Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Perilaku Manusia

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat
luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar (Notoatmodjo, 2003).

B) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia


1)Genetika
2)Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
3)Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
4)Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu
perilaku.

PENGERTIAN KONSELING TRAIT AND FACTOR


Pengertian trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti
intelegensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif (berprilaku). Ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi
kepribadian, yang masing-masing membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai
sangat rendah.
Sedangkan Teori Trait-Factor adalah suatu pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur
masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan
menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek
kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam
jabatan dan mengikuti suatu program studi.
Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri
melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan baraneka problem yang dihadapi,
terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan.

rtian Sikap: Apa itu Sikap? | Apa yang dimaksud sikap? Secara umum, pengertian
sikap (attitude) adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat
permanen mengenal aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah
pengetahuan. perasaan-perasaan, dan kecenderungan untuk bertindak. Dalam pengertian yang lain, sikap
adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu objek atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana
seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap. Tekanannya pada kebanyakan penelitian dewasa ini adalah
perasaan atauemosi. Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku
ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau mengetahui sikap individu, dapat
diperkirakan respons ataupun perilaku yang akan diambil oleh individu yang bersangkutan.

A, Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang ia buat.

Pengertian Adab
Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjuk pada suatu kebiasaan, etiket, pola
tingkah laku yang dianggap sebagai model.

Selama dua abad petama setelah kemunculan Islam, istilah adab membawa
implikasi makna etika dan sosial. Kata dasar Ad mempunyai arti sesuatu yang
mentakjubkan, atau persiapan atau pesta. Adab dalam pengertian ini sama
dengan kata latin urbanitas, kesopanan, keramahan, kehalusan budi pekerti
masyarakat kota.

Dengan demikian adab sesuatu berarti sikap yang baik dari sesuatu tersebut.
Bentuk jamaknya adalah Ādāb al-Islam, dengan begitu, berarti pola perilaku
yang baik yang ditetapkan oleh Islam berdasarkan pada ajaran-ajarannya.
Dalam pengertian seperti inilah kata adab.
Pengertian Kepribadian, Watak dan Temperamen

1. Kepribadian
“Kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem
psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.“ (G. Allport) Organisasi dinamis: maksudnya
bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu sistem organisasi
yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari kepribadian
kita. Psikofisik: maksudnya organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak
terpisahkan) dalam satu kesatuan Menentukan:menunjukkan bahwa kepribadian mengandung
kecenderungankecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalam tingkah
laku individu.
Karakteristik (khas, unik): menunjukkan sifat individualis. Tidak ada dua orang yang benar-
benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, yang berarti tidak ada dua
orang yang mempunyai kepribadian yang sama. Menyesuaikan diri terhadap
lingkungan: kepribadian menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan
fisiologisnya (yang kadang-kadang menguasainya).
Di sini kepribadian mempunyai fungsi adaptasi dan menentukan.
2. Watak
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering dipergunakan secara bertukartukar, namun
Allport memberi pengertian berikut: “character is personality evaluated and personality is
character devaluated”. Allport beranggapan bahwa watak (character) dan
kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang
berlainan. Kalau orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih
tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi
tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah “kepribadian.”

3. Temperamen
Pengertian temperamen dan kepribadian sering juga dikacaukan. Namun umum mengakui
adanya perbedaan di antara keduanya. Temperamen dilihat sebagai disposisi yang sangat erat
hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali
mengalami modifikasi di dalam perkembangan. Di sini peranan keturunan lebih penting/besar
daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Menurut Allport: “Temperamen adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi
individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan
serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara
daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada
faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.”Menurut G. Ewald:
“Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani.”
Di sini peranan keturunan memainkan peranan penting, sedangkan pengaruh pendidikan dan
lingkungan tidak ada. Dalam kaitan dengan watak, G. Ewald lebih melihat temperamen
sebagai yang tetap seumur hidup, yang tak mengalami perkembangan, karena temperamen
bergantung pada konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi hormon-hormon itu tetap
selama hidup. Sebaliknya watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi masih mengalami
pertumbuhan atau perkembangan.Watak sangat bergantung pada faktor-faktor eksogen
(lingkungan pendidikan, pengalaman, dan sebagainya).
4. Hubungan antara kepribadian, watak dan temperamen
Kepribadian, watak dan temperamen berkaitan satu sama lain. Ketiga-tiganya menyangkut
diri seseorang. Kepribadian dan watak lebih dekat satu sama lain, bahkan sering disamakan.
Kalau kita terutama bermaksud menggambarkan pribadi seseorang sebagaimana adanya, sifat
dan pembawaannya yang khas, di situ kita bicara terutama mengenai kepribadiannya, yang
punya keunikan tersendiri. Dalam perjalanannya, kepribadian seseorang berhadapan
dengan lingkungannya, yang turut membentuknya hingga mencapai taraf
kematangan tertentu. Kalau kita melakukan penilaian atas pribadi seseorang, maka hal
itu lebih mengarah pada dirinya yang sudah terbentuk, yang dia sendiri turut bertanggung
jawab di dalamnya. Inilah yang terutama dimaksud dengan watak. Kata watak dipakai baik
dalam arti normatif maupun dalam arti deskriptif.
Dalam arti normatif kita berbicara terutama tentang watak; sedangkan dalam arti deskriptif,
kita berbicara terutama tentang kepribadian. Berbicara tentang watak juga sekaligus bicara
tentang kepribadian, bergantung mana yang kita tekankan, aspek normatifnya atau aspek
deskriptifnya.
Temperamen lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis seseorang, dan sifatnya
tetap, oleh karenanya dapat dibuat perbedaan yang jelas dan bersifat tetap antara satu orang
dengan yang lain. Temperamen merupakan bagian dari kepribadian, yang di dalamnya unsur
bawaan lebih dominan. Namun berbicara mengenai temperamen juga berarti berbicara
mengenai kepribadian, suatu kepribadian dengan temperamen tertentu. Tapi kalau bicara
tentang perkembangan kepribadian, maka bukanlah terutama mengenai
temperamennya, melainkan mengenai pribadi yang sudah mengalami proses pembentukan,
berarti lebih dimaksudkan sebagai“watak.”
B. Jenis-jenis Temperamen
Pengelompokan manusia ke dalam beberapa tipe kepribadian merupakan suatu usaha yang
sudah berlangsung lama, baik dengan usaha yang masih sederhana maupun usaha yang
ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah, walau para ahli menempuh cara pendekatan berbeda,
namun sebenarnya mereka berangkat dari titik yang sama tapi dengan teknik berbeda. Para
ahli berangkat dari pandangan bahwa kepribadian manusia itu variasinya hampir tak
terhingga banyaknya. Akan tetapi, untuk memahami manusia yang bermacam-macam itu
dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada cara pendekatan tipologis
beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian manusia tiada terhingga banyaknya,
namun semuanya berlandaskan pada sejumlah kecil komponen dasar. Berdasarkan
atas dominasi komponen-komponen dasar itulah dilakukan penggolongan manusia ke dalam
tipe-tipe tertentu.

1. Ajaran tentang cairan badaniah


Ajaran ini dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.
Ajaran dari kedua tokoh ini kemudian menjadi sangat terkenal dan mendasari banyak
pemahaman yang dikembangkan oleh para ahli di kemudian hari. Hippocrates (460-370 SM)
adalah Bapak Ilmu Kedokteran, sehingga tidak mengherankan kalau dia membahas
kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Hippocrates dipengaruhi oleh pandangan
dari seorang filsuf alam (kosmolog) bernama Empedokles, yang berpandangan bahwa
alam semesta ini beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar, yaitu: tanah,
air, udara, dan api, dengan sifat-sifat yang dikandungnya, yaitu:kering, basah,
dingin dan panas. Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat
macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan
yang ada dalam tubuh orang, yakni: Sifat kering, terdapat dalam chole (empedu kuning); sifat
basah, terdapat dalam melanchole (empedu hitam); sifat dingin, terdapat
dalamphlegma (lendir); dan sifat panas, terdapat dalam sanguis (darah). Keempat cairan
tersebut ada dalam tubuh dengan porsi tertentu. Apabila keempat cairan berada dalam porsi
seimbang, orang berada dalam keadaan sehat (normal); apabila keseimbangannya yang
proporsional itu terganggu, orang tersebut dalam keadaan sakit, menyimpang dari
keadaan normal.
Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut. Dia sependapat dengan Hippocrates
bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat macam cai ran, yaitu: chole, melanchole,
phlegma dansanguis, dan bahwa cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi
tertentu. Apabila suatu cairan melebihi proporsi yang seharusnya (=dominan), maka akan
mengakibatkan adanya sifatsifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat yang khas pada seseorang
sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan badaniah itu, oleh Galenus
menyebutnya temperamen. Lalu dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu
Galenus menggolongkan manusia ke dalam empat tipe temperamen, yang berdasar
pada dominasi salah satu cairan badaniahnya. Keempat tipe itu adalah:kholeris, melankolis,
phlegmatis dan san guinis. Untuk jelasnya lihat tabel berikut:

Cairan badan Prinsip Tipe Sifat-sifat


Chole Tegangan kholeris Hidup (besar semangat) keras, hatinya mudah terbakar, daya juang
besar, optimistis Melanchole Penegaran (rigidity) melankolis Mudah kecewa, daya juang
kecil, muram, pessimistis Phlegma Plastisitas phlegmatis Tak suka terburu-buru
(kalem, tenang), tak mudah dipengaruhi, setia Sanguis Ekspansivitas sanguinis Hidup, mudah
berganti haluan, ramah Tipologi Hippocrates-Galenus
2. Empat jenis temperamen
Keempat jenis temperamen di atas akan dijelaskan lebih lanjut :
1). Sanguinis. Ditandai dengan sifat: hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan pribadi
yang“menyenangkan.” Pada dasarnya mau menerima. Pengaruh/kejadian luar
dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang membangkitkan respons yang
meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada pikiran refleksif dalam
membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain, sehingga
dia biasanya dianggap seorang yang sangat ekstrovert.
2). Koleris. Seorang choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan keras,
sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan
berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang
lain. Seperti seorang sanguinis, seorang choleris adalah seorang ekstrovert, walau tidak
seekstrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup dengan aktif. Dia tidak butuh
digerakkan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya,
rencana, tujuan, dan ambisiambisinya yang tak pernah surut.
3). Melankolis. Si melankolis adalah seorang yang paling “kaya” di antara semua
temperamen. Dia seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis dengan sifat emosi
yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat menikmati keindahan karya seni melebihi
seorang melankolis. Sebenarnya dia mudah menjadi introv e r t , tetapi ketika perasaannya
lebih dominan, dia masuk ke dalam bermacammacam keadaan jiwa. Kadang-kadang
mengangkatnya pada kegembiraan yang tinggi yang membuatnya bertindak
lebih ekstrovert. Akan tetapi pada saat lain dia akan murung dan depressi, dan selama periode
ini dia menarik diri (withdrawn), dan bisa menjadi seorang yang begitu antagonistis (bersifat
bermusuhan).
4). Phlegmatis. Si phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah
merasa terganggu dengan suatu titik didih yang sedemikian tinggi sehingga dia hampir
tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe yang mudah bergaul, dan paling
menyenangkan di antara semua temperamen. Phlegmatis berkaitan dengan apa yang
dipikirkan oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang menghasilkan yang “tenang,”
“dingin,” “pelan,” temperamen yang memiliki keseimbangan yang baik. Baginya hidup
adalah suatu kegembiraan, dan kadang menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia
begitu tenang dan agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimana pun keadaan
sekitarnya.
C. Saya Bertemperamen Apa?
1. Dua belas kombinasi temperamen
Tidak mudah untuk menggolongkan orang hanya dalam salah satu jenis temperamen
saja. Kita semuanya merupakan perpaduan antara paling tidak dua temperamen, satu yang
dominan dan yang lain kurang dominan. Maka ada dua belas kemungkinan besar perpaduan
temperamen, yakni:SanChlor, SanMel, SanPhleg, ChlorSan, ChlorMel, ChlorPhleg, MelSan,
MelChlor, MelPhleg, PhlegSan, PhlegChlor, PhlegMel.
Dengan pembagian ini, seseorang lebih mudah membuat identifikasi dirinya sebagai salah
satu dari kedua belas jenis perpaduan itu daripada keempat temperamen dasar. Pada dasarnya,
setiap orang dapat memiliki sekaligus segala kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada
temperamen yang dominan/utama dan yang kedua. Beberapa dari kekuatan dan kelemahan
ini dapat saling menggagalkan satu sama lain, saling menguatkan, saling menonjolkan diri
dan saling mempersulit yang lain. Kejadian seperti ini menciptakan keragaman
perilaku, prasangka, dan kemampuan-kemampuan alamiah dari orang dengan temperamen
dominan yang sama tapi dengan temperamen tambahan (secondary temperament) yang
berbeda.

2. Terjadinya variabel tambahan


Ada kemungkinan bahwa seseorang tidak cocok masuk ke dalam salah satu dari kedua belas
jenis temperamen. Memang tidak ada dua orang yang persis sama. Akibatnya dapat
mengubah gambaran sebagaimana dikemukakan di atas, sehingga seseorang tidak lagi cocok
pada salah satu model tadi. Hal seperti ini dapat diterangkan sebagai berikut:
 Persentase perbandingan antara predominant
temperament dansecondary temperament. Perbandingannya tidak selalu 60/40. Ada
perbedaan antara perpaduan 60/40 MelChlor dengan perpaduan 80/20 MelChlor; atau
antara perpaduan 55/45 SanPhleg dengan perpaduan 85/15 SanPhleg, dan seterusnya.
 Latar belakang yang berbeda dan childhood training dapat mengubah pengungkapan
dari salah satu jenis temperamen. Seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam kekejaman dan
kebencian orang tua akan berbeda dengan seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam suasana
penuh kasih sayang dan perhatian. Keduanya memiliki kekuatan dan talenta yang sama. Akan
tetapi, seorang barangkali mengatasinya dengan permusuhan, depresi atau menganiaya diri
sendiri sehingga dengan demikian dia tidak pernah menggunakan kekuatan yang dimilikinya.
 Sering tidak objektif apabila kita mengamati diri kita sendiri. Oleh karena itu,
merupakan hal yang bermanfaat apabila kita mendiskusikan mengenai temperamen kita
bersama dengan teman dekat. Kebanyakan orang melihat dirinya dengan memakai kaca mata
hitam. Perhatikan ungkapan seorang penyair, Robert Burns: “Oh, to see ourselves as others
see us.”
 Pendidikan dan tingkat inteligensi juga dapat mempengaruhi penilaian
atas temperamen seseorang. Seorang MelSan dengan IQ yang sangat tinggi akan tampil
berbeda dengan seorang MelSan yang memilki IQ rata-rata atau rendah. Pendidikan sangat
membantu seseorang untuk mencapai kematangan.
 Kesehatan dan metabolisme juga termasuk penting. Seorang ChlorPhleg dengan
kondisi kesehatan yang baik akan lebih agresif daripada seorang chorPhleg dengan cacad atau
mengalami gangguan kesehatan. Seorang PhlegMel penggugup akan lebih aktif daripada
seorang phlegMel yang menderita tekanan darah rendah.
 Tiga macam temperamen kadang hadir dalam diri seseorang. Hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat (dengan persentase kecil) orangorang yang memiliki
satupredominant temperament dengan dua secondary temperament.
 Motivasi juga memainkan peran yang tidak sedikit. Jika seseorang sedang termotivasi,
hal itu akan memiliki pengaruh nyata atas perilakunya, dan mengabaikan perpaduan
temperamennya.
Kesimpulan
Sejak lahir kita memiliki temperamen tertentu, yang terkait dengan konstruksi tubuh
kita, khususnya di bagian empedu, lendir dan darah kita. Adanya sifat-sifat khas
pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan badaniah tersebut, itulah
yang disebut temperamen. Dari sifat-sifat dominan itulah orang dapat digolongkan ke
dalam salah satu dari empat temperamen dasar, yakni: Sanguinis, Choleris, Melankolis,
dan Plegmatis. Umumnya sifat-sifat orang merupakan perpaduan dari empat
temperamen dasar itu, dimana bisa salah satu dari unsur itu lebih dominan dari yang lain.
Dari keempat jenis temperamen dasar itu orang bisa dibedakan sebagai ekstrovert
(sanguinis, kholeris) dan introvert (melankolis, plegmatis); logis (kholeris, plegmatis) dan
emotionalsentimentil (sanguinis, melankolis). Keempat jenis temperamen dasar itu
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga kita memandangnya tidak ada
yang lebih baik atau lebih buruk. Watak atau karakter merupakan diri kita yang
sesungguhnya, merupakan hasil olah temperamen, yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan
(pendidikan, agama, budaya, kebiasaan-kebiasaan, serta tekanan dan tantangan hidup yang
kita lalui). Dengan demikian, watak atau karakter bukanlah bawaan lahir seperti halnya
temperamen, melainkan yang terbentuk kemudian, khususnya melalui lingkungan dan
penghayatan nilai-nilai tertentu yang ditanamkan oleh lingkungan kepada kita. Dengan
demikian watak tau karakter adalah diri kita yang harus kita pertanggung jawabkan. Maka
kita harus mendidik karakter kita agar dia terbentuk dengan baik. Pendidikan karakter
bukan hanya dengan cara tunduk saja pada pengaruh lingkungan, melainkan dengan cara
kritis menilai dan kemudian mengambil sikap yang tepat.
Kepribadian adalah keseluruhan diri kita, termasuk di dalamnya watak dan temperamen serta
kebiasaan-kebiasaan lain yang ikut mempengaruhi pembawaan diri kita. Kepribadian bisa
saja mencerminkan dengan baik temperamen atau watak kita, dan bisa juga berbeda dengan
itu. Kepribadian itu umumnya merupakan diri kita yang ingin kita perlihatkan kepada orang
lain. Bisa saja suatu saat kita berusaha tampil dengan ramah,karena kita ingin orang memiliki
kesan seperti itu kepada kita, tapi pada saat lain kita tampil dengan tegas, dan sebagainya,
tergantung kita ingin mengesankan diri kita seperti apa kepada orang lain. Tentu saja ini tidak
mencerminkan diri kita yang sesungguhnnya, melainkan lebih sebagai topeng saja, suatu
wajah yang ingin kita perlihatkan kepada orang lain. Namun bagi orang yang berkembang
dengan baik dalam arti yang sesungguhnya, maka kepribadian yang dia ingin perlihatkan
kepada orang tidak lain dari dirinya yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai