EPI “ Pengertian dan Peran dari Regional Trade Agreements (RTAs) Pada kawasan ASEAN Free Trade Agreements (AFTA) ”
Nur Gesang Fitrianti (201610360311069)
Prasetyo Tri S. (201610360311075) Robiah Nur Fauziah (201610360311076) Aulia Zasabillah (201610360311078) INTRODUCTION ✢WTO adalah sebuah organisasi untuk membuka wilayah perdagangan dan merupakan tempat bagi berbagai negara untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan dan menjalankan sistem peraturan perdagangan. ✢Menurut WTO, RTAs didefiniskan sebagai perjanjian perdagangan preferensial timbal balik antar dua atau lebih Negara regional, yang memungkinkan negara-negara untuk menegosiasikan peraturan dan komitmen yang melampaui apa yang dilakukan secara multilateral. ✢ASEAN mempertegas penerapan perdagangan bebas dengan salah satunya ialah menciptakan kesepakatan perdagangan bebas kawasan, yaitu AFTA yang merupakan kepanjangan dari ASEAN Free Trade Area. METHODS ✢Teori perbandingan ekonomi klasik membahas tentang bagaiamana kalkulasi yang didapat apabila terdapat perbedaan satu sama lain yang terkait dengan produktivitas dan intensitas suatu negara di dalam pelayanan ekonominya. RESULT
TUJUAN DIBENTUKNYA AFTA PADA DAERAH REGIONAL
AFTA terbentuk dengan tujuan 1. agar menarik lebih banyak investasi asing langsung yang datang agar AFTA tetap berkembang sesuai dengan tujuan pencapaiannya. 2. Kemudian agar meningkatnya sistem perdagangan antar anggota ASEAN. 3. Juga terwujudnya suatu kawasan perdagangan bebas yang berisikan program-program komprehensif untuk mereduski tarif regional. RESULT
KETERKAITAN ANTARA RTAs DAN AFTA
AFTA sendiri dikatakan sebagai RTA karena memiliki
tujuan yaitu sebagai pengawas atau control untuk masalah finansial kawasan ASEAN dan juga sebagai Ilustrasi yang mendasar terkait parameter ekonomi regional itu sendiri. RESULT
STUDI KASUS BERAS THAILAND DI INDONESIA
• Indonesia masih melakukan impor beras dari
Thailand dan Vietnam. • Thailand dan Indonesia menyepakati nota kesepakatan MoU. Dalam MoU tersebut, Thailand bersedia meng-MoU tersebut, Thailand bersedia meng-supply beras kepada Indonesia sebanyak satu juta ton bila diperlukan. Jumlah Impor Beras dari Thailand Pada Tahun 2009-2014 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik
Dalam rentang waktu tahun 2009 hingga 2014, jumlah
impor dari Thailand beras cenderung naik turun, terutama di tahun 2011 jumlah impor beras sangat tinggi karena faktor cuaca yang mempengaruhi hasil panen. RESULT
• Menurut pemerintah, cadangan beras nasional tidak
mencukupi kebutuhan masyarakat yang memiliki tingkat konsumsi yang sangat tinggi, yaitu 139 kg per orang per tahun (pada tahun 2009). • Atas salah satu pertimbangan itulah pemerintah mengambil kebijakan untuk mengimpor beras terutama dari Thailand. • Bila dihubungkan dengan AFTA, adanya kesepakatan penurunan biaya impor-ekspor diturunkan hingga sebesar 0%, maka akan terjadi kemudahan bagi Thailand sebagai pasar beras yang baik dan menjadi tantangan tersendiri bagi petani lokal. RESULT
• Berlakunya teori perbandingan perdagangan kini menjadi
landasan kenapa setiap negara yang mengimplementasikan ekonomi regional ini menjadi salah satu alasan proteksi ekonominya tersendiri. • Pada kasus tersebut maka perbandingan perdagangan dilakukan tidak lepas dari faktor-faktor internal yang nantinya akan menggunakan beberapa kemungkinan dalam penerapannya. CONCLUSION ✢RTAs sendiri adalah sebagai wadah untuk setiap negara pada bagian – bagian regional tertentu dalam persaingan dunia politik internasional itu sendiri, sebagai contohnya adalah AFTA dimana negara anggota – anggota ASEAN dengan satu sama lain saling mengkalkulasi untung rugi dan melihat peluang pasar apabila pasar bebas dalam daerah regional terbuka secara berkelanjutan. Dampak yang terjadi adalah adalah tolak ukur dari setiap negara tersebut dalam menentukan kebijakan seperti apa yang nantinya menjadi jalan yang akan di tempuh oleh negara, sebab adanya pasar bebas berarti adalah persaingan secara tidak langsung yang memiliki pembanding dalam segi produktivitas dan dalam segi penentuan karakter politik negara.