PENDAHULUAN
(AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
kegiatan.
penting akibat dari rencana usaha atau kegiatan (PERMENLH No. 08 thn
2006).
timbul akibat usaha atau kegiatan), sampai ketinkat kawasan atau bahkan
ini.
lingkungan.
sebagai berikut :
pokok pertambangan.
ketenagakerjaan.
kesehatan kerja
hidup
dilaut (P2TU)
dampak lingkungan
kebijakan di bidang lingkungan hidup. Salah satu upaya yang harus dilakukan
untuk meminimalisasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan/ industri
kelayakan lingkungan yang harus dibuat oleh pemrakarsa kegiatan dan atau
usaha yang baru atau belum beroperasi, sehingga melalui dokumen ini dapat
yang telah digunakan (air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke
terlebih dahulu agar memiliki kualitas yang sama dengan kualitas air
lingkungan. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
5. Adanya mikroorganisme
Diperkirakan 20% dari limbah yang dibuang ke laut ialah limbah industri
berupa lumpur lunak (sludge), lumpur yang bercampur dengan bahan kimia
toksik, agen infeksi, dan bahan padat yang bersal dari endapan pengolahan
penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia,
pasar, jalan, terminal, rumah sakit, dan sebagainya, serta sumber nondomestik,
Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungan (otoo, 2004).ekosistem air laut
merupakan ekosistem paling luas dipermukaan bumi. Lebih dari dua pertiga
bagian bumi ini merupakan ekosistem laut. Ekosistem air laut ditandai oleh
salinitas ( kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl dapat mencapai 55%
terutama didaerah laut tropik, karena suhunya tingi (sekitar 25oC) dan
penguapan besar.
dan laut. Batas kearah darat meliputi bagian daratan yang kering dan terendam
air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
adanya perembesan air asin. Batas ke arah laut yaitu mencakup bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh adanya proses-proses alami yang terjadi didarat
seperti proses sedimentasi dan aliran air tawar, termasuk berbagai kegiatan
2004)
Menurut deni (2009), di indonesi, ekosistem pesisir merupakan sumber
telah menyerap 14 juta tenaga kera dan memberi kontribusi sekitar 26,5% dari
produktif, baik sebagai sumber pangan, tambang, mineral, dan energi, maupun
2.4. Timah
lunak (yang berarti bahwa hal itu dapat potong menjadi lembaran tipis) dan
dapat dipoles agar bersinar. Timah dapat membentuk dua alotrop berbeda di
bawah tekanan normal. Yaitu timah putih dan timah abu-abu. Timah putih
adalah bentuk logam timah yang paling akrab dengan kita. Timah abu-abu
adalah non-logam dan merupakan bahan tepung berwarna abu-abu. Timah abu-
Biji timah yang ditambang diindonesia umumnya adalah dari jenis endapan
timah aluvial dan sering disebut sebagai endapan timah sekunder atau disebut
timah palcer. Jeni sbiji timah ini sudah terlepas dari endapan induknya yaitu
timah primer, dan oleh air diendapkan kembali ditempat lain yang lebih rendah
(wikipedia,2013)
oleh partikel-partikel yang ada dalam air tersebut. (Kasry et al. 2012)
Warna air dapat menentukan kesuburan suatu perairan. Air yang keruh
berwarna hijau oleh fitoplankton lebih subur (lebih produktif) dari air keruh
berwarna coklat oleh lumpuran ataupun tanin dan asam humus (syafriadiman,
2005)
diameter pori 0,45 m. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad
renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang
lumpur, insang ikan dan kerang tertutup oleh sedimen dan akan mengakumulasi
bahan beracun seoerti pestisida dan senyawa logam. Bagian bawah sedime akan
merusak produksi pakan ikan (plankton), merusak telur ikan dan membendung
ikan dan binatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati.
proses pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang
2.5.3. pH
asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen
dalam larutan (adnan dalam Saeni, 1989). Sebagian biota akuatik sensitif
2.5.4. BOD
BOD ( Biological Oxygen Demand), atau kebutuhan oksigen biologis,
Bahan organik ini berupa lemak, protein, kanji (starch), glukosa, aldehida,
ester, dan sebagainya, BOD adalah jumlah oksigen yang digunakan untuk
ukuran bahan yang dapat dioksidasi melalui proses biokimia (Monoarfa, 2002).
