Anda di halaman 1dari 17

pLEMBAR PERSETUJUAN

Nama : zein ibrahim


Program Keahlian : Keperawatan
Lokasi Praktek Klinik : Puskesmas Tapa

Gorontalo, 17 April 2017


Disahkan/ Diseujui :

Penanggung Jawab / CI Penanggung/Jawab / CI


Pembimbing Sekolah PuskesmasTelaga

(……………………………) (……………………………)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendaapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu.
Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas ( kesakitan ) dan
mortalitasnya ( kematian ) yang tinggi. Penyakit hipetensi merupakan penyakit
yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki
seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara bebagai faktor
resiko terhadap timbulnya hipertensi. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan ternyata prevalensi ( angka kejadian ) hipertensi meningkat dengan
bertambahnya usia. Dari bebagai penelitian epidemiologis yang dilakukan
diindonesia menunjukan 1,8 – 28,6% penduduk yang berusia diatas 20 tahun
adalah penderita hipertensi.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana definisi hipertensi ?
1.2.2 Bagaimana mengukur tekanan darah ?
1.2.3 Menjelaskan penyebab hipertensi ?
1.2.4 Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi ?
1.2.5 Menjelaskan akibat dari hipertensi ?
1.2.6 Bagaimanapencegahan hipertensi ?
1.2.7 Menjelaskan pengobatan hipertensi ?

1.3 TUJUAN
1. Tujuan umum
Dapat memberikan gambaran hipetensi
2. Tujuan khusus
Setelah menggambarkan asuhan keperawatan, diharapkan akan dapat :
1. Melakukan pengkajian pada klien dengan hipertensi secara
benar.
2. Merumuskan masalah keperawatan yang mungkin timbul pada
klien dengan hipertensi
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
hipertensi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
hipertensi
5. Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada klien hipertensi
6. Melakukan pendokumentasian secara baik dan benar sesuai
dengan rencana tindakan dan evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hasil kegiatan yang diperoleh


