Anda di halaman 1dari 14

Vol. 17, No.

2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411


e-ISSN: 2549 – 9815

MESIN DESTILASI PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI


BAHAN BAKAR MINYAK MENGGUNAKAN KONDENSOR
BERTINGKAT DAN PENDINGIN KOMPRESI UAP

Arwizet1*
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
*arwizet1969@gmail.com

Abstrak— Studi ini mencoba mencari solusi dari penggunaan bahan bakar fosil (fossil energy) untuk
menggunakan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak bersih dan layak hidup. Penelitian ini
bertujuan untuk membangun dan meneliti mesin distilasi dengan dua sistem siklus pengolahan
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.. Pengujian dilakukan dengan dua cara: tes pertama
tanpa tes plastik), uji kedua dengan pembakaran sampah plastik. Hasil pengujian pada kondisi mesin
kosong untuk pengaturan thermostate 4, terlihat pencapaian suhu rata-rata terendah di ruang
pendingin yang bisa diraih dengan mendinginkan rentang mesin 5 ° C sampai 6°C. Pada setting
termostat 6, prestasi temperatur di ruang pengeringan rata-rata terendah berkisar antara 2°C sampai
3°C. Sedangkan untuk pengujian kelembaban udara yang mengandung limbah plastik di ruang
pengeringan sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengujian kosong yang sekitar 67% sampai
72%. Koefisien Performansi (COP) untuk pengujian maksimal kosong atau mengandung pengujian
santan untuk pengaturan termostat 4 dan 6 berkisar antara 0,67 sampai 0,69.

Kata kunci: Limbah plastik, Terephtalate Polyethylene (PET), High Density Polyethylene (HDPE),
mesin distilasi, koefisien kinerja (COP)

Abstract- This study tried to find solutions from the use of fossil fuels (fossil energy) to use plastic waste
into clean fuel oil and worthy life. This research is aimed to building and researching a distillation
machine with two cycles system processing plastic waste into fuel oil. Testing is done in two ways: first test
without the plastic burning), the second test with the burning of plastic waste. The test results on the
conditions the engine empty for setting thermostate 4, looks achievements lowest average temperature in
the cooling chamber that can be achieved by cooling the engine range 5°C to 6oC. At thermostate setting 6,
achievements of temperartur in the drying chamber the lowest average ranged from 2oC to 3oC. As for the
testing of air moisture containing plastic waste in the drying chamber is slightly higher when compared to
the empty testing which is about 67% to 72%. Coefficient Of perfomance (COP) for testing the maximum
empty or contains coconut milk testing for thermostate setting 4 and 6 ranged from 0.67 to 0.69 .

Key words: Plastic waste, Terephtalate of Polyethylene (PET) and High Density Polyethylene (HDPE),
distillation machine, coefficient of performance (COP)

Copyright © 2017 INVOTEK. All rights reserved

I. PENDAHULUAN Saat ini harga minyak dunia telah menembus


Dampak krisis energi dunia khususnya harga di atas US $100/barel. Kenaikan harga
Minyak Bumi sejak tahun 1973 masih terasa minyak dunia tentu saja akan merugikan
hingga saat ini. Krisis minyak bumi tersebut Indonesia, karena hal tersebut akan membuat
terasa sangat mempengaruhi perekonomian biaya anggaran subsidi minyak bumi semakin
dunia, termasuk Indonesia. Sebetulnya sejak membengkak. Lonjakan harga minyak hingga
tahun 2004 Indonesia telah menjadi negara di atas US $100/barel tentu juga akan
net importir minyak, artinya Indonesia sudah mempengaruhi aktifitas perekonomian di
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan berbagai belahan dunia. Beberapa waktu lalu
energi dalam negeri terhadap minyak bumi. kelangkaan BBM merupakan pemandangan
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