2.5.5. DO
Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di
atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan
didalam air dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain cuaca, kepadatan
fitoplankton, siang dan malam dan dinamika kehidupan organisme yang ada di
dalamnya.
2.5.6. Fosfat
(Effendi dalam Dugam, 1972). Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat
organofosfat. Fosfat yang berikatan dengan ferri (Fe2(PO4)3) bersifat tidak larut
dan mengendap di dasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob, ion besi
valensi tiga (Ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi valensi dua (Ferro)
2.5.7. Nitrat
Darmono (2001). Bila terjadi hujan lebat air akan membawa nitrat dari tanah
masuk ke dalam aliran air sungai, danau, dan waduk, kemudian menuju lautan
dalam kadar yang cukup tinggi. Hal ini akan merangsang tumbuhnya algae dan
tanaman air lainnya. Kelimpahan unsur nutrisi nitrat ini dalam air disebut
euthrophication, yang berasal dari bahasa latin eutrophos yang artinya “pakan
sehingga beberapa spesies ikan akan musnah dan tanaman air akan dapat
2.5.8. Ammonia
Ammonia dalam air ada dua bentuk, yaitu bentuk ion ammonium
(NH4+) dan bentuk gas ammoniak (NH3). Kedua bentuk ammonia tersebu
iluvasi pupuk. Ammonium bebas bersifat racun bagi ikan (Syafriadiman, 2005).
III. METODE PRAKTEK
Alat yang digunakan dalam praktek magang di lapangan tertera pada tabel 1.
biji timah dari belakang kapal produksi dan analisis sampel laut dilakukan
Alat Kegunaan
sampling
riau dan riau. Data primer pada proses magang dilaksanakan tidak ada data yang
bisa diambil karena waktu antara pengambilan data ( sampel air) dengan magang
yang dilaksanakan tidak bertepatan dengan jadwal pengambilan langsung sampel
air oleh pihak lingkungan hidup (LH) PT. Timah (Persero) Tbk. Sementara itu,
penerapan RPL dari wawancara dengan pihak LH dan data kualitas perairan yang
kepulauan riau dan riau dilokasi tempat eksploitasi timah. Proses pengambilan
data primer berupa pengamatan proses eksploitasi bijih timah terhadap kapal
produksi (KK dan KIP) dalam penerapan rencana pemantauan lingkungan (RPL)
dengan terjun langsung kelapangan melihat teknik eksploitasi bijih timah dan
kondisi lapangan pada tahap operasi. Pada saat dilapangan, proses pengamatan
dilakukan di kapal produksi (KK dan KIP) dengan melihat tahap operasi
pembuangan tailing yang dilakukan dibelakang kapal pada waktu yang sama dan
Sementara itu, proses pngambilan data primer berupa sampel air tidak
dilaksanakan karena belum berkenaan dengan jadwal yang ditentukan oleh PT.
Timah Tbk. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara berdiskusi atau
wawancara dengan pihak lingkungan hidup (LH) PT. Timah (Persero) Tbk.
Proses pengambilan sampel air dilakukan oleh pihak LH PT. Timah (Persero)
Tbk. Sampel yang diambil dari belakang kapal kemudian dimasukkan ke dalam
produksi (KK dan KIP). Sampel kemudian dibawa ke PT. Sucofindo untuk
Data primer yang didapat berupa data analisis di lapangan oleh PT. Timah
(persero) Tbk. Yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Dokumentasi proses pemantauan di laut dan juga data sekunder yang diperoleh
dari data laporan pemantauan lingkungan tahun 2015 oleh PT. Timah (persero)
Tbk. Wilayah kepulauan riau dan riau, selanjutnya dianalisis dengan melakukan
http://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/viewFile/1371/1232