1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah.
2. Melalukan perawatan luka.
3. Menimbang berat badan.
4. Mengukur tinggi badan.
B. Uraian prosedur keterampilan dasar keperawatan
1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
a. Pengertian
Pemeriksaan tekanan darah adalah diperoleh dari hasil pengukuran pada
sirkulasi arteri.Aliran darah akibat dari pemompa jantung memunculkan gelombang
yakni gelombang tinggi yang di namakan tekanan systole dan gelombang pada titik
terendah dinamakan diastole satuan tekanan darah dinyatakan dalam militer air
raksa (MMHG).
- Persiapan alat
1) Stetoskop
2) Sphygmanometer aneroid air raksa
3) Alat pelindung diri
4) Alat tulis
5) Buku catatan
b. Tujuan
Mengukur tekanan darah pada pasien dengan menggunakan alat tensimeter
air raksa.
Persiapan pasien,perawat dan lingkungannya :
1. Perkenalkan diri kamu kepada klien,termasuk juga nama jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan kamu lakukan.
2. Pastikan identitas klien.
3. Jelaskan tujuan dan prosedur dilakukannya tindakan tersebut,jelaskan
dengan bahasa yang dapat di mengerti oleh klien.
4. siapkan alat yang dibutuhkan.
5. Lakukan cuci tangan sebelum kontak dengan klien ,kenakan alat
pelindung diri.
6. Yakinkah bahwa klien nyaman dan bahwa kamu mempunyai ruangan
yang lumayan bagus dan mempunyai pencahayaan yang lumayan untuk
lakukan tugas tersebut.
7. Memberi privasi untuk klien,atau posisikan dan tutup klien sesuai
kebutuhan
8. Istirahatkan pasien selama 5 menit sebelum dilakukan pengukuran dan
pastikan pasien merasa kalem dan nyaman.
c. Prosedur
1. Mintalah pasien membuka bagian lengan atas ysng akan di periksa ,maka
tidak ada penekanan pada arteri brachialis.
2. Posisi pasien dapat berbaring setengah duduk atau duduk yang nyaman
dengan lengan bagian volar di atas.
3. Gunakan manset yang tepat dengan ukuran yang sesuai dengan lengan
pasien.
4. Pasanglah manset melingkar pada bagian lengan tempat pemeriksaan
setinggi jantung,dengan bagian bawah manset 2-3cm tepat di atas fossa
kubiti dan bagian balon karet yang menekan tepat diatas arteri brachialis.
5. Pastikan bahwa pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
6. Hubungkan antara manset dengan sphygmanometer air raksa,posisi
tegak dan level air raksa setinggi jantung.
7. Raba denyut arteri pada fossa kubiti dan arteri radialis dengan jari
telunjuk dan jari tengah (untuk menentukan tidak ada penekanan).
8. Pastikan posisi mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air
raksa(agar pembaca hasil pengukuran tepat).
9. Tutup katup pengontrol pada pompa manset.
10. Pastikan bahwa stetoskop masuk tepat ke dalam telinga
pemeriksa,lakukan palpasi pada denyut arteri radialis.
11. Pompa manset hingga denyut arteri radialis tidak teraba lagi.
12. Selanjutnya pompa lagi hingga 20-30 mmhg(janganlah lebih
tinggi,dikarenakan dapat menimbulkan rasa sakit pada pasien,rasa sakit
dapat meningkatkan tensi).
13. Letakkan kepala stetoskop di atas arteri brachialis.
14. Lepaskan katup pengontrol dengan cara pelan-pelan sehingga air raksa
turun dengan kecepatan 2-3 mili meter hg per detik atau 1 skala perdetik
15. Pastikan tinggi air raksa disaat terdengar detakan pertama arteri
brachialis yaitu tekanan sistik.
16. Pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan nada yang tiba-tiba
melemah denyutan terakhir dinamakan tekanan diastolic \
17. Lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan
pasien.
18. Bersihkan barpiece dan diafragma stetoskop dengan disinfektan.
19. Seandainya mau di ulang kembali tunggu minimal 30 detik.
d. Setelah Prosedur
1) Ucapkan terima kasih kepada klien .
2) Segera laporkan adanya temuan abnormal
3) Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya.
4) Buka alat pelindung diri dan cuci tangan.
5) Dokumentasikan hasil prosedur.
2. Melakukan perawatan luka
a. Pengertian
Perawatan luka adalah suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan
luka dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka
pengganti/mengganti balutan untuk membantu proses penyembuhan luka.
b. Tujuan
- Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati pada luka
insisi.
- Mempermudah proses penyembuhan luka
- Mengurangi pertumbuhan mekroorganisme terhadap luka/insisi.
c. Persiapan alat
- Set ganti balutsteril(Pinset cirrurgis,piset anatomis,kasa,dan lidi kapas)
- Kasa steril tambahan atau bantalan penutup (apabila dibutuhkan)
- Handuk
- Handscoen bersih dan hanscoen steril.
- Kapas steril
- Betadin
- korentang steril
- alkohol 70%
- nierbeken/bengkok
- Baki instrumen/meja dorong dan perlak/pengalas
- kantong plastik tempat sampah.
d. Persiapan Pasien
- Menjelaskan kepada klien beserta keluarganya mengenai tujuan dan
prosedur yang akan segera dilakukan.
- Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
- Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan tindakan yang
akan dilakukan.
e. Prosedur
1. Mencuci tangan.
2. Menyiapkan dan mendekatkan peralatan
3. Membuka set ganti balut
4. Menambahkan kasa steril dan lidi kapas steril secukupnya ke dalam
set ganti balut.
5. Menggunakan handscoen bersih.
6. Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yang
terbuka.
7. Meletakkan perlak di bawah luka.
8. Mengatur posisi yang nyaman dan tepat buat peralatan luka
9. Membuka plester searah timbulnya rambut dan membuka balutan
dengan cara hati-hati,masukkan balutan kotor ke dalam kantong
plastik yang telah disediakan.
10. Membuka handscoen bersih dan ganti dengan handscoen steril.
11. Membersihkan seputar luka dengan alkohol swab.
12. Membersihkan dari arah bagian atas ke bawah setiap sisi luka
dengan arah keluar luka menjauh dari luka ( 1 alkohol swab buat 1
kali usapan).
13. Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah di ikuti
sisi sebelahnya dengan arah usapan menjauhi dari area lokasi luka (
1 alkohol swab buat 1 kali usapan).
14. Mengolesi luka dengan betadine mulai sejak dari tengah luka.
15. Selanjutnya menutup luka dengan kasa steril,dan lakukan piksasi
dengan plester pada area pinggiran kasa pembalut.
16. Menuliskan tanggal dan di waktu mengganti balutan pada plester
dan tempelkan pada balutan.
17. Merapihkan klien dan membersihkan alat-alat.
18. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
f. Evaluasi
a. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama dan sedudah
prosedur
b. Mengevaluasi kebutuhan prekuensi ganti balut.
c. Mengevaluasi adanya tanda-tanda alergi terhadap plester.
d. Mengevaluasi adanya tanda-tanda infeksi dan adanya cairan luka
juga karakteristiknya.
g. Dokumentasi
1. Mencatat lokasi,type luka dan kondisi luka.
2. Mencatat kondisi luka sebelumnya.
3. Mencatat cairan yang di gunakan untuk merawat luka.
4. Mencatat respon serta toleransi klien selama dan setelah prosedur.
5. Menimbang berat badan
2. Menimbang berat
a) Pengertian
Menimbang berat badan adalah suatu tindakan menilai
perkembangan status gizi.
b) Tujuan
Untuk mengetahui berat badan.
c) Alat dan bahan
a. Timbangan
b. Buku catatan
c. alat tulis
d) Prosedur
1. Memastikan timbangan berfungsi dengan baik dengan cara
mengatur petunjuk tepat di angka “nol”.
2. Meminta pasien melepaskan sendal/sepatu dan meletakkan barang
bawaan berat.
3. Meminta pasien naik ke atas timbangan dengan posisi berhadapan
dengan pemeriksa.
4. Memperhatikan arah jarum petunjuk berhenti,dari arah depan tegak
lurus dengan angka.
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien.
6. Mencatat pada kartu status atau buku.
7. Menanyakan kepada pasien apakah ada yang ingin ditanyakan
tentang pengukuran berat badannya.
2. Mengukur tinggi badan
a. Pengertian
Mengukur tinggi badan adalah tindakan menilai perkembangan status gizi.
b. Tujuan
Untuk mngetahui tinggi badan.
c. Persiapan alat
1. Pita ukur
2. Lembar catatan
3. Alat tulis
d. Persiapan pasien
1. Lepaskan sandal atau sepatyu klien.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.
e. Persiapan tempat
a. Ruangan yang aman dan nyaman.
b. Prosedur
1. Pasien berdiri tegak dan menghadap ke pemeriksa.
2. Mengukur tinggi badan.
3. Membaca hasil pemeriksa.
4. Evaluasi
1. Mencatat hasil.
2. Mengembalikan alat.
BAB III
LAPORAN KHUSUS / BEDAH KASUS