yang bisa dijumpai di berbagai daerah di bahan bakar minyak. Misalnya untuk
tanah air. Dari segi APBN, subsidi BBM yang transportasi, pembangkit listrik, keperluan
mencapai 25% dinilai sebagai sesuatu yang rumah tangga dan sebagainya semuanya
tidak wajar dan memberatkan. Krisis bahan memerlukan bahan bakar minyak. Untuk
bakar minyak (BBM) ini disinyalir mengatasi kebutuhan bahan bakar minyak
merupakan penyebab melemahnya rupiah diperlukan solusi lain seperti konversi dari
terhadap dolar. minyak ke gas, atau dari penggunaan minyak
Ketergantungan terhadap bahan bakar ke tenaga listrik. Beberapa pengembangan
fosil memiliki ancaman serius, yakni: (1) teknologi dewasa ini di Indonesia diarahkan
menipisnya cadangan minyak bumi yang untuk alih penggunaan bahan bakar minyak
diketahui (bila tanpa temuan sumur minyak ke berbagai bentuk lain seperti pembuatan
baru), (2) kenaikan/ketidakstabilan harga mobil listrik, motor litrik, motor berbahan gas
akibat laju permintaan yang lebih besar dari (LPG) dan sebagainya. Penelitian ini
produksi minyak. Pemerintah sebenarnya mencoba mencari solusi dari penggunaan
telah menyiapkan berbagai peraturan untuk bahan bakar minyak (energi fossil) ke
mengurangi ketergantungan terhadap bahan pemanfaatan sampah plastik dan bahan
bakar fosil (misalnya: Kebijakan Umum lainnya menjadi bahan bakar minyak yang
Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan bersih dan layak pakai.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Sampah adalah suatu bahan yang
No 996.K/43/MPE/1999 tentang prioritasi dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
penggunaan bahan bakar terbarukan untuk maupun alam yang belum memiliki nilai
produksi listrik yang hendak dibeli PLN). ekonomis. Secara garis besar, sampah
Namun sayang sekali, pada tataran dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1) sampah
implementasi belum terlihat adanya usaha anorganik/kering contoh: logam, besi, kaleng,
serius dan sistematik untuk menerapkan plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat
energi terbarukan guna substitusi bahan bakar mengalami pembusukan secara alamai; 2)
fosil. sampah organik/basah contoh: sampah dapur,
Konsumsi minyak bumi dengan berbagai sampah restoran, sisa sayuran, rempah-
turunannya (bensin, solar dan minyak tanah) rempah atau sisa buah dan lain-lain yang
semakin memberatkan anggaran belanja dapat mengalami pembusukan secara alami;
Negara (APBN). Sehingga menimbulkan 3) sampah berbahaya contoh: baterai, botol
berbagai usulan agar harga minyak di racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-
Indonesia dinaikkan. Bensin yang dulu lain.
berharga Rp 4.500/liter saat ini telah menjadi Sampah plastik dalam jumlah banyak
Rp 6.500/liter. Pembatasan subsidi minyak merupakan suatu faktor yang dapat
oleh negara jelas akan berdampak pula menyebabkan polusi pada lingkungan (tanah
terhadap perekonomian masyarakat. dan air), jika tidak dikelola dengan baik.
Diperkirakan harga semua komoditi akan naik Dalam banyak hal sampah plastik baru
teruatama kebutuhan bahan pokok, hal ini digunakan untuk pembuatan bahan kerajinan
jelas akan sangat memberatkan ekonomi tangan seperti pembuatan bunga, hiasan
masyarakat. Menteri BUMN Dahlan Iskan dinding, tas jinjing, dompet dan sebagainnya.
mengatakan (dalam Padang Ekspress, 20 Maka pada penelitian ini akan di kembangkan
Maret 2012) jika tidak ingin terbebani oleh Mesin destilasi sistem dua siklus pengolah
bahan bakar minyak (BBM) marilah kita sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
ramai-ramai meninggalkan bahan bakar (BBM) yang bersih dan layak pakai.
minyak. Himbauan ini sepertinya sebuah Diharapkan dengan adanya mesin ini,
solusi, tetapi meninggalkan bahan bakar dapat menjadi sebuah terobosan baru dalam
minyak dalam waktu singkat sangat sulit mengatasi kebutuhan akan bahan bakar
dilakukan karena hampir semua sektor minyak dan sekaligus untuk mengatasi
kehidupan tidak terlepas dari penggunaan masalah sampah plastik sebagai sumber

76 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

polusi pada lingkungan. Pada akhirnya tangki pemisah. Fase uap dan fase cair yang
penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi meninggalkan tangki pemisah dianggap
solusi atas dua permasalahan yaitu masalah berada dalam kesetimbangan.
kebutuhan akan bahan bakar minyak dan Satuan yang digunakan biasanya dalam
permasalahan polusi oleh sampah plastik mol atau mol/jam. Fraksi mol untuk
terhadap lingkungan sekitar. Ini juga menyatakan konsentrasi. D adalah uap yang
merupakan sebuah terobosan inovasi terbentuk (pada flashing) atau tersisa pada
teknologi tepat guna dalam proses pengolahan kondensasi parsial. W adalah cairan yang
sampah menjadi bahan bakar minyak. diambil atau produk bawah (residu). Rasio
D/F adalah fraksi dari umpan yang teruapkan
pada proses pemisahan flashing. Untuk basis
II. STUDI PUSTAKA satu mol umpan yang masuk, dapat disusun
neraca massa untuk komponen i adalah:
A.Definisi Destilasi Secara Umum ziF  ( D / F ) yiD  (1 D / F ) xiW (1)
Destilasi pada dasarnya adalah proses Pada sistem dua komponen (biner) neraca
pemisahan suatu campuran menjadi dua atau massa disusun untuk komponen yang paling
lebih produk, lewat eksploitasi perbedaan volatil, dan subskrip i dapat dihilangkan.
kemampuan menguap komponen-komponen
dalam campuran. Dalam kata lain destilasi 1) Perhitungan Destilasi Flash (Kilat)
adalah suatu cara pemisahan larutan dengan Persamaan (1) dapat dituliskan untuk
menggunakan panas sebagai pemisah komponen yang lebih mudah menguap
(separating agent). Proses ini dilakukan di (volatil) dalam campuran biner sebagai
dalam suatu kolom baki (tray column) atau berikut :
kolom dengan isian (packing column), y D   (W / D) xW  ( F / D) z F (2)
sehingga dapat terjadi kerja pemisahan yang atau,
lebih baik.
yD   [(1 D / F) /(D / F)]xW  zF /(D / F)
Umumnya metode destilasi digunakan
untuk memisahkan komponen-komponen dari (3)
suatu larutan. Ada beberapa metode destilasi
yang sering digunakan dalam industri yakni: Di mana yD dan xW adalah komposisi
1) Destilasi kilat (flash destillation) & pada kesetimbangan. Neraca massa total dan
kondensasi parsial neraca komponen diperlukan untuk
2) Destilasi sederhana (simple destilla-tion) menghitung komposisi dari campuran dua
3) Destilasi uap (steam destillation) fase yang terbentuk. Apabila zi
4) Distilasi kilat (flash) & kondensasi parsial melambangkan fraksi mol komponen i dalam
Distilasi kilat (flash) terdiri dari arus umpan untuk campuran multi komponen.
penguapan sebagian tertentu zat cair, sehingga Neraca massa total :
uap yang keluar berada dalam kesetimbangan F=D+W (4)
dengan zat cair yang tersisa. Uap ini lalu Neraca komponen i adalah :
dipisahkan dari zat cair dan dikendensasikan. z i F  yi D  xiW (5)
Peralatan yang digunakan pada destilasi jenis
ini terdiri dari: heat exchanger (atau kadang- f i  d i  wi
kadang ketel pipa untuk komponen- Dengan memasukkan hubungan
komponen dengan titik didih tinggi) dan satu kesetimbangan yi = Ki xi dan menyusun ulang
tangki pemisah (flash drum). Pada proses persamaan (1), untuk memperoleh xi maka,
flashing, suatu umpan yang volatil dialirkan xi  z i [(1  D / W )(1  K i D / W )]
melalui pemanas, kemudian dilewati ke keran
penurun tekanan (choke valve), lalu masuk ke (6)

Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)


77
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Persamaan (6) memungkinkan kita digunakan untuk memisahkan campuran


menghitung komposisi cairan residu jika suhu larutan binar ataupun multikomponen. Contoh
flash, tekanan total, komposisi umpan, dan operasi distrilasi sederhanan adalah peralatan
rasio D/W yang tertentu. distilasi di laboratorium. Larutan diisikan ke
Komposisi fase uapnya adalah, dalam labu distilasi, dipanaskan untuk menjaga
yi  z i [(1 D / W ) / (1  W / K i D)] cairan tetap mendidih dan uap yang terbentuk
(7) diambil secara kontinyu dan kemudian
Persamaan-persamaan tersebut dapat diembunkan.
digunakan untuk menghitung komposisi tiap
fase, dengan syarat; 3) Destilasi Uap
 yi  1,0 dan Pada kasus dimana ingin dipisahkan
komponen volatil A yang terdapat pada suatu
x i  1,0 campuran organik biner terdiri dari komponen
Untuk penyelesaian dengan grafis A dan komponen non-volatil B. Pemisahan
persamaan dapat dituliskan : dapat dilakukan menggunakan destilasi uap
y D   (W / D) xW  ( F / D) z F (steam). Komponen A dan B tidak saling
melarut, demikian juga komponen A dan B
y D   [(1  D / F ) /( D / F )] xW  z F / ( D / F )
tidak larut dalam air. Kasus-kasus seperti ini
(8) banyak ditemui, contohnya pada pengambilan
atau hidrokarbon ringan dari minyak-minyak berat
y D   [(1  ) /( )] xW  z F (1 / ) , (yang non volatil), pengambilan komponen
Dimana: yang sensitif terhadap suhu (minyak atsiri,
Ψ = D/F (9) parfum, vitamin) dari campuran fase organik.
Titik didih campuran A dan B ditentukan
 Perhitungan Kondensasi Parsial oleh tekanan uap komponen A dan
Prinsip pemisahan secara kondensasi konsentrasinya, xA dalam campuran. Hubungan
parsial sama dengan pemisahan flash. Operasi dengan tekanan total dengan tekanan total
kondensasi parsial adalah kebalikan dari adalah :
pemisahan flash. Metodanya adalah Pt  PAo . X A  PBo . (1  X A )
melewatkan campuran uap di atas suatu (10)
permukaan yang dingin, sehingga dapat Pada distilasi uap, yang melibatkan
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi. komponen volatil A dalam campuran A dan
Pada kondensasi parsial, umpan yang komponen non-volatil B, tekanan total pada
berupa uap akan didinginkan dalam heat titik didih dihubungkan dengan tekanan parsial
exchanger, biasa disebut sebagai kondenser, dari kedua fase cairan yang tak terlarut sebagai
hingga mencapai suhu dew point-nya. Dengan berikut :
pendinginan lebih lanjut akan terjadi Pt  PWo .  PAo . X A (11)
pengembunan. Campuran uap-cair yang
diperoleh setelah pendinginan dimasukkan ke Tekanan uap PWo . dan PAo ditentukan
dalam suatu tangki pemisah di mana cairan olah T, yaitu suhu bubble point dari operasi
akan terkumpul dan diambil melalui suatu distilasi uap. Untuk operasi pada tekanan
saluran pengeluaran. Fase uap dan cair yang konstan, dengan turunnya fraksi mol komponen
meninggalkan tangki pemisah berada dalam A dalam fase organik selama operasi akan
kesetimbangan. Operasi kondensasi parsial menyebabkan suhu distilasi akan naik. Suhu
adalah suatu pemisahan stage tunggal (single maksimum dari distilasi uap adalah suhu didih
stage equibrilium). air pada tekanan sistem Pt. Oleh sebab itu,
kisaran suhu operasi distilasi uap tergantung
2) Distilasi Sederhana pada nilai Pt, xA, tekanan uap PWo . dan PAo .
Distilasi sederhana atau biasa dikenal
sebagai distilasi batch adalah proses yang

78 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

dan sisa cairan akan berada dalam


keseimbangan, sebelum campuran dipisahkan
menjadi distilat dan residu.
Uap yang terbentuk selanjutnya
diembunkan dan dipanaskan secara berulang-
ulang, maka akhirnya akan diperoleh
komponen-komponen turunan dari minyak
bumi dalam keadaan yang relatif murni.
Gambar 2. memperlihatkan system destilasi
minyak bumi yang menggunakan menara
bertingkat sebagai kondensor.

Gambar 1. Bentuk destilasi uap (steam destillation)

