Anda di halaman 1dari 2

Wawancara iwan sunito

Jakarta -Sukses adalah impian semua orang. Mau belajar dan punya pandangan jauh ke depan menjadi
salah satu hal untuk mendukung seseorang dalam menggapai mimpinya. Tak ada alasan menyerah
untuk bisa mendapatkan sesuatu yang diimpikan.

Setidaknya begitulah prinsip dasar seorang Iwan Sunito, bos properti Australia berdarah Indonesia yang
kini sukses menghadirkan apartemen kelas atas hingga bernilai triliunan rupiah.

“Intinya mau belajar. Paling bahaya kalau orang merasa sudah bisa, sombong, jadilah orang humble,”
ujar Iwan saat berbincang bersama detikFinance di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu malam
(4/12/2013).

Menurutnya, cara pandang seseorang terhadap sesuatu akan sangat mempengaruhi apa yang
dihasilkan. Yakinkan dalam hati jika kita bisa melakukan sesuatu yang hebat.

“Hidup saya tuh sebenarnya bisa dibagi dengan adanya keterbatasan, sekolah saja sering nggak naik
kelas. Tapi saya percaya setiap orang punya insecurity tapi mindset perlu diubah, paradigma diubah, dia
akan menjadi apa yang dia pikirkan. Lingkungan mengubah saya. Kumpul dengan orang-orang hebat
membuat saya belajar dan kerja keras,” jelasnya.

Iwan meyakini jika setiap orang punya kekuarangan dan kelebihan masing-masing. Namun, yang paling
penting adalah bagaimana kekurangan tersebut bisa menjadi suatu kelebihan.

“Mencoba bisa ternyata bisa juga. Kita harus banyak latihan. Latihan public speaking, Leadership latihan,
nulis buku latihan, banyak terlibat di acara sosial itu opportunity kita,” kata dia

Iwan bercerita, perlu diingat bahwasannya sukses bukanlah hal yang instan, semuanya perlu dibangun
dan diperjuangkan. Ada kerja keras, ada hasil begitu katanya.

“Sukses adalah perjalanan, sukses adalah tujuan. Harus ada kristalisasi keringat. Belajar berkata bisa,
dari desa dan nggak sukses sekolahnya sekarang bisa jadi pemilik properti ” ucapnya.

Hal lain, kata Iwan, usahakan setiap kondisi apa pun menjadi suatu peluang bagi kita untuk bisa
menciptakan ide-ide baru yang dapat menghasilkan kreativitas untuk terus berkembang.

“Waktu bangun properti di Australia itu lagi krisis, orang tumbang saya justru naik. Harus ingat setiap
krisis selalu ada penemuan baru dan menelurkan bisnis baru dan bibit yang baru,” terangnya.

Terbukti, perjuangan Iwan tidak sia-sia. Di saat krisis itulah, dirinya banyak mengembangkan proyek
apartemen. “Kita beli 1 miliar dolar proyek saat krisis. Tahun 1996 kita beli 8 juta dolar, 2004 1 miliar
dolar, 2004-2013 naik 3 miliar dolar. Kita harus elihat segala sesuatu sebagai kesempaan,” ujar dia.

Yang tak juga penting adalah dukungan orang-orang sekitar menjadi salah satu faktor seseorang menjadi
sukses. “Dukungan orang tua sangat membantu,” tandasnya.

Anda mungkin juga menyukai