Penggunaan bahan tekstil baik sebagai bahan sandang maupun bahan industri
berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Dahulu, penggunaan
bahan tekstil terbatas dalam bentuk mentah (grey). Namun semakin lama kita
membutuhkan bahan tekstil dengan spesifikasi tertentu. Agar spesifikasi
tersebut dapat dipenuhi, perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap
bahan grey.
Salah satu pengolahan yang dilakukan terhadap bahan tekstil adalah
penyempurnaan. Proses Penyempurnaan (finishing) dapat didefinisikan
sebagai pengerjaan pada serat, benang atau kain yang ditujukan untuk
mengubah / menyempurnakan kenampakan, pegangan atau daya guna (fungsi)
dari bahan-bahan tersebut.
Proses penyempurnaan tekstil dibagi 2 (Dua) yaitu :
1. Proses Penyempurnaan Awal, meliputi :
Proses Pembakaran Bulu
Penghilangan Kanji
Pemasakan
Pengelantangan
Merserisasi dan
Heat-setting.
2. Proses Penyempurnaan Akhir bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan
kualitas dan daya pakai bahan, sehingga penggunaan bahan lebih luas. Proses
ini Meliputi :
Perbaikan Kenampakkan
Stabilitas Dimensi
Pegangan (Handfeel) dan
Perbaikan Sifat Khusus/Daya Guna.
Yang semua proses penyempurnaan akhir ini dibagi kembali kedalam 2 (Dua)
pengerjaan prosesnya yaitu :
a. Proses Penyempurnaan Basah (Kimia) : Menggunakan zat kimia dan
hasilnya bersifat permanen
b. Proses Penyempurnaan Kering (Fisika) : Tanpa menggunakan zat kimia
dan hasilnya tidak bersifat permanen.
1. Gambar Rol Penekan Kain Pada Jarum Dan Sinar Lampu Pedeteksi
Kotoran Kain.
2. Operator Mesin Stenter dan Heating Chambers didepan Operator.
3. Gambar Jarum-jarum Stenter