Arwizet1*
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
*arwizet1969@gmail.com
Abstrak— Studi ini mencoba mencari solusi dari penggunaan bahan bakar fosil (fossil energy) untuk
menggunakan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak bersih dan layak hidup. Penelitian ini
bertujuan untuk membangun dan meneliti mesin distilasi dengan dua sistem siklus pengolahan
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.. Pengujian dilakukan dengan dua cara: tes pertama
tanpa tes plastik), uji kedua dengan pembakaran sampah plastik. Hasil pengujian pada kondisi mesin
kosong untuk pengaturan thermostate 4, terlihat pencapaian suhu rata-rata terendah di ruang
pendingin yang bisa diraih dengan mendinginkan rentang mesin 5 ° C sampai 6°C. Pada setting
termostat 6, prestasi temperatur di ruang pengeringan rata-rata terendah berkisar antara 2°C sampai
3°C. Sedangkan untuk pengujian kelembaban udara yang mengandung limbah plastik di ruang
pengeringan sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengujian kosong yang sekitar 67% sampai
72%. Koefisien Performansi (COP) untuk pengujian maksimal kosong atau mengandung pengujian
santan untuk pengaturan termostat 4 dan 6 berkisar antara 0,67 sampai 0,69.
Kata kunci: Limbah plastik, Terephtalate Polyethylene (PET), High Density Polyethylene (HDPE),
mesin distilasi, koefisien kinerja (COP)
Abstract- This study tried to find solutions from the use of fossil fuels (fossil energy) to use plastic waste
into clean fuel oil and worthy life. This research is aimed to building and researching a distillation
machine with two cycles system processing plastic waste into fuel oil. Testing is done in two ways: first test
without the plastic burning), the second test with the burning of plastic waste. The test results on the
conditions the engine empty for setting thermostate 4, looks achievements lowest average temperature in
the cooling chamber that can be achieved by cooling the engine range 5°C to 6oC. At thermostate setting 6,
achievements of temperartur in the drying chamber the lowest average ranged from 2oC to 3oC. As for the
testing of air moisture containing plastic waste in the drying chamber is slightly higher when compared to
the empty testing which is about 67% to 72%. Coefficient Of perfomance (COP) for testing the maximum
empty or contains coconut milk testing for thermostate setting 4 and 6 ranged from 0.67 to 0.69 .
Key words: Plastic waste, Terephtalate of Polyethylene (PET) and High Density Polyethylene (HDPE),
distillation machine, coefficient of performance (COP)
yang bisa dijumpai di berbagai daerah di bahan bakar minyak. Misalnya untuk
tanah air. Dari segi APBN, subsidi BBM yang transportasi, pembangkit listrik, keperluan
mencapai 25% dinilai sebagai sesuatu yang rumah tangga dan sebagainya semuanya
tidak wajar dan memberatkan. Krisis bahan memerlukan bahan bakar minyak. Untuk
bakar minyak (BBM) ini disinyalir mengatasi kebutuhan bahan bakar minyak
merupakan penyebab melemahnya rupiah diperlukan solusi lain seperti konversi dari
terhadap dolar. minyak ke gas, atau dari penggunaan minyak
Ketergantungan terhadap bahan bakar ke tenaga listrik. Beberapa pengembangan
fosil memiliki ancaman serius, yakni: (1) teknologi dewasa ini di Indonesia diarahkan
menipisnya cadangan minyak bumi yang untuk alih penggunaan bahan bakar minyak
diketahui (bila tanpa temuan sumur minyak ke berbagai bentuk lain seperti pembuatan
baru), (2) kenaikan/ketidakstabilan harga mobil listrik, motor litrik, motor berbahan gas
akibat laju permintaan yang lebih besar dari (LPG) dan sebagainya. Penelitian ini
produksi minyak. Pemerintah sebenarnya mencoba mencari solusi dari penggunaan
telah menyiapkan berbagai peraturan untuk bahan bakar minyak (energi fossil) ke
mengurangi ketergantungan terhadap bahan pemanfaatan sampah plastik dan bahan
bakar fosil (misalnya: Kebijakan Umum lainnya menjadi bahan bakar minyak yang
Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan bersih dan layak pakai.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Sampah adalah suatu bahan yang
No 996.K/43/MPE/1999 tentang prioritasi dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
penggunaan bahan bakar terbarukan untuk maupun alam yang belum memiliki nilai
produksi listrik yang hendak dibeli PLN). ekonomis. Secara garis besar, sampah
Namun sayang sekali, pada tataran dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1) sampah
implementasi belum terlihat adanya usaha anorganik/kering contoh: logam, besi, kaleng,
serius dan sistematik untuk menerapkan plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat
energi terbarukan guna substitusi bahan bakar mengalami pembusukan secara alamai; 2)
fosil. sampah organik/basah contoh: sampah dapur,
Konsumsi minyak bumi dengan berbagai sampah restoran, sisa sayuran, rempah-
turunannya (bensin, solar dan minyak tanah) rempah atau sisa buah dan lain-lain yang
semakin memberatkan anggaran belanja dapat mengalami pembusukan secara alami;
Negara (APBN). Sehingga menimbulkan 3) sampah berbahaya contoh: baterai, botol
berbagai usulan agar harga minyak di racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-
Indonesia dinaikkan. Bensin yang dulu lain.
berharga Rp 4.500/liter saat ini telah menjadi Sampah plastik dalam jumlah banyak
Rp 6.500/liter. Pembatasan subsidi minyak merupakan suatu faktor yang dapat
oleh negara jelas akan berdampak pula menyebabkan polusi pada lingkungan (tanah
terhadap perekonomian masyarakat. dan air), jika tidak dikelola dengan baik.
Diperkirakan harga semua komoditi akan naik Dalam banyak hal sampah plastik baru
teruatama kebutuhan bahan pokok, hal ini digunakan untuk pembuatan bahan kerajinan
jelas akan sangat memberatkan ekonomi tangan seperti pembuatan bunga, hiasan
masyarakat. Menteri BUMN Dahlan Iskan dinding, tas jinjing, dompet dan sebagainnya.
mengatakan (dalam Padang Ekspress, 20 Maka pada penelitian ini akan di kembangkan
Maret 2012) jika tidak ingin terbebani oleh Mesin destilasi sistem dua siklus pengolah
bahan bakar minyak (BBM) marilah kita sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
ramai-ramai meninggalkan bahan bakar (BBM) yang bersih dan layak pakai.
minyak. Himbauan ini sepertinya sebuah Diharapkan dengan adanya mesin ini,
solusi, tetapi meninggalkan bahan bakar dapat menjadi sebuah terobosan baru dalam
minyak dalam waktu singkat sangat sulit mengatasi kebutuhan akan bahan bakar
dilakukan karena hampir semua sektor minyak dan sekaligus untuk mengatasi
kehidupan tidak terlepas dari penggunaan masalah sampah plastik sebagai sumber
76 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
polusi pada lingkungan. Pada akhirnya tangki pemisah. Fase uap dan fase cair yang
penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi meninggalkan tangki pemisah dianggap
solusi atas dua permasalahan yaitu masalah berada dalam kesetimbangan.
kebutuhan akan bahan bakar minyak dan Satuan yang digunakan biasanya dalam
permasalahan polusi oleh sampah plastik mol atau mol/jam. Fraksi mol untuk
terhadap lingkungan sekitar. Ini juga menyatakan konsentrasi. D adalah uap yang
merupakan sebuah terobosan inovasi terbentuk (pada flashing) atau tersisa pada
teknologi tepat guna dalam proses pengolahan kondensasi parsial. W adalah cairan yang
sampah menjadi bahan bakar minyak. diambil atau produk bawah (residu). Rasio
D/F adalah fraksi dari umpan yang teruapkan
pada proses pemisahan flashing. Untuk basis
II. STUDI PUSTAKA satu mol umpan yang masuk, dapat disusun
neraca massa untuk komponen i adalah:
A.Definisi Destilasi Secara Umum ziF ( D / F ) yiD (1 D / F ) xiW (1)
Destilasi pada dasarnya adalah proses Pada sistem dua komponen (biner) neraca
pemisahan suatu campuran menjadi dua atau massa disusun untuk komponen yang paling
lebih produk, lewat eksploitasi perbedaan volatil, dan subskrip i dapat dihilangkan.
kemampuan menguap komponen-komponen
dalam campuran. Dalam kata lain destilasi 1) Perhitungan Destilasi Flash (Kilat)
adalah suatu cara pemisahan larutan dengan Persamaan (1) dapat dituliskan untuk
menggunakan panas sebagai pemisah komponen yang lebih mudah menguap
(separating agent). Proses ini dilakukan di (volatil) dalam campuran biner sebagai
dalam suatu kolom baki (tray column) atau berikut :
kolom dengan isian (packing column), y D (W / D) xW ( F / D) z F (2)
sehingga dapat terjadi kerja pemisahan yang atau,
lebih baik.
yD [(1 D / F) /(D / F)]xW zF /(D / F)
Umumnya metode destilasi digunakan
untuk memisahkan komponen-komponen dari (3)
suatu larutan. Ada beberapa metode destilasi
yang sering digunakan dalam industri yakni: Di mana yD dan xW adalah komposisi
1) Destilasi kilat (flash destillation) & pada kesetimbangan. Neraca massa total dan
kondensasi parsial neraca komponen diperlukan untuk
2) Destilasi sederhana (simple destilla-tion) menghitung komposisi dari campuran dua
3) Destilasi uap (steam destillation) fase yang terbentuk. Apabila zi
4) Distilasi kilat (flash) & kondensasi parsial melambangkan fraksi mol komponen i dalam
Distilasi kilat (flash) terdiri dari arus umpan untuk campuran multi komponen.
penguapan sebagian tertentu zat cair, sehingga Neraca massa total :
uap yang keluar berada dalam kesetimbangan F=D+W (4)
dengan zat cair yang tersisa. Uap ini lalu Neraca komponen i adalah :
dipisahkan dari zat cair dan dikendensasikan. z i F yi D xiW (5)
Peralatan yang digunakan pada destilasi jenis
ini terdiri dari: heat exchanger (atau kadang- f i d i wi
kadang ketel pipa untuk komponen- Dengan memasukkan hubungan
komponen dengan titik didih tinggi) dan satu kesetimbangan yi = Ki xi dan menyusun ulang
tangki pemisah (flash drum). Pada proses persamaan (1), untuk memperoleh xi maka,
flashing, suatu umpan yang volatil dialirkan xi z i [(1 D / W )(1 K i D / W )]
melalui pemanas, kemudian dilewati ke keran
penurun tekanan (choke valve), lalu masuk ke (6)
78 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
karbon rantai panjang dan memiliki tingkat Plastik jenis polietilen (PE) dibedakan
kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak lagi menjadi 7 tingkatan yang dibedakan atas
dapat diuraikan oleh mikroorganisme jenis polimernya. Dilambangkan dengan
sehingga tidak hancur di dalam tanah. segitiga panah yang diberi angka di dalamnya
Makanya plastik disebut sebagai sampah dari angka 1 hingga 7. Lambang segitiga
anorganik yang menyebabkan pencemaran panas bertanda angka 1 disebut PET
(polusi) pada tanah. Plastik juga mencakup (Polyethylene Terephtalate); angka 2 disebut
produk polimerisasi sintetik atau semi- HDPE (High Density Polyethylene); tanda
sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi angka 3 disebut PVC (Polyvinyl Chloride);
organik atau penambahan polimer dan bisa tanda angka 4 disebut LDPE (Low Density
juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan Polyethylene); tanda angka 5 disebut PP
performa atau ekonomi. (Polypropylene), tanda angka 6 disebut PS
(Polystyrene), tanda angka 7 disebut
Multilayer. Umumnya ketujuh jenis plastik
polietilen ini banyak sekali dijumpai
penggunaannya di tengah-tengah
masyarakat. Jika sudah rusak umumnya
menjadi sampah dan sangat merusak
lingkungan. Yang paling banyak dijumpah
menjadi sampah adalah jenis PET
(Polyethylene Terephtalate) karena banyak
Gambar 3. Biji plastik yang siap untuk diproses lebih digunakan untuk botol air mineral dan botol-
lanjut botol minuman ringan lainnya. Gambar 6
Ada beberapa polimer alami yang hingga gambar 8 adalah beberapa jenis plastik
termasuk plastik. Plastik didesain dengan polietilen dan turunannya berdasarkan jenis
variasi yang sangat banyak dalam properti polimer pembentuknya.
yang dapat menoleransi panas, keras,
"reliency" dan lain-lain. Akibat kemampuan
adaptasinya, komposisi yang umum dan
beratnya yang ringan memastikan plastik
digunakan hampir di seluruh bidang industri.
2)Jenis-Jenis Plastik
Menurut Ahvenainen, Raija (2003)
plastik dapat digolongkan berdasarkan:
a. Sifat Fisikanya
Termoplastik
Merupakan jenis plastik yang bisa
didaur-ulang lagi dengan proses pemanasan
ulang. Contoh: Polietilen (PE), Polistiren Gambar 4. Simbol dan tingkatan plastik jenis
(PS), Acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polietilen
Polikarbonat (PC). Plastik jenis Polietilen
(PE) dibedakan lagi atas 7 tingkatan seperi
pada gambar 4.
Bentuk-bentuk plastik jenis polietilen
(PE) yang banyak dijumpai pemakaiannya di
masyarakat dengan berbagai keperluan,
seperti botol kemasan air mineral, jepitan
rambut, casing CD dan sebagainya. Plastik
jenis polietilen ini dibedakan pemakaiannya
yang ditandai dengan angka 1 hingga 7.
80 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
2,5 kg dalam waktu 150 menit. Data yang yang lama di dalam plastik dan lama
didapatkan dari hasil pengujian mesin kelamaan akan menguap ke udara. Sebagian
destilasi sampah plastik ini, juga dibedakan tim peneliti bakar untuk membuktikan bahwa
atas dua bagian yaitu; pertama adalah gas yang dihasilkan tersebut betul-betul gas dan
hidrokarbon dan bahan bakar minyak yang hasilnya gas yang ada dalam kantong plastik
dihasilkan, kedua adalah data laju penurunan tersebut dapat menyala dengan baik seperti
temperatur yang terjadi dalam ruang layaknya gas LPG. Bahan bakar minyak yang
pendingin. dihasilkan tim peneliti coba dokumentasi-kan
cepat seperti pada gambar 9. Bahan bakar
a Gas Hidrokarbon dan Bahan Bakar Minyak minyak yang dihasilkan diperoleh dari saluran
Yang Dihasilkan kondensasi bensin dan minyak tanah. Bentuk
Gas hidrokarbon yang dihasilkan dari fisik dan bau dari bahan bakar minyak yang
pembakaran sampah plastik ditampung dalam dihasilkan dari kedua saluran ini hampir
menara uap dan sebagian dari gas hidrokarbon sama. Sama-sama bening dan berbau
ini terkondensasi menjadi bahan bakar menyengat menyerupai aftur. Secara kimia
minyak. Dari 2,5 kg sampah plastik yang tim belum menguji hasil bahan bakar minyak
dibakar pada setiap kali pengujian dalam hasil kondensasi ini.
waktu 150 menit pengujian yang banyak
dihasilkan baru gas hidrokarbon dengan
volume sekitar 20 liter. Dalam beberapa kali
pengujian yang dilakukan baik menggunakan
sampah plastik jenis polyethylene terephtalate
(PET) maupun jenis plastik high density
polyethylene (HDPE) peneliti belum
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai
dengan rencana penelitian.
Dalam penelitian ini direncanakan setiap
pembakaran plastik 2,5 kg jenis polyethylene Gambar 9. Bahan bakar minyak hasil kondensasi pada
terephtalate (PET) maupun jenis plastik high saluran bensin
density polyethylene (HDPE) maka
diharapkan didapatkan gas hidrokarbon Dari gambar 9 terlihat bahwa secara fisik
sekitar 10 hingga 15 liter dan bahan bakar tidak tampak perbedaan yang signifikan
minyak hasil kondensasi sekurang-kurangya bahan bakar minyak hasil kondensasi yang
300 hingga 400 ml. Namum kondisi tersebut berasal dari saluran kondensasi bensin dengan
belum tercapai hingga terakhir pengujian. saluran kondensasi minyak tanah. Hasil
Meskipun telah dilakukan banyak perubahan- analisa tim peneliti dapat disimpulkan
perubahan terhadap mesin destilasi terutama sementara, hal ini terjadi diakibatkan oleh
pada komponen kondensasinya, namun masih tabung penampung uap yang disebut dnegan
belum menghasilkan seperti apa yang menara uap yang berfungsi sebagai fraksinasi
diharapkan. uap tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Hasil pengujian yang dapat disampaikan Ukuran tinggi masih terlalu kurang dan
pada laporan penelitian ini hingga pengujian diameternya terlalu besar. Secara teori
terkahir adalah; gas hidrokarbon dengan menara uap ini harus lebih tinggi lagi yang
volume sekitar 20 liter dan bahan bakar yang ada sekarang lebih kurang 15 meter. Jika
minyak 15 ml. Gas hidrokarbon yang hal ini dapat diwujudkan maka proses
dihasilkan dari hasil pembakaran ditampung fraksinasi uap sesuai dengan titik didihnya
dengan menggunakan kantong plastik, jika akan berlangsung dengan baik. Hasil
penuh lalu diganti kantong plastiknya dengan kondensasi yang diharapkan menjadi minyak
yang baru. Gas hidrokarbon yang didapat bensin, minyak tanah dan solar (diesel) akan
tersebut tidak bisa disimpan dalam waktu diperoleh dengan baik. Dari gambar 9 juga
dapat dianalisa bahwa proses kondensasi
82 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
dalam ruang kondensor bertingkat belum ruang pendingin terlihat lebih cepat dari pada
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini settingan thermsotate 4 terutama pada awal-
terlihat dari hasil kondensasi yang belum awal proses pengeringan. Hal ini dapat
maksimal baru sekitar 15 ml dalam setiap kali dimaklumi, karena settingan 6 menghasilkan
pengujian, sisanya masih berbentuk gas suplai udara dingin dengan temperatur yang
hidrokarbon yang dapat dimanfaatkan. Perlu lebih rendah oleh mesin pendingin. Capaian
juga disampaikan pada laporan penelitian ini temperatur terendah dalam ruang pengering
bahwa hasil destilasi lain yang tidak kami yang dapat dicapai oleh mesin pendingin pada
dokumentasikan disini adalah residu. Residu settingan thermostate 4 adalah 5oC.
merupakan hasil sampingan dari proses
destilasi sampah plastik, namun hasilnya
masih sangat sedikit.
84 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
86 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017
Vol. 17, No. 2, Oktober 2017 p-ISSN: 1411 – 3411
e-ISSN: 2549 – 9815
dengan waktu pengujian. Peningkatan COP Hal yang sama juga terlihat pada pengujian
mesin pendingin dalam kisaran 0,6,76 hingga terakhir, perubahan COP mesin pedingin
0,693. terlihat pada kisaran 0,676 hingga 0,692
3. Mesin destilasi telah dapat menghasilkan [7] Biyanto, TR, Suhartanto,T, Widjiantoro,
kondensat berupa bahan bakar minyak BL, Predicting Liquid-Vapor (LV)
(dicapai pada pengujian terakhir tanggal Composition at Distillation coloumn,
16 Januari 2014) sebanyak lebih kurang Journal Of Science And Technology –
15 ml dengan pembakaran sampah plastik SONGKLANAKARIN – Thailand.
2,5 kg. Bahan bakar yang dihasilkan (2008).
belum teridentifikasi secara kimiawi. [8] Breeze,Paul et al. Renewable Energy
4. Bahan bakar minyak yang dihasilkan Focus Handbook. Academic Press.
terlihat cukup bersih dan secara fisik Elsevier. Linacre House, Jordan Hill,
mendekati minyak aftur. Oxford OX2 8DP,UK. (2009).
5. Menara uap tidak berfungsi sebagai [9] Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott.
tempat menfraksinasi uap hasil Plastic Materials Properties and
pembakaran, diameternya terlau besar dan Aplications. Chapman and Hall
ketinggiannya masih kurang. Publishing: New York.
6. Pengunaan sampah plastik jenis PET dan [10] Chem Edu 09. 29 April 2012.
HDPE untuk di destilasi, berlangsung Pemanfaatan Limbah Plastik
lebih cepat terurai menjadi uap. Dalam Menjadi Bahan Bakar Minyak.
waktu kurang dari 2 jam uap telah www.chemedu09.wordpress.com.
terbentuk dalam ruang pembakaran. Hal Diakses pada tanggal 28 Agustus 2012.
ini ditandai dengan naiknya tekanan yang (1988).
ditunjukan oleh pengukru tekanan [11] Cleanup. Plastic. www.cleanup.com.au.
(pressure gage). Diakes pada tanggal 28 Agustus 2012.
[12] Diana Rahmawati, Pemodelan Kolom
DAFTAR PUSTAKA Distilasi Methanol-Air Menggunakan
Jaringan Saraf Tiruan, Tesis Jurusan
[1] Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Teknik Elektro FTI-ITS Surabaya.
Prihanto; Dr. Michel Gelbert. (2004).
Pengelolaan Sampah. Malang: PPPGT / [13] Harper, Charles A. Plastics Materials
VEDC Malang. (1996). and Processes: A Concise
Incyclopedia". John Wiley & Sons, Inc.
[2] Ahvenainen, Raija. Modern Plastics ISBN 0-471-45603-9. (2003).
Handbook (edisi ke-1st). Woodhead
Publishing Limited.. hlm. 24.1. (2003).
Biodata Penulis
[3] ____________. DKI Perlu Modernisasi FT UNP sampai sekarang.
Pengolahan Sampah (Republika edisi 18 Arwizet, Saat ini aktif sebagai Dosen di Jurusan
Agustus 2004), Sampah Dapat Hasilkan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Energi Listrik (www.energi.lipi.go.id Padang.
edisi 6 Desember 2004. (2004).
[4] Aziza. plastik. www.wikipedia.org.
diaskes pada tanggal 23 April 2013.
[5] Bachriansyah, S. Identifikasi plastik.
Makalah Pelatihan Teknologi
Pengemasan Industri Makanan dan
Minuman, Departemen Perindustrian
dan Perdagangan, Bogor. (1997).
[6] Biyanto, TR., Wahyudi, H., dan
Santosa, HH, Control Strategy of Single
Distillation Column Binary System of
Methanol-Water. Journal Instrumentasi,
Instrumentation Society of Indonesia,
Jakarta. (2004).
88 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 2, Oktober 2017