Chapter II - 40 PDF
Chapter II - 40 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Badan air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen hidrologi,
komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Penilaian kualitas suatu badan air
Air Permukaan
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air
tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk,
rawa dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah
yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basins. Air
yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan
(surface run off); dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai
(river run off). Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan
es/salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah. Wilayah
di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin.
bahan terlarut atua unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam,
dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang
terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan nitrogen
oksida (NO2) yang dapat membentuk asam lemah (Novonty dan Olem, 1994). Setelah
jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan
air tergenang (stading waters atau lentik) dan badan air mengalir (flowing waters atau
lotik).
Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservoir), rawa (wetland), dan
stratifikasi secara vertical akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada
matahari.
intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada cahaya (afotik).
suhu), stratifikasi vertikal kolom air (thermal stratification) pada perairan tergenang
a. Epilimnion, yaitu lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini merupakan bagian
yang hangat, dengan suhu relative konstan atau perubahan suhu secara vertical
sangat kecil. Seluruh massa air pada mintakat ini tercampur dengan baik
ini, perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar; setiap penambahan
merupakan lapisan yang lebih dingin, ditandai oleh perbedaan suhu secara
tropis, perbedaan suhu air permukaan dengan suhu air bagian dasar hanya
cahaya matahari dan perubahan suhu dapat mengubah atau menghancurkan stratifikasi
vertikal kolom air. Fenomena perubahan stratifikasi vertikal ini dapat diamati dengan
jelas pada perairan tergenang yang terdapat di wilayah ugahari (temperate) yang
Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus
yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0m/detik,
serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai,
biasanya terjadi pencampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk
stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan lentik. Kecepatan arus, erosi, dan
perbedaan suhu air, sedangkan klasifikasi perairan lotik justru dipengaruhi oleh
(Haslam, 1995; Jeffries dan Mills, 1996). Kecepatan arus dan pergerakan air sangat
dipengaruhi oleh jenis bentang alam (landscape), jenis batuan dasar, dan curah hujan.
Semakin rumit bentang alam, semakin besar ukuran batuan dasar, dan semakin banyak
curah hujan, pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat.
Air tanah (groundwater) merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah.
Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus
berkisar antara 10-10- 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari
lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge). Karakteristik utama yang
membedakan air tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan
waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama
tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.
Pada dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitasi), baik melalui
proses infiltrasi secara langsung maupun secara tak langsung dari air sungai, danau,
rawa dan genangan air lainnya. Air yang terdapat di rawa-rawa (marshes) sering kali
dikategorikan sebagai peralihan antara air permukaan dan air tanah. Dinamika
permukaan air tanah pada hakikatnya terdiri atas pergerakan horizontal, air tanah;
keluarnya air tanah melalui spring (sumur), pancaran air tanah, serta aliran air tanah
memasuki sungai dan tempat-tempat lain yang merupakan tempat keluarnya air tanah.
Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan
dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan
oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat
kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga
listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk berenang
ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya.
dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau
daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air
tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada
lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga mencemari air pada
permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat
menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Dengan
berikut.
Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus,
protozoa dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk kedalam air tersebut
berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan,
rumah sakit, tanah pertanian dan lain sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini
merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit
yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut Water-borne disease dan sering
sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan produksi tanaman
pangan yang tinggi sehingga menggunakan petani. Tetapi di lain pihak, nitrat dan
fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan. Sebetulnya sumber pencemaran
nitrat ini tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja, karena di udara atmosfer bumi
mengandung 78% gas nitrogen. Pada waktu hujan dan terjadi kilat dan petir, di udara
akan terbentuk ammonia dan nitrogen (NH4-, NO3-) dan terbawa air hujan menuju
lainnya.
Penyebab utama berkurangnya kadar oksiden dalam air ialah limbah organic yang
terbuang dalam air. Limbah organic akan mengalami degradasi dan dekomposisi oleh
yang terlarut dalam air akan sangat berkurang. Dalam kondisi berkurangnya oksigen
Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak untuk diminum. Di
samping dapat menyebabkan matinya kehidupan air seperti ikan dan organism
lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan
dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena bersifat korosif).
detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia
dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organism air lainnya. Lebih dari 700
bahan kimia organic sitesis ditemukan dalam jumlah relative sedikit pada permukaan
air tanah untuk minum di Amerika, dan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal,
gangguan kelahiran, dan beberapa macam bentuk kanker pada hewan percobaan di
laboratorium. Tetapi sampai sekarang belum diketahui apa akibatnya pada orang yang
Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah, dan bahan kimia
inorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi di dalam air, sehingga bahan tersebut
sungai selalu membawa endapan lumpur yang disebabkan erosi alamiah dari pinggir
sungai. Akan tetapi, kandungan sedimen yang terlarut pada hampir semua sungai
meningkat terus karena erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi, dan
mengurangi tanaman air melakukan fotosintesis, pakan ikan menjadi tertutup lumpur,
insang ikan dan kerang tertutup oleh sedimen dan akan mengakumulasi bahan beracun
seperti pestisida dan senyawa logam. Bagian bawah sedimen akan merusak produksi
pakan ikan (plankton), merusak telur ikan dan membendung aliran sungai, danau,
Secara alamiah, sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air saja. Pada
sungai yang besar dengan arus air yang deras, sejumlah kecil bahan pencemaran akan
tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan oleh kehidupan air
dan biodegradasi akan cepat diperbarui. Tetapi terkadang sebuah sungai mengalami
pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan pencemaran yang sangat
besar. Akibatnya, proses pengenceran dan biodegradasi akan sangat menurun jika arus
air mengalir perlahan karena kekringan atau penggunaan sejumlah air untuk irigasi.
air menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri pengurai
Proses pelarutan dalam danau, waduk, muara, dan laut sering kurang efektif
daripada dalam sungai karena air dalam danau, waduk, dan laut banyak terdiri dari
terkadang dapat bercampur karena pengaruh ombak dan arus air. Bentuk lapisan air
tersebut juga dapat mengurangi tingkat oksigen terlarut, terutama pada lapisan paling
bawah. Di samping itu, aliran air danau dan waduk sangat kecil sehingga sangat
Untuk mencegah terjadinya pencemaran air sungai, diperlukan suatu hukum atau
aturan dalam mengontrol kualitas air sungai. Di Amerika mulai tahun 1970-an, aturan
sarana penanganan air limbah. Peraturan juga diberlakukan terhadap industri sehingga
Sejak tahun 1972, usaha tersebut membuahkan hasil dengan menentukan garis
batas untuk mencegah kenaikan kadar polusi pada hampir semua air sungai dan aliran
air terhadap agen penyebab penyakit dan kebutuhan oksigen. Dari survey yang
dari aliran sungai yang diperiksa, terutama untuk keperluan memancing ikan dan
berekreasi.
Tetapi masih banyak yang dikerjakan untuk peningkatan kualitas air, terutama
sungai yang mengalir dari daerah pedesaan dan pertanian. Kontaminasi oleh nitrat,
fosfat, pestisida dan bahan kimia toksik lainnya ternyata masih meningkat pada
kebanyakan air sungai sejak tahun 1972 dan mencemari air minum serta menyebabkan
banyak ikan yang mati. Hal ini disebabkan mulai meningkatnya aktivitas pemupukan
Banyak kemajuan yang diperoleh dari beberapa negara maju disebabkan oleh
pengawasan yang ketat baik industri maupun perorangan terhadap pencemaran air.
molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts.
Perbedaan pokok antara kedua zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-
partikel tersebut.
Perbedaan antara kedua kelompok zat yang ada dalam air alam cukup jelas dalam
praktek namun kadang-kadang batasan itu dapat dipastikan secara definitip. Dalam
kenyataan suatu molekul organis polimer tetap bersifat zat yang terlarut. Walaupun
panjangnya lebih dari 10 µm sedangkan beberapa jenis zat padat koloidal mempunyai
Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen
pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan.
Zat padat yang berada dalam suspensi dapat dibedakan menurut ukurannya
sebagai: partikel tersuspensi koloidal (partikel koloid) dan partikel tersuspensi biasa
(partikel tersuspensi).
Dalam metode analisa zat padat, pengertian Zat Padat Total adalah semua zat-zat
yang tersisa sebagai residu dalam suatu bezena, bila sampel air dalam bezena tersebut
dikeringkan pada suhu tertentu. Zat Padat Total terdiri dari Zat Padat Terlarut dan Zat
Zat Padat Tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara
lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat
bersifat organis dan inorganic. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi
yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh
gaya beratnya. Penentuan zat padat terendap ini dapat melalui volumnya, disebut
analisa Volum Lumpur (sludge volume), dan dapat melalui beratnya disebut analisa
Lumpur Kasar atau umumnya disebut Zat Padat Terendap (settleable solids) (Alaerts,
G., 1984).
2.4.2. Suspensi
relatif besar tersebut merata dalam komponen lainnya. Contohnya ialah pasir halus
yang tersuspensi dalam air, atau endapan dalam suatu campuran reaksi. Dalam contoh
tersebut, ukuran partikel yang tersuspensi cukup besar untuk dapat dilihat, baik
dengan mata telanjang maupun dengan mikroskop. Disamping itu, bila tidak terus
menerus diaduk, partikel dalam suspense akan mengendap akibat pengaruh gravitasi,
walaupun laju pengendapannya bergantung pada ukuran partikel. Pasir kasar akan
mengendap dengan cepat dalam air, sedangkan lumpur halus akan mengendap dengan
Sifat fisis suspensi, seperti titik beku atau tekanan uap suspensi padatan dalam
cairan kurang dipengaruhi oleh partikel yang tersuspensi. Jadi, air berlumpur
membeku pada 00C seperti halnya air murni. Partikel tersuspensi terlalu besar, dan
jumlahnya terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah molekul air dalam campuran
Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air ample mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu (APHA, 1976). Residu dianggap
sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Selama penentuan
residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion utama di perairan telah
gas lain yang menghilang pada saat pemanasan tidak tercakup dalma nilai padatan
ukuran diameter partikel, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel di bawah ini:
Tersuspensi
Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter > 1µm) yang tertahan pada saringan Millipore dengan diameter
pori 0,45 µm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang
terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
Rasio antara padatan terlarut dan kedalam rata-rata perairan merupakan salah satu
cara untuk menilai produktivitas perairan. Perbandingan antara TDS dan kedalaman
di bawah ini:
atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang; pengukuran terhadap
sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggla dapat pula dilakukan.
Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual atua merekam atau
cara lain didasarkan pada daerah spektral, dan kita menyebut spektrofotometer
Pengolahan air baku (air alami) menjadi bersih dapat dilakukan dalam beberapa
cara.
berlimpah. Akan tetapi, air baku terutama yang berasal dari air sungai ataupun air
mengubah sifat fisik air yang tadinya mungkin keruh ataupun berwarna, banyak cara
yang telah dilakukan oleh penduduk setempat, mulai dari cara-cara yang sederhana
dimaksudkan agar bahan-bahan yang menyebabkan air tersebut keruh, misalnya oleh
lumpur dan sebagainya akan terendapkan terlebih dahulu di dalam bak tersebut.
Dengan begitu air yang dialirkan ke jamban, sudah jernih karena lumpurnya sudah
mengendap. Tentu saja bak penampungan ini tidak akan dibiarkan begitu untuk waktu
yang lama karena cepat atau lambat endapannya akan banyak serta kemungkinan akan
menyumbat saluran atau akan terbawa air lagi. Oleh karena itu, dalam waktu-waktu
Saringan pasir lambat dapat dibedakan dengan saringan pasir cepat dari:
a. Kecepatan penyaringan
sedangkan pasir cepat: 5-7 jam, serta diameter efektif media pasirnya antara 0,15-0,35
mm dan pasir cepat 0,6-1,0 mm. Kecepatan penyaringan pada saringan pasir lambat
sangat kecil sehingga periode pembersihan saringan dapat berlangsung dalam bilangan
hari).
Dengan ukuran efektif media pasir yang sedemikian kecil bahan-bahan dalam
bentuk suspense, termasuk koloid dan bakteri akan tersangkut di lapisan atas saringan.
Pembersihan saringan dapat dilakukan dengan jalan mengeruk lapisan atas yang telah
kotor dan menggantikannya dengan lapisan pasir yang baru. Di dalam proses
penyaringan dengan saringan pasir lambat, parameter yang paling penting adalah
kecepatan penyaringan dan masa operasi saringan yang didefenisikan sebagai selang
Kekeruhan air yang banyak dijumpai pada air permukaan, seperti air sungai atau
air saluran irigasi, ada yang dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dan
penyaringan secara langsung dan ada yang tidak dapat dihilangkan dengan kedua cara
tersebut. Kekeruhan yang tidak dapat dihilangkan dengan kedua cara tersebut
disebabkan oleh partikel-partikel koloid yang hanya dapat diendapkan dengan proses
koagulasi kimiawi.
partikel koloid secara bersama. Proses ini menyangkut pembentukan flok yang
mengabsorbsi dan pengikat partikel koloid dalam air sehingga membentuk flok yang
dengan penambahan bahan kimia. Bahan kimia yang umum digunakan adalah
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3, l8 H2O) yang juga dikenal dengan nama tawas. Bahan
ini paling banyak dipergunakan karena relatif murah dan mudah diperoleh di pasaran.
perlu diketahui dosis yang diperlukan karena karakteristik setiap jenis air tidak sama.
2.6.4. Biofilter
benda-benda organic dan anorganik yang terdapat di dalam air buangan, sudah
diketahui dan dimanfaatkan sejak lama. Kehadirannya secara alami, terlihat pada air
danau, selokan, sungai, lautan ataupun pada tempat-tempat lain yang berair, serta di
daratan yang lembab. Kehadiran secara buatan dari kelompok mikroba tersebut,
terdapat pada tempat atau bejana pengolah air buangan, seperti dalam bentuk kolam
Pada umumnya bentuk dan sifat kehidupan mikroba bebas, tidak terikat oleh
substrat ataupun oleh bagian dari jasad hidup lainnya. Akan tetapi ada sekelompok
mikroba lainnya, yang juga terdiri dari bakteria dan jamur yang hidup secara simbiosa
di sekitar akar tanaman, baik tanaman yang hidup pada habitat tanah maupun pada
di dalam air buangan. Oleh karena itu, kehadirannya kemudian dimanfaatkan untuk
khususnya yang hidup di air, dapat dimanfaatkan sebagai pengolah buangan (Unus
Suriawiria, 2005).