Anda di halaman 1dari 4

Nama : M.

Ilham Yanuarko
NIM : 140321604026

1.
a. Norma agama, norma sosial, dan norma susila
b. Saling bergantungan satu sama lain karena norma-norma tersebut berisi
petunjukpetunjuk bagaimana mereka melaksanakan profesinya, dan larangan-
larangan, tentang apa yang tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesi, tetapi dalam pergaulan hidup sehari- hari di
dalam masyarakat. Pengembangan kompetensi guru pun akan berjalan dengan
baik jika guru dapat menjalankan norma-norma yang menjadi landasan etika
profesi tersebut dengan baik, amanah dan bertanggung jawab
(Kongres Guru ke XVI, 1989 di Jakarta)
2.
a. Peningkatan sikap professional guru dapat dilakukan secara formal melalui
kegiatan-kegiatan pengembangan professional guru seperti penataran, loka
karya, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui
media massa televise, radio, Koran, dan majalah maupun publikasi lainnya
(M.Uzer Usman, 2010).
b. Sangat penting sekali karena pada dasarnya, profesionalisai guru merupakan
suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik
pendidikan prajabatan (Presevice Training) maupun pendidikan dalam jabatan
(In-service Training) agar para guru benar-benar memiliki profesionalitas
standar. Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas
yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Dengan
keahliannya itu, seseoraang guru mampu menunjukkan otonominya, baik
pribadi maupun sebagai pemangku profesinya. Disamping dengan keahliannya,
sosok profesional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdiannya. Profesional hendaknya mampu memikul
dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang
tua, masyarakat, bangsa negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai
tanggung jawab sosial, intelektual, moral dan spritual.
3.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wahyu Wulandari pada tahun
2016, sifat dan sikap professional guru IPA atau fisika dapat dikategorikan dalam
beberapa indikator sebagai berikut
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran,
b. Menguasai KI dan KD mata pelajaran yang diampu,
c. Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif menggunakan
pendekatan saintifik,
d. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif,
e. Memanfaatkan TIK untuk komunikasi dan pengembangan diri
(Ratna wahyu wulandari. 2016. Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru
Fisika Dalam Melaksanakan Pendekatan Saintifik Di SMAN Sleman. JPFK,
Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 92 -104 http://e-
journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK )
4.
a. Tindakan yang dilakukan guru sangat bertentangan dengan kode etik guru
Indonesia. Kode etik guru berbunyi guru wajib tunduk dan taat kepada segala
ketentuan pemerintah, dimana dalam hal ini UAN hanya diperuntuk untuk siswa
dalam menentukan sudah seujauh mana pencapaian siswa selama bersekolah.
dalam hal ini bisa dikatakan sikap guru membantu siswa mengerjakan UAN
tidak patut dilakukan oleh guru. Kode etik guru yang berbunyi guru memiliki
dan melaksanakan kejujuran professional menjadikan apa yang dilakukan guru
dalam membantu siswa mengerjakan UAN sangat bertentangan dan melanggar
sikap kejujuran seorang guru, dimana seorang guru harus memberikan contoh
yang baik dengan cara melakukan sikap kejujuran dalam segala hal
(UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen )
b. Menurut saya keputusan pemerintah sudah tepat karena sesuai dengan Pasal 66
ayat (1): Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)
butir c bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentudalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
teknologi dan dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional. Pelaksanaan UAN dan
standar kelulusan UAN dapat dijadikan pedoman siswa dalam membangun
karakter dan sikap setelah menempuh kegiatan belajar di sekolah. Meskipun
pelakasanaan UAN masih banyak kontroversi namun pada kenyataannya UAN
sangat membantu dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sisaw selama bersekolah sehingga siswa bisa menentukan sikap dan langkah-
langkah untuk bisa menjadi lebih baik ke depannya
(Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan., pasal 66 ayat1)
c. Cara saya membantu siswa agar memperoleh nilai tinggi pada saat UAN adalah
saya akan meningktakan kualitas pembelajaran saya dimana saya akan lebih
memfokuskan siswa untuk mencapai indikator ataupun tujuan yang diinginkan
sesuai dengan tingkat kompetensi yang telah ditentukan. Pelatihan soal-soal
UAN tahun-tahun sebelumnya juga dapat mengasah dan melatih siswa terhadap
soal-soal UAN sehingga ketika UAN siswa tidak takut maupun khawatir
terhadap jawaban yang telah dikerjakan oleh siswa
5.
a. Kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi
pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan
tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada
umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat
berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan
kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja. oleh
karena itu, saya akan melatih kepribadian guru sebaik mungkin agar tindakan
ataupun tindakan guru yang kurang baik bisa diminimalisir dan bisa menjadi
guru yang eladan bagi siswa saya
(Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. PT Bumi Aksara : Jakarta.).
b. Saya akan memberikan contoh dan tauladan sikap yang baik sesuai dengan kode
etik guru yang telah ditentukan. Kepribadian yang jujur, bertanggung jawab,
dan amanah terhadap kode etik dan kebijakan pemerintah harus bisa
ditunjukkan dan dicontohkan kepada siswa sehingga guru bisa dipandang baik
dan positif di masyarakat
(Uno, Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. PT Bumi Aksara : Jakarta.)

Anda mungkin juga menyukai