PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
Duchene Muscular Dystropi (DMD)
Sandiazs, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, duduk termenung dan iri melihat
beberapa temannya dengan lincah bermain bola. Padahal keinginannya bermain
bola tinggi, tetapi saat berlari sering terjatuh dan selalu terlepas bila mengiring
bola. Ternyata saat ditelusuri perkembanganmotpriknya sejak bayi seringkali tidak
mengikuti tahapan normal, seperti saat duduk dan merangkak baru usia 17 tahun.
1
1.3.4 Apa yang member nutrisi pada tulang !
1.3.5 Pencegahan DMD !
1.3.6 Etiologi DMD !
1.3.7 Fisiologi berjalan !
1.3.8 Fisiologis kontraksi otot !
1.3.9 Mengapa pada pasien DMD terjadi pseudohypertrophy ?
1.3.10 Pengaturan metabolisme otot rangka !
1.3.11 Energy otot !
1.3.12 Kelainan otot secara genetic !
2
1.6 STEP 5 : Define Learning Objectives (LO)
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
II.1.2 Remodalling Otot Skelet
Hipertrofi otot:
-karena peningkatan filamen aktin dan miosin
-peningkatan sistem enzim → replacement > penghancuran
Atrofi otot:
-otot yang tidak digunakan → replacement < penghancuran
Penyesuaian panjang:
-Penambahan atau pengurangan sarkomer
Hiperplasia serat otot:
-Penambahan jumlah serat otot
-Menyertai hipertrofi
Efek denervasi:
-Signal kontraksi hilang →> atrofi > kontraktur (pemendekan)
Recovery pada poliomielitis:→kompensasi
-Terbentuk macromotor unit ←penambahan akson
5
II.2 Metabolisme Energi Otot Rangka ( Sumber Energi Utama )
Dan Mekanisme Transpor Glukosa
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut
asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk
miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot
berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau
glikogen yang tidak larut.Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk
asam laktat) dandiubah menjadi glukosa (guladarah) + asam laktat.Glukosa
akandioksidasi menghasilkanenergi dan melepaskan CO2 dan H2O. Perhatikan
skema di bawah.
6
Secara singkat proses penguraian glikogen sebagai berikut. Proses
penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam keadaan relaksasi. Pada saat
relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob.
Asam laktat atau asam susu merupakan hasil samping penguraian laktasi
dogen. Penimbunan asam laktat didalam otot dapat mengakibatkan pegal dan linu
atau menyebabkan kelelahan otot. Penguraian asam laktat memerlukan banyak
oksigen
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energy utama untuk
kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot
merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP —- ADP + P
Aktin + Miosin — Aktomiosin
ATP ase
Fosfo keratin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang
terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai
langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energynya
kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP — keratin + ATP
7
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP.
Pemecahan ATP dan fosfo keratin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan
oksigen bebas. Oleh sebab itu ,fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
ATP pecah membentuk ADP, memindahkan energy dari molekul ATP
keperangkat kontraksi serabut otot. ADP mengalami refosforilasi untuk
membentuk ATP baru yang kemudian otot berkontraksi. Terdapat beberapa
energy untuk proses refosforilasi :
8
berasal dari karbohidarat.
9
II.3 Mekanisme Fisio-anatomi Cara Berjalan Manusia dan
Kelainan Cara Berjalan Serta Colerasi Klinisnya
Fisiologi berjalan
Siklus berjalan meliputi fase berdiri (stand phase) dan fae melangkah
(swing phase). Fase berdiri dimulai dari tumit menapak tanah
(heelstrike).Setelah itu terjadi midstance dan toeoff.Setelah toeff berjalan
memasuki fase melangkah. Fase berdiri mencakup 60-65% siklus,
sedangkan 20-25% fase adalah saat dimana tubuh bertumpu pada kedua
kaki.(gambar 1)
10
bantuan. Pasen tampak bergoyang-goyang ke satu sisi dan lainnya, meyerupai
ataksia. Pasen terlihat ingin bersandar di kursi untuk memperoleh pegangan atau
bersandar ke dinding. Gerakannya lambat dan lutut tampak gemetar.
Gait ataksik.
Terdapat 2 bentuk gait ataksik, yaitu sebagai akibat dari ataksia sensorik dan
yang berhubungan dengan gangguan pada mekanisme koordinasi (gangguan
serebelum).
Gait pada ataksia sensoris
Kelainan ini paling sering disebabkan oleh terjadinya jaras proprioseptif
pada medula spinalis (posterolateral sclerosis, multiple sclerosis, tabes
dorsalis). Sering disebut sebagai gait akibat ataksia spinalis. Bisa juga
didapatkan pada neuropati perifer danle pada batang otak dimana
terdapat gangguan konduksi sensasi kinestetik. Gangguan rasa posisi dan
gerak dari bagian tubuh (persendian, otot dan tendon dari kaki dan
tungkai) danhilangnya orientasi spasial menyebabkan ataksia. Pasen tidak
menyadari posisi tungkainya dalam ruang, bila tidak dibantu dengan
impuls visual. Pasen bisa berjalan normal bila mata terbuka, namun bila
mata tertutup terjadi berjalan menjadi tidak teratur dan menyentak
(jerky), dan pasen berjalan dengan langkah lebar. Waktu berjalan kaki
dilemparkan dan yang jatuh pertama adalah tumit dan kemudian jari-jari,
ini akan menimbulkan suara (slapping sound atau double tap)
Gait pada ataksia serebeler
Disebabkan gangguan mekanisme koordinasi serebelum dan sistim
penghubungnya. Ataksia terjadi baik saat mata tertutup mauoun terbuka.
Lesi pada vermis/garis tengah terdapat gangguan gait berupa jalan
bergoyang, semopoyongan, ireguler, mengayun kesatu sisi dan sisi
lainnya, gerakan tiba-tiba kedepan/kesamping, titubasi dan langkah lebar.
Tidak mampu berjalan tandem atau mengikuti garis lurus pada lantai.
Dapat dijumpai tremor dan gerakan bergoyang pada seluruh tubuh. Pada
kelainan yang terlokalisir pada satu hemisfer serebelum atau jaras
penghubungnya,atau penyakit vestibuler unilateral, didaptakan goyangan
atau devial menetap ke sisi lesi. Pada percobaan untuk berjalan mengikuti
11
garis lurus atau tandem, membelok kearah sisi lesi. Pada saat berjalan
mengelilingi kursi baik searah maupun berlawanan arah dengan jarum
jam, pasen secara konsisten jatuh kearah sisi lesi. Pada saat berjalan
beberapa langkah kebelakang dan kedepan bisa terdapat deviasi kompas
Gait spastik
Terdapat 2 jenis spastik, yaitu yang berhubungan dengan gangguan jaras
kortikospinalis unilateral dan bilateral.
II.4.2 Patogenis
12
Gejala biasanya muncul pada anak laki-laki sebelum usia 6 dan dapat
terlihat pada awal masa bayi. Meskipun gejala tidak muncul sampai awal masa
bayi, uji laboratorium dapat mengidentifikasi anak-anak yang membawa mutasi
aktif saat lahir. Progresif kelemahan otot proksimal dari kaki dan panggul yang
berhubungan dengan hilangnya massa otot. Akhirnya kelemahan ini menyebar ke
lengan, leher, dan daerah lainnya.
II.4.3 Symtoms dan Sign ( Test Spesifik )
Tanda-tanda awal mungkin termasuk pseudohypertrophy (pembesaran
betis dan otot deltoid), daya tahan rendah, dan kesulitan berdiri tanpa bantuan atau
ketidakmampuan untuk naik tangga. Sebagai kondisi berlangsung, jaringan otot
mengalami pemborosan dan akhirnya digantikan oleh lemak dan fibrosis jaringan
(fibrosis). Pada usia 10 tahun, kawat gigi mungkin diperlukan untuk membantu
dalam berjalan tetapi kebanyakan pasien kursi roda tergantung pada usia 12tahun.
Kemudian gejala dapat mencakup perkembangan tulang abnormal yang
menyebabkan kelainan bentuk tulang, termasuk kelengkungan tulang belakang.
Karena kerusakan progresif otot, hilangnya gerakan terjadi, akhirnya
menimbulkan kelumpuhan serta terjadinya gangguan intelektual.
DIAGNOSIS
13
II.4.5 Tata Laksana, Prognosis
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
14