B. Proses Destilasi Pada Minyak Bumi


Proses destilasi dalam kilang minyak
bumi merupakan proses pengolahan secara
fisika yang primer yang mengawali semua
proses-proses yang diperlukan untuk
memproduksi BBM dan Non-BBM. Proses
destilasi ini dapat menggunakan satu kolom
Gambar 2. Model proses estilasi minyak bumi dengan
atau lebih menara destilasi. Secara kondensor bertingkat
fundamental semua proses-proses destilasi
dalam kilang minyak bumi adalah sama. C. Sampah Plastik Buangan Rumah
Semua proses destilasi memerlukan beberapa Tangga/Industri
peralatan yang penting yaitu: 1). Definisi Plastik
 Pemanas uap menguapkan minyak bumi Plastik adalah senyawa polimer yang
 Kondensor dan cooler terbentuk dari polimerisasi molekul-molekul
 Menara fraksionas kecil (monomer) hidrokarbon yang
 Kolom stripping membentuk rantai yang panjang dengan
 Wadah penampung hasil destilasi struktur yang kaku. Plastik juga disebut
Proses pemisahan secara distilasi dengan sebagai senyawa sintesis dari minyak bumi
mudah dapat dilakukan terhadap campuran, yang dibuat dengan reaksi polimerisasi
dimana antara komponen satu dengan molekul-molekul kecil (monomer) yang sama,
komponen yang lain terdapat dalam campuran sehingga membentuk rantai panjang dan kaku
: dan akan menjadi padat setelah temperatur
 Dalam keadaan standar berupa cairan, pembentukannya. Plastik memiliki titik didih
saling melarutkan menjadi campuran dan titik beku yang beragam, tergantung dari
homogen. monomer pembentuknya. Monomer yang
 Mempunyai sifat penguapan relatif (α) sering digunakan adalah etena (C2H4),
cukup besar. propena (C3H6), styrene (C8H8), vinil
 Tidak membentuk cairan azeotrop. klorida, nylon dan karbonat(CO3).
Pada proses pemisahan secara destilasi, Penamaan dari plastik sesuai dengan
fase uap akan segera terbentuk setelah nama monomer-nya dan diberi awalan poli-.
sejumlah cairan dipanaskan. Uap Contohnya, plastik yang terbentuk dari
dipertahankan kontak dengan sisa cairannya monomer-monomer propena, namanya adalah
(dalam waktu relatif cukup) dengan harapan polipropilena. Hampir semua plastik sulit
pada suhu dan tekanan tertentu, antara uap untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan
Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)
79
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

karbon rantai panjang dan memiliki tingkat Plastik jenis polietilen (PE) dibedakan
kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak lagi menjadi 7 tingkatan yang dibedakan atas
dapat diuraikan oleh mikroorganisme jenis polimernya. Dilambangkan dengan
sehingga tidak hancur di dalam tanah. segitiga panah yang diberi angka di dalamnya
Makanya plastik disebut sebagai sampah dari angka 1 hingga 7. Lambang segitiga
anorganik yang menyebabkan pencemaran panas bertanda angka 1 disebut PET
(polusi) pada tanah. Plastik juga mencakup (Polyethylene Terephtalate); angka 2 disebut
produk polimerisasi sintetik atau semi- HDPE (High Density Polyethylene); tanda
sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi angka 3 disebut PVC (Polyvinyl Chloride);
organik atau penambahan polimer dan bisa tanda angka 4 disebut LDPE (Low Density
juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan Polyethylene); tanda angka 5 disebut PP
performa atau ekonomi. (Polypropylene), tanda angka 6 disebut PS
(Polystyrene), tanda angka 7 disebut
Multilayer. Umumnya ketujuh jenis plastik
polietilen ini banyak sekali dijumpai
penggunaannya di tengah-tengah
masyarakat. Jika sudah rusak umumnya
menjadi sampah dan sangat merusak
lingkungan. Yang paling banyak dijumpah
menjadi sampah adalah jenis PET
(Polyethylene Terephtalate) karena banyak
Gambar 3. Biji plastik yang siap untuk diproses lebih digunakan untuk botol air mineral dan botol-
lanjut botol minuman ringan lainnya. Gambar 6
Ada beberapa polimer alami yang hingga gambar 8 adalah beberapa jenis plastik
termasuk plastik. Plastik didesain dengan polietilen dan turunannya berdasarkan jenis
variasi yang sangat banyak dalam properti polimer pembentuknya.
yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Akibat kemampuan
adaptasinya, komposisi yang umum dan
beratnya yang ringan memastikan plastik
digunakan hampir di seluruh bidang industri.

2)Jenis-Jenis Plastik
Menurut Ahvenainen, Raija (2003)
plastik dapat digolongkan berdasarkan:
a. Sifat Fisikanya
 Termoplastik
Merupakan jenis plastik yang bisa
didaur-ulang lagi dengan proses pemanasan
ulang. Contoh: Polietilen (PE), Polistiren Gambar 4. Simbol dan tingkatan plastik jenis
(PS), Acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polietilen
Polikarbonat (PC). Plastik jenis Polietilen
(PE) dibedakan lagi atas 7 tingkatan seperi
pada gambar 4.
Bentuk-bentuk plastik jenis polietilen
(PE) yang banyak dijumpai pemakaiannya di
masyarakat dengan berbagai keperluan,
seperti botol kemasan air mineral, jepitan
rambut, casing CD dan sebagainya. Plastik
jenis polietilen ini dibedakan pemakaiannya
yang ditandai dengan angka 1 hingga 7.

80 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

bening. Salah satu contohnya adalah plastik


botol air mineral ukuran gelas dan ukuran
Gambar 5. Contoh bentuk plastik jenis polietilen botol serta botol minuman lainnya yang
(PE) berwarna bening. Plastik jenis ini terasa lebih
lunak dan lembut dibanding dengan plastik
jenis lainnya.
Pemilihan jenis plastik PET
(Polyethylene Terephtalate) pada penelitian
tahun pertama ini karena plastik jenis ini
sangat banyak dijumpai sebagai produk
Gambar 6. Plastik jenis PET (Polyethylene buangan masyarakat setelah mengadakan acara
Terephtalate)
pesta, wisuda, rapat-rapat dan pertemuan
lainnya. Mesin destilasi yang dirancang
bangun memang tidak dibatasi pada satu jenis
plastik saja, bisa juga digunakan untuk
berbagai jenis plastik, akan tetapi dengan
terbatasnya waktu dan biaya maka penelitian
untuk tahap pertama ini pada plastik jenis
Gambar 7. Plastik jenis HDPE plastik PET (Polyethylene Terephtalate.)
Setiap kali pengujian digunakan plastik jenis
Polyethylene Terephtalate sebanyak 2,5 kg.
Plastik dimasukan ke dalam ruang
pembakaran, lalu kompor dihidupkan
sedemikian rupa hingga temperatur dalam
ruangan berkisar antara 300-400oC. Uap hasil
pembakaran ditampung pada kolom uap untuk
selanjutnya dikondensasikan di dalam
kondensor. Setiap pengujian dilakukan
Gambar 8. Plastik jenis LDPE sekitar 150 menit.
(Low Density Polyethylene)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


III. METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Pengujian pada penelitian Hibah Bersaing
eksperimen, dengan tujuan mengembangkan tahun pertama ini difokuskan kepada unjuk
dan mengimplemen- tasikan serta kerja (performance) mesin destilasi sampah
menghasilkan mesin destilasi pengolah plastik. Pengujian dibedakan atas pengujian
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak kosong dan pengujian dengan menggunakan
menggunakan kondensor (condenser) sampah plastik. Pengujian kosong
bertingkat dan pendingin kompresi uap. dimaksudkan agar diketahui unjuk kerja
Objek penelitian adalah sampah plastik dan mesin ini sebelum diberi beban pendinginan
mesin destilasi fraksinasi. Sampah plastik yaitu uap hasil pembakaran. Setelah
yang dijadikan sampel pengujian adalah pengujian kosong, maka selanjutnya
sampah plastik jenis Polytehylene (PE) yang dilakukan pengujian dengan menggunakan
berbahan dasar polimer PET (Polyethylene sampah plastik. Sampah plastik yang
Terephtalate). Plastik jenis ini dijadikan sampel pengujian adalah sampah
umunya dihasilkan oleh produk buangan plastik jenis polyethylene terephtalate (PET)
(komoditi) rumah tangga yang berwarna dan jenis high density polyethylene (HDPE).
Setiap pengujian plastik yang dibakar adalah
Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)
81
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

2,5 kg dalam waktu 150 menit. Data yang yang lama di dalam plastik dan lama
didapatkan dari hasil pengujian mesin kelamaan akan menguap ke udara. Sebagian
destilasi sampah plastik ini, juga dibedakan tim peneliti bakar untuk membuktikan bahwa
atas dua bagian yaitu; pertama adalah gas yang dihasilkan tersebut betul-betul gas dan
hidrokarbon dan bahan bakar minyak yang hasilnya gas yang ada dalam kantong plastik
dihasilkan, kedua adalah data laju penurunan tersebut dapat menyala dengan baik seperti
temperatur yang terjadi dalam ruang layaknya gas LPG. Bahan bakar minyak yang
pendingin. dihasilkan tim peneliti coba dokumentasi-kan
cepat seperti pada gambar 9. Bahan bakar
a Gas Hidrokarbon dan Bahan Bakar Minyak minyak yang dihasilkan diperoleh dari saluran
Yang Dihasilkan kondensasi bensin dan minyak tanah. Bentuk
Gas hidrokarbon yang dihasilkan dari fisik dan bau dari bahan bakar minyak yang
pembakaran sampah plastik ditampung dalam dihasilkan dari kedua saluran ini hampir
menara uap dan sebagian dari gas hidrokarbon sama. Sama-sama bening dan berbau
ini terkondensasi menjadi bahan bakar menyengat menyerupai aftur. Secara kimia
minyak. Dari 2,5 kg sampah plastik yang tim belum menguji hasil bahan bakar minyak
dibakar pada setiap kali pengujian dalam hasil kondensasi ini.
waktu 150 menit pengujian yang banyak
dihasilkan baru gas hidrokarbon dengan
volume sekitar 20 liter. Dalam beberapa kali
pengujian yang dilakukan baik menggunakan
sampah plastik jenis polyethylene terephtalate
(PET) maupun jenis plastik high density
polyethylene (HDPE) peneliti belum
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai
dengan rencana penelitian.
Dalam penelitian ini direncanakan setiap
pembakaran plastik 2,5 kg jenis polyethylene Gambar 9. Bahan bakar minyak hasil kondensasi pada
terephtalate (PET) maupun jenis plastik high saluran bensin
density polyethylene (HDPE) maka
diharapkan didapatkan gas hidrokarbon Dari gambar 9 terlihat bahwa secara fisik
sekitar 10 hingga 15 liter dan bahan bakar tidak tampak perbedaan yang signifikan
minyak hasil kondensasi sekurang-kurangya bahan bakar minyak hasil kondensasi yang
300 hingga 400 ml. Namum kondisi tersebut berasal dari saluran kondensasi bensin dengan
belum tercapai hingga terakhir pengujian. saluran kondensasi minyak tanah. Hasil
Meskipun telah dilakukan banyak perubahan- analisa tim peneliti dapat disimpulkan
perubahan terhadap mesin destilasi terutama sementara, hal ini terjadi diakibatkan oleh
pada komponen kondensasinya, namun masih tabung penampung uap yang disebut dnegan
belum menghasilkan seperti apa yang menara uap yang berfungsi sebagai fraksinasi
diharapkan. uap tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Hasil pengujian yang dapat disampaikan Ukuran tinggi masih terlalu kurang dan
pada laporan penelitian ini hingga pengujian diameternya terlalu besar. Secara teori
terkahir adalah; gas hidrokarbon dengan menara uap ini harus lebih tinggi lagi yang
volume sekitar 20 liter dan bahan bakar yang ada sekarang lebih kurang 15 meter. Jika
minyak 15 ml. Gas hidrokarbon yang hal ini dapat diwujudkan maka proses
dihasilkan dari hasil pembakaran ditampung fraksinasi uap sesuai dengan titik didihnya
dengan menggunakan kantong plastik, jika akan berlangsung dengan baik. Hasil
penuh lalu diganti kantong plastiknya dengan kondensasi yang diharapkan menjadi minyak
yang baru. Gas hidrokarbon yang didapat bensin, minyak tanah dan solar (diesel) akan
tersebut tidak bisa disimpan dalam waktu diperoleh dengan baik. Dari gambar 9 juga
dapat dianalisa bahwa proses kondensasi

82 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

dalam ruang kondensor bertingkat belum ruang pendingin terlihat lebih cepat dari pada
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini settingan thermsotate 4 terutama pada awal-
terlihat dari hasil kondensasi yang belum awal proses pengeringan. Hal ini dapat
maksimal baru sekitar 15 ml dalam setiap kali dimaklumi, karena settingan 6 menghasilkan
pengujian, sisanya masih berbentuk gas suplai udara dingin dengan temperatur yang
hidrokarbon yang dapat dimanfaatkan. Perlu lebih rendah oleh mesin pendingin. Capaian
juga disampaikan pada laporan penelitian ini temperatur terendah dalam ruang pengering
bahwa hasil destilasi lain yang tidak kami yang dapat dicapai oleh mesin pendingin pada
dokumentasikan disini adalah residu. Residu settingan thermostate 4 adalah 5oC.
merupakan hasil sampingan dari proses
destilasi sampah plastik, namun hasilnya
masih sangat sedikit.

b. Uji Kinerja Mesin Destilasi Sampah Plastik


Seperti telah disebutkan di atas bahwa
pengujian terhadap kinerja mesin destilasi
sampah plastik dilakukan dengan beberapa
variasi yaitu pengujian kosong dan pengujian
berisi sampah plastik jenis polyethylene
terephtalate (PET) dan jenis plastik high
density polyethylene (HDPE). Contoh plastik Gambar 10. Laju penurunan temperatur dalam ruang
pendingin mesin destilasi pada settingan thermostate 4
jenis polyethylene terephtalate (PET) adalah
dan pengujian kosong.
botol bekas miniuman air mineral yang
berwarna bening. Sedangkan contoh plastik
Capaian temperatur 5oC dalam ruangan
jenis high density polyethylene (HDPE)
pendingin pada settingan thermsotate 4 pada
adalah kantong plastik kresek. Sampah plastik
ini dipotong kecil-kecil lalu dipanaskan dalam prinsipnya secara teori sudah cukup untuk
ruang pembakaran hingga temperatur mengkondensasikan uap hasil pembakaran
didihnya lebih kurang 300oC. Tiap variasi sampah plastik. Pada gambar 11 terlihat laju
pengujian dia atas diperlukan waktu 150 penurunan temperatur dalam ruang pengering
menit. untuk settingan thermsotate 6 lebih cepat
dibandingkan dengan settingan thermostate 4
1) Laju Penurunan Temperatur Dalam Ruang terutama juga diwal-awal pengujian.
Pendingin Kemampuan mesin pendingin untuk
Laju penurunan temperatur dalam ruang mendinginkan udara suplai pada settingan
pendingin dipengaruhi oleh banyak faktor; thermsotate 6 sedikit lebih tinggi dari
settingan 4. Hal ini terlihat dari data
diantaranya adalah beban pendinginan dari
penelitian yang dihasilkan bahwa capaian
uap yang akan dikondensasikan, lampu dan
beban pendinginan dari panas lingkungan temperatur terendah yang dapat dicapai juga
yang masuk ke dalam ruang pendingin. berbeda yakni bisa mencapai 2oC. Capaian
temperatur 2oC tentu akan mempercepat
a) Pengujian Kosong Settingan Thermostate
4 dan 6 proses kondensasi uap hasil pembakaran di
Pada pengujian kosong pada settingan dalam ruang pendingin.
thermsotate 4 terlihat laju penurunan
temperatur cukup signifikan pada awal-awal
pengujian. Namun setelah mendekati
temperatur 5oC terjadi perlambatan laju
penurunan temperatur. Pada setingan
thermostate 6 laju penuruan temperatur dalam
Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)
83
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Gambar 11. Laju penurunan temperatur dalam


ruang pendingin mesin destilasi pada
Gambar 13. Laju penurunan temperatur dalam ruang
settingan thermostate 6 dan pengujian kosong. pendingin mesin destilasi pada settingan thermostate
b) Pengujian Menggunakan Sampah Plastik 6 dan pengujian dengan sampah plastik jenis HDPE
Pada Ruang Pembakaran Settingan
Thermostate 6 Hal yang sama juga terjadi pada proses
Pada pengujian menggunakan sampah pengujian pada hari terakhir. Pada pengujian
plastik dalam ruang pembakaran, maka ini, laju penurunan temperatur pada ruang
settingan thermostate mesin pendingin pendingin terlihat hampir sama dengan
digunakan 6. Pada settingan ini capaian pengujian terdahulu yang menggunakan
temperatur yang dihasilkan dalam ruang sampah plastik. Capaian temperatur terendah
pendingin bisa mencapai 2oC hingga 0oC. dalam ruang pendingin sekitar 2oC - 0oC
Secara teori kondisi ini akan mempercepat seperti terlihat pada gambar 14.
terjadinya proses kondensasi gas hasil
pembakaran plastik dalam ruangan pendingin.
Makanya untuk pengujian dengan
menggunakan sampah plastik settingan
thermostate yang digunakan adalah 6.
Laju penurunan temperatur udara dalam
ruang pendingin pada pengujian berisi
sampah plastik jenis polyethylene terephtalate
(PET) dan jenis high density polyethylene
(HDPE) dapat terlihat pada gambar 12 dan
Gambar 14. Laju penurunan temperatur dalam ruang
13. pendingin mesin destilasi pada settingan thermostate 6
dan pengujian terakhir dengan sampah plastik jenis
PET

2) Hubungan Kelembaban Udara Dalam


Ruang Pendingin dengan Waktu
Pengujian
Kelembaban udara dalam ruang
pendingin secara prinsip tidak berubah secara
signifikan selama proses pengujian. Hal ini
terjadi karena gas hasil pembakaran plastik
tidak bersentuhan langsung dengan udara
dingin di dalam ruang pendingin. Yang
Gambar 12. Laju penurunan temperatur dalam ruang
pendingin mesin destilasi pada settingan thermostate 6 banyak berperan dalam proses kondensasi gas
dan pengujian dengan sampah plastik jenis PET hasil pembakaran dalam ruang
pendinginadalah proses perpindahan panas
dari gas ke pipa galvanis dan dari pipa
galvanis ke udara dingin dalam ruang.

84 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

Perpindahan panas yang terjadi secara


konveksi, konduksi dan konveksi lagi.

a) Pengujian Kosong Settingan Thermostate


4 dan 6
Pada pengujian kosong baik pada
settingan thermostate 4 atau 6 tidak terlihat
perubahan kelembaban udara dalam ruang
pendingin secara signifikan. Pada pengujian
kosong ini tidak ada penambahan temperatur Gambar 16. Perubahan kelembaban relatif udara dalam
dari uap hasil pembakaran sampah plastik. ruang pendingin terhadap waktu pengujian, settingan
Panas yang menjadi beban mesin pendingin thermostate 6, uji kosong.
hanya berasal dari panas lingkungan yang
masuk melalui dinding ruang pendingin dan b) Pengujian Menggunakan Sampah Plastik
panas yang berasal dari lampu serta Pada Ruang Pembakaran Settingan
pertukaran udara jika pintu intip dibuka tutup. Thermostate 6
Jadi tidak terjadi perubahan temperatur yang Pengujian dengan menggunakan sampah
signifikan dalam ruang pendingin yang dapat plastik jenis polyethylene terephtalate (PET)
mempengaruhi perubahan kelembaban dalam dan jenis high density polyethylene (HDPE)
ruang pendingin. dilakukan pada settingan thermostate 6 agar
proses pendinginan berlangsung lebh cepat.
Pada pengujian ini perubahan kelembaban
relatif udara dalam ruang pendingin berkisar
antara 68% hingga 73%. Proses pengujian
dengan menggunakan sampah plastik tidak
membuat terjadinya perubahan kelembaban
udara dalam ruang pendingin secara
signifikan. Hal ini disebabkan beban
pendinginan untuk pengkondensasian uap
hasil pembakaran tidak terlalu besar.
Gambar 17 dan 18 adalah grafik yang
Gambar 15. Perubahan kelembaban relatif udara dalam menunjukan hubungan perubahan kelembaban
ruang pendingin terhadap waktu pengujian, settingan
relatif udara dalam ruangan dengan waktu.
thermostate 4, uji kosong.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
Gambar 15 dan 16 adalah proses sampah plastik jenis PET dan HPDE dengan
perubahan kelemban relatif udara dalam settingan thermostate 6.
ruang pendingin selama proses pengujian
kosong dengan settingan mesin thermostate
mesin pendingin 4 dan 6. Kelembaban udara
dalam ruang pendingin pada pengujian
kosong baik pada settingan thermostate 4
berkisar antara 69% hingga 73%. Hal yang
sama juga pada pengujian kosong settingan
thermostate 6, berkisar antara 68% hingga
73%.
Gambar 17. Perubahan kelembaban relatif udara dalam
ruang pendingin terhadap waktu pengujian, settingan
thermostate 6, uji dengan sampah plastik jenis PET

Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)


85
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

performance, COP) dari mesin pendingin.


Pada penelitian ini juga diamati dan diukur
daya listrik yang disuplai ke mesin pendingin,
dan energi dingin yang bisa dihasilkan oleh
mesin pendingin dan termanfaatkan oleh
produk (Q,use). Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar diketahui pula kinerja dari mesin
pendingin secara keseluruhan.

a) Pengujian Kosong Settingan Thermostate


Gambar 18. Perubahan kelembaban relatif udara dalam
ruang pendingin terhadap waktu pengujian, settingan 4 dan 6
thermostate 6, uji dengan sampah plastik jenis HDPE Pada gambar 20 dan 21 terlihat laju
peningkatan kinerja atau Coefficient Of
Pada pengujian dihari terakhir dengan Performance (COP) dari mesi pendingin.
menggunakan sampah plastik jenis PET Kinerja mesin pendingin adalah kemampuan
menghasilkan kondensat bahan bakar minyak mesin pendingin dalam mendinginkan ruang
sebanyak 15 ml, kelembaban relatif udara pendingin dibagi dengan daya listrik yang
dalam ruang pendingin juga tidak mengalami disuplai oleh kompresor. Dalam
perubahan yang cukup berarti. Perubahan mendinginkan ruang pendingin pada dasarnya
kelembaban relatif udara yang terjadi hampir yang manjadi dasar kemampuan pendinginan
sama dengan pengujian menggunakan adalah beban panas yang dapat dibuang oleh
sampah plastik pada waktu sebelumnya. mesin pendingin persatuan waktu.
Kelembaban relatif udara dalam ruang
pendingin berkisar antara 68% hingga 73%
seperti ditunjukkan oleh gambar 19.

Gambar 20. Laju perubahan kinerja mesin pendingin


terhadap waktu pengujian, settingan thermostate 4 ,
uji kosong.

Gambar 19. Perubahan kelembaban relatif udara dalam


ruang pendingin terhadap waktu pengujian, settingan
thermostate 6, uji terakhir sampah plastik jenis PET

3). Hubungan COP Mesin Pendingin dengan


Waktu Pengujian
Besarnya daya listrik yang disuplai ke
kompresor mesin pendingin seharusnya
sebanding dengan banyaknya energi dingin
yang dapat termanfaatkan (Q,use) dalam Gambar 21. Laju perubahan kinerja mesin pendingin
terhadap waktu pengujian, settingan thermostate 6, uji
mendinginkan produk dalam ruang pengering.
kosong
Perbandingan antara energi dingin
termanfaatkan (Q,use) dengan daya listrik Dari gambar 19 dan 20 terlihat bahwa
yang disuplai ke dalam mesin pendingin COP mesin cenderung meningkat seiring
disebut dengan unjuk kerja (coefficient of

86 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815

dengan waktu pengujian. Peningkatan COP Hal yang sama juga terlihat pada pengujian
mesin pendingin dalam kisaran 0,6,76 hingga terakhir, perubahan COP mesin pedingin
0,693. terlihat pada kisaran 0,676 hingga 0,692

b) Pengujian Menggunakan Sampah Plastik


Pada Ruang Pembakaran Settingan
Thermostate 6
Untuk pengujian dengan menggunakan
sampah plastik, laju peningkatn COP mesin
pendingin terlihat juga hampir sama dengan
pengujian ksosong dengan kisaran antara
0,676 hingga 0,691. Hal sebetulnya
menunjukan bahwa mesin pendingin dapat
bekerja dengan baik. Mesin pendingin ini
bekerja cukup stabil. Artinya diberi beban Gambar 5.17. Laju perubahan kinerja mesin pendingin
pendinginan atau tidak diberi beban terhadap waktu pengujian, settingan thermostate 6, uji
pendinginan dalam bentuk uap panas hasil hari terakhir dengan sampah plastik jenis PET
pembakaran dalam ruang pembakaran COP
nya masih stabil. Hal ini dapat terlihat dari Rendahnya nilai COP mesin pendingin
gambar 22 dan 23. yang diapatkan dari hasil pengujian ini
menurut analisa tim penelitian dipengaruhi
oleh banyak faktor diantaranya adalah
kemampuan produk menyerap dingin yang
disuplai oleh mesin pendingin mungkin
rendah, banyaknya energi dingin yang
terbuang ke luar ruangan akibat adanya
kebocoran energi dari ruang pengering hasil
rancang bangun.

Gambar 22. Laju perubahan kinerja mesin pendingin V. KESIMPULAN


terhadap waktu pengujian, settingan thermostate 6, uji
dengan sampah plastik jenis PET Dari hasil pengujian unjuk kerja,
pengolahan dan analisis data yang telah
dilakukan pada mesin destilasi pengolah
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Secara teknis mesin destilasi pengolah
sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak hasil rancang bangun pada
penelitian ini dapat berfungsi, namun
masih perlu dilakukan perbaikan-
perbaikan sebelum dilakukan untuk
pengujian dalam skala yang lebih luas.
2. Ruang pendingin sudah berfungsi dengan
Gambar 23. Laju perubahan kinerja mesin pendingin baik, meskipun proses kondensasi tidak
terhadap waktu pengujian, settingan thermostate 6, uji
dengan sampah plastik jenis HDPE berhasil dicapai sebagaimana perencanaan
semula.
Mesin Destilasi Pengolahan Sampah.....(Arwizet)
87
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

3. Mesin destilasi telah dapat menghasilkan [7] Biyanto, TR, Suhartanto,T, Widjiantoro,
kondensat berupa bahan bakar minyak BL, Predicting Liquid-Vapor (LV)
(dicapai pada pengujian terakhir tanggal Composition at Distillation coloumn,
16 Januari 2014) sebanyak lebih kurang Journal Of Science And Technology –
15 ml dengan pembakaran sampah plastik SONGKLANAKARIN – Thailand.
2,5 kg. Bahan bakar yang dihasilkan (2008).
belum teridentifikasi secara kimiawi. [8] Breeze,Paul et al. Renewable Energy
4. Bahan bakar minyak yang dihasilkan Focus Handbook. Academic Press.
terlihat cukup bersih dan secara fisik Elsevier. Linacre House, Jordan Hill,
mendekati minyak aftur. Oxford OX2 8DP,UK. (2009).
5. Menara uap tidak berfungsi sebagai [9] Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott.
tempat menfraksinasi uap hasil Plastic Materials Properties and
pembakaran, diameternya terlau besar dan Aplications. Chapman and Hall
ketinggiannya masih kurang. Publishing: New York.
6. Pengunaan sampah plastik jenis PET dan [10] Chem Edu 09. 29 April 2012.
HDPE untuk di destilasi, berlangsung Pemanfaatan Limbah Plastik
lebih cepat terurai menjadi uap. Dalam Menjadi Bahan Bakar Minyak.
waktu kurang dari 2 jam uap telah www.chemedu09.wordpress.com.
terbentuk dalam ruang pembakaran. Hal Diakses pada tanggal 28 Agustus 2012.
ini ditandai dengan naiknya tekanan yang (1988).
ditunjukan oleh pengukru tekanan [11] Cleanup. Plastic. www.cleanup.com.au.
(pressure gage). Diakes pada tanggal 28 Agustus 2012.
[12] Diana Rahmawati, Pemodelan Kolom
DAFTAR PUSTAKA Distilasi Methanol-Air Menggunakan
Jaringan Saraf Tiruan, Tesis Jurusan
[1] Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Teknik Elektro FTI-ITS Surabaya.
Prihanto; Dr. Michel Gelbert. (2004).
Pengelolaan Sampah. Malang: PPPGT / [13] Harper, Charles A. Plastics Materials
VEDC Malang. (1996). and Processes: A Concise
Incyclopedia". John Wiley & Sons, Inc.
[2] Ahvenainen, Raija. Modern Plastics ISBN 0-471-45603-9. (2003).
Handbook (edisi ke-1st). Woodhead
Publishing Limited.. hlm. 24.1. (2003).
Biodata Penulis
[3] ____________. DKI Perlu Modernisasi FT UNP sampai sekarang.
Pengolahan Sampah (Republika edisi 18 Arwizet, Saat ini aktif sebagai Dosen di Jurusan
Agustus 2004), Sampah Dapat Hasilkan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Energi Listrik (www.energi.lipi.go.id Padang.
edisi 6 Desember 2004. (2004).
[4] Aziza. plastik. www.wikipedia.org.
diaskes pada tanggal 23 April 2013.
[5] Bachriansyah, S. Identifikasi plastik.
Makalah Pelatihan Teknologi
Pengemasan Industri Makanan dan
Minuman, Departemen Perindustrian
dan Perdagangan, Bogor. (1997).
[6] Biyanto, TR., Wahyudi, H., dan
Santosa, HH, Control Strategy of Single
Distillation Column Binary System of
Methanol-Water. Journal Instrumentasi,
Instrumentation Society of Indonesia,
Jakarta. (2004).

88 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai