Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan
oleh organisasi nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai
keterbatasan penggunaaan, dalam arti, dana-dana tersebut dibatasi
penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang
merupakan syarat dari pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor
publik mempunyai tujuan-tujuan yang spesifik. Dengan latar belakang,
seperti itu, perusahaan swasta dapat menggunakan sumber daya yang
dimiliki untuk keperluan apapun, yang penting bagi mereka adalah adanya
laba. Berbeda dengan organisasi sektor publik di mana sumber daya yang
ada harus digunakan dengan tujuan tertentu.
Misalkan, sebuah institusi pendidikan mengandalkan pemasukan
dananya dari para alumninya. Dalam memberikan sumbangan, para alumni
tersebut menghendaki tujuan-tujuan tertentu. Ada yang memberi sumbangan
untuk keperluan pembangunan perpustakaan, ada pula yang memberi
sumbangan khusus untuk beasiswa.
Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai
organisasi sektor publik, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam
penggunaannya, baik karena faktor eksternal (pembatasan eksternal), faktor
internal (perencanaan manajemen), maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sektor publik membuat
dana-dana (funds) dalam sistem akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki
organisasi sektor publik kemudian diklasifikasikan ke dalam dana-dana
tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu. Sistem dana ini

1
dimaksudkan sebagai alat kontrol apakah suatu dana tertentu telah
digunakan sesuai dengan tujuannya.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan
suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak
penyedia dana (donatur). Oleh sebab itu, organisasi-organisasi nirlaba dan
institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana (fund accounting) untuk
mengontrol dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund)
tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atau persyaratan yang
ada.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Dana?
2. Bagaimana Persamaan Akuntansi Dana?
3. Apa saja tipe-tipe entitas akuntansi dana?
4. Apa saja Prinsip Akuntansi Dana?
5. Apa saja dana dalam organisasi sektor publik?
6. Bagaimana Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran?
7. Apa yang dimaksud Akuntansi Anggaran?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian Akuntansi Dana.
2. Untuk mengetahui Persamaan Akuntansi Dana.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe entitas Akuntansi Dana.
4. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Akuntansi Dana.
5. Untuk mengetahui Dana dalam organisasi sektor publik.
6. Untuk mengetahui Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran.
7. Untuk mengetahui Akuntansi Anggaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi Dana


Dua karakteristik akuntansi pemerintahan yang menonjol adalah
berbagai dana untuk mencatat transaksi-transaksi pemerintahan dan peran
anggaran yang sangat penting sehingga harus dibukukan. Pertama akan
dibahas pengertian dana, dan anggaran akan dibahas kemudian.
Governmental Accounting Standard Board (GASB) tahun 1997
menyatakan bahwa fund is a fiscal and accounting entity with a self-
balancing set of accounts recording cash and other financial resources,
together with all related liabilities, and residual equities or balances, and
changes therein, which are segregated for the purpose of carrying on
specific activities orattaining certain objectives in accordance with special
regulations, restriction, or limitations.
Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa suatu dana adalah satu
entitas fiskal dan akuntansi yang terpisah atas uang tunai (cash) maupun
sumber daya keuangan lainnya, yang dipisahkan sesuai dengan tujuan dari
tiap kegiatan tertentu. Contohnya pemerintah membentuk satu dana khusus
untuk menampung transaksi-transaksi pembayaran utang baik pokok dan
bunganya. Tentunya dana tersebut harus sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang dan peraturan lainnya dan memperhatikan adanya berbagai
batasan yang ada.
Berdasarkan pengertian dana tersebut, dapat dikemukana lebih lanjut
sebagai berikut:

 Fiskal, berhubungan dengan perpajakan atau pajak-pajak negara,


sebagai sumber keuangan yang dominan, di mana hasilnya dapat

3
digunakan untuk mendanai berbagai program dan kegiatan
pemerintah.
 Entitas akuntansi (accounting entity), bersifat multi yaitu kesatuan-
kesatuan akuntansi yang beraneka ragam dalam suatu unit
pemerintah merupakan entitas yang berdiri sendiri, terpisah satu
dengan yang lain, namun secara keseluruhannya merupakan
kesatuan utuh.
 Sekumpulan rekening bersifat self balancing. Artinya dalam setiap
jenis dana, harus diciptakan sarana untuk mencatat transaksi
keuangan, berupa rekening buku besar : aktiva, kewajiban, dan
ekuitas atau saldo dana (fund balance) dengan mekanisme yang bisa
berimbang dengan sendirinya (self balancing). Dengan kata lain,
pencatatannya menggunakan sistem berpasangan.
 Setiap aktivitas pemerintah mempunyai tujuan tertentu (objective)
yang ingin dicapai, yang harus didasarkan pada ketentuan peraturan
yang berlaku (regulations), termasuk semua larangan-larangannya
(restrictions), dan keterbatas-keterbatasannya (limitations).

Di dalam suatu dana tertentu terdapat berbagai jenis perkiraan (set of


accounts) seperti uang tunai (cash), piutang (receivable) dan cadangan tak
tertagihnya (reserves for uncollectible receivables), pendapatan (revenue),
belanja (expendicture), serta utang (payables) dan saldo (balance). Dalam
setiap perkiraan tersebut terdapat mekanisme perubahan-perubahan
(changes) nilai saldonya sebagai hasil transaksi-transaksi dalam periode
tersebut (self-balancing).
Secara umum dana digunakan dalam entitas akuntansi dana dibagi
menjadi dua tipe. Pertama, adalah dana yang dapat dikelola dan
dibelanjakan oleh pemerintah (expendable funds). Dana ini terdiri atas dana
untuk aset lancar, utang dan perubahan aset, serta saldo yang dapat
dibelanjakan untuk kegiatan non-bisnis seperti pembangunan jalan dan
kegiatan masyarakat. Kedua adalah dana yang dipisahkan oleh pemerintah

4
(non-expendable funds). Dana ini memang dipisahkan untuk tujuan bisnis
atau dana sosial tertentu seperti dana perusahaan Negara (enterprise funds)
dan dana sosial (trust funds).
Untuk menunjang pencatatan dana dana tersebut, organisasi sektor
publik membuat dana-dana (funds) dalam sistem akuntansinya. Oleh sebab
itu, organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan
akuntansi dana (fund accounting) untuk mengontrol dana yang terikat atau
dibatasi penggunaannya (restricted fund) tersebut sekaligus untuk menjamin
adanya ketaatan atau persyaratan yang ada.
Dana dalam konteks Akuntansi Dana yaitu dapat kita lihat didalam
pengertian Akuntansi Dana menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:
“Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang
memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing
merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan
antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima.”
Untuk memperoleh gambaran lebih mudah mengenai pengertian dana
di dalam akuntansi dana tersebut diatas, dapat dilihat perbedaan penerapan
berbagai jenis dana dalam akuntansi dana dan hanya satu dana di dalam
akuntansi bisnis.

5
Bagan 2.1 berikut menggambarkan perbedaan tersebut.

Akuntansi Bisnis Akuntansi Pemerintahan

(Satu Jenis Dana) (Banyak Jenis Dana)

Dana 1 Dana 2 Dana 3

A=H+ A=H+ A=H+


SD SD SD

Dana 4 Dana 5 Dana 6


A=H+M
A=H+ A=H+ A=H+
SD SD SD

Aktiva Tetap Utang Jangka


Umum (Nilai Pnjng Umum
Buku) (Pokok
Utang)

A= Aset, H= Utang, M= Modal, SD= Saldo Dana

2.2. Persamaan Akuntansi Dana

Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi berikut :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Dana.

Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang


kita kenal pada akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan
komersial yang berupa :

Aktiva = Kewajiban = Ekuitas.

6
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas.
Di perusahaan, selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang
menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh
pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik, ekuitas
dana tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang
tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.

2.3. Tipe Entitas Akuntansi Dana


Pada dasarnya tipe kesatuan (entity) dalam akuntansi dana yang
digunakan untuk sebagian besar unit-unit organisasi pemerintahan dan
NFPO (Not For Profit Organization) adalah terdiri dari 2 jenis yaitu :

a. Single Accounting Entity

Entity ini digunakan oleh profit seeking enterprises (perusahaan-


perusahaan yang berorientasi laba). Dana yang digunakan dalam entity jenis
ini adalah Nonexpendable (Proprietary) Funds, yaitu dana yang digunakan
untuk mempertanggungjawabkan penghasilan, biaya, aktiva, hutang dan
modal dari suatu kegiatan organisasi yang termasuk dalam kelompok
“business-type” (misalnya:cafeteria,sistem jasa transportasi) dan beberapa
jenis Dana Perwakilan (Trust Funds).

b. Multiple Accounting Entities

Entity ini digunakan oleh Government or Nonprofit Organization


(organisasi pemerintah atau organisasi yang bukan berorientasi laba). Dana
yang digunakan dalam entity jenis ini adalah Expendable
(Governmental)Funds, yaitu dana yang dipergunakan untuk
mempertanggungjawabkan aktiva lancar, hutang-hutang yang berkaitan,
perubahan aktiva neto, dan saldo yang dibelanjakan dalam berbagai kegiatan
“non-business-type” (misalnya : pemadam kebakaran dan perlindungan
polisi).

7
2.4. Prinsip Prinsip Akuntansi Dana
Terdapat 12 Prinsip di dalam akuntansi dana yang telah dikembangkan oleh
GASB.

a. Prinsip Pertama: Kapabilitas Akuntansi dan Pelaporan


Suatu sistem akuntansi pemerintahan harus memungkinkan
digunakannya untuk dua macam tujuan. Pertama, untuk menyajikan
informasikeuangan secara wajar dan lengkap (full disclosure) atas posisi
keuangan (neraca) dan hasil operasi dari transaksi jenis dana tertentu serta
kelompok perkiraan sesuai dengan prinsip akuntansi. Kedua, untuk
menunjukkan ketaatan pada peraturan dan ketentuan kontrak yang ada.

b. Prinsip Kedua: Sistem Akuntansi Dana


(1) Sistem akuntansi pemerintahan harus dilaksanakan dlam bisnis dana.
(2) Dana adalah suatu kesatuan fiskal dan akuntansi yang memiliki
mekanisme perhitungan saldo dari berbagai perkiraan dari aset, utang,
perubahan, dan saldo yang dipisahkan sesuai dengan kegiatan tertentu,
sesuai dengan tujuan dan batasan-batasan tertentu.

c. Prinsip Ketiga: Jenis Dana


Beberapa jenis dana berikut dapat digunakan di dalam akuntansi dana.
(1) Dana Pemerintahan (Governmental Funds)
Dana ini terdiri atas empat jenis dana, yaitu Dana Umum (General
Funds), Dana Pendapatan Khusus (Special Revenue Funds), Dana
Proyek Modal (Capital Project Funds) dan Dana Pembayaran Utang
(Debt Service Funds).
(2) Dana Kepemilikkan (Proprietary Funds)
Dana ini terdiri atas dua jenis dana, yaitu Dana Perusahaan (Enterprise
Funds) dan Dana Transaksi AntarUnit (Internal Service Funds).
(3) Dana Gadai (Fiduciary Funds)

8
Dana Gadai adalah Dana Perwalian dan Peragenan (trust and Agency
Fund).

d. Prinsip Keempat: Jumlah Dana yang Digunakan


(1) Pemerintah menerapkan dan menggunakan berbagai dana sesuai
dengan ketentuan dan administrasi keuangan yang memadai.
(2) Jumlah dana yang digunakan harus benar-benar sesuai ketentuan dan
dibutuhkan untuk menghindari kekakuan, kerumitan, dan pemborosan
administrasi keuangan.

e. Prinsip Kelima: Akuntansi untuk Aktiva Tetap dan Utang Jangka


Pendek
Pemisahan yang jelas atas dana aktiva tetap dengan aktiva tetap umum
serta antara dana utang jangka panjang dengan utang jangka umum.
(1) Aktiva tetap untuk Dana Pemilik tertentu atau Dana Gadai dikelola
dalam dana tersebut. Aktiva tetap lain dari unit pemerintah dikelola
dalam Kelompok Perkiraan Aktiva Tetap Umum (General Fixed Asset
Account Group).
(2) Utang jangka panjang untuk Dana Pemilik tertentu atau Dana Gadai
dikelola dalam dana tersebut. Utang jangka panjang lain yang belum
jatuh tempo dari unit pemerintah dikelola dalam Kelompok Perkiraan
Utang Jangka Panjang Umum (General Long Term Debt Account
Group).

f. Prinsip Keenam: Penilaian Aktiva Tetap


Aktiva tetap dicatat dengan nilai perolehannya (at cost) atau dengan nilai
perkiraan (estimated cost) jika tidak dapat ditentukan. Untuk aktiva tetap
hasil hibah atau sumbangan dicatat dengan nilai perkiraan pada saat
diterima.

9
g. Prinsip Ketujuh: Penyusutan Aktiva Tetap
(1) Penyusutan atas aktiva tetap yang terdapat di dalam Kelompok
Perkiraan Aktiva Tetap tidak dicatat di dalam Dana Pemerintahan.
Penyusutan mungkin dicatat untuk akuntansi dana atau dihitung untuk
analisis biaya. Akumulasi bisa dicatat di dalam Kelompok Perkiraan
Aktiva Tetap.
(2) Penyusutan untuk aktiva tetap Dana Pemilik dicatat di dana tersebut.
Untuk Dana Perwalian, diakui ketika biaya, pendapatan, dan /atau
pengaruh terhadap modal diukur.

h. Prinsip Kedelapan: Basis Akuntansi dalam Akuntansi Pemerintahan


Modified Accrual Basis atau Accrual Basis memungkinkan dapat
digunakan untuk mengukur posisi keuangan dan hasil operasi.
(1) Dana Pemerintahan
Pendapatan dan belanja harus diakui dalam Modified accrual basis.
Pendapatan diakui pada saat terjadi, tersedia, dan dapat diukur pada
periode akuntansi tertentu. Belanja diakui pada saat terjadinya tagihan
dan dapat diukur, kecuali bunga dari utang jangka panjang umum yang
belum jatuh tempo, akan diakui pada saat ditagih.
(2) Dana Pemilik
Pendapatan dan belanja diakui dengan accrual basis. Pendapatan
diakui pada saat terjadi dan dapat diukur dalam suatu periode
akuntansi. Belanja diakui pada saat terjadi dan terukur pada suatu
periode akuntansi.
(3) Dana Pegadaian
Pendapatan dan belanja diakui dengan basis yang konsisten dengan
tujuan pengukuran akuntansi dana tertentu. Untuk Non Expendable
Trust Funds diakui dengan accrual basis. Expendable Trust Funds dan
Agency Funds diakui dengan modified accrual basis.

10
(4) Transfer
Transfer dari dan ke dana lain diakui pada saat tagihan baik piutang
maupun utang terjadi.

i. Prinsip Kesembilan: Penganggaran, Pengendalian dan Pelaporan


Anggaran
(1) Setiap unit pemerintah harus menyelenggarakan anggaran tahunan.
(2) Sistem akuntansi harus memungkinkan pengendalian anggaran.
(3) Perbandingan anggaran dan realisasi harus disertakan di dalam laporan
keuangan.

j. Prinsip Kesepuluh: Klasifikasi Transfer, Pendapatan, Belanja dan


Biaya.
(1) Transfer antar dana dan hasil pengeluaran surat utang jangka panjang
harus dipisahkan dari pendapatan, belanja, dan biaya.
(2) Pendapatan dari Dana Pemerintahan diklasifikasikan sesuai dengan
dananya dan sumbernya. Belanja diklasifikasikan berdasarkan jenis
dana, fungsi (program) dan unit (organisasi), aktivitas, karakter, dan
objek.
(3) Pendapatan dan biaya dalam Dana Kepemilikkan diklasifikasikan pada
dengan organisasi, fungsi, dan aktivitas bisnis.

k. Prinsip Kesebelas: Terminologi dan Klasifikasi Umum


Terminologi dan klasifikasi umum digunakan di dalam anggaran,
perkiraan, dan laporan keuangan didalam setiap jenis dana.

l. Prinsip Keduabelas: Laporan Keuangan Interim dan Tahunan


(1) Laporan Keuangan Interim, disiapkan untuk pengendalian manajemen
dari kegiatan keuangan, pengawasan lembaga legislatif, dan tujuan
pelaporan ke pihak luar.

11
(2) Laporan Keuangan Komprehensif Tahunan memuat semua dana dan
kelompok perkiraan termasuk di dalamnya bab pendahuluan, laporan
gabungan dan individual dari berbagai dana, catatan (notes), informasi
tambahan, uraian penjelasan, dan table statistic harus disiapkan dan
dipublikasikan.
(3) Tujuan Umum Laporan Keuangan bisa dilaporkan terpisah dari
laporan keuangan konferhensif diatas. Laporan ini memuat laporan
keuangan dasar dan catatannya yang mengindikasikan penyajian yang
wajar atas posisi keuangan dari hasil operasi (dan cash flow untuk
Dana Kepemilikan dan Non-Expendable Trust Funds). Laporan ini
bisa dilampirkan dengan informasi tambahan.
(4) Satuan (entity) dari laporan keuangan terdiri dari pemerintahan pusat,
organisasi tempat pemerintahan pusat memiliki akuntabilitas
keuangan, organisasi lain yang mempengaruhi laporan keuangan
pemerintah pusat. Satuan tersebut harus menyajikan laporan keuangan
dari tiap dana dan kelompok perkiraan secara wajar serta gambaran
terpisah tentang unitnya.

Inti dari laporan keuangan umumnya adalah laporan keuangan


pemerintah pusat. Akan tetapi, yang lain merupakan sumbangan atas
laporan tersebut.

2.5. Dana Dalam Organisasi Sektor Publik


Seperti terlihat didalam prinsip diatas di dalam akuntansi
pemerintahan jumlah dana yang digunakan lebih dari satu dana. Hal ini
harus dipahami dengan baik untuk memisahkan transaksi tertentu termasuk
dalam jenis dana yang sama. Akan tetapi, sebelumnya perlu dilihat
karakteristik dari dana tersebut seperti berikut:

12
a. Dana Pemerintahan (Governmental Funds)
Dana ini digunakan untuk mencatat sumber, penggunaan, dan saldo
dari sumber daya keuangan pemerintah yang dapat dibelanjakan, termasuk
di dalamnya utang jangka pendek yang terkait. Selain terdiri atas empat
jenis dana seperti disebutkan di dalam prinsip ketiga diatas, dana ini
memiliki dua kelompok perkiraan, yaitu Kelompok Perkiraan Aktiva Tetap
Umum dan Kelompok Perkiraan Utang Jangka Panjang.
(1) Dana Umum
Dana Umum digunakan untuk mencatat semua sumber daya keuangan
kecuali yang telah dicatat di jenis dana lain. Dana umum (general fund),
disebut juga dengan dana pendapatan umum (general revenue fund),
dibentuk untuk mencatat dan melaporkan semua mutasi transaksi yang
berasal dari aktivitas normal suatu unit pemerintah dalam rangka
memberikan pelayanan umum (public service) yang harus dilakukan secara
rutin kepada masyarakat. Karena itu, jenis dana ini harus selalu ada dalam
suatu unit pemerintah. Berbeda dengan jenis dana lainnya, yang
pembentukannya tergantung kepada urgensi dan kebutuhannya.
Hal tersebut, berarti pula, pendapatan-pendapatan (revenues) dan
pengeluaran-pengeluaran (expenditures) tertentu yang tidak dialokasikan
secara khusus dalam jenis dana pada butir (2) sampai dengan (7) harus
dimasukkan dalam dana umum.
Di Indonesia, hal ini identik dengan anggaran rutin Pemerintahan
Pusat, yang tersdia dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK), dan anggaran rutin
Pemerintah Daerah yang tersedia dalam Daftar Isian Kegiatan Daerah
(DIKDA).

(2) Dana Pendapatan Khusus


Dana Pendapatan Khusus digunakan untuk mencatat hasil dari sumber
pendaptan khusus (selain expendable trusts atau untuk capital projects), dan
untuk belanja yang telah ditentukan dari pendapatan khusus tersebut. Dana
ini, dibentuk apabila sumber keuangan tertentu, yang harus dialokasikan dan

13
digunakan untuk tujuan tertentu pula. Dengan perkataan lain, sumber
keuangan itu (restricted) penggunaannya, karena harus dialokasikan untuk
tujuan spesifik. Dana pendapatan khusus ini, biasanya dibentuk untuk
mendukung kegiatan institusi yang berdiri sendiri, akan tetapi masih
merupakan bagian dari unit pemerintah. Misalnya, Perpustakaan (library),
Pusat Kesehatan Masyarakat (public health), Arsip Nasional (national file)
dan lainnya.
Di Indonesia, identik dengan Unit Swadana, di mana pendapatan
fungsionalnya yang telah diterima dapat digunakan langsung untuk
membiayai kegiatan operasi pelayanan masyarakat.

(3) Dana Proyek Modal


Dana Proyek Modal digunakan untuk mencatat sumber daya keuangan
yang digunakan untuk perolehan dan pembangunan proyek modal selain
yang didanai oleh Dana Kepemilikan dan Dana Perwalian. Proyek kapital
(capital project), adalah proyek pengadaan atau pembangunan fasilitas
umum atau infrastruktur pemerintah, yang memerlukan pengeluaran modal
(capital outlay), di mana hasilnya diharapkan bermanfaat lebih dari satu
tahun.
Dana proyek kapital, dibentuk untuk tujuan dimaksud, yaitu mencatat
dan melaporkan semua mutasi transaksi penerimaan pendapatan dari
berbagai sumber, misalnya : dana sendiri, pinjaman luar negeri (loan), dan
hasil penjualan obligasi, yang dialokasikan untuk membiayai berbagai
kegiatan proyek pembangunan.
Di Indonesia, identik dengan anggaran pembangunan Pemerintah
Pusat yang tersedia dalam Daftar Isian Proyek (DIP), dan anggaran
pembangunan Pemerintah Daerah yang tersedia dalam Daftar Isian Proyek
Daerah (DIPDA).
Adapun, contoh proyek antara lain:
 Pengadaan mesin dan peralatan pemerintah
 Pembebasan tanah dan pembangunan stadio olahraga

14
 Pembangunan jalan dan jembatan
 Pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol)
 Pembangunan saluran got (riol) dan trotoar
 Pembangunan pusat rekreasi dan pertamanan kota
 Pembangunan irigasi utama dan sekunder
 Pembangunan kampus perguruan tinggi negeri
 Pembangunan jaringan komunikasi
 Pembangunan pembangkit tenaga listrik

(4) Dana Pembayaran Utang/ Pinjaman


Dana Pembayaran Utang digunakan untuk mencatat pengumpulan
sumber daya untuk pembayaran pokok dan bunga utang jangka panjang.
Pinjaman jangka panjang, seperti obligasi umum, yang dikeluarkan oleh
pemerintah, apabila sudah jatuh tempo, harus dilunasi baik pokok
pinjaman (principal) maupun bunganya (interest).
Dana pelunasan pinjaman, dibentuk untuk tujuan itu, yakni mencatat
dan melaporkan sumber-sumber keuangan yang diterima untuk
mengangsur pokok pinjaman dan bunganya yang telah jatuh tempo dalam
tahun berjalan. Tidak termasuk : (1) jumlah keseluruhan atau sisa pokok
pinjaman, dan (2) jumlah keseluruhan bunga yang harus dibayar pada
masa yang akan datang, karena telah dicatat dan dilaporkan tersendiri
dalam kelompok rekening Pinjaman Jangka Panjang Umum (general long
term debt group of accounts). Jadi, hanya pokok pinjaman jangka panjang
dan bunganya yang telah jatuh tempo dan harus dilunasi dalam tahun
berjalan, yang harus dibukukan dalam dana pelunasan pinjaman.
Pencatatan dalam dana pelunasan pinjaman, hanya berhubungan
dengan kategori dana-dana pemerintahan (goverment funds). Sedangkan,
jenis dana selain dari dana-dana pemerintahan, yang berkaitan dengan
transaksi pinjaman jangka panjangnya, harus dicatat dan dilaporkan dalam
entitas dana yang bersangkutan.

15
Di Indonesia pengelolaan pinjaman obligasi pemerintah dan pinjaman
luar negeri (loan) yang berasal dari negara-negara donor, baik pokok dan
bunganya yang belum dan telah jatuh tempo dalam tahun berjalan,
ditangani oleh Departemen Keuangan RI Direktorat Jenderal Anggaran.

(5) Kelompok Perkiraan Aktiva Tetap


Untuk mencatat harga perolehan aktiva tetap, menghitung akumulasi
penyusutan dan pengurangan nilai buku akibat penjualan dan sebagainya
atas aktiva tetap dalam Dana Pemerintahan, tidak termasuk aktiva tetap
yang berasal dari transaksi dana – dana pemilikan dan dana trust, karena
harus dicatat dalam sistem akuntansi yang bersangkutan.

(6) Kelompok Perkiraan Utang Jangka Panjang


Dalam rekening ini dicatat jumlah atau sisa pokok pinjaman jangka
panjang yang belum jatuh tempo dan bunganya yang harus dibayar pada
masa yang akan datang bila jumlahnya dapat ditentukan. Pencatatan
transaksi pinjamannya hanya yang berasal dari kategori dana – dana
pemerintahan, tidak termasuk pinjaman jangka panjang dari transaksi
dana – dana pemilikan dan dana trust karena harus dicatat dalam sistem
akuntansinya.

b. Dana Kepemilikan (Proprietary Funds)


Dana ini digunakan untuk mencatat kegiatan bisnis pemerintah yang
dilakukan. Untuk itu, persamaan akuntansi sesuai dengan akuntansi bisnis,
serta transaksi dan pelaporan dicatat sesuai dengan standard akuntansi yang
diterima umum.

(1) Dana Perusahaan


Dana Perusahaan digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan
bisnis pada umumnya. Pemerintah dalam hal ini menyediakan barang
dan jasa yang nanti dibebankan kepada penggunanya. Dana

16
Perusahaan (enterprise fund), disebut juga dengan dana pelayanan
(utility fund). Dana ini, dibentuk untuk mencatat dan melaporkan
usaha-usaha pemerintah di bidang tertentu yang menguasai hajat hidup
orang banyak, dalam rangka memberikan pelayanannya baik kepada
internal pemerintah maupun kepada publik dengan imbalan jasa
(retribusi).

Bidang usaha dimaksud antara lain:


- Usaha air minum, memberikan pelayanan air bersih kepada
masyarakat. Untuk mengelola kegiatan usaha tersebut, dibentuk
Dana Air – Water Fund.
- Perlistrikan, dibentuk Dana Listrik – Electricity Fund.
- Usaha gas, dibentuk Dana Gas – Gas Fund.
- Usaha transportasi, dibentuk Dana Transportasi – Transportation
Fund.

Modal awal yang diperoleh dari penyertaan atau kontribusi


pemerintah, atau sumber keuangan lainnya, misalnya dari para
pemodal (pelanggan), harus dijaga tetap utuh. Artinya, tidak boleh
habis dibelanjakan (non expendable). Di Indonesia, bentuk usaha yang
identik dengan ini adalah Perusahaan Jawatan (Perjan) dan atau
Perusahaan Umum (Perum).

(2) Dana Transaksi Antar-Unit


Dana Transaksi Antar-Unit digunakan untuk mencatat pembiayaan
barang dan jasa yang disediakan satu unit atau badan perwakilan
kepada unit atau badan perwakilan lain. Dana Transaksi Antar-Unit
atau disebut juga dengan Dana Jasa Internal (Internal Service Fund)
atau dana jasa intra pemerintah (intra govermental service fund),
dahulu disebut dengan dana modal kerja (working capital fund). Dana
ini, dibentuk guna mencatat, dan melaporkan pusat-pusat kegiatan

17
(activities centre), yang berfungsi untuk menyerahkan barang dan jasa
dari dan untuk kepentingan unit-unit internal pemerintah.
Pusat-pusat kegiatan dimaksud, antara lain:
- Pusat jasa perbaikan kendaraan pemerintah (otomotive service and
repair centre)
- Pusat peralatan dan perlengkapan pemerintah (equipments and
tools centre)
- Pusat percetakan pemerintah (printing centre).

Penyerahan barang dan jasanya, kepada unit-unit internal


pemerintah, bersifat self supporting, dan dapat berlangsung terus
menerus. Karena itu, dana ini disebut juga dengan revolving fund.

c. Dana Pegadaian (Fiduciary Funds)


Dana ini digunakan untuk mencatat aset yang dikuasai pemerintah
yang kapasitasnya sebagai wali (trustee) atau wakil (agency) untuk
perseorangan, organisasi swasta, unit pemerintah atau dana pemerintah lain.

1. Dana Trust
Dana ini, dibentuk untuk mencatat dan melaporkan seluruh
sumber-sumber keuangan yang diterima oleh pemerintah dalam
kapasitasnya sebagai trustee atau kustodian, yaitu pihak yang mendapat
kepercayaan.
Contoh :
- Pemerintah, dipercayai dan ditetapkan sebagai pengelola dana trust,
antara lain dalam bentuk : (1) Dana Deposito, dan (2) Dana Pensiun.
Hasil kegiatannya harus dialokasikan dan digunakan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
- Di Indonesia, yang identik dengan dana trust, adalah Dana
Tabungan Perumahan PNS.

18
- Pusat jasa perbaikan kendaraan pemerintah (otomotive service and
repair centre).
- Pusat peralatan dan perlengkapan pemerintah (equipments and tools
centre).
- Pusat percetakan pemerintah (printing centre).

Penyerahan barang dan jasanya, kepada unit-unit internal


pemerintah, bersifat self supporting, dan dapat berlangsung terus-
menerus. Karena itu, dana ini disebut juga dengan revolving fund.

Sedangkan penyertaan atau kontribusi pemerintah untuk


kepentingan modal awal pendiriannya, harus dijaga tetap utuh atau
tidak boleh habis dibelanjakan (non expendable).

2. Dana Agensi
Dana Agensi dibentuk untuk mencatat dan melaporkan seluruh
sumber-sumber keuangan yang diterima oleh pemerintah dalam
kapasitasnya, sebagai perantara atau agen, baik agen individual maupun
publik.

Contoh :
- Pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku, bisa menerima,
menyalurkan, dan mempertanggungjawabkan semua sumber-sumber
yang dikelola dari masyarakat atau institusi-institusi tertentu untuk
kepentingan tertentu pula, misalnya : (1) dnaa korban bencana alam,
(2) dana korban kerusuhan masal, (3) dana fakir miskin, dan dana
agensi lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, sebenarnya terdapat dua


kategori utama dari berbagai jenis dana, yang dapat dioperasionalkan
dalam setiap organisasi pemerintah, yaitu dengan basis : (1) expendable
(government) fund, dan (2) non expendable (proprietary) fund.

19
1) Dana Ekspendabel
Dana ekspendabel adalah kategori dana di mana sumber-sumber
ekonomi atau pendapatan-pendapatan yang telah diterima, yang
dapat berwujud : aktiva, kewajiban, dan saldonya, secara
keseluruhan tersedia untuk dibelanjakan (expendable).
Termasuk dalam kategori ini adalah dana-dana pemerintahan,
yaitu : (1) dana umum, (2) dana pendapatan khusus, (3) dana
proyek kapital, dan (4) dana pelunasan pinjaman.

2) Dana Tidak Ekspendabel


Dana tidak ekspendabel adalah kategori dana di mana modal atau
ekuitas, yang berasal dari penyertaan pemerintah atau sumber
lainnya, sebagai pencerminan dari selisih antara jumlah aktiva dan
kewajibannya, secara prinsip tidak disediakan untuk dibelanjakan
(non expendable) dan harus dijaga tetap utuh. Artinya, hanya bisa
digunakan untuk mendukung kegiatan usaha yang bersifat self
supporting.

Bentuk kegiatan dan pencatatan akuntansi dana tidak


ekspendabel, identik dengan perusahaan yang berorientasi laba.
Termasuk kategori ini adalah dana – dana pemilikan, yaitu : (1)
dana jasa internal, dan (2) dana usaha, serta sebagian dari dana
trust, yakni (3) dana pinjaman (loan).

Untuk menggambarkan hubungan antar-jenis dana, berikut ini


diterapkan ilustrasi transaksi sederhana yang dibuat untuk tujuan
tersebut.
Pencatatan dilakukan tidak melalui jurnal, tetapi hanya sekedar
menggambarkan dimana transaksi tersebut dicatat.
(1) Membeli dua kendaraan dinas pemerintah sebesar Rp.200juta.

20
(2) Mendapatkan hasil penjualan obligasi yang dikeluakan untuk
membangun taman kota sebesar nilai nominalnya Rp.1 miliar.
Bunga 5% dan angsuran selama 10 tahun.
(3) Mendapatkan hasil pinjaman bank jangka pendek untuk
pendanaan Dana Umum senilai Rp.500juta.
(4) Menjual 1 kendaraan dinas yang dibeli pada no.1 dengan harga
Rp.80juta (harga perolehannya Rp.100juta)
(5) Diterima tagihan pekerjaan pembangunan taman kota dari
kontraktor Rp.250juta.
(6) Transfer dari Dana Umum ke Dana Pembayaran Utang
Rp.200juta untuk pembayaran utang obligasi pembangunan taman
kota.
(7) Membayar angsuran pokok Rp.100juta dan bunga Rp.50juta.
(8) Membeli aktiva tetap untuk Dana Perusahaan dengan dananya
sendiri Rp.50juta.
(9) Dana perusahaan mengeluarkan obligasi Rp.1miliar dengan
bunga 5% untuk pengembangan pabrik, angsuran 10tahun.

Penyelesaian Transaksi diatas dapat dilihat dalam Tabel Hubungan


Transaksi Antar-Dana dapat dilihat dalam Tabel 2.3 (Lampiran)

2.6. Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran

Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus


pengukuran (measurement focus). Basis akuntansi menentukan kapan
transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh, bila organisasi
mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut
memiliki dampak ekonomi yang substantif. Kalau yang diadopsi adalah
basis kas, transaksi diakui hanya kalau kas yang berhubungan dengan
transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.

21
Fokus pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang
akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang
diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca. Konsep basis
akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.
Contoh, kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannnya
juga atas kas saja, sehingga implikasinya hanya kativa lancar kas yang
dilaporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva tetap dan kewajiban
jangka panjang tidak diakui. Misalnya, sebuah organisasi membeli
kendaraan sebesar Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis
kas dengan fokus pengukuran sumber daya jangka pendek adalah :

Belanja Kendaraan 200.000.000


Kas 200.000.000

Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan


sebagai aktiva dineracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan
maupun penurunan kas di laporan pendapatan dan belanja dan (fund’s
statement of revenues and expenditure) atau laporan yang sebanding yang
menjelaskan perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan
dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli, yang nantinya akan ditutup ke
ekuitas dana (fund balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan
untuk perusahaan, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi semua
sumber daya ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan
kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar.
Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang
diakui sebagai pendapatan atau beban. Misalnya, kalau menggunakan basis
akrual penuh adalah :

22
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000

Dibanyak lingkungan pemerintahan, basis akuntansi dan focus


pengukuran menjadi permasalahan tersendiri yang seringkali menjadi
perdebatan. Hal tersebut muncul karena banyak entitas pemerintahan yang
menggunakan anggaran dengan berbasis kas sehingga dibutuhkan data
realisasi anggaran yang berbasis kas pula. Dalam konteks tersebut,
dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan menghasilkan
informasi yang bersifat jangka pendek.
Permasalahn muncul karena entitas tersebut juga dituntut untuk
menyusun neraca yang juga menyajikan informasi yang bersifat jangka
panjang (aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain, dalam
lingkungan pemerintahan seperti itu , ada tuntutan untuk menggunakan
basis kas dengan fokus pengukuran jangka panjang. Disinilah berkembang
basis akuntansi yang disebut dengan Basis kas yang dimodifikasi (cash
modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifiksi tersebut, trasaksi pembelian
kendaraan senilai Rp juta akan dicatat dalam dua kali penjurnalan , yaitu :

(1) Belanja Kendaraan 200.000.000


Kas 200.000.000

(2) Kendaraan 200.000.000


Ekuitas Dana 200.000.000

Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan focus


pengukuran jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban
jangka panjang dineraca dananya, entitas tersebut harus melakukan control
akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut.

23
Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu dengan semua
sumber daya dan kewajiban entitas tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas
aktiva dan kewajiban yang ada dineraca saja. Oleh karena itu , entitas wajib
membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan kewajiban serta
memasukan dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya
menyatakan mengenai aktiva dan kewajiban tersebut namun menunjukan
perubahan dalam tahun tersebut.

2.7. Akuntansi Anggaran


Sistem akuntansi anggaran adalah sistem akuntansi yang mencatat,
mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi berdasarkan anggaran
pendapatan ataupun belanja. Anggaran untuk govermental funds merupakan
fixed budget yaitu estimasi dengan jumlah yang tetap bagi pendapatan dan
belanja. Anggaran untuk proprietory funds merupakan flexible budget
yaitu berubah sesuai tingkat aktivitas.
Istilah “Akuntansi Anggaran” mengacu pada praktek yang
dijalankan oleh beberapa pemerintah negara bagian di Amerika Serikat di
tahun 1950an. Sistem ini memasukan jumlah yang dianggarkan dan jumlah
aktual dalam catatan ganda. Jumlah pemasukan yang dianggarkan
dimasukan dalam pos kredit, kemudian sebagai pengeluaran debit
dimasukan sebagai pengimbang dari kredit tadi. Keseimbangan rekening
memperlihatkan jumlah anggaran yang masih belum dibelanjakan.
Kendala utama perhitungan sistem akuntansi anggaran adalah
kompleksitas penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan. Untuk
menyederhanakan keunikan ini maka dilakukan pembandingan yang
sistematik dan berkelanjutan antar angka aktual dan angka anggaran.
Banyak laporan operasional organisasi sektor publik yang tidak hanya
menunjukan penerimaan dan pengeluaran aktual, tetapi juga perbandingan
dengan penerimaan dan pengeluaran yang dianggarkan.
Anggaran memuat perkiraan pendapatan dan belanja suatu dana dalam
periode tertentu. Anggaran diajukkan oleh eksekutif, yaitu pemerintah dan

24
harus mendapat persetujuan dari lembaga legislatif . Persetujuan anggaran
belanja oleh lembaga legislatif tersebut dikenal dengan “Appropriasi”
(appropriations).
Jenis pendapatan dan Belanja suatu Negara dengan Negara lain
berbeda-beda. Hal ini bergantung pada klasifikasi yang dilakukan apakah
berdasarkan objek atau yang lain serta bergantung pada potensi pendapatan
yang dimiliki oleh suatu Negara dan sifat belanja yang diperlukan. Akan
tetapi, secara umum terdapat beberapa jenis anggaran pendapatan dan
belanja yang sama diantara satu Negara dengan Negara yang lain.

Yang jelas, anggaran akan memuat jumlah pendapatan dan belanja


dalam satu periode tertentu yang biasanya satu tahun. Sebagai contoh
anggaran pendapatan dan belanja yang telah disetujui adalah anggaran
pendapatan 100 dan anggaran belanja adalah 80.

Jurnal untuk anggaran yang telah disetujui oleh lembaga legislatif secara
umum adalah sebagai berikut:
Estimasi Pendapatan 100
Saldo Dana 20
Appropriasi 80

Selain itu, realisasi dan anggarannya harus dimuat di dalam laporan


keuangan yang disampaikan oleh pemerintah. Informasi yang dimuat, selain
anggaran dan realisasi sesuai dengan perkiraan dalam anggaran adalah
perbedaan (selisih) dan persentase pencapaian yang bisa juga dibandingkan
dengan persentase tahun sebelumya.

25
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ciri pertama akuntansi pemerintahan adalah penggunaan terminologi
“dana”. Dana adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang terpisah terdiri
baik uang tubai (Cash) maupun sumber daya keuangan lainnya, yang
dipisahkan sesuai dengan tujuan dari tiap kegiatan tertentu. Banyaknya jenis
dana disesuaikan dengan ketentuan dan kebutuhan.
Secara garis besar dana terbagi atas dana pemerintahan, dana
kepemilikan, dan dana gadai. Dana pemerintah terdiri dari dana umum, dana
pendapatan khusus, dana proyek modal, dana pembayaran utang, kelompok
perkiraan aktiva tetap dan kelompok perkiraan utang jangka panjang. Dana
kepemilikan terdiri dari dana perusahaan dan dana transaksi antar-unit.
Sementara dana gadai terdiri dari dana trust dan dana agensi.
Ciri kedua akuntansi pemerintahan adalah akuntansi untuk anggaran.
Anggaran pendapatan dicatat sebagai estimasi pendapatan. Persetujuan
anggaran belanja oleh lembaga legislative dicatat sebagai appropriasi.
Selisih estimasi pendapatan dan appropriasi dicatat sebagai saldo dana.

26
3.2. Saran
Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai materi “Akuntansi
Dana” yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya makalah
ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan kami sebagai penulis dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga
dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis banyak berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya isi dan tata cara penulisan makalah ini di
kesempatan-kesempatan berikutnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.

Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Nordiawan, Deddi. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Arif, Bahtiar, Muchlis, dan Iskandar. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta:


Salemba Empat.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Rosjidi. 2001. Akuntansi Sektor Publik Pemerintah:Kerangka, Standar dan


Metode. Surabaya: Aksara Satu.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintahan.

28

Anda mungkin juga menyukai