Asesmen segera kasus trauma : yaitu proses untuk pasien dengan cedera
signifikan, untuk mengidentifikasi :
Cedera yang berpotensi mengancam nyawa
Derajat keparahan cedera
Menentukan metode transfer
Pertimbangkan Bantuan Hidup Lanjut
Asesmen segera kasus medis : yaitu dilakukan pada pasien yang tidak
sadar, delirium/disorientasi, identifikasi segera kondisi yang berpotensi
mengancam nyawa
Asesmen terfokus : kasus trauma dan kasus medis
Asesmen terfokus kasus trauma dilakukan untuk pasien yang telah
dipastikan tidak cedera dan berfokus pada keluhan utama pasien
Asesmen terfokus kasus medis dilakukan pada pasien sadar, berorientasi
baik berfokus pada keluhan utama pasien
Asesmen secara mendetail, yaitu pemeriksaan dilakukan dari kepala
sampai kaki untuk menidentifikasi masalah yang tidak mengancam nyawa
pasien
Asesmen berkelanjutan, yaitu dilakukan selama transfer, untuk
mengidentifikasi adanya perubahan kondisi (perbaikan/perburukan) pasien
C. RUANG LINGKUP
Semua pasien yang datang ke rumah sakit dilakukan asesmen, yaitu :
Meliputi asesmen informasi (asesmen medis, asesmen segera dan
terfokus, serta asesmen berkelanjutan), termasuk riwayat penyakit
sebelumnya
Asesmen skala nyeri
Asesmen status gizi
Asesmen kebutuhan fungsional
2|PokjaAP
Asesmen keperawatan
Asesmen psikologi
Asesmen sosio-ekonomi
D. BATASAN OPERASIONAL
Asesmen/pengkajian pasien dilakukan untuk semua pasien rawat jalan dan
rawat inap, dilakukan oleh semua petugas kesehatan, sejak pasien sebelum
masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit, asesmen dilakukan secara
berkesinambungan agar kebutuhan pelayanan kesehatan pasien teridentifikasi
dan terpenuhi. Asesmen sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien dibagi
menjadi dua, yaitu :
Asesmen bersifat general atau umum
Asesmen untuk populasi khusus, misalnya:
Pediatrik
Maternity
Geriatri
Korban kekerasan
Pasien pada stadium terminal
Rumah Sakit akan menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen mendalam
dan jika diperlukan 3 | P a g e dilakukan modifikasi yang harus dilakukan
pada pasien populasi khusus sehingga dapat tercermin kebutuhannya
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia No.29 tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang-undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia No.44 tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit
3|PokjaAP