A. Landasan Teori Kasus


1. Definisi penyakit
the silent disease(hipertensi)merupakan masalah umum pada pasien dengan
diabetes sekaligus masalah serius yang dapat meningkatkan peluang timbulnya
penyulit dan kematian. Perkembangan ilmu tentang hipertensi telah bermula dai
peradaban mesir kuno yang mengembangkan hukum hydraulic dengan mana, 5000
tahun yang lalu, mereka melaksanakan irrigasi yang mengalirkan air sungai NIL,
yang suci itu, ke lading-ladang mereka sampai jauh ke pelosok.mereka telah
mengubah padang pasir menjadi lading-ladang yang subur.berbagai papyri
menganalogikan aliran sungai NIL, dengan aliran darah yang berasal dari jantung
dan mengalir memberi darah ke seluruh tubuh dan memberi kehidupan kepadanyaa.
Denyut nadi dianalogikan dengan keadaan pasang sungai NIL yang dapat surut dan
naik. Hal ini di uraikan oleh masters,yang selanjutnya mengemukakan bahwa
pengalaman orang mesir dengan rusaknya tanah dan tanaman bila saluran air dari
sungai NIL mengalami gangguan menjadi ibarat dari penyakit yang timbul akibat
rusaknya saluran dalam tubuh.

1. Etiologi/penyebab
Penyebab hipertensi belum bisa di pastikan pada lebih dari 90 persen kasus
yang ada. Dalam kasus di mana sama sekali tidak ada penyebab ataw faktor jelas,
hipertensi dikena sebagai hipertensi. Ada beberapa faktor yang diduga bisa
meningkatkan resiko anda mengalami kondisi ini:
a. Usia.
Resiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia
b. Faktor keturuna
Orang dengan anggota keluarga yang mengidap hipertensi memiliki resiko
tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
c. Merokok.
Rokok dapat meningkatkan tekana darah sekaligus menyempitkan didnding
arteri.
d. Kelebihan berat badan atau obesitas
Kadar oksigen dan nutrisi yang dialirkan darah akan diukur oleh tubuh
sesuai dengan berat badan. Berat badan yang berlebihan akan membutuhkan
oksigen dan nutrisi yang lebih banyak. Volume darah yang lebih
meningkatkan tekanan darah.
e. Kurang olahraga.
Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki detak jantung yang
lebih cepat , sehingga jantung akan bekerja lebih keras akan meningkatkan
tekanan darah.
f. Kadar garam yang tinggi dalam makanan.
Kadar garam yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh, yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.
g. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Kandungan alkohol dalam minuman keras dapat memicu kerusakan pada
organ jantnung
h. Sters.
Tingkat sters yang tinggi berpotensi memicu peningkatan tekanan darah
2. Anatomi fisiologi
a) Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Hubungan jantung adalah:
1) Atas : pembuluh darah besar
2) Bawah : diafragma
3) Setiap sisi : paru-paru
4) Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
5) Arteri Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan
organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah
jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan
tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkandarah untuk
organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur
jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
6) Arteriol Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif
tebal. Otot dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai
darah pada jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum,
tekanan darah akan meningkat.
7) Pembuluh darah utama dan kapiler, Pembuluh darah utama adalah
pembuluh berdinding tipis yang berjalan langsung dari arteriol ke venul.
Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh
darah utama.
8) Sinusoid Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dankelenjar endokrin.
Sinusoid tiga sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian
dilapisi dengan sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid,
darah mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak
terjadi melalui ruang jaringan.
9) Vena dan venul. Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler.
Vena dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak
berbatasan secara sempurna satu sama lain.
3. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis hipertensi dapat diperoleh dari anamnesis ataupun
pemeriksaan fisik. Hal-hal penting yang berkaitan dengan hipertensi harus
diketahui, yaitu faktor-faktor resiko dan komplikasi berupa kelainan organ
target.Faktor-faktor resiko tejadinya hipertensi adalah riwayat (hipertensi,
kardiovaskuler , diabetes mellitus, dan dislipimedia) pada pasien ataupun
keluarganya, kebiasaan merokok, obesitas, pola makan( tinggi lemak,garam, dan
alkohol), kurang aktivitas fisik, dan kepribadian tertentu. Komplikasi yang tidak
terontrol dari hipertensi adalah adanya kerusakan organ target yaitu jantung,
mata,ginjal,dan pembuluh arter iperifer.
4. Pemeriksaan fisik
a. .Keadaan umum: cukup
b. Kesadaran: composmetis
c. Tanda-tanda vital: - TD: 150/40 mmHg
Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala: mesochepal
b. Rambut: bersih, beruban
c. Mata: reflek terhadap cahaya baik
d. Hidung: bersih.
e. Telinga: simetris, bersih tidak ada serumen
f. Mulut dan gigi: mulut bersih, kemampuan bicara baik
d. Pemeriksaan labolatorium beserta interprestasinya:
e. Therapy / penatalaksanaan atau tindakan ( teori )
a. Pengobatan : amlodipine 1x1
Umumnya dosis awal amlodipine adalah 5 mg per hari. Ini bisa ditingkatkan
ke dosis maksimum yaitu 10 mg per hari. Dosis akan disesuaikan dengan keadaan
dan respons pasien terhadap obat ini.
b. Farmakologi obat
Amlodipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Obat ini juga bisa digunakan untuk membantu mengatasi serangan angina atau
angin duduk. Obat ini bisa dikonsumsi secara tersendiri atau dikombinasikan
dengan obat lain. Dengan menurunkan tekanan darah, obat ini membantu mencegah
serangan stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal.Amlodipine bekerja dengan
cara melemaskan dinding dan melebarkan diameter pembuluh darah. Efeknya akan
memperlancar aliran darah menuju jantung dan mengurangi tekanan darah dalam
pembuluh.
A. Kasus
a. Tanggal :
b. Di : rumah sakit :
: Puskesmas : tapa
A. Biodata
Identitas : Ny. H.T
Nama ibu : elvin ismail
Nama ayah : abdulah taba
Umur : 54 Tahun
Alamat : meranti
Agama :islam
No. hp :-

- Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Pasien mengeluh Nyeri pada bagian belakang leher,pusing,sakit
kepala,susah tidur,lemas
- Riwayat Keluhan/penyakit/Operasi,yang telah dialami sebelumnya :
- Pemeriksaan fisik :
a. .Keadaan umum: cukup
b. Kesadaran: composmetis
c. Tanda-tanda vital: - TD: 150/40 mmHg
- Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : mesochepal
b. Rambut : bersih, beruban
c. .Mata : reflek terhadap cahaya baik
d. .Hidung : bersih.
e. Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen
f. .Mulut dan gigi : mulut bersih, kemampuan bicara baik
- Pemeriksaan labolatorium :
- Diagnosa dokter : HPT
- Terapi : Amlodipin
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
mana dapatdihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di
Indonesia.Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan
memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang
(merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung
sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari
penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam
beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.
3.2 SARAN
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau
mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan hipertensi,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik
dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan
hipertensi maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien yang mengalami hipertensi
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang
harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu
membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai