Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 KASUS
Aku terjatuh dan tak tau jalan pulang..
Tn. Sunghong berusia 65 tahun dibawa anak perempuannya ke dokter
untuk kontrol penyakit pikun yang dideritanya. Saat ini ia bahkan selalu
menanyakan nama setiap orang yang didekatnya, meskipun orang tersebut
adalah anak dan cucu yang tinggal serumah dengannya dan ia tidak tau jalan
pulang meskipun hanya berjalan disekitar rumah. Menurut dokter, Tn.
Sunghong menderita penyakit Alzheimer disebabkan adanya degenerasi saraf
sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan kognitif dan memori
terutama memori jangka pendek serta penurunan kemampuan belajar dan
dalam perjalanan penyakit selanjutnya ia akan kehilangan kemampuan bahasa,
visual perception dan visual-spatial function dan kecenderungan bertingkah
laku social-withdrawal.

1.2 STEP 1 : Clarify Unfamiliar Terms


1.2.1 Alzheimer: Penyakit generatif pada otak yang progresif.
1.2.2 Degenerasi: Perubahan dari jenis atau bentuk fungsi yang tinggi ke yang
lebih lebih rendah.
1.2.3 Dementia: Hilangnya kemampuan kogitif secara keseluruhan,
termasuk gangguan memori.
1.2.4 Kognitif: Berhubungan dengan perolehan pengetahuan factual
berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan.
1.2.5 Memori: Penyimpanan data atau informasi.
1.2.6 Pikun: Kelainan tingkah laku (sering lupa, linglung) yang biasa
terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut.
1.2.7 Social withdrawl: Keadaan patologis berupa pengindraan terhadap
hubungan antar manusia.
1.2.8 Visual Preception: Kemampuan mengolah data dan apa yang
dilihat dari rangsangan sensoris.
1.2.9 Visual Spatial Function:Kemampuan memahami gambaran visual dan
hubungan ruang.

1
1.3 Step 2 : Define(s) The Problem
1.3.1 Apakah penyebab degenerasi sel saraf.?
1.3.2 Bagaimanakah mekanisme, fisiologi, etiologi, gejala klinis dan terapi
dari Alzheimer.?
1.3.3 Apakah Alzheimer hanya terjadi pada orang usia lanjut.?
1.3.4 Bagaimanakah mekanisme otak dalam menyimpa memori.?
1.3.5 Bagian – bagian otak manasajakah yang berperan dalam proses
memori.?
1.3.6 Sebutkanlah klasifikasi memori berdasarkan waktu dan lama
penyimpanan.!
1.3.7 Bagaimanakah proses belajar itu terjadi.?
1.3.8 Apa sajakah tipe-tipe proses belajar tersebut.?
1.3.9 Bagaimanakah mekanisme dari neuroplastisi, Habituation dan
sensititation.?
1.3.10 Bagaimanakah mekanisme gerakan involunter.?

1.4 Step 3 : Brainstormin


1.4.1 Terjadi akibat terpotong atau rusaknya serabut saraf.
1.4.2 Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia (kemunduran
kemampuan kognitif dan intelektual) yang progresif. Ditandai
dengan kematian saraf-saraf di otak yang meluas, terutama didaerah
otak yang disebut nucleus basalis. Saraf-saraf ini bertanggung jawab
untuk fungsi ingatan dan pengenalan. Penyebab pasti Alzheimer
tidak diketahui namun ada beberapa faktor pencetus, seperti Faktor
Genetik dan Pengendapan suatu bentuk amiloid. Gejala yang dialami
penderita, antara lain :a). Gangguan memori yang mempengaruhi
keterampilan, b). Kesulitan berbicara dan berbahasa, c). Perubahan
mood, perilaku bahkan kepribadian.

1.4.3 Alzheimer tidak hanya diderita oleh usia lanjut, karena banyak
kasus yang menyatakan Alzheimer berkaitan dengan trismi pada
kromosom 21 dan kromosom 19. Terkadang juga pada kromosom 6.

2
1.4.4 Saat pertama stimulus tersebut datang, akan disimpan sebagai
memori sensori dan hanya sebatas memori jangka pendek, namun
jika ada ketertarikan dan latihan dari kita dengan mengulang maka
memori tersebut bisa menjadi memori jangka panjang yang
tersimpan lama.

1.4.5 Bagian otak yang berperan antaralain :

a. Hipocampus (bagian dari system limbic yang berperan dalam


memori jangka pendek yang melibatkan stimulus berkaitan),
b. Cerebellum (Otak Kecil) juga berperan dalam proses memori
latihan, contohnya saat menari.

1.4.6 Memori terbagi 3, yaitu : Memori jangka panjang (Long Term


Memory), Memori Jangka Pendek(Short Term Memory), dan
Memori Kerja (Working Memory / memori kerja).

1.4.7 Stimulus  Sensori Memori  STM  LTM

1.4.8 Tipe Belajar


o Associative  Yang dipelajari berhubungan satu stimulus
dengan stimulus yang lain. Contohnya pada kasus anjing, bel
dan tulang.
o Non-assosiative  Yang dipelajari hanya satu stimulus. Seperti
contohnya orang yang sedang sakit gigi aka sangat menjadi jika
ada oranglain yang dianggap mengganggunya.

1.4.9 Habituation  proses belajar dari sesuatu yang dialami secara


berulang-ulang hingga menjadi suatu kebiasaan.

Sensitization  proses belajar akibat sensisitf nya seseorang akan


rangsangan tertentu

Platisitas  Kemampuan/ kapasitas SSP untuk beradaptasi


terhadap kebutuhan fungsional.

1.3.10 BM

3
1.5 Step 4 : Spider Web

STRUKTUR

ANATOMI
PENYAKIT LAIN

LEARNING AND MEMORY


PATOFISIOLOGI

FISIOLOGI
ALZHEIMER

TERAPI GEJALA KLINIS MEKANISME KLASIFIKASI

ETIOLOGI

1.6 Step 5 : Learning Objective

1. Mahasiswa Mampu Memahami Fisiologi Learning dan Mmory.


2. Mahasiswa Mampu Memahami Anatomi Learning dan Memory.
3. Mahasiswa Mampu Memahami Patologi Learning dan Memory.
4. Mahasiswa Mampu Memahami Mekanisme Neuroplastisi, Habituasi dan
Sensititation.
5. Mahasiswa Mampu Memahami Mekanisme Gerak Involunter.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Learning and Memory


2.1.1 Pengertian
 Learning adalah suatu proses dimana pengalaman dapat mengubah
sistem saraf kita dan lebih lanjut merubah perilaku kita . Perubahan
Perilaku tersebut disebut dengan memory. [1]
 Memory adalah hasil dari suatu proses belajar. [1]

2.1.2 Proses
 Learning
Proses dari learning memiliki beberapa tahapan, adapun tahapannya bisa
dijelaskan dari gambar berikut : [1]

 Memory
Proses terbentuknya memory itu di awali oleh suatu informasi sensorik.
Kemudian informasi itu akan dibawa keotak untuk di olah. Pada saat di

5
otak, informasi itu akan mengalami beberapa proses pengubahan.
Dimulai dari yang namanya short term memory sampai menjadi long
term memory. Berikut ini skemanya : [1]

Selain itu, pada memory juga ada proses penerimaan informasi, kemudian
merekamnya dan disimpan dalam otak. Jika sewaktu-waktu ndiperlukan,
maka dia akan di recall atau dipanggil kembali.

2.1.3 Tipe-tipenya

Learning

o Associative
Habituation : proses belajar dari sesuatu yang dialami secara
berulang-ulang hingga menjadi suatu kebiasaan
Sensitization : proses belajar akibat sensisitf nya seseorang akan
rangsangan tertentu. [2]

o Non-assosiative

Classical Conditioning : proses belajar dengan caraan antara suatu


hal yang kita sukai dengan hal yang kurang kita sukai, sehingga
nantinya lama kelamaan kita menjadi suka dengan hal yang tidak
kita sukai itu.

Operant conditioning : proses belajar dengan cara memberikan


reward and punishment. [2]

6
Memory

Dari segi fisiologi memori dibagi menjadi dua bentuk:

 Bentuk tersurat (Explisit memori)


 Bentuk tersirat (Implisit memori)

Bentuk tersurat (Explisit memori) [3]

Memori deklaratif / pengenalan recognition berhubungan dengan kesadaran


yang tidak bergabung pada retensinya di hipokampus / bagian lain lobus
temporal medial.

Explisit Memori dibagi menjadi dua, yaitu :

o Episodic Memory : ingatan yang bersangkutan dengan ingatan pada


suatu peristiwa.
o Sematic Memory : ingatan yang bersangkutan dengan suatu kata-
kata,peraturan,dan bahasa dll.

Bentuk tersirat (Implisit memori) [3]

Tidak berhubungan dan kesadaran dan juga di sebut memori nondeklaratif/


reflektif. Biasanya retensi tidak berkaitan dengan pemprosesan di
hipokampus dan termasuk kemahiran melakukan sesuatu dan refleks
bersarat.

Berdasarkan lama tahannya, memori dibagi menjadi :

 Short Term Memory


Bertahan dari mulai beberapa detik sampai beberapa jam dan sementara itu
akan terjadi pemprosesan di hipokampus dan bagian otak lainnya sehingga
terjadi perubahan jangka panjang dalam hal memperkuat sinaps
 Long Term Memory

Memori yang akan menyimpan memori ini untuk bertahun-tahun dan


kadang-kadang seumur hidup. Selama dalam memori jangka pendek,memori

7
bdapat diganggu oleh trauma, obat-obatan sedangkan pada memori jangka
panjang lebih tahan lama terhadap gangguan.

 Working Memory

Bentuk memori jangka pendek yang mempertahankan informasi biasanya


untuk waktu yang pendek sehingga dapat di gunakan selagi orang
merencanakan melakukan sesuatu berdasarkan informasi tersebut.

Berdasarkan asal informasinya, memori dibagi menjadi : [3][4]


o Declarative memory : memory berupa sesuatu seperti informasi
mengenai tempat, nama orang, belajar pelajaran sekolah, yang bisa di
sampaikan oleh seseorang dengan lisan
o Non-declarative memory : memory yang tidak bisa disampaikan
dengan kata-kata karena dia bebrentuk skill, pengalaman, keahlian.

2.2 Anatomi Learning and memory

8
Susunan otak terbentuk dari dua jenis sel, Glia dan Neuron (saraf). Glia
berfungsi menunjang dan melindungi neuron/saraf. Glia-lah sebagai pemasok
makanan ke otak. Sedangkan sel saraf membawa informasi dalam bentuk “pulsa
listrik” yang dikenal sebagai“Potensial aksi”. Dengan mengirim pulsa listrik
itulah, antar sel saraf berkomunikasi. Lewat pulsa listrik itu pula perintah
keseluruh tubuh dihantarkan melalui bahan kimia yg disebut “Neurotransmitter”.
Neurotransmitter dikirim pada celah yg dikenal sebagai “Sinapsis”. Seekor
serangga saja mempunyai jutaan sel saraf pada otaknya, sedangkan pada manusia
memiliki 100 milyar neuron. [2] [3]

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu: [3] [4]
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
5. Jembatan varol

1. Cerebrum (Otak Besar)


Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut
dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan
bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang.Cerebrum membuat

9
manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran,
perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ
Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum dibagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut
sulcus. [3]
 Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari
Otak Besar. Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan,
kemampuan gerak, kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi
penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan
kemampuan bahasa secara umum.
 Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor
perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
 Lobus Temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk
suara.
 Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan
interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.

2. Cerebellum (Otak Kecil)


Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat
dengan ujung leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis
otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan,
koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan
pada sikap dan koordinasi gerak otot.Gerakan menjadi tidak terkoordinasi,
misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya
atau tidak mampu mengancingkan baju. [2]

10
3. Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga
kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum
tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk
pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur proses pencernaan,
dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari)
saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya.Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil.Otak reptil
mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan
merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu
dekat dengan anda. [3]

Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:


 Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.
Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan
mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
 Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah
kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla
mengontrol funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dan pencernaan.
 Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak
bersama dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita
terjaga atau tertidur.
4. Limbic System (Sistem Limbik)

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak,


membungkus batang otak ibarat kerah baju. Limbik
berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak
ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia sehingga

11
sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.Sistem limbik berfungsi
menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis,
rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga
memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu
fungsinya adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan
mana yang tidak. Misalnya anda lebih memperhatikan anak anda sendiri
dibanding dengan anak orang yang tidak anda kenal, mengapa.? Karena anda
punya hubungan emosional yang kuat dengan anak anda. Begitu juga, ketika anda
membenci seseorang, anda malah sering memperhatikan atau mengingatkan. Hal
ini terjadi karena anda punya hubungan emosional dengan orang yang anda benci.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh
indera.Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya
rasa cinta dan kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah
Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti
menolong orang dan perilaku tulus lainnya. Le Doux mengistilahkan sistem
limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya
cinta, penghargaan dan kejujuran. [4]

5.Jembatan varol

Jembatan varol ini berisi serabut saraf yg menghubungkan otak kecil


bagian kiri dan otak kecil bagian kanan, dan juga menjembatani otak besar dengan
sumsum tulang belakang. Belajar merupakan kegiatan fisik untuk menadapatkan
pengetahuan. Sedangkan berpikir adalah proses aktif otak untuk menangkap atau
merespon suatu stimulasi dari luar atau lingkungan. Ketika belajar dan berpikir,
akan tumbuh hubungan-hubungan baru antar sel saraf lewat pulsa listrik tadi. Dan
mengedarkan informasi ke seluruh tubuh lewat neurotransmitter. Inilah yg disebut
“asosiasi”.

Makin banyak asosiasi, makin aktif hubungan antar sel saraf, makin baik pula
fungsi otak. Ini berarti orangnya cerdas dan minim lupa. Jadi kecerdasan dan daya

12
ingat seseorang tergantung keaktifan kerjasama antar neuron tadi. Ada pula
pendapat yg membagi otak hanya menjadi 2 bagian besar saja yaitu otak kiri dan
otak kanan. Keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan mempengaruhi tingkat
kecerdasan seseorang.

Otak kiri menjadi pusat pengendali fungsi intelektual, seperti daya ingat, bahasa,
logika, perhitungan, daya analisis dan pemikiran. Otak kanan mengedalikan
fungsi mental, spontanitas, intuisi, sikap, dan emosi. Termasuk juga mimpi,
warna, hubungan antar ruang dan dimensi, gambar, musik/irama, kesenian,
kreativitas, imajinasi, orisinilitas, daya cipta dan bakat artistik. [2][3]

2.3 Patologi Learning dan Memory

2.3.1 Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia (kemunduran


kemampuan kognitif dan intelektual) yang progresif. Ditandai dengan
kematian saraf-saraf di otak yang meluas, terutama didaerah otak yang
disebut nucleus basalis. Saraf-saraf ini bertanggung jawab untuk fungsi
ingatan dan pengenalan. Saraf-saraf tersebut mengeluarkan asetikolin,
yang berperan penting dalam membentuk ingatan jangka pendek ditingkat
biokimiawi (proses kimia ditubuh). Dibandingkan mereka yang meninggal
akibat sebab-sebab lain, pada otak pasien yang meningggal akibat penyakit
Alzheimer terjadi penurunan sampai 90% kadar enzim yang berperan
dalam pembentukan asetikolin, yakni kolin asetitransferase. Tidak adanya
asetikolin menyebabkan penyakit Alzheimer seperti, mudah lupa dan
mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada para pengidap penyakit ini,
neurotransmitter lain juga tampak berkurang. [5]

2.3.2 Proses terjadinya Alzheimer

Temuan otopsi yang paling menonjol dari pasien penyakit


Alzheimer adalah pembentukan jerat-jerat neuron yang luas, dimana
akson-akson bergabung membentuk plak yang disebut plak senilis. Plak

13
senilis terdiri dari sisa-sisa ujung saraf yang mati, endapan alumanium,
dan fragmen-fragmen protein abnormal. Fragmen protein selalu
mengandung suatu protein yang dikenal sebagai protein precursor amiloid
(PPA), salah satu teori mengenai pembentukan penyakit Alzheimer
mengatakan bahwa pengolahan PPA yang abnormal menyebabkan protein
tersebut menonjol dari membran sel saraf, hal ini agaknya menjadi
pencetus pembentukan jerat-jerat yang menyebabkan kematian sel. Yang
menunjang teori ini adalah temuan bahwa gen yang mengkode PPA
terletak dikromosom 21, yang apabila dalam kondisi triplicate (bertiga,
dan bukan berpasangan), menyebabkan Sindrom Down. Hampir semua
pengidap sindrom down yang dapat bertahan sampai usia 40-an akan
menderita penyakit Alzheimer. Akan tetapi, pada kelompok-kelompok
pasien lain, paling tidak terdapat 2 kromosom lain yang dibuktikan
berkaitan dengan penyakit Alzheimer, dan hal ini mengisyaratkan bahwa
mungkin terdapat lebih dari 1 penyebab genetic untuk penyakit ini.

Teori ke-2 mengenai penyebab penyakit Alzheimer terjadi karena


adanya risiko penyakit Alzheimer yang meningkat dengan pewarisan gen
tertentu yang mengkode protein pengangkut kolesterol jenis tertentu, yang
disebut apolipoprotein E (APO E4), pewarisan untuk gen Apo E4, berbeda
dengan varian-varian destabilisasi membrane sel saraf sehingga terjadi
pembentukan jerat-jerat dari kematian sel. [5]

2.3.3 Gambaran Klinis

Terjadi keadaan sering lupa, penurunan kemampuan menilai,


perubahan kepribadian dan perilaku yang berkembang lambat dalam
periode sampai 10 tahun. Sering dijumpai kehilangan ingatan jangka
pendek dan masalah-masalah dengan konsep matematika. [2]

2.3.4 Pemeriksaan Diagnostik

Pada saat ini belum ada cara yang pasti untuk mendiagnosis penyakit
Alzheimer pada waktu pasien hidup, selain dengan menyingkirkan
penyebab-penyebab metabolik atau vascular dari pembentukan mental.

14
Dalam beberapa tahun mendatang, diagnosis Alzheimer mungkin mungkin
dapat didasarkan pada temuan-temuan dari pemeriksaan MRI (magnetic
resonance imaging) yang sensitif atau pada perubahan pupil yang samar. [5]

2.3.5 Terapi yang mungkin dapat dilakukan

Pendidikan kesehatan untuk penderita dan keluarganya mengenai


alat bantu mengingat, jadwal diet, dan tindakan pengamanan yang dapat
memperlambat perkembangan gejala. Tersedia obat (Cognex) untuk
memperlambat atau mengembalikan gejala-gejala dini penyakit Alzheimer
efektivitas jangka panjang obat ini belum diketahui. [5]

2.4 Neuroplastisi, Habituasi dan Sensititation.

2.4.1 Mekanisme Habituasi (Kebiasaan )

Balajar dengan stimulus yang berulang-ulang Pada habituasi terjadi


penutupan saluran ca2+ mengurangi masuknya ca2+ kedalam terminal
prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan NT, akibatnya potensial
pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan
atau hilangnya respons prilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps.
Karena itu ingatan habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi
saluran-saluran ca2+ spesifik. Tanpa latihan lebih lanjut, penurunan
responsivitas ini bertahan beberapa jam. Proses serupa juga berperan dalam
habituasi jangka pendek. Hal ini mengisyaratkan bahwa modifikasi saluran ca2+
adalah mekanisme umum habituasi, meskipun pada spesies-spesies yang lebih
tinggi keterlibatan antar neuron menyebabkan proses menjadi rumit. Habituasi
mungkin merupakan bentuk belajar yang paling sering dan dipercayai
merupakan proses belajar pertama yang terjadi pada bayi manusia. [6]

2.4.2 Mekanisme Sensitisasi ( stimulus berulang  efek lebih kuat )

15
Pada sensitisasi prosesnya berbeda dengan habituasi, masuknya ion
ca2+ kedalam terminal prasinaps meningkat pada sensitisasi. Peningkatan
pelepasan NT yang kemudian terjadi hasil potensial pascasinaps yang lebih
besar. Sensitisasi tidak memiliki efek langsung pada saluran ca2+ prasinaps.
Sensitisasi secara tak langsung meningkatkan pemasukan ca2+ melalui fasilitas
prasinaps. Neuro Transmitter serotonin di bebaskan dari antar neuron fasilitatif
yang bersinaps diterminal prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan
NT prasinaps sebagai respon terhadap potensial aksi,bahan ini melakukannya
dengan memicu pengaktifan pembawa pesan kedua AMP siklik di terminal
prasinap, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan saluran k+ penyumbatan
ini memperlama potensila aksi di terminal prasinaps. ingat bahwa efluks k+
melalui saluran k+ yang terbuka mempercepat pemulihan ke potensial istirahat
selama fase turun potensial aksi, karena keberadaan potensial aksi lokal
merupakan penyebab terbukanya saluran ca2+ di terinal, maka potensial aksi
berkepanjangan meningkat infuks ca2+ yang berkaitan dengan sensitisasi. [6]

2.5 Mekanisme Otot Involunter

Contoh Otot dan Kontraksinya

Otot Polos [1]


o Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated
/ otot involunter
o Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan
ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann
tengah.
o Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem
saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

Otot Jantung [1]


o Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot
involunter

16
o struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang.
Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang
terletak di tengah
o Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan
tidak mudah lelah

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan kasus ini, kita bisa mengetahui bahwa


Proses Belajar (Learning) dan Proses Mengingat (Memory) saling berkaitan dan
diperlukan adanya kerjasama. Suatu proses belajar tidak akan menjadi memori
tanpa adanya perhatian, ketertarikan dan proses perulangan yang berhubungan
dengan Consolidation (perubahan memori jangka pendek menjadi memori jangka
panjang). Kita juga lebih mengetahui mengenai mekanisme terjadinya proses
belajar dan memori itu sendiri serta patologi yang terjadi apabila adanya
kerusakan dibeberapa bagian di otak kita yang akan mempengaruhi kelangsungan
hidup kita selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong, 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

2. Guyton, Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

3. Sherwood,L.2008. Human Physiologi (The Central Nervosum System).


Jakarta : EGC
4. Snell, Richard. 1996. Neuro Anatomi Klinik. Jakarta : EGC
5. Robbins, 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC
6. repository.usu.ac.id/bitstream/.../Chapter%20II.pdf –

19

Anda mungkin juga menyukai