxM6
• Tanda vital
– Tekanan darah : 110/80 mmHg
– Nadi radialis : 80x/mnt
– Pernapasan : 17x/mnt
– Suhu axila : 36,2˚C, suhu Aksiler
• Status Gizi
– Berat Badan : 55 kg
– Tinggi Badan : 158cm
– IMT : 22,08 (normoweight)
Kepala
• Bentuk dan ukuran : normal
• Rambut : normal
• Edema : (-)
• Parese N. VII : (-)
• Hiperpigmentasi : (-)
• Nyeri tekan kepala : (-)
Mata
• Simetris
• Alis normal
• Exopthalmus : (-/-)
• Retraksi kelopak mata : (-/-)
• Lid Lag : (-/-)
• Ptosis : (-/-)
• Nystagmus : (-/-)
• Strabismus : (-/-)
• Edema palpebra : (-/-)
• Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemia (-/-)
• Sclera : ikterus (-/-), hiperemia (-/-), pterygium (-/-).
• Kornea : normal
• Lensa : normal, katarak (-/-)
• Pergerakan bola mata : normal ke segala arah
Telinga
• Bentuk : normal, simetris antara kiri dan kanan.
• Liang telinga (MAE) : normal, sekret (-/-), serumen (-/-).
• Nyeri tekan tragus : (-/-)
• Peradangan : (-/-)
• Pendengaran : kesan normal
Hidung
• Simetris
• Deviasi septum : (-/-)
• Napas cuping hidung : (-)
• Perdarahan : (-/-)
• Sekret : (-/-)
• Penciuman : kesan normal.
Mulut
• Simetris
• Bibir : sianosis (-), pucat (-), stomatitis angularis (-).
• Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-).
• Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput (-), kemerahan di pinggir (-),
tremor (-), lidah kotor (-).
• Gigi : dalam batas normal
• Mukosa : normal
Leher
• Simetris
• Deviasi trakea : (-)
• Kaku kuduk : (-)
• Pembesaran KGB : (-)
• JVP : normal (5+2) cm
• Otot SCM : aktif (-), hipertrofi (-)
• Pembesaran tiroid : (-)
Thorax
• Inspeksi :
– Bentuk dan ukuran dada normal simetris
– Pergerakan dinding dada simetris normal
– Permukaan dinding dada: scar (-), massa (-), spider naevi (-), ictus cordis tidak tampak.
– Penggunaan otot bantu napas: SCM aktif (-), hipertrofi SCM (-), otot bantu napas
abdomen aktif (-).
– Tulang iga dan sela iga : pelebaran ICS (-), penyempitan ICS (-), arah tulang iga normal.
– Fossa supraklavikula dan infraklavikula cekung simetris, fossa jugularis : deviasi trakea
(-).
– Tipe pernapasan torako-abdominal dengan frekuensi napas 17 x/menit.
• Palpasi :
– Posisi mediastinum: deviasi trakea (-), ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
sinistra, thrill (-).
– Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
– Pergerakan dinding dada simetris
– Vocal fremitus +/+ simetris
• Perkusi :
– Sonor pada kedua lapang paru
– Batas paru-jantung :
• Dextra → ICS II linea mid clavicula dekstra
• Sinistra → ICS VI linea mid axilla sinistra
– Batas paru-hepar :
• Inspirasi → ICS VI
• Ekspirasi → ICS IV
• Auskultasi :
– Cor : S1S2 tunggal irregular, murmur(-), gallop (-).
– Pulmo :
• Vesikuler : (+/+)
• Rhonki basah : (-/-)
• Wheezing : (-/-)
Abdomen
Inspeksi :
– Dinding perut membesar dan simetris antara kiri dan kanan
– Umbilikus masuk merata
– Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), scar (-), massa (-), vena kolateral (-), caput
medusa (-).
– Gerakan peristaltik usus tidak terlihat.
Auskultasi :
– Bising usus (+) normal 10 x/ menit
– Metalic sound (-)
– Bising aorta (-)
Perkusi :
– Timpani (+) pada lapang tengah dan semakin redup pada lapang perifer kiri dan kanan
– Nyeri ketok (-/-)
– Shifting dullness (-)
Palpasi :
– Nyeri tekan (-)
– Massa (-)
– Hepar/Lien/Ren : teraba pembesaran hepar dan pembesaran Limfa Lien pada garis
Schuffner III
Pemeriksaan Abdomen Khusus
- Tes Undulasi (-)
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
• Akral hangat : -/-
• Deformitas : -/-
• Edema : -/-
• Sianosis : -/-
• Petekie : -/-
• Clubbing finger : -/-
• Sendi : dalam batas normal
• CRT : < 2 detik
Ekstremitas Bawah
• Akral hangat : -/-
• Deformitas : -/-
• Edema : -/-
• Sianosis : -/-
• Petekie : -/-
• Clubbing finger : -/-
• Sendi : Dalam batas normal
• Ulkus : -/-
• Genitourinaria : tidak dievaluasi
Pemeriksaan Psikiatri
- Emosi dan Afek: normal
- Proses berpikir : Sde
- Kecerdasan : Sde
- Penyerapan :Sde
- Kemauan :Sde
- Psikomotor : Sde
Status Neurologis
a. Kepala :
- Posisi : normal terletak di tengah
- Penonjolan : (-)
b. Saraf Cranial
- N I ( Olfaktorius) : Penghidu : (-/-) Sde
- N II Optikus:
a. Ketajaman penglihatan :Sde / Sde
b. Lapang pandang :normal ke segala arah
c. Funduskopi : Sde
- N III, IV, VI
1. Celah kelopak mata
a. Ptosis : ( -/-)
b. Eksoftalmus : (-/-)
2. Posisi bola mata: orthoforia
3. Pupil
a. Ukuran atau bentuk : normal ( 3 mm/ 3 mm)
b. Isokor atau anisokor : Isokor
c. Refleks cahaya langsung : kanan (+/+) kiri (+/+)
Dan tidak langsung
4. Gerakan bola mata
a. Parese ke arah: :tidak ada parese
b. Nistagmus : tidak ada
- N V (Trigeminus)
a. Sensibilitas :
- N VI : dbn
- N V2 : dbn
- N V3: dbn
b. motorik : kontraksi otot masseter dan temporalis dalam batas normal.
b. Refleks dagu/ massseter : dalam batas normal
c. Refleks kornea: dalam batas normal
- N VII ( Fasialis )
a. Motorik
Motorik M frontalis M Orbikularis okuli M Orbi Oris
Istirahat Normal Normal Sudut bibir
kanan mendatar
Gerakan mimik Normal Lagoftalmus (-) Mencucu ke kiri
C. Leher
- Tanda-tanda perangsangan selaput otak:
1. kaku kuduk : (-)
2. Kernig Sign : (-)
- Kelenjar lympe : tidak ada pembesaran (-)
- Artery carotis
a. Palpasi : normal/ kuat angkat
b. Auskultasi : bruit (-)
- Kelenjar tyroid :
D. Abdomen
a. Refleks kulit dinding perut : dbe
E. Kolumna vertebralis
Inspeksi : tidak tampak deformitas, kifosis(-), Lordosis (-) Skoliosis(-)
Pergerakan : kaku(-), krepitasi (-), keterbatasan gerak(-)
Palpasi : Spasme (-), Massa (-), hematom (-) dan Asimetri(-)
Perkusi : nyeri (-)
F. Ekstremitas
Motorik
Motorik Superior Inferior
dekstra sinistra dekstra Sinistra
Pergerakan Bergerak Tidak bisa Bergerak Tidak bisa
aktif bergerak aktif bergerak
Kekuatan 0 5 0 5
Tonus otot Melemah Normal Melemah Normal
Bentuk otot Normal Normal Normal Normal
- Otot yang terganggu :
- Refleks fisiologis :
a. Biceps : +/ +
b. Triceps :+/+
c. Radius : tde
d. Ulna : tde
- Klonus
a. Lutut : (-)
b. Kaki : (-)
- Refleks patologis
a. Hoffman dan Tromer : (-/-)
b. Babinsky : (-/-)
c. Chaddock : (-/-)
d. Gordon : (-/-)
e. Scaefer : (-/-)
f. Oppenhelm : (-/-)
- Tropik : (-)
- Sensibilitas : (-)
a. Ekteroseptik
1. Nyeri : dbn ( + /+)
2. Suhu : Tde
3. Raba Halus : dbn
b. Propioseptik
1. Rasa sikap : tde
2. Rasa nyeri dalam :tde
c. Fungsi kortikal
1. Rasa diskriminasi : tde
2. Stereomosis : tde
G. Pergerakan abnormal yang spontan : khorea(-), parkinson (-),
H. Gangguan koordinasi
- Tes jari hidung : (-) sde
- Tes pronasi dan supinasi : (-) sde
- Tes tumit : (-) sde
- Tes pegang jari : (-)sde
I. Gangguan keseimbangan : tes romberg : sulit dievaluasi
J. Gait : (-) sde
K. Pemeriksaan funsi luhur
- Reaksi emosi : (-) Sde
- Intelegensia : (-) sde
- Fungsi bicara : Afasia motorik
- Fungsi Psikomotorik : (-) sde
- Fungsi Psikosensorik : (-)sde
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan CT SCAN ( tanggal 17 september 2014)
Interpretasi :
- Fraktur basis kranii (-), fraktur orbita (-)
- perdarahan lapisan duramater (-)
- perdarahan lapisan subaraknoid (-)
- tampak gambaran hipoderns batas tegas pada hemisfer kiri dengan ukuran 8 x 5 cm
- gambaran hipoderns pada kapsula interna.
Kesan : Infark serebri kiri luas
2. Pemeriksaaan EKG
Interpretasi EKG:
• Identitas EKG : sesuai
• Irama : AF
• HR 118 x/menit
• Axis : normoaxis
• Abnormalitas gelombang :
– Gel P: ireguler,cepat terlihat pada V1
– Beberapa gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
– P-R interval : normal
– Gelombang kompleks QRS sempit < 0,12
– ST-elevasi : (-)
– ST-depresi : (-)
– T inversi : (-)
– Kesimpulan : Atrial Fibrilasi
Pemeriksaan Laboratorium
GDS 86 <160
SGOT 27 < 40
SGPT 13 <41
RESUME
Ny R, perempuan,65 tahun, datang dengan keluhan kejang dan penurunan kesadaran.
Keluhan dialami pasien sudah sejak 2 hari yang lalu.penurunan kesadaran yang disertai
dengan kejang. Kejang dirasakan pasien sudah dua kali dan berlangsung selama 10 menit
setiap kejang. keluarga pasien menceritakan bahwa pasien sebelumnya pergi ke sawah
bersama anak pasien. ketika pasien membawa hasil panen pulang pasien mengalami pingsan
dan kejang-kejang. Keluarga pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah kejang sebelumnya.
sekarang os mengaku tangan dan kaki sebelah kana tidak bisa digerakkan dan sekarang
pasien juga tidak bisa bicara. Keluarga pasien menceritakan bahwa pasien sudah tidak bisa
bicara sejak 1 tahun yang lalu. Selain itu keluarga pasien juga menceritakan pasien
mempunyai riwayat stroke sejak 1 tahun yang lalu. Pasien menyangkal adanya riwayat mual
muntah dan sakit kepala. Selain itu keluarga pasien mengaku pasien sering batuk-batuk kira-
kira seminggu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 110/ 80 nadi 80 x / menit
suhu 36,0 C dan pernafasan 17 x / menit dan kelemahan pada tungkai atas kanan dan bawah
kanan.
Diagnosis
1. Diagnosis Klinis : kejang, penurunan kesadaran, hemiplegi sinistra kontralateral
2. Diagnosis Topis : kapsula interna
3. Diagnosis Etiologi : Emboli
Differential Diagnosis
1. Stroke Haemorragic ( PSA) dan (PIS)
TERAPI
Medikamentosa umum
- Diazepam 10 mg IV
- O2 Canul nasal 3 liter per menit
- Infus RL 20 tpm/menit
Medikamentosa khusus
- Seftriakson 1 gr / hari
- Piracetam 3gr/8 jam
- Sohobion 500 mg
- Clopisal 75 mg
- Diet Sonde
Non medikamentosa
- Rehabilitasi medik post stroke
Monitoring
Keluhan, tanda vital, GCS( glasgow coma Scale)
Prognosis
Dubia adMalam
Kejang
Kejang diakibatkan karena iskemia sel neuron sehingga mengakibatkan natrium ke post
sinaps secara terus menerus sehingga terjadi depolarisasi. Depolarisasi yang terus
menerus menyebabkan terjadinya loncatan muatan listrik yang membangkitkan kejang.
Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran dapat diabatkan oleh karena terjadi lesi pada formatio (
mesenchepalon bagian atas, diensefalon bilateral (Talamus), Hemisfer cerebral bilateral.
Riwayat Stroke sebelumnya
Riwayat stroke sebelumnya merupakan faktor resiko stroke berulang.
Batuk-batuk berdahak
Batuk–batuk berdahak yang lebih dari 3 hari dapat diakibatkan karena infeksi bakteri.
Mind Mapping
Kelumpuhan
tergantung lesi fokal
DAFTAR PUSTAKA
1. Gde Oka, I Gusti Agung. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Saraf Rumah Sakit
Umum Pusat Denpasar. Lab. UPI Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Denpasar. 1992.
2. Margono I.S, Asriningrum, Maacin Abdullah. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf.
Departemen Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Unair. Surabaya Airlangga
University Press. 2011.
3. Dewanto George, Suwono J.W, Riyanto Budi. Panduan Praktis Diagnosis dan
Tatalaksana Penyakit Saraf. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2009.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guidline Stroke. 2007.
5. Bachrudin Moch. Neurologi Klinis. Penerbit Universitas Muhammaddiyah Malang. 